BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fase pra operasi dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi
bedah dan diakhiri ketika pasien dikirim ke meja operasi. Lingkup aktivitas
keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian
dasar pasien ditatanan klinik ataupun rumah, wawancara pra operasi dan
menyiapkan pasien untuk anestesi yang diberikan dan pembedahan.
Tindakan keperawatan adalah setiap terapi perawatan langsung yang
dilakukan perawat untuk kepentingan klien, terapi tersebut termasuk terapi
yang dilakukan perawat berdasarkan diagnosis keperawatan, pengobatan yang
dilakukan dokter berdasarkan diagnosis medis, dan melakukan fungsi penting
sehari-hari untuk klien yang tidak dapat melakukannya (Mc.Closkey dan
Bulechek 1992) yang dikutip Barbara J. G (2008).
Tindakan keperawatan preoperatif merupakan tindakan yang dilakukan
oleh perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan
pembedahan dengan tujuan untuk menjamin keselamatan pasien intraoperatif.
Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan
pengalaman pembedahan pasien. Istilah perioperatif adalah suatu istilah
gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan, yaitu
preoperative phase, intraoperative phase dan post operative phase. Masing-
masing fase di mulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu pula
dengan urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah dan masing-
masing mencakup rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yan
dilakukan oleh perawat dengan menggunakan proses keperawatan dan standar
praktik keperawatan. Disamping perawat kegiatan perioperatif ini juga
memerlukan dukungan dari tim kesehatan lain yang berkompeten dalam
perawatan pasien sehingga kepuasan pasien dapat tercapai sebagai suatu
bentuk pelayanan prima.
Nursing Safety |2
BAB II
PEMBAHASAN
imunologi, dan lain- lain. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup
karena dengan istirahat yang cukup pasien tidak akan mengalami stres
fisik, tubuh lebih rileks sehingga bagi pasien yang memiliki riwayat
hipertensi, tekanan darahnya dapat stabil dan pasien wanita tidak akan
memicu terjadinya haid lebih awal.
1) Usia .
Usia bisa mempengaruhi pembedahan dan hasil pasca operasi. Pada
usia 30-40 tahun, kapasitas fungsional dari setiap sistem tubuh
menurun sekitar 1 % setiap tahunnya.
2) Alergi .
Pasien harus di kaji untuk mengetahui adanya alergi iodin, lateks,
obat-obatan, larutan anti septik, atau larutan pencuci kulit, plaster.
Informasi mengenai alergi penting sekali karena hampir semua bahan
tersebut di pakai dalam pembedahan. Povidon-iodin di pakai untuk
mencuci kulit. Apabila pasien ragu-ragu apakah ia alergi terhadap
iodin atau tidak, tanya apakah ia alergi terhadap kerang. Iodin juga di
pakai sebagai media kontras untuk pemeriksaan tertentu yang bisa di
laksanakan pada tahap intra operatif.
3) Obat dan zat yang digunakan.
Data mengenai pemakaian obat-obatan (yang di beli sendiri) atau zat
tertentu, rokok, dan alkohol yang harus di kaji. Hal ini penting sekali
karena zat atau obat-obatan ini dapat menimbulkan efek yang tidak
baik pada anastesia dan beresiko menimbulkan komplikasi intra
operasi dan pasca operasi. Penyalahgunaan obat tertentu atau alkohol
dapat mengubah efek anastetik dan analgesik. Aspirin dan obat anti
inflamasi non steroid (NSAID) dapat mempengaruhi fungsi trombosit
dan bisa menimbulkan resiko perdarahan intra operasi dan pasca
operasi.
4) Riwayat medis.
Pemeriksaaan ulang terhadap sistem tubuh sangat penting untuk
mengetahui status imunologis, endokrin, kardiovaskuler, pernafasan,
ginjal, gastroentestinal, neurologis, muskuloskeletal dan dermatologis.
Nursing Safety |8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tindakan keperawatan preoperatif merupakan tindakan yang dilakukan
oleh perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan
pembedahan dengan tujuan untuk menjamin keselamatan pasien intraoperatif.
Persiapan fisik maupun pemeriksaan penunjang serta persiapan mental sangat
diperlukan karena kesuksesan suatu tindakan pembedahan klien berawal dari
kesuksesan persiapan yang dilakukan selama tahap persiapan.
Persiapan fisik sebelum operasi meliputi status kesehatan fisik secara
umum, status nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kebersihan lambung
dan kolon, pencukuran daerah operasi, personal hygine, pengosongan kandung
kemih, dan latihan pre operasi.
B. Saran
Diharapkan pembaca dapat memahami tentang Pre Operasi serta
persiapan Pre Operasi berserta penjelasan yang lain dan pembaca memiliki
keinginan untuk mencari informasi lagi tentang Pre Operasi serta Persiapan Pre
Operasi pada referensi lain atau media lain karena yang kami sampaikan
hanyalah sebagian kecil dari ilmu yang kami dapatkan.
N u r s i n g S a f e t y | 17
DAFTAR PUSTAKA
Perry, Anne Griffin, Veronica “Ronnie” Peterson, Patricia A. Potter. 2005. Buku
Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 1. Jakarta : EGC.