HORDEOLUM
Haris Sahirul - 170070201011155
Nuansa Firgie -170070201011078
Indira Larasati - 170070201011046
Pembimbing :
dr. Ovi Sofia, SpM (K)
Identitas
Nama : Nn. LM
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 20 tahun
Alamat : DSN Kurban RT 02 RW 07 PASURUAN
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Pegawai SPBU
No. MR : 11459464
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 21 Oktober 2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Riwayat Pengobatan
Tidak ada
ANAMNESIS
Riwayat alergi
Alergi obat (-), alergi makanan (-)
Riawayat kacamata dan lensa kontak
Tidak ada
Riwayat keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama, keluarga dengan HT (-),
memakai kacamata (-), tidak bisa melihat (-), DM (-),alergi (-).
Riwayat sosial
Pasien merupakan pekerja SPBU yang sering terpapar debu dan polusi, sudah bekerja
selama 1 tahun. Riwayat merokok (-), alkohol (-)
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
KU: Pasien tampak sakit ringan
GCS 456
Vital Sign:
TD : 120/70 mmHg
N : 88x/menit
Tax : 36.3 C
SpO2: 99%
STATUS OFTALMOLOGIS
OD OS
round, diameter 3 mm, Reflek Pupil (+) Pupil Round, diameter 3 mm, Reflek Pupil (+)
Planning terapi :
Kompres hangat
C. Xytrol ed 4x1 OD
Amoxicilin tab 3x1
Pro Incisi+kuretase/LA
Planning monitoring :
Evaluasi keluhan subjektif
Pemeriksaan Opthalmologi dan visus
Hasil terapi
KIE
Menjelaskan penatalaksanaan medikamentosa, non-medikamentosa kepada
pasien
Menjelaskan mengenai penyakit pasien dan keadaan pasien
Menjelaskan pasien dapat rawat jalan dan kontrol lagi 10 hari kedepan
Mengedukasi pasien untuk menjaga higenitas kelopak mata dan sebaiknya tidak
memecahkan benjolan sendiri
Menjaga higenitas mata dengan membiasakan mencuci tangan sebelum
menyetuh mata
Membersihkan kelopak mata dengan air bersih atau dengan larutan mild
shampoo
Sementara hindari penggunaan kosmetik pada mata
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad fungsional : bonam
Ad cosmetica : bonam
Ad sanam : bonam
Terima kasih
Anatomi Palpebra
Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak
mata. Hordeolum merupakan infeksi akut yang umumnya
disebabkan oleh bakteri Staphylococcus pada kelenjar palpebra.
Hordeolum terbagi atas hordeolum eksterna yang merupakan
infeksi pada kelenjar yang lebih kecil dan superfisial (Zeis atau
Moll) dan hordeolum interna dimana infeksi terjadi pada kelenjar
Meibom. (Vaughan & Asbury, 2010).
17
Epidemiologi
Semua Ras
= Sama ♀=♂ Anak-anak <
Dewasa
18
Etiologi dan Faktor Risiko
Organisme Penyebab
◦ Staphylococcus aureus (90-95%)
◦ Selain itu, Staphylococcus epidermidis, Proprionibacterium acnes,
Corynebacterium spp, Aerococcus viridians ditemukan pada kultur
sample specimen hordeolum
Faktor risiko terjadinya hordeolum antara lain, hiperlipidemia
termasuk kolesterolemia, hygiene lingkungan, penggunaan lensa
kontak, pemakaian make-up dan riwayat hordeolum sebelumnya.
Blefaritis kronik, diabetes mellitus dan riwayat alergi adalah faktor
yang umumnya berkaitan dengan hordeolum rekuren (Parima et al.,
2012) .
19
Etiologi dan Faktor Risiko
Faktor predisposisi terjadinya hordeolum pada dewasa muda sering
ditemukan tanda alergi berupa:
bintil pada mata (hordeolum like symptom).
Kulit dibawah mata tampak ke hitaman, mata belekan, mata gatal
dan sedikit kemerahan (sering digosok-gosok).
20
Patofisiologi
Hordeolum Internum
• Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.
Hordeolum internum akan memberi penonjolan terutama di daerah konjungtiva tarsal.
Hordeolum Eksternum
• Hordeolum eksterna timbul dari blockade dan infeksi dari kelenjar zeiss dan moll. Hordeolum
eksterna diawali dengan pembentukan pus dalam lumen kelenjar oleh infeksi stafilokokus
aureus (90 – 95 % kasus).
Kalazion
• Kalazion terbentuk saat produk dari pemecahan lipid, yang bisa berasal dari enzim bakteri atau
sekresi sebaceous yang ditahan, bocor ke jaringan sekitarnya dan memicu respons inflamasi
granulomatosa.
21
Manifestasi Klinis
GEJALA KLINIS :
22
Manifestasi Klinis
TANDA KLINIS
Stadium infiltratif : ditandai dengan
adanya benjolan keras, kemerahan,
lokal, nyeri, edema, umumnya pada
margo palpebral
Stadium supuratif : adanya pus yang
dapat terlihat berupa bintik kuning Gambar 2.4 Hordeolum stadium infiltrative
atau putih pada kelopak mata pada (Kanski,2011)
silia yang terifeksi.
Pseudoptosis atau ptosis dapat
terjadi akibat bertambah beratnya
kelopak mata sehingga sukar
diangkat (Khurana 2007;Schlote et
al. 2006)
23
Gambar 2.5 Hordeolum stadium supuratif
(Kanski,2011)
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan Fisik oftalmologis
ditemukan kelopak mata bengkak,
tampak mata berair, merah, nyeri
pada perabaan, konjungtiva palpebra
inferior terlihat jelas dan merah
(iritasi, dll). Apabila sudah terjadi
abses dapat timbul undulasi.
24
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes alergi skin prick test
2. Pem. Darah lengkap GD I/II, Profil lemak
3. pemeriksaan histopatologi
Diagnosis Banding
Kalazion
• radang granulomatosa kronis yang steril dan idiopatik pada kelenjar meibom; umumnya
pembengkakan setempat yang tidak terasa sakit dan berkembang dalam beberapa minggu
(Wessels, 2009)
Blefaritis anterior
• radang bilateral kronik yang umumnya terjadi di tepi palpebra. gejala utamanya adalah iritasi,
rasa terbakar, dan gatal pada tepi palpebra, banyak sisik atau granulasi terlihat menggantung
pada bulu mata palpebra superior maupun inferior (Vaughan & Ashbury, 2010)
26
TATALAKSANA
NonFarmakolog
is Farmakologis
Kompres hangat 1. Antibiotik topikal Bacitracin atau
tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam
4-6 kali selama
selama 7-10 hari. atau ; tetes mata
10 menit kloramfenikol 12x1 (Xitrol 4 x 1 )
2. Antibiotik sistemik ciprofloksaxim 250-500
mg atau amoksisilin 3x1
Terapi
pembedahan
27
Terapi Pembedahan
Hordeolum internum dibuat insisi
pada daerah fluktuasi pus,
tegak lurus pada margo palpebral
Dilakukan anestesi filtrasi
dengan prokain atau lidokain
Hordeolum eksternum dibuat insisi
di daerah hordeolum
sejajar dengan margo palpebra. Setelah
dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi
atau kuretase seluruh isi jaringan
meradang di dalam kantongnya dan
kemudian diberikan salep antibiotic
28
(Panicharoen C,2011).
Hordeolum wall
mass
Eksisi Hordeolum A, setelah pinset penjepit ditempatkan disekitar massa, membuat insisi vertikal atau tegak lurus
menuju tarsus. B, isi kista atau massa diambil. C, dinding lapisan di eksisi dengan gunting bedah. D, proses
penyembuhan defek (Original illustration by Jeanne C. Koelling; revision by Mark Miller).
Secara umum menurut Vaughan & Ashbury, 2010:
34
Blepharitis
Management:
• Eyelid warm compress
• Eyelid hygiene
Rubbing the lid margin with baby
shampoo
• Topical antibiotics
Chloramphenicol, oxytetracycline,
polymixin neomycine ointment
• Artificial tears
35
Hordeolum/Stye
SKDI ( 4A )
36
Staphylococcal infection
Hordeolum
Internal
Hordeolum
and Moll
Chalazia
External
Hordeolum
37
• Acute
• Tender, painful swelling
• Lesion may enlarge and then
Infiltrate phase discharge
Suppurative phase
Clinical phase
38
Treatment
Infiltrate phase Suppurative phase
39
Incision and curettage
Incisional direction:
External : horizontal
Internal : vertical
40
Eyelid Disorder
Eyelid
Gland Margin
Abscess Coloboma Entropion Benign
Chalazion Ptosis
Ankyloblepharon
22.9.16 42
PTOSIS
An abnormally low position of the upper lid which may
be congenital or acquired
Pseudoptosis:
lack of support, contalateral lid retraction, ipsilateral
hypotropia, brow ptosis, dermatochalasis
Measurement:
margin reflex distance, vertical fissure height, levator
function, upper lid crease, pretarsal show
22.9.16 48
22.9.16 49