Anda di halaman 1dari 30

HORDEOLUM

Maya Paramita Wijaya 1702612019


I Kadek Dwi Putra Diatmika 1702612068
Gabriel Audrey Wijaya 1702612101

Pembimbing:
dr. Ni Made Ayu Surasmiati, M.Biomed, Sp.M
PENDAHULUAN

Hordeolum adalah infeksi yang meradang, purulen, dan


terlokalisir pada satu atau lebih kelenjar sebasea
(meibomian, zeis, atau moll) kelopak mata.

Staphylococcus Gejala Klasifikasi


aureus
• Bengkak • Interna
Bakteri yang biasa • Merah
menyebabkan • Eksterna
• Nyeri
hordeolum • Dapat disertai
nanah
ANATOMI PALPEBRA

 Kelopak Mata adalah lipatan jaringan yang dapat


digerakan yang berfungsi melindungi mata
 Kelenjar pada kelopak mata : kelenjar Meibom dan
kelenjar Moll dan Zeis
 Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama.
Terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis
okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan
lapis membran mukosa (konjungtiva palpebrae).
Kelenjar pada palpebra
• Kelenjar Sebasea
• Kelenjar Moll atau Kelenjar Keringat
• Kelenjar Zeis
• Kelenjar Meibom (Kelenjar Tarsalis)
Hordeolum
Definisi
Hordeolum adalah infeksi bakteri akut yang
ditemukan pada kelopak mata.

Etiologi
Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus
aureus yang menginfeksi folikel rambut bulu
mata.

Hordeolum Eksterna
disebabkan oleh penyumbatan kelenjar sebasea
(Zeis) atau kelenjar keringat (Moll)

Hordeolum Interna
disebabkan oleh penyumbatan kelenjar
Meibom, dan pustule terbentuk di permukaan
bagian dalam kelopak mata.
PATOGENESIS &
PATOFISIOLOGI

Meibominitis,
Kuman menempel
infeksi bakteri
di bulu mata
Inflamasi akut
Tersumbatnya saluran
kelenjar zeis, meibom

Permeabilitas Masuk ke pori-


Stasis hasil
kapiler meningkat & pori folikel
sekresi kelenjar
PMN serta kelenjar zeis, mol
mediator inflamasi
lain masuk ke
Infeksi Sekunder kelenjar
oleh S. aureus

Akumulasi debris
Nekrotik
MANIFESTASI KLINIS

Hordeolulm Internum Hordeolum Eksternum


• Bengkak, merah, nyeri • Bengkak, merah pada
• Keluar nanah dari margo palpebral dan
konjungtiva tarsal timbul rasa sakit,
• Benjolan kecil dan keras mengeras, edema, serta
terjadi perubahan warna
menjadi kekuningan
(Supurasi)
• Penonjolan ke arah luar
yaitu ke kulit
• Tampak pseudotopsis
akibat bertambah berat
KRITERIA DIAGNOSIS

SUBJEKTIF OBJEKTIF
• Merah Stadium infiltrat
• Terasa panas • Kelopak mata bengkak
• Ada benjolan • Kemerahan nyeri tekan
• Nyeri tekan • Keluar sedikit kotoran
• Gatal
• Keluar kotoran mata Stadium Supuratif
(tidak selalu) • Ada benjolan berisi pus
• External – benjolan pada
kulit kelopak
• Interna – benjolan pada
kunjugtiva palpebra
KOMPLIKASI

 Hordeolum kronis  chalazion

 Hordeolum eksterna merupakan kasus yang sering


terjadi, lesi dapat membaik tanpa pengobatan,
namun penyebaran infeksi dapat terjadi ke kelenjar
atau jaringan mata.
PENATALAKSANAAN

 Kompres hangat 3-4 kali sehari 10-15 menit

 Pemberian antibiotik lokal maupun oral

 Insisi dilakukan apabila tidak membaik dalam waktu


2 minggu. Setelah selesai diberikan salep mata dan
bebat tekan.
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

No RM : 19014395
Nama : JBD
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Merpati gg VI no.54,
Denpasar
Tanggal Pemeriksaan : 11 Juni 2019 pukul 10.00 WITA
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Terdapat benjolan pada kelopak atas mata kanan.
Riwayat Penyakit Sekarang
Onset 1 minggu
Lokasi Kelopak atas mata kanan
Kronologi Tiba-tiba muncul benjolan kecil pada kelopak mata kanan pasien

Kualitas Terasa mengganjal


Kuantitas Semakin membesar
Faktor yang Tidak membaik dengan pemberian obat tetes yang dibeli sendiri di apotek
memperberat/memperingan
Keluhan penyerta Nyeri dan kemerahan pada benjolan ketika benjolan membesar, penglihatan kabur (-),
mata merah (-), mata berair (-), kotoran mata (-)
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Pasien memiliki
riwayat operasi katarak pada kedua mata dua tahun yang lalu. Riwayat penyakit lain pada mata
disangkal oleh pasien. Riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi, diabetes mellitus dan alergi
disangkal oleh pasien.

Riwayat Pengobatan
• Pasien mengatakan belum pernah memeriksakan keluhannya sebelumnya ke dokter spesialis
mata namun pasien mencoba meneteskan obat tetes mata yang dibeli sendiri di apotek.
ANAMNESIS
Riwayat Alergi
• Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terdapat makanan, obat-obatan dan lainnya.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa. Riwayat
penyakit sistemik seperti hipertensi, diabetes mellitus dan riwayat alergi pada keluarga
disangkal oleh pasien.

Riwayat Pribadi dan Sosial


• Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang tinggal bersama suami, anak dan cucunya.
Riwayat merokok dan mengkonsumsi alkohol disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit, regular, isi cukup
Respirasi : 16 kali/menit
Suhu Aksila : 36,5 0C
PEMERIKSAAN FISIK
Status General
Mata : dijelaskan pada Status Oftalmologi
THT
• Telinga : sekret (-/-), bentuk normal
• Hidung : sekret (-), mukosa nasalis intak/intak, bentuk normal,
• Bibir : Ulkus (-)
• Lidah : Sianosis (-),
• Tenggorokan : Tonsil T1/T1, faring hiperemis (-),
Leher : Pembesaran kelenjar (-), kaku kuduk (-)
Thorax : Simetris (+), retraksi (-) , deformitas (-)
• Cor : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
• Pulmo :Vesikuler +/+, Ronki -/-, Wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-), BU (+) Normal, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : Hangat +/+, edema - / -
Status Oftalmologi
OD OS
UCVA 6/6 Visus UCVA 6/6
Posisi: Orthophoria
Eritema, edema (+), massa (+) Palpebra Normal
berupa benjolan berbatas tegas
pada palpebra atas, padat (-)
dengan diameter ± 0,5cm,
pus (-), mobile (+), nyeri
tekan (+)

Tenang Konjungtiva Tenang


Jernih Kornea Jernih
Dalam Bilik Mata Depan Dalam
Bulat regular Iris Bulat regular
Refleks Pupil (+) Pupil Refleks Pupil (+)
IOL (+) Lensa IOL (+)
Reflek Fundus (+) Funduskopi Reflek Fundus (+)
Normal / palpasi Tekanan Intra Okular Normal / palpasi
Normal Lapang pandang Normal
Baik ke segala arah Gerakan Bola Mata Baik ke segala arah
DIAGNOSIS

DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS BANDING


• OD Hordeolum Eksterna • OD Hordeolum Eksterna
• ODS pseudofakia • OD Kalazion
PENATALAKSANAAN

a.Terapi non-farmakologi
 Kompres hangat dan pemijatan 4-6 kali sehari selama 10-
15 menit
b.Terapi Farmakologi
 Parasetamol 3x500 mg jika nyeri
 Salep mata deksamethasone + neomycin + polymycin B
dioleskan 3x sehari pada mata kanan
KIE

• Menjelaskan pengertian penyakit, kemungkinan penyebab


dan rencana terapi pada pasien dan keluarga pasien.
• Menjelaskan untuk selalu menjaga kesehatan dan
kebersihan mata.
• Menjelaskan pentingnya pemakaian kacamata untuk
menghindari debu maupun asap .
• Menjelaskan perlunya kontrol kembali untuk evaluasi
tanda peradangan kronis dan tindakan lanjutan.
PROGNOSIS

• Ad Vitam : Bonam
• Ad Functionam : Bonam
• Ad Sanationam : Bonam
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

TEORI KASUS
• Tidak ditemukan adanya kor • Pasien merupakan
elasi hordeolum dengan ras seorang laki-laki berusia 20 t
dan jenis kelamin. ahun
• Penelitian menunjukan bahw
a hordeolum lebih banyak te
rjadi pada dewasa
PEMBAHASAN

TEORI KASUS
• Hordeolum awalnya hanya • Benjolan di kelopak mata
berupa benjolan kecil yang kiri sisi atas yang terasa
berwarna kemerahan yang tidak nyeri dan kelopak
makin lama makin mata kiri sisi bawah yang
membesar disertai gatal nyeri
dan nyeri bila tertekan. • Benjolan tersebut awalnya
• disebabkan oleh infeksi ku kecil kemudian membesar.
man Staphylococcus pada k
elenjar Zeis dan atau Moll.
PEMBAHASAN

TEORI KASUS
• Bengkak, nyeri, kemerahan • Pasien biasanya mengeluh
pada daerah periorbital kan adanya kelopak mata
saat menggerakan bola yang bengkak, nyeri dan ke
mata  selulitis orbita. merahan tanpa riwayat tra
• Benjolan yang persisten uma atau adanya benda asi
maupun rekuren patut  ng
karsinoma
PEMBAHASAN

TEORI KASUS
• Penanganan dengan 2 cara, a.Terapi non-farmakologi
yaitu konservatif dan  Kompres hangat 3 kali
operatif. Konservatif dengan sehari pada mata kiri
kompres hangat, anti nyeri selama 10-15 menit.b.
dan antibiotik. Jika Terapi Farmakologi
pengobatan secara  Salep mata
konservatif gagal dapat deksamethasonee +
dilakukan tindakan operatif neomycin + polymycin B
berupa insisi, kuretase dan dioleskan 3 x sehari pada
drainase. mata kiri.
 Vitamin C tablet 2 x sehari.
KESIMPULAN
Pasien laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan pada kelopak mata
kiri sisi atas dan bawah. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis maupun pemeriksaan
oftalmologi. Berdasarkan anamnesis, didapatkan pasien mengeluh terdapat benjolan di
kelopak mata kiri sisi atas terdapat massa hiperemis berupa benjolan berbatas tegas, dengan
ukuran 2 cm x 2 cm x 1 mm, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat pus. Sedangkan pada
kelopak mata kiri sisi bawah terdapat massa hiperemis berupa benjolan berbatas tidak tegas,
dengan ukuran 1 cm x 1 cm x 0,5 mm, terdapat nyeri tekan, tidak terdapat pus. Riwayat
pengobatan sebelumnya (+), riwayat alergi (-) dan riwayat penyakit sistemik (-). Pada pasien
dianjurkan untuk mengompres mata dengan air hangat dan pemberian antibiotik salep mata.
Adapun KIE yang diberikan kepada pasien yaitu, menjaga kebersihan diri terutama pada
bagian mata, tidak menekan maupun berusaha mengeluarkan nanah dengan sembarangan
agar tidak terjadi infeksi sekunder.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai