Anda di halaman 1dari 24

RADANG AKUT DAN KRONIS

PADA HIDUNG DAN SINUS PARANASAL


Oleh:
Regina Pingkan
1918012124

Preceptor:
dr. Fivien Fedriani, Sp. THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN THT-KL


RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
INFEKSI HIDUNG
Hidung Luar Rongga Dalam
Hidung
Kulit hidung
Mukosa

Rhinitis Simpleks
Rhinitis Hipertrofi
Rhinitis Atrofi
Rhinitis Difteri
Selulitis
Rhinitis Jamur
AKUT < 12 minggu Rhinitis Tuberkulosa
Rhinitis Sifilis
KRONIS ≥ 12 minggu Rhinitis Vasomotor
Ve s t i b u l i t i s
Rhinitis Alergi
INFEKSI HIDUNG LUAR
SELULITIS VESTIBULITIS

Selulitis merupakan infeksi yang sering kali Vestibulitis merupakan infeksi pada kulit vestibulum.
mengenai puncak dan batang hidung, dapat Faktor predisposisi:
juga terjadi sebagai akibat perluasan furunkel 1. Iritasi dari sekret pada rongga hidung akibat
pada vestibulum inflamasi mukosa yang menyebabkan hipersekresi
sel goblet dan kelenjar seromusinosa.
Etiologi: Streptococcus dan Staphylococcus. 2. Akibat trauma mengorek hidung
Etiologi : Staphylococcus aureus
Pemeriksaan: Tampak hidung bengkak, warna
Gamb. Klinis : Vestibulum eritem dan nyeri, tampak
kemerahan dan nyeri
krusta, erosi atau eksoriasi pada vestibulum
Tata laksana: Tata laksana:
• Antibiotik sistemik, 3. Mengobati penyakit penyebab rinorea.
4. Membersihkan krusta dan skuama
• Kompres hangat,
5. Antibiotik topikal dan sistemik
• Analgetik
INFEKSI PADA HIDUNG DALAM

RHINITIS

Rhinitis Rhinitis Rhinitis


simpleks Hipertrofi atropi

C
Rhinitis
Rhinitis Rhinitis Rhinitis
tuberkulos
difteri sifilis jamur
a

Rhinitis
vasomotor
Rhinitis Simpleks
Definisi Infeksi virus pada hidung
Sinonim: selesma, common cold, flu

Etiologi Utama: Rhinovirus


Lainnya: myxovirus, virus coxsackie, virus ECHO

Manifestasi • Stadium prodromal: rasa panas kering dan gatal di dalam hidung
klinis berlangsung dalam beberapa jam.
• Bersin berulang-ulang, hidung tersumbat, sekret hidung encer
• Demam, nyeri kepala
• Pem. Fisik : mukosa hidung merah dan bengkak
• Bila terjadi infeksi skunder sekret hidung menjadi mukopurulen

Tatalaksana -Istirahat
-Simptomatis
-Antibiotik bila ada infeksi skunder Mukosa hidung
hiperemis , edema

Komplikasi -Biasanya self-limiting dan sembuh spontan


Sekret mukopurulen
setelah 2-3 minggu Akibat infeksi sekunder
-Komplikasi yang mungkin yaitu sinusitis, faringitis, tonsilitis, bronkitis,
pneumonia, dan otitis media
Rhinitis Hipertrofi Rhinitis Atrofi
Definisi Perubahan mukosa hidung pada konka inferior yang Infeksi hidung kronik, yang ditandai oleh adanya atrofi
mengalami hipertrofi karena proses inflamasi kronis yang progresif pada mukosa dan tulang konka.
I N F E K S I RO N G GA H I D U N G

disebabkan oleh infeksi bakteri primer atau sekunder.


Etiologi - Infeksi oleh kuman spesifik: klebsiella, staphylococcus,
streptococcus, pseudomonas aeruginosa.
- Defisiensi FE
- Defisiensi vit A
- Sinusitis kronik
- Kelainan hormonal
- Penyakit kolagen termasuk autoimun

Menifestasi Gejala utama: sumbatan hidung • Napas berbau


Klinis Gejala lainnya: mulut kering, nyeri kepala dan gangguan • Sekret kental berwarna hijau disertai kerak (krusta) hijau
tidur • Gangguan penghidu
Sekret hidung biasanya banyak dan mukopurulen • Sakit kepala
Pemeriksaan Fisik : • Hidung tersumbat
•Konka hipertrofi terutama konka inferior, permukaan nya Pemeriksaan Fisik : rongga hidung sangat lapang, konka
berbenjol-benjol inferior dan media menjadi hipotrofi atau atrofi, ada sekret
•Ditemukan sekret mukopurulen diantara konka inferior dan purulen, krusta hijau.
septum serta di dasar rongga hidung
Tata Laksana - Atasi faktor penyebab terjadinya rhinitis hipertrofi Konservatif :
- Terapi simptomatik untuk mengurangi sumbatan hidung - AB spektrum luas
- Obat cuci hidung  hilangkan bau dan krusta
akibat hipertrofi konka - Vit. A 3X 50.000 UNIT
- Preparat FE ( 2 minggu)
Pembedahan
Rhinitis Difteri Rhinitis Jamur
Definisi Penyakit yang disebabkan oleh Bentuknya antara lain:
Corynobacterium diphteriae, dapat terjadi Aspergillusis, Blastomikosis dan
I NFEKSI RONGGA HI DUNG

Etiologi primer atau sekunder dari tenggorokan. Dapat Candidiasis.


akut atau kronik. Dugaan → Riw. Imunisasi
tidak lengkap.

Manifestasi • Akut : demam, toksemia, terdapat • Tipe non invasif : dapat menyerupai rinolit (gumpalan
Klinis limfadenitis dan mungkin ada paralisis otot jamur) dengan inflamasi yang lebih berat . Biasanya tidak
pernapasan. Pada hidung terdapat ingus terjadi destruksi kartilago dan tulang
bercampur darah, mungkin ditemukan • Tipe invasif : ditandai dengan ditemukannya hifa jamur
pseudomambran putih mudah berdarah pada lamina propia. Jika invasif submukosa dapat
dan krusta coklat di nares dan kavum nasi. mengakibatkan perforasi septum / hidung pelana.
• Kronis : gejalanya lebih ringan dan dapat
sembuh sendiri tetapi dalam keadaan Pem. Fisik :
kronik masih menular. Sekret mukopurulen, mungkin terlihat ulkus atau perforasi
pada septum disertai dengan jaringan nekrotik berwarna
kehitaman (black eschar).

Tata Laksana -Dapat diberikan ADS, Penisilin lokal dan • Tipe non invasif : mengangkat seluruh gumpalan jamur.
intramuskular. • Tipe invasif: - Pemberian obat jamur oral dan topikal.
-Pasien diisolasi sampai hasil pemeriksaan
kuman negatif. - Cuci hidung dan pembersihan hidung rutin untuk mengangkat
krusta
- Bagian yang terinfeksi dapat diolesi gentian violet
-Debridement jaringan nekrotik, jika jar. Nekrotik sangat luas
perlu rekonstruksi
Rhinitis Sifilis Rhinitis Tuberkulosa
Definisi Penyakit ini disebabkan oleh Treponema Tuberkulosis pada hidung berbentuk nodular atau ulkus, terutama
mengenai tulang rawan septum dan dapat mengakibatkan perforasi.
pallidum. Berhubungan dengan kasus HIV-AIDS.

Etiologi • Primer dan sekunder :


Gejala serupa dengan rhinitis akut lainnya, hanya mungkin
dapat terlihat adanya bercak/ bintik pada mukosa.
• Tersier :
Dapat ditemukan gumma atau ulkus, yang terutama
mengenai septum nasi dan dapat mengakibatkan perforasi
septum.

Pem. Fisik : Didapatkan sekret mukopurulen yang


Manifestasi berbau dan krusta. Mungkin terlihat perforasi Pemeriksaan Fisik :
Klinis septum atau hidung pelana. • Secret mukopurulen
• Krusta
• Hidung tersumbat
Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemerikasaan
mikrobiologik dan biopsi.  Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada secret hidung.

Tata Laksana - Pemberian penisilin  Antituberkulosis (OAT)


- Obat cuci hidung  Obat cuci hidung
+
Rhinitis Vasomotor
Peradangan pada hidung yang idiopatik. Rhinitis vasomotor termasuk
rhinitis non alergi.

Rhinitis vasomotor disebut juga : nasal vasomotr instability, non-allergic


perinnial rhinitis, vasomotor catarrh, vasomotor rhinorea.

Faktor predisposisi:
1. Obat yang menghambat saraf simpatis seperti : ergotamin,
metildopa
2. Faktor fisik : iritasi asap rokok, udara yang dingin,
kelembaban yang tinggi.
3. Faktor endokrin : keadaan hamil, hipotiroid, pubertas
4. Faktor psikis: cemas/ neurosis, stres/tegang, emosi
+
Gambaran Klinis
Obstruksi nasi Bersin dan mata
Rinore mukus/
bergantian kiri tidak gatal
serous
dan kanan

Klasifikasi bedasarkan gejala yang dominan

Bersin (sneezers) Tersumbat (blokers)


Rinore (runners)
Respon yang baik Respon yang baik
Gejala dapat di atasi
dengan terapi dengan terapi
dengan pemberian
antihistamin dan kortikosteroid
antikolinergik
kortikosetroid topikal dan
topikal
topikal vasokontriktor oral
DIAGNOSIS
Anamnesis

• Mencari faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala

Pemeriksaan fisik
Rhinoskopi Anterior :
• Edema mukosa hidung.
• Konka hipertrofi, berwarna merah gelap atau merah tua
(karakteristik), tetapi dapat juga dijumpai berwarna pucat.
• Permukaan konka dapat licin atau berbenjol.
• Sekret serous atau mukus.

Pemeriksaan penunjang

• Laboratorium : eusinofil, skin prick test, IgE


+
Tatalaksana
 Menghindari faktor predisposisi
 Medikamentosa :
 Dekongestan oral
 Antihistamin
 Kotrikosteroid topikal (flutikason propionat)
 Anti kolinergik topikal (iratropium bromida)

 Operasi :
 Bedah beku
 Elektrokauter
 Konkotomi
+ Rhinitis Alergi
Rhinitis alergi secara klinis didefinisikan sebagai gangguan gejala hidung yang
disebabkan oleh peradangan akibat paparan alergen pada membran hidung yang
diperantarai oleh IgE.

Adapun jenis alergen penyebab: Gejala rhinitis alergi meliputi:


 Rhinorrhea
 Hidung tersumbat
 Hidung gatal dan bersin

yang reversibel secara spontan


atau dengan pengobatan.
+ Klasifikasi Rhintis Alergi
Bedasarkan sifat berlangsungnya :

Intermitten Persisten
- Bila Gejala < 4 hari/ minggu - Bila Gejala > 4 hari/ minggu
- Atau < 4 minggu - Atau > 4 minggu

Bedasarkan berat-ringannya penyakit:

Ringan Sedang-berat
- Tidak ditemukan: gangguan tidur, - Bila terdapat satu atau lebih dari
gangguan aktivitas harian, gangguan yang disebutkan pada
bersantai, berolahraga, belajar derajat ringan
bekerja dan hal-hal lain yang
mengganggu
+ Gambaran Klinis
Anamnesis :
-Serangan bersin berulang
-Rinorea encer dan banyak
-Hidung tersumbat
-Hidung dan mata gatal kadang disertai lakrimasi

Pem Fisik :
- Rhinoskopi anterior : mukosa edema, basah, bewarna pucat atau livid disertai adanya
sekret encer yang banyak.
- Gejala spesifik lainnya: - Allergic salute
- Allergic crease
- Allergic shiner

Allergic salute Allergic crease Allergic shiner


+ Pem. penunjang :
- In Vitro : - Pemeriksaan darah : eosinofil, IgE
- Sitologi sekret hidung

- In Vivo : - Prick Test


- SET (Skin Endpoint Titration)

Tatalaksana :
1. Menghindari kontak dengan alergen penyebab
2. Medikamentosa :
- Antihistamin
- Dekongestan
- Kortikosteroid
- Antikolinergik : Ipratropium bromida untuk mengatasi rinore
3. Operatif
4. Imunoterapi
I N F E K S I S I N U S PA R A N A S A L

SINUSITIS
Sinusitis merupakan inflamasi mukosa sinus
paranasal. Umumnya disertai atau dipicu oleh rhinitis
sehingga sering disebut rhinosinusitis.
• Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis
• Bila mengenai seluruh sinus disebut pansinusitis

Etiologi
ISPA Akibat Virus, Rhinitis Alergi, Rhinitis Hormonal, Polip Hidung,
Kelainan Anatomi Hidung, Sumbatan Kompleks Ostio-meatal (KOM),
Infeksi Tonsil, Infeksi Gigi. Faktor lain yang berpengaruh →
Lingkungan berpolusi, udara dingin dan kering, polusi rokok.

TERSERING!
 Pada anak, Hipertrofi adenoid merupakan faktor penting
Sinus Maxilaris
penyebab sinusitis.
dan Sinus
Ethmoid
SINUSITIS
• GEJALA UMUM : - HIDUNG TERSUMBAT
- CAIRAN HIDUNG KENTAL BERBAU
- POST NASAL DRIP, BATUK
- NYERI SINUS TERKENA, SEFALGI
- GEJALA SISTEMIK : DEMAM, MALAISE

• PEMERIKSAAN : KONKA HIPERTROFI / EDEM, SEKRET PURULEN

• DIAGNOSIS : - Ro WATERS : MAKSILA, FRONTAL


- Ro SCHEDEL LATERAL : ETHMOID, SPHENOID
- ENDOSKOPI

- CT SCAN :
Gold standar: untuk sinusitis kronik yang tidak membaik dengan
pengobatan atau pra-operasi
X-RAY POSISI WATER’S
- TRANSLUMINASI:
Tampak perselubungan pada sinus maxilla sinistra
sinus terinfeksi berwarna suram atau gelap.
K LAS I F I KAS I
Akut  < 12 minggu Kronis  ≥ 12 minggu
Gejala hilang sempurna Gejala tidak menghilang
Terdapat dua atau lebih gejala berupa hidung tersumbat (kemungkinan eksaserbasi)
atau sekret pada hidung: • Terdapat dua atau lebih gejala berupa hidung
tersumbat atau sekret pada hidung:
• ± nyeri/rasa tertekan pada daerah wajah
• ± penurunan kemampuan menghidu • ± nyeri/rasa tertekan pada daerah wajah
• ± penurunan kemampuan menghidu
Acute viral rhinosinusitis Didukung oleh hasil pemeriksaan penunjang
Durasi gejala < 10 hari sebagai berikut:
• Pem endoskopi : didapatkan polip hidung
Acute post- viral rhinosinusitis atau keluarnya sekret mukopurulen dari
meatus media atau terdapat edema/ obstruksi
- Peningkatan gejala setelah lima hari atau
mukosa pada meatus media
- Gejala persisten setelah 10 hari dengan • Pem CT scan : didapatkan perubahan
durasi < 12 minggu
mukosa dalam kompleks ostiomeatal dan /
Acute Bacteria rhinosinusitis atau sinus

- Perubahan warna sekret  purulen Chronic Rhinosinusitis with nasal polyps


- Nyeri lokal (berat)
- Demam (>38ºc) (CRSwNP) → Endoskopi : Polip
- Peningkatan CRP tervisualisasi pada meatus media .
- “double sickening”
Chronic Rhinosinusitis without nasal polyps
*Minimal 3 gejala (CRSsNP) → Endoskopi : Polip tidak
tervisualisasi pada meatus media
SINUSITIS KRONIS

TATALAKSA  Antibiotik diberikan selama sekurang-


kurangnya 2 minggu
 Untuk sinusitis maksila dilakukan

NA pungsi dan irigasi sinus


 Sinusitis etmoid, frontal atau sphenoid
SINUSITIS AKUT dilakukan tindakan pencucian proetz.
 Antibiotic selama 10-14 hari
 Antibiotic yang diberikan golongan
penisilin
 Diberikan juga dekongestan local
 Boleh diberikan analgetik untuk
OPERATIF
menghilangkan rasa nyeri. Radikal
• Sinus maksila dengan operasi Cadhwell-luc
• Sinus etmoid dengan etmoidektomi
• Sinus frontal dan sphenoid dengan operasi killian

• Non Radikal
Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (FESS:
Functional Endoscopic Sinus Surgery)
TATALAKSANA

Catatan :
.* KS = Kortikosteroid
** Tanda infeksi
bakteri = sekret
purulen, nyeri wajah
berat, suhu > 38oC,
peningkatan LED /
CRP, double sickening
TATALAKSANA
T E R I M A K A S I H

Anda mungkin juga menyukai