Anda di halaman 1dari 48

Responsi

Demam Tifoid
Oleh:
Kevin S. Jeremia
Haris Sahirul Alim
Fathia Rosyida

Supervisor:
dr. Heri Sutanto, Sp.PD-KPTI
Latar Belakang
• Merupakan penyakit endemik di Indonesia.
• Tersangka demam tifoid di rumah sakit besar di Indonesia
menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun dengan
rata-rata kesakitan 500/100.000 penduduk dan angka kematian
antara 0.6–5%
• Mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat
menimbulkan wabah.
• Banyak ditemukan di masyarakat perkotaan maupun di pedesaan.
• Erat kaitannya dengan kualitas higiene pribadi dan sanitasi lingkungan
yang kurang baik.
BAB II
LAPORAN KASUS
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Nn. JM
Tanggal Lahir : 15/05/2002
Usia : 17 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kendalrejo, Talun-Blitar
Pekerjaan : Pelajar
Status : Belum Menikah
No. Register : 2303xx
Tempat Perawatan : Ruang Dahlia RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi
Laporan Kasus
Anamnesis – Riwayat Penyakit Sekarang

.
Keluhan utama: Demam
Pasien datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu yang lalu.
Demam terutama dirasakan malam hari, dan membaik pagi hari. Pasien
mendapat obat Paracetamol dari puskesmas, demam sempat turun namun
beberapa saat kemudian naik kembali. Pasien juga mengeluhkan mual dan
muntah sejak 3 hari yang lalu. Mualdirasakan memberat saat pasien sedang
makan. Muntah pasien mengandung makanan yang dia konsumsi, dan tidak
terdapat darah. Sakit kepala, batuk, serta nyeri tenggorokan disangkal.
Laporan Kasus
Anamnesis – Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan


serupa. Tidak ada riwayat mimisan, gusi berdarah, muntah darah, atau
pendarahan lain yang tidak normal. Pasien mengatakan bahwa nafsu makan
pasien menurun dan hanya mau makan 3-5 sendok tiap kali makan. Pasien
mengatakan bahwa lidahnya terasa pahit dan aroma nafasnya kurang sedap.
Laporan Kasus
Anamnesis – Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati serta perut sebelah kanan atas.
Nyeri disertai keluhanperut membesar. Nyeri dirasakan saat beraktivitas, dan
membaik jika pasien beristirahat. Pasien mengatakan bahwa BAB terakhir adalah
1 minggu yang lalu. Tidak ada riwayat diare. BAK lancar.
Laporan Kasus
Anamnesis - Riwayat Pengobatan

Pasien hanya mendapat paracetamol dari puskesmas. Pasien belum pernah


dirawat di rumah sakit sebelumnya.
Laporan Kasus

Anamnesis - Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa dengan


pasien. Tidak ada riwayat keluarga dengan keganasan. Riwayat Hipertensi,
Diabetes Melitus, CVA, dan Asma disangkal.
Laporan Kasus

Anamnesis – Riwayat Sosial


Pasien merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara. Pasien tinggal Bersama
kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Tidak ada anggota keluarga yang
mengalami keluhan serupa. Pasien merupakan seorang seorang pelajar
SMA, dan gemar berkebun dihalaman rumah.
Laporan Kasus

Anamnesis – Riwayat Sosial

Pasien merupakan seorang pelajar SMA dan sering membeli jajanan di


pinggir jalan. Pasien jarang mencuci tangan sebelum makan. Keluarga
pasien menggunakan air dari sumur untuk kegiatan sehari-hari mereka. Ibu
pasien mengatakan bahwa sayur-sayur yang mereka konsumsi sebelumnya
dicuci menggunakan air sumur.
Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
GCS 456 Tekanan Darah: 110/60mmHg
Berat Badan: 52 kg Nadi: 77 x/menit, regular kuat
Keadaan umum:
Tinggi Badan: 158 cm Laju Pernapasan: 22 x/mnt
tampak sakit ringan
BMI: 20.88kg/m2 (normoweight) Temperatur aksila: 380 C
Saturasi O2: 99% room air

Kepala Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-), lidah tifoid (+)

Leher JVP R+0 cm H2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Laporan Kasus
Iktus kordis tidak terlihat, teraba pada ICS V MCL Sinistra
LHM ≈ iktus
Jantung
RHM ≈ parasternal line Dekstra
S1,S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Inspeksi: Statis D=S
Dinamis D=S

Palpasi: Ekspansi dada simetris, D=S


Toraks Stem Fremitus N N
N N
N N
Paru
Perkusi: Sonor Sonor
Sonor Sonor
Sonor Sonor

Auskultasi: V V Rh - - Wh - -
V V -- --
V V -- --
Flat, soefl, bising usus (+) normal, liver span 10 cm, Traube’s space timpani,
Abdomen bruit (-), shifting dullness (-), epigastric pain (+), right hipocondriac pain (+), dan
limpa tidak teraba
Laporan Kasus

Pembengkakan pada ekstremitas (-), edema (-), pucat (-), panas (-),
Ekstremitas
nyeri (-), massa (-),

Gaya jalan normal, tremor (-), koordinasi baik, flaksid (-), spastik (-),
paralisis (-), fasikulasi (-), saraf kranial tidak menunjukkan kelainan,
neurologis
reflek fisiologis normal, reflek patologis (-)
Laporan Kasus
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan WIDAL (30 April 2019)
Jenis hasil
Salmonella Typhi O + 1/320
Salmonella Typhi H + 1/320
Paratyphi A + 1/80
Paratyphi B + 1/160
Pemeriksaan Laboratorium
Nilai
16 April 2019
Leucocyte 11.300 µL 4.700 – 11,300
Hb 10,5 gr/dL 11,4 – 15,1
Hematokrit 40,7 % 38 – 42
Thrombocyte 375.000 µL 142.000 – 424.000
MCV 83,4 fL 80 – 93
MCH 27,7 pg 27 – 31
MCHC 33,8 g% 32 – 36
Eosinofil 0.0 % 0–4
Basofil 0.3 % 0–1
Neutrofil 67,3 % 51 – 67
Limfosit 27,3 % 25 – 33
Monosit 5,1 % 2–5
Pemeriksaan Laboratorium 16 April 2019 Nilai

SGOT 44 U/L 0 – 32

SGPT 65 U/L 0 – 33

Natrium 135 mmol/L 136 – 145

Kalium 3,06 mmol/L 3,5 – 5,0

Chloride 104 mmol/L 98 – 106


Laporan Kasus
Assessment

1. Acute Febrile Illness (Susp. Typhoid Fever)

2. Dyspepsia Syndrome

3. Increase of Transaminase
Laporan Kasus
Rencana Terapi
Non farmakologi:
-Bed Rest
-Diet tinggi kalori, rendah serat

Farmakologi:
-IVFD NaCl 0,9% 1500cc/hari
-Inj. Cefotaxim 3 x 1gr IV
-Inj. Ranitidine 2 x 50mg IV
-Inj. Metoclopramide 3 x 10mg IV
-Paracetamol tablet 3x500 mg PO
-Lactulosa 3 x C2 PO
Laporan Kasus
Rencana Monitoring

 Subjektif : Demam, Mual, Nafsu makan, Konstipasi

 Tanda-tanda vital: Tekanan darah

 Urin output
Laporan Kasus
Rencana Edukasi

-Makan makanan yang tinggi kalori, dan


menghindari makanan tinggi serat agar tidak
konstipasi
-Istirahat total
Cue and Clue Problem List I(dx) P(dx) P(tx) P(mo) & P(ed)

Nn. J/ 17 tahun 1. Acute Febrile 1.1 Typhoid Non Farmakologi : Mo :


Bed rest -Subjective
Illness (day 7) Fever Diet tinggi kalori, rendah -Vital sign
Subjektif: serat -Produksi urin
Demam sejak 1 minggu yang Ed :
lalu. Demam dirasakan pasien Farmakologi : Penyebab
hilang timbul. IVFD NaCl 0,9%
Mual dan muntah sejak 3 hari 1500cc/hari
yang lalu. IV Cefotaxim 3x1 gr
PO Paracetamol 3x500
Objektif: mg
Suhu axilla : 38,0 °C
liver span teraba 10cm
lidah kotor (+)

Laboratorium
Leukosit : 11.300/uL
Netrofil : 67,3 %
Widal :
Salmonella typhi O : + 1/320
Salmonella typhi H : + 1/320
Paratyphi A : + 1/80
Paratyphi B : + 1/160
Cue and Clue Problem List I(dx) P(dx) P(tx) P(mo) & P(ed)

Nn. J/ 17 tahun 2.Dyspepsia Inj. Metoclopramide 3 x Mo :


10mg (IV) -Subjective
syndrome dt. Inj. Ranitidine 2 x 50mg (Mual,muntah,BAB)-
Subjektif: (IV) Urine Output
No 1
Mual-muntah sejak 3 hari yang. PO Lactulose 3 x C2
Tidak bisa BAB sejak 1 minggu
yang lalu

Objektif:
liver span teraba 10cm
Cue and Clue Problem List I(dx) P(dx) P(tx) P(mo) & P(ed)

Nn. J/ 17 tahun 3. Increase of 3.1 Typhoid Treat underlying disease Mo :


-Subjective (mual,
Transaminase Fever muntah, nyeri)
Subjektif: -Faal Hati serial/7hari
Mual-muntah sejak 3 hari yang. Ed:
Tidak bisa BAB sejak 1 minggu -Penyebab penyakit
yang lalu

Objektif:
liver span teraba 10cm

Laboratorium
SGOT : 44 U/L
SGPT : 65 U/L
Cue and Clue Problem List I(dx) P(dx) P(tx) P(mo) & P(ed)

Nn. J/ 17 tahun 4.Hipokalemia 4.1 Low Non farmakologi : Mo :


Intake Bed rest -SE serial/3hari
mild Diet tinggi kalium
Subjektif: 4.2 Treat underlying disease Ed :
Mual-muntah sejak 3 hari yang. Dyspepsia -Banyak konsumsi
Nafsu makan menurun sejak 1 Syndrome makanan yang
minggu yang lalu. Pasien hanya mengandung tinggi
mau makan 3-5 sendok sehari Kalium (pisang,air
kelapa)
Objektif:
KU pasien : tampak sakit sedang

Laboratorium
K+ : 3.06 mmol/L
BAB III
PEMBAHASAN
Epidemiologi Demam Tifoid

500 cases per 100.000 populations


with mortality rates until 5%
Definisi
• Penyakit infeksi sistemik akut usus halus yang disebabkan infeksi
Salmonella typhi.
• Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi oleh feses dan urin dari orang yang terinfeksi.
• Disebut juga paratyphoid fever, enteric fever, typhus dan para typhus
abdominalis.
Etiologi
• Infeksi kuman Salmonella typhosa/ Eberthella typhosa/ Salmonella
typhi yang merupakan kuman gram negatif, bergerak dengan rambut
getar dan tidak menghasilkan spora.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang umumnya muncul adalah demam, disertai sakit
kepala, batuk, nyeri tenggorokan, nyeri perut dan distensi abdomen,
konstipasi, diare, muntah, splenomegali, hepatomegali dan anoreksia.

Akut tanpa komplikasi

Akut dengan komplikasi

Keadaan karier
Pemeriksaan Penunjang
Pemerik-
saan
darah
rutin
Kultur Uji Widal

Uji IgM Uji


dipstick TUBEX

Uji
Typhidot
Pemeriksaan Darah Rutin
Pemeriksaan
Pemeriksaan Laju endap Serum
hitung jenis Albumin
darah perifer darah transaminase
leukosit

SGOT
Leukopenia
Aneosinofilia meningkat
Anemia ringan Meningkat Hipoalbuminemia
Limfopenia SGPT
Trombositopenia
meningkat
Uji Widal
Uji TUBEX
Uji Typhidot
• Mendeteksi IgM dan IgG pada protein membran luar S. typhi
• Hasil positif diperoleh 2-3 hari setelah infeksi
• Spesifik untuk mengidentifikasi IgM dan IgG terhadap S. typhi
Uji IgM Dipstick
• Deteksi khusus IgM spesifik S. typhi pada spesimen serum atau darah pasien
• Strip mengandung antigen lipopolisakarida S. typhi dan anti IgM sebagai
kontrol
• Akurasi diperoleh 1 minggu setelah timbul gejala
Kultur
Diagnosis
• Gejala klinik yang khas pada

Sugestif
demam tifoid
• Titer aglutinin O 1/320 atau titer
aglutinin H 1/640

• isolasi S. typhi yang ditemukan


pada darah, sumsum tulang atau
Definit lesi anatomik spesifik.
• Titer aglutinin O > 1/640 atau
titer aglutinin H >1/1280
Penatalaksanaan
• Non Farmakologis :
1. Istirahat total
2. Diet: cukup cairan, cukup kalori, tinggi protein, sedikit
serat dan tidak merangsang produksi gas
• Farmakologis :
1. Terapi simptomatis dan suportif
2. Antibiotik
• Ampicillin/Amoxicillin 2x750 or 3x500 mg
• Cotrimoxasazole 2 x 960 mg
• Chloramphenicol 4 x 500mg / Tiamphenicol 4 x 500 mg
• Cephalosporin : Ceftriaxone 3-4 g/hari
• Fluoroquinolone : Ciprofloxaxin 2 x 500 mg
• Levofloxacin 1 x 500mg
• Ofloxacin 2 x 400 mg
• Azithromycin 1 x 500 mg
Komplikasi
Intestinal Ekstra-Intestinal

Perdarahan intestinal Kardiovaskuler

Perforasi usus Hematologi

Ileus paralitik Paru

Hepar dan kandung empedu

Ginjal

Neuropsikiatri
Pencegahan
Penyediaan sumber air minum yang baik
• Penyediaan kamar mandi yang sehat

Sosialisasi budaya mencuci tangan


• Merebus air hingga mendidih

Vaksinasi
Kesimpulan
• Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik akut usus halus yang disebabkan
infeksi Salmonella typhi. Tifoid disebut juga paratyphoid fever, enteric fever,
typhus dan para typhus abdominalis
• Tanda dan gejala yang umumnya muncul adalah demam, disertai sakit kepala,
batuk, nyeri tenggorokan, nyeri perut dan distensi abdomen, konstipasi, diare,
muntah, splenomegali, hepatomegali dan anoreksia
• Diagnosis demam tifoid ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan
pemeriksaan tambahan dari laboratorium.
• Penatalaksaan pada demam tifoid dapat dilakukan dengan terapi supportif dan
pemberian antibiotik.
THANKYOU
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai