KERACUNAN GLIFOSAT
Oleh:
Preseptor:
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................3
1.1. Latar Belakang...................................................................................................3
1.2. Tujuan Penulisan................................................................................................4
1.3. Metode Penulisan...............................................................................................4
1.4. Batasan Masalah.................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................5
2.1. Epidemiologi......................................................................................................5
2.2. Patofisiologi.......................................................................................................5
2.3. Tanda dan Gejala................................................................................................6
2.4. Tata Laksana.......................................................................................................8
2.4.1. Preventif.....................................................................................................8
2.4.2. Pertolongan Pertama...................................................................................8
2.4.3. Stabilisasi...................................................................................................9
2.4.4. Dekontaminasi..........................................................................................10
2.4.5. Antidotum................................................................................................10
2.4.6. Eliminasi..................................................................................................10
2.4.7. Emulsi Lemak Intravena...........................................................................10
BAB 3 LAPORAN KASUS............................................................................................12
BAB 4 DISKUSI.............................................................................................................20
BAB 5 KESIMPULAN..................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24
2
BAB 1
PENDAHULUAN
mematikan tumbuhan. Salah satu jenis herbisida yang digunakan pada pertanian
secara tidak selektif. Pada tanaman, glifosat diabsorbsi oleh daun dan dengan
pembentukan enzim yang spesifik, yaitu asam sikimat (Shikimic Acid Pathway)
mengandung glifosat dalam bentuk garamnya dan beberapa sediaan yang lain
3
mengandung surfaktan3. Glifosat merupakan golongan asam fosfonik asiklat atau
organofosfonat.2
pada tahun 2010 – 2014 terdapat 119 kasus yang umumnya korban keracunan
mengandung glifosat.2
Metode penulisan Case Report Session ini adalah tinjauan teori dari
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Epidemiologi
pada tahun 2010 – 2014 terdapat 119 kasus yang umumnya korban keracunan
mengandung glifosat.2
2.2. Patofisiologi
Glifosat dalam bentuk murni memiliki toksisitas rendah, tetapi pada suatu
produk selalu ada bahan-bahan lain yang dapat membantu kerja glifosat agar
efek toksik yang lebih besar daripada glifosatnya dan kombinasi keduanya dapat
dapat berbeda dari formulasi glifosat lain walaupun diproduksi oleh produsen
yang sama.5
5
Glifosat mengandung karbon dan fosfor. Namun tidak seperti pestisida
fosforilasi oksidatif.7
mengandung glifosat melalui kulit, mata atau ketika menghirup glifosat pada saat
64% menimbulkan gejala minor, dan 5.5% menimbulkan gejala keracunan sedang
sampai berat. Kasus fatal sebanyak 3,2% dengan waktu median mortalitas adalah
Formula dengan konsentrasi yang lebih tinggi dapat menimbulkan korosi dan luka
pada saluran gastrointestinal, seperti esofagitis dan gastritis. Muntah dan diare
6
Gejala respirasi dapat berupa sesak napas, takipnea, batuk, dan
Konsumsi dalam jumlah besar dapat menimbulkan gejala yang lebih berat
berupa hipotensi, serta gangguan ginjal dan hepar. Hipotensi terjadi karena efek
kardiotoksik langsung dan hipovolemia karena kehilangan cairan. Hal ini sering
terjadi pada pasien dengan keracunan berat. Takikardia dapat timbul dan
perubahan segmen ST dan blok AV pada EKG dapat terjadi. Hipotensi yang
resisten terhadap terapi cairan dan inotropik sering terjadi pada kasus berat.8
Pada kasus berat, kejang dan penurunan kesadaran juga dapat terjadi.
Begitu pula dengan asidosis metabolik yang dapat ditata laksana sesuai
protokolnya. Mortalitas biasanya terjadi dalam tiga hari pertama, biasanya pada
Pada manusia, glifosat tidak mudah melewati kulit. Glifosat yang diserap
atau tertelan akan melewati tubuh relatif cepat (glifosat tidak lagi terdeteksi pada
bentuk urin dan feses tanpa diubah menjadi bentuk kimia yang lain. 9 Glifosat
bentuknya.11
7
2.4. Tata Laksana
2.4.1. Preventif3
minuman.
Jangan sekali-sekali memindahkan glifosat dari kemasan asli ke wadah
Tertelan
8
Jangan lakukan induksi muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut
pada korban yang tidak sadarkan diri. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
Irigasi kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun dan air yang banyak sampai
menit. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan
tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau
Terhirup
jika dibutuhkan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
2.4.3. Stabilisasi
Bantuan hidup dasar (ABC Life Support)
Pertahankan tanda-tanda vital
Pada korban dengan hipotensi, dapat diberikan NaCl 0,9% 10 ml/kg
intravena selama 5-10 menit. Jika tekanan darah belum kembali normal,
maka berikan lagi NaCl 0,9% 10 ml/kg intravena selama 5-10 menit. 3 Pada
9
Dekontaminasi menggunakan arang aktif dianjurkan diberikan, yaitu:
(konsentrasi >5%).
2.4.6. Eliminasi
anestesi lokal yang berat, calcium channel blockers, antidepresan trisiklik dan
beta blocker. Mekanisme toksisitas glifosat surfaktan yang terjadi pada mamalia
adalah melalui pelepasan fosforilasi oksidatif dan glifosat yang langsung sebagai
perbaikan setelah pemberian IFE dan sembuh tanpa adanya sekuele. Mekanisme
POEA surfaktan bebas dari glifosat surfaktan (yang lebih lipofilik) dengan
10
Paparan glifosat dapat diukur dalam darah atau urin dengan kromatografi gas dan
kromatografi cair.
11
BAB 3
LAPORAN KASUS
Anamnesis
o Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Usia / Tanggal Lahir : 64 tahun / 15 Oktober 1954
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Padang Tagak
Tanggal Masuk : 30 September 2018
o Keluhan Utama
12
Riwayat penyakit ginjal disangkal
o Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang serupa dengan pasien
Pemeriksaan Fisik
KU Kes TD Nd Nf T
Sedang CMC 120/90 82 24 Af
o Kulit : warna sawo matang; efloresensi (-); pigmentasi (-);
jernih.
o Telinga : lubang lapang/lapang; cairan -/-; nyeri tekan
-/-.
o Mulut : Bibir basah; bau pernapasan (N); palatum (N);
13
Auskultasi : suaran napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
o Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di LMCS RIC V
Perkusi : batas kiri LMCS RIC V, kanan LSD, atas
RIC II
Auskultasi : irama reguler, frekuensi (N), bising (-)
o Abdomen
Inspeksi : buncit (-)
Palpasi : hepar tidak teraba; lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : BU (+) meningkat
o Alat kelamin : tidak diperiksa
o Anus dan rektum : tidak diperiksa
o Ekstremitas : tremor -/-; luka -/-; skar -/-; varises -/-;
Pemeriksaan Penunjang
o EKG
14
Gambar 3.1 EKG pasien
Kesan : HR 82x/’, SR, Axis (N), P wave 0,12s, PR
15
o Foto Toraks
16
Gambar 3.2 Foto toraks pasien
Kesan : Trakhea di tengah, jantung: CTR <0,5,
17
dalam batas normal, kedua sinus kostofrenikus lancip,
18
BAB 4
DISKUSI
racun rumput ± 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien meminum racun rumput
beberapa saat setelah minum racun rumput, warna kekuningan, berisi apa yang
dimakan, sebanyak setengah gelas. Pasien mengalami nyeri menelan, rasa seperti
terbakar, sulit untuk makan dan minum. Pasien mengalami diare saat berada di
rumah sakit, konsistensi cair, warna kekuningan, frekuensi 5 x / hari. BAK warna
dan jumlah normal. Pasien tidak mengalami penurunan kesadaran, kejang, sesak
napas, dan batuk. Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.
Riwayat penyakit kronis disangkal. Keluarga pasien tidak mengalami hal yang
Gejala yang umum terjadi pada keracunan glifosat adalah efek korosif
Selain itu, dapat terjadi gangguan ginjal dan hati. Gangguan pernapasan,
gangguan kesadaran, edema paru, syok, aritmia, gagal ginjal yang memerlukan
keracunan berat.13 Gejala lain yang dapat terjadi akibat menelan produk yang
mengandung glifosat dapat mengakibatkan peningkatan air liur, mual, muntah dan
diare. Dilaporkan juga adanya kematian akibat menelan produk glifosat secara
sengaja.9
19
Pada pasien, didapatkan gejala korosif pada gastrointestinal berupa
muntah dan disfagia. Gejala lain yang terjadi pada pasien adalah diare. Pasien
tidak mengalami gejala lain yang berat karena jumlah glifosat yang tertelan hanya
sedikit.
faring hiperemis dan auskultasi abdomen terdengar bising usus meningkat. Hal ini
sesuai dengan gejala yang terjadi pada keracunan glifosat. Dinding belakang
Auskultasi abdomen meningkat dan keluhan diare juga merupakan salah satu dari
ini terjadi karena efek toksisitas glifosat langsung ke jantung yang dapat
berupa tes toleransi glukosa oral untuk memastikan kembali kenaikan glukosa.
dan percobaan bunuh diri. Intoksikasi glifosat dan percobaan bunuh diri
penunjang yang dilakukana pada pasien. Beberapa kasus keracunan terjadi secara
disengaja, korban dengan sengaja menelan glifosat dengan maksud untuk bunuh
diri.3
Tata laksana yang dilakukan pada pasien bersifat suportif dan simtomatik. 8
IVFD NaCl 0,9% 30 tpm diberikan untuk mengganti cairan yang hilang dari
20
muntah dan diare. Pemberian IVFD NaCl 0,9% merupakan tata laksana suportif
pada pasien.
ATPase penukar H+/K+ di sel parietal lambung sehingga menekan sekresi asam
ulkus lambung sehingga memproteksi ulkus lambung dari asam lambung, pepsin,
luas. Ceftriaxone diberikan sebagai profilaks infeksi yang mungkin timbul dari
Pasien juga diawasi tanda vital untuk memastikan gejala telat yang muncul
dari efek glifosat dapat ditata laksana segera. Selain itu, mortalitas biasanya terjadi
dalam tiga hari pertama, biasanya pada hari pertama. Mortalitas terlambat juga
dapat terjadi.8
21
BAB 5
KESIMPULAN
Glifosat dalam bentuk murni memiliki toksisitas rendah, tetapi pada suatu
produk selalu ada bahan-bahan lain yang dapat membantu kerja glifosat agar
ringan, sedang, berat, bahkan sampai kematian. Jumlah bahan, konsentrasi, dan
Tata laksana yang diberikan pada keracunan glifosat bersifat suportif dan
keracunan glifosat.
22
DAFTAR PUSTAKA
2013;11(11):3456.
Indonesia; 2016.
2014;18(5):74–6.
23
National Pesticide Information Center; 2015. p. 1–3.
2004;23(3):159–67.
24