Anda di halaman 1dari 17

REFERAT

TRIKIASIS

Pembimbing :
Dr. Wahju Ratna Martiningsih, Sp. M

Disusun Oleh :
Sugi Nurrahmawati (H3A019056)
Ajeng Puspitasari (H3A019048)
Fidiyah Nuraini (H3A019064)
BAB I
PENDAHULUAN
 Trikiasis merupakan kondisi silia bulu mata melengkung ke arah bola mata.

 Palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya
yang membentuk film air mata depan kornea, alat menutup mata yang berguna untuk
melindungi bola mata terhadap trauma dan pengeringan bola mata.

 Komplikasi trikiasis yaitu terjadinya ulkus kornea.

 Terapi dapat berupa epilasi bulu mata. Rekurensi dapat diatasi dengan krioterapi atau
elektrolisis.
BAB II
PALPEBRA
Lapisan Palpebra :
ANATOMI 1. Kulit
2. Jaringan areolar subkutis
3. Lapisan otot lurik Terdiri dari M.
orbikularis okuli
4. Jaringan areolar submuskular
5. Jaringan fibrous (tarsus, septum orbita)
6. Lapisan otot polos Terdiri dari M.
Muller
7. Konjungtiva palpebra
 Vaskularisasi :

arteri lakrimalis dan oftalmika melalui cabang-cabang palpebra lateral dan medial

 Inervasi:

cabang N. Fasialis (mempersarafi M. Orbicularis oculi), N. Oculomotor (mempersarafi M.


Levator palpebra superior), dan serabut saraf simpatis (mempersarafi M. Muller)

FISIOLOGI :

1. Memberikan proteksi mekanis pada bola mata anterior


2. Mensekresi lapisan lemak dari lapisan air mata.
3. Berperan dalam sistem drainase lakrimal
BAB III
TRIKIASIS
 DEFINISI : suatu keadaan dimana bulu mata tumbuh mengarah pada bola mata yang akan
menggosok kornea atau konjungtiva. Bulu mata dapat tumbuh dalam posisi yang abnormal
sementara palpebra tetap pada posisi normal.
INSIDENSI

 Jarang berdiri sendiri.

 Biasanya terjadi bersama penyakit lain : trakoma, sikatrisial pemfigoid, entropion, trauma,
dll.

 WHO tahun 2013 : ± 40 juta orang menderita trakoma, 8.2 juta orang menderita trikiasis dan
1.3 juta orang menderita kebutaan sebagai komplikasinya.
ETIOLOGI DAN PATOMEKANISME
 inflamasi atau jaringan sikatrik palpebra setelah
menjalani operasi palpebra, trauma, kalazion, atau
Penyebab :
blepharitis ulseratif.

1. Trakoma
 Kelainan ini juga dihubungkan dengan penyakit
sikatrik kronik seperti sikatrisial pemphigoid, penyakit
2. Blefaritis ulseratif
infeksi seperti trakoma serta sindrom steven johnson.
3. Hordeolum eksterna
4. Konjungtivitis  Proses inflamasi tersebut akan menyebabkan

membranous terbentuknya jaringan parut atau sikatrik. Sikatrik

5. Sikatrisial pemphigoid yang terbentuk pada bagian lamella posterior palpebra,


menyebabkan posisi silia mata tumbuh mengarah ke
6. Entropion
bola mata.
MANIFESTASI KLINIS

TANDA :
GEJALA :

1. Pada kornea terdapat erosi


1. Sensasi benda asing atau
2. Iritasi local
mengganjal pada mata
3. Hipersekresi
2. Lakrimasi
4. Hiperemis
3. Kelilipan
5. Fotopobia
PENEGAKAN DIAGNOSIS

ANAMNESIS

Pasien dengan trikiasis dapat mengeluhkan sensasi benda asing dan


iritasi permukaan bola mata kronik. Apabila lebih berat hingga menimbulkan
ulkus kornea, maka akan timbul keluhan mata merah, sakit pada mata,
fotofobia, dan penglihatan menurun.
PEMERIKSAAN
FISIK Inspeksi

 Kelopak mata terbalik kedalam kearah kornea dan bulu mata menyentuh permukaan
mata (entropion)
 Konjungtiva kemotik dan hiperemis
 Erosi pada kornea
 Keratopati
 Ulkus

PEMERIKSAAN
TAMBAHAN Fluoresein Test
Untuk melihat terdapatnya defek epitel kornea akibat gesekan dari silia yang
mengalami trikiasis. Jika tes ini positif maka akan terlihat warna hijau.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

Distikiasis Entropion

 Melipatnya margo palpebra ke


 Terdapatnya penumbuhan bulu arah dalam
mata yang abnormal  Penyebab akibat terbentuknya
 Berbentuk lebih halus, tipis dan jaringan parut pada trakoma,
pendek disbanding silia yang senilitas, spasme dan sikatrik
normal  Pengobatan : operasi plastik atau
 Pengobatan : epilasi atau krioterapi Tindakan tarsotomi pada ektropion
akibat trakoma
PENATALAKSANAAN

Non-
medikamentosa Medikamentosa

 Epilasi
 Elektrolisis : dilakukan oleh Sp.M  Lubrikasi topical : kloramphenicol
ointment 1% (untuk menghindari
erosi kornea)
 Pada trachomatous trichiasis :
Tindakan elektrolisis

doxycycline (untuk mencegah


terjadinya sikatrik)
KOMPLIKASI

 Erosi kornea : terlepasnya epitel kornea  Ulkus kornea : peradangan kornea


karena trauma tumpul ataupun tajam. yang diikuti kerusakan lapisan kornea
 Keratitis : peradangan kornea. Masuknya  Endoftalmitis : peradangan intraokular
bulu mata dan tepi kelopak ke kornea yang melibatkan rongga vitreous dan
dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. ruang anterior mata dan dapat
melibatkan jaringan mata yang
berdekatan lainnya (koroid atau retina,
sklera atau kornea.)
 kebutaan
EDUKASI
Biasanya kejadian akan berulang akibat pertumbuhan bulu mata kembali dalam 6-8
minggu. Terapi akan lebih efektif dengan elektrolisis. Bila dilakukan pada bagian
yang lebih luas maka dilakukan dengan terapi cryotherapy.

PROGNOSIS
- Ad vitam : ad bonam
- Ad fungsional : ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad bonam
KESIMPULAN

 
• Trikiasis merupakan kondisi silia bulu mata melengkung ke arah bola mata, terjadi akibat inflamasi
atau terbentuknya sikatrik pada palpebra setelah operasi palpebra, trauma, atau karena penyakit.

• Trikiasis sering dikaitkan dengan penyakit sikatriks kronik seperti pemphigoid ocular, trakoma, dan
sindrom steven johnson.

• Keluhan sensasi benda asing dan iritasi permukaan bola mata kronik.

• Abrasi kornea, injeksi konjungtiva, keluarnya cairan mucus, dan reflex epifora merupakan gambaran
yang sering ditemukan.
• Penegakkan diagnosis trikiasis dengan anamnesis gejala dan riwayat penyakit
penyebab, pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi yang dengan slitlamp, serta
dapat pula dengan uji floresein apabila dicurigai telah terjadi aberasi atau
ulkus kornea.

• Penanganan trikiasis dapat berupa epilasi, elektrolisis, atau cryotherapy.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai