PEREMPUAN 72 TH
DENGAN STROKE
INFARK
TRANSFORMASI
HEMORAGIK
RIWAYAT KEBIASAAN
• Pasien tidak pernah berolahraga
• Merokok (-)
• Konsumsi minuman beralkohol (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : GCS E4M5Vafasia global
• Tanda-tanda Vital :
– Tekanan darah : 150/100 mmHg
– Nadi : 88 x/menit, regular, isi cukup
– Pernapasan : 20 x/menit
– Saturasi oksigen : 98%
– Suhu : 36,4˚C
– GDS : 128 mg/dL
• Kepala : normocephali, tidak terdapat benjolan
• Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil bulat, isokor,
diameter 3 mm, reflex cahaya +/+
• Hidung : bentuk normal, tidak ada deviasi septum nasi, sekret -/-,
darah -/-
• Telinga : bentuk normal, sekret -/-, serumen -/-
• Leher : trakea ditengah, tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening
• Jantung : bunyi jantung I/II regular, murmur (-), gallop (-)
• Paru : suara dasar vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
• Abdomen : tampak datar, bising usus (+) normal, timpani, supel, nyeri
tekan (-)
• Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik, edema -/-
Brudzinsky I (-)
Brudzinsky II (-)
Brudzinsky IV (-)
Laseque (-)
Kernig (-)
• KESAN:
– Sinus Rhythm
– Susp. Hipokalemia
• Pemeriksaan CT-Scan Kepala Non Kontras Tanggal 15 Desember 2018
Kesan:
• Gambaran infark serebri
luas berdarah di daerah
frontotemporoparietalis
kiri
• Gambaran infark lama
DD/encephalomalacia di
daerah occipitalis kiri
• Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 18 Desember 2018
KESAN:
• Leukositosis
• Trombositopenia
DAFTAR MASALAH
S Lemas dari kemarin, Pasien cenderung tidur, Pasien cenderung tidur, Pasien cenderung tidur, Pasien cenderung tidur,
tidak mau buka mata tidak mau diajak tidak mau diajak tidak mau diajak masih kurang memberi
dan tidak mau diajak berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi respon
berkomunikasi saat
sedang makan. Muntah
(-), sakit kepala (-).
Riwayat stroke 4 tahun
yang lalu.
O GCS: E4M5Vafasia KU: tampak lemas KU: tampak lemas KU: tampak lemas KU: tampak lemas
TD: 160/90 mmHg GCS: E4M5Vafasia GCS: E4M5Vafasia GCS: E4M5Vafasia GCS: E4M5Vafasia
N: 58x/menit global global global global
RR: 20x/menit TD: 180/100 mmHg TD: 150/100 mmHg TD: 150/100 mmHg TD: 150/100 mmHg
S: 36,7˚C N: 88 x/menit N: 88 x/menit N: 84 x/menit N: 80 x/menit
Kekuatan motorik RR: 20 x/menit RR: 22 x/menit RR: 20 x/menit RR: 20 x/menit
1/5/3/5 S: 36,8˚C S: 36,4˚C S: 36,6˚C S: 36,4˚C
Refleks fisioogis: ++/++ Refleks fisioogis: ++/++ Refleks fisioogis: ++/++ Refleks fisioogis: ++/++
Refleks patologis: -/- Refleks patologis: -/- Refleks patologis: -/- Refleks patologis: -/-
Kesan lateralisasi kanan Kesan lateralisasi kanan Kesan lateralisasi kanan Kesan lateralisasi kanan
A Afasia global + Sequele SNH transformasi SNH transformasi SNH transformasi SNH transformasi
stroke hemoragik hemoragik hemoragik hemoragik
Afasia Global Afasia Global Afasia Global Afasia Global
P IVFD RL 15 tpm makro IVFD RL 15 tpm makro IVFD RL 15 tpm makro IVFD RL 15 tpm makro IVFD RL 15 tpm makro
Piracetam 3x1 g IV Piracetam 3x1 g IV Piracetam 3x1 g IV Piracetam 3x1 g IV Piracetam 3x1 g IV
Amlodipin 1x10 mg PO Amlodipin 1x10 mg PO Amlodipin 1x10 mg PO Amlodipin 1x10 mg PO Amlodipin 1x10 mg PO
Ascardia 1x1 (tunggu Manitol 4x125 cc IV Manitol 4x125 cc IV Manitol 4x125 cc IV Manitol 4x125 cc IV
hasil CT-Scan) Dexametason 1x1 IV Dexametason 1x1 IV Dexametason 1x1 Dexametason 1x1
CT-Scan Ranitidin 2x50 mg IV Ranitidin 2x50 mg IV Ranitidin 2x50 mg IV
Citicolin 2x500 mg Citicolin 2x500 mg IV Citicolin 2x500 mg IV
IV Diet lunak Fisioterapi
Diet cair
FOLLOW UP
20/12/2018 21/12/2018 22/12/2018 23/12/2018
S Pasien kurang Pasien mulai memberi Pasien mulai memberi Pasien dapat menjawab
memberikan respon, respon, bicara tidak respon, bicara tidak saat ditanya namanya,
namun dapat berbisik 1 jelas jelas, tatapan kosong bicara tidak jelas,
kata kemudian kembali diam
dan kurang merespon
O KU: tampak lemah KU: tampak lemah KU: tampak lemah KU: tampak lemah
GCS: E4M5Vafasia GCS: E4M5Vafasia GCS: E4M5Vafasia GCS: E4M5Vafasia
global global global global
TD: 150/90 mmHg TD: 150/90 mmHg TD: 150/90 mmHg TD: 140/90 mmHg
N: 84 x/menit N: 88 x/menit N: 72 x/menit N: 80 x/menit
RR: 20 x/menit RR: 22 x/menit RR: 20 x/menit RR: 20 x/menit
S: 36,2˚C S: 36,4˚C S: 36,5˚C S: 36,6˚C
Refleks fisioogis: ++/++ Refleks fisioogis: ++/++ Refleks fisioogis: ++/++ Refleks fisioogis: ++/++
Refleks patologis: -/- Refleks patologis: -/- Refleks patologis: -/- Refleks patologis: -/-
Kesan lateralisasi kanan Kesan lateralisasi kanan Kesan lateralisasi kanan Kesan lateralisasi kanan
Aneurisma Trauma
FAKTOR RISIKO
– Usia • Hipertensi
– Jenis kelamin • DM
– Ras • Dislipidemia
– Genetik • Hiperurisemia
• Merokok
KLASIFIKASI
• Berdasarkan anatomi dan etiologi
• ANAMNESIS
• Pemeriksaan fisik
– Pada pemeriksaan ini dicari tanda-tanda (sign) yang muncul, pemeriksaan
nervus kranialis, pemeriksaan motorik.
• Pemeriksaan penunjang
– CT- Scan kepala
– Foto thorax
– MRI
STROKE ISKEMIK
STROKE HEMORAGIK
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan di Instalasi Gawat Darurat
• Stabilisasi Jalan Napas dan Pernapasan
– Pemberian oksigen pada SpO2 < 95%
• Stabilisasi hemodinamik
– Pemberian cairan kristaloid IV
• Pengendalian TIK
– Tinggikan posisi kepala 20˚ - 30˚
– Manitol 0,25 – 0,5 g/kgBB selama >20menit, diulangi setiap 4 – 6 jam
– Furosemid 1 mg/kgBB IV
• Pengendalian kejang
– Diazepam bolus lambat IV 5 – 20 mg dan diikuti fenitoin loading dose 15
– 20 mg /kg bolus dengan kecepatan maks 50 mg/menit
TATALAKSANA STROKE
ISKEMIK
• Terapi trombolisis
– r-tTPA (recombinant – tissue plasminogen activator) 0,6 - 0,9 mg/kgBB
kurang dari 3 jam setelah onset stroke
• Antiplatelet
– Aspirin dengan dosis awal 325 mg dalam 12 jam setelah awitan stroke.
– Pemberian clopidogrel 75 mg lebih baik daripada aspirin dan dapat
diberikan pada fase akut atau setelah fase akut
• Antikoagulan
– Warfarin dimulai dengan dosis 2 mg/hari dengan target INR 2,0 – 3,0.
TATALAKSANA STROKE
HEMORAGIK
• Rawat ICU
– Volume hematoma > 30 ml
– Perdarahan intraventikular dengan hidrosefalus
– Keadaan klinis cenderung memburuk
• Penurunan tekanan darah
– 20 – 25% MAP dalam 1 jam pertama
– Labetalol 10 mg IV dalam 1-2 menit, Captopril 3x25 mg PO, Enalapril
0,625 – 1,25mg IV per 6 jam
• Pengendalian TIK
• Tindakan pembedahan
• Pada SAH dapat diberikan Nimodipin 60 mg tiap 4 jam atau dilakukan
tindakan pembedahan
PENATALAKSANAAN TEKANAN
DARAH PADA STROKE AKUT
• Pada pasien stroke iskemik akut, tekanan darah diturunkan sekitar 15%
(sistolik maupun diastolic) dalam 24 jam pertama setelah awitan apabila
tekanan darah sistolik (TDS) >220 mmHg atau tekanan darah diastolic
(TDD) >120 mmHg
• Hipotensi arterial pada stroke akut TDS <100 atau TDD<70 obat
vasopressor
PROGNOSIS
• Faktor risiko:
– Usia tua
– Ukuran stroke yang besar
– Etiologi stroke kardioemboli
– Penggunaan antikoagulan
– Demam
– Hipeglikemia
– Low serum cholesterol
– Peningkatan tekanan darah sistolik pada fase akut
– Terapi trombolitik
• Klasifikasi
Hemorrhagic Parenchymal
Infarction (HI) Hematoma (PH)
• Intervensi