Anda di halaman 1dari 23

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Hidung

Pembimbing : dr. Wawan Siswadi Sp. THT-KL

Disusun oleh :
Ruhil Sibghoh Salsabil

KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


RSUD DR. SOESELO SLAWI KABUPATEN TEGAL
ANAMNESIS
Hidung tersumbat
• Apakah terjadi pada satu atau kedua sisi?
• Sudah berapa lama dialami,makin lama
makin tersumbat/ tidak Diagnosis Banding
• Disertai keluhan-keluhan lain/ tidak (gatal-
• Kelainan anatomi (atresia choana,
gatal, bersin-bersin, rinorrhea, mimisan/
deviasi septum)
tidak, berbau/tidak)
• Rhinitis (akut, kronis, alergi )
• Sumbatan hilang timbul/tidak, menetap
(makin lama berat) • Benda asing
• Apakah terdapat riwayat trauma? • Polip hidung dan tumor hidung
• Apakah terdapat riwayat kontak dengan • Sinusitis
bahan alergen seperti debu, tepung sari, • Trauma (fraktur os nasal,
atau bulu binatang? hematoma septum, abses
• Apakah terdapat riwayat pemakaian obat
septum)
tetes hidung (dekongestan) dalam jangka
waktu lama?
Your Picture Here

Rasa nyeri di daerah muka dan


kepala

Hubungannya ada keluhan di hidung

• Apakah ada nyeri di daerah dahi,

pangkal hidung, pipi, dan tengah


Sinusitis

kepala?

• Apakah timbul bila menundukkan

kepala?

• Berapa lama terjadinya? Beberapa

jam/ beberapa hari?


Your Picture Here

Sekret di Hidung

• Apakah terjadi pada satu atau kedua


sisi?
• Sudah berapa lama dialami, apakah DD
terus menerus atau intermitten? • Rhinitis (Alergi, Medikamentosa,
• Bagaimana konsistensi sekretnya? Vasomotor)
• Sinusitis
Terasa encer, bening seperti air, • Tumor
kental, nanah, atau bercampur • Benda asing

darah?
• Apakah seksret hanya keluar pada
pagi hari atau pada waktu tertentu
misalnya pada musim hujan?
Your Picture Here
Perdarahan dari Hidung
Penyebab
 Sejak kapan/ sudah berapa lama terjadi?
Frekuensi (banyak/sedikit)?  Trauma : ringan, berat,

 Apakah terjadi di salah satu atau kedua  Infeksi (rhinitis, sinusitis)


sisi?  Kelainan kongenital: telangiektaksis
 Apakah perdarahan berasal dari rongga hemoragik herediter
hidung bagian anterior, posterior atau  Kardiovaskular : hipertensi,
keduanya? arteriosclerosis
 Apakah didahului trauma atau ada  Kelainan darah: trombositopenia,
riwayat trauma/ tidak? hemofilia, leukemia
 Menetes/ memancar,  Benda asing dalam hidung
 Bercampur lendir/ tidak,  Neoplasma atau polip
 Disertai bau/ tidak,  Iritasi (mis : asap rokok, bahan kimia)
 Disertai gejala lain/ tidak (panas, batuk,
 Obat (mis : kortikosteroid topikal,
pilek, suara sengau)
antikoagulan, antiinflamasi non steroid)
 Apakah menderita penyakit lain (kelainan
darah, hipertensi) dan pemakaian obat-
obat antikoagulan?
Gangguan dalam menghidu

• Apakah berakaitan dengan trauma,


infeksi saluran napas bagian atas Penyebab
atau penyakit sistemik? • Hipertrofi konka
• Apakah kehilangan atau perubahan • Trauma pada daerah frontal
dan oksipital
penghidu sebagian atau sama • Post infeksi virus
sekali? • Tumor
• Proses degenerasi pada
• Apakah ada riwayat penyakit hidung orangtua
atau infeksi sinus?
• Apakah terdapat gejala sistemik
lainnya?
PEMERIKSAAN FISIK
Alat dan Bahan Pemeriksaan Hidung sederhana
Pemeriksaan Luar
• Inspeksi
• Palpasi
Inspeksi
• Bentuk hidung dari luar: apakah ada deviasi atau depresi tulang
hidung, apakah terdapat cacat bawaan, trauma, atau tumor?
• Warna hidung: apakah terdapat kemerahan akibat infeksi atau
hematom?
• Apakah terdapat pembengkakan: furunkel, trauma
Palpasi
• Palpasi dorsum nasi: menilai adanya krepitasi, deformitas
• Palpasi ala nasi: menilai furunkel vestibulum (ada, jika nyeri)
• Palpasi regio frontalis:
 Menekan lantai sinus frontalis dengan ibu jari ke arah mediosuperior,
dengan tenaga yang optimal dan simetris. Hasil bermakna
perbedaan reaksi. Sinus lebih sakit  sinus patologis

 Menekan fossa kanina dengan ibu jari ke arah media superior 


menilai sinus maksilaris
Palpasi Sinus
Pemeriksaan Rhinoskopi Anterior
• Alat-alat : Spekulum hidung dan head lamp
a. Lakukan tamponade ― selama 5 menit dengan kapas
yang dibasahi larutan lidokain 2% & efedrin
b. Angkat tampon hidung
c. Spekulum hidung dimasukkan ke dalam cavum nasi
keadaan tertutup, dibuka perlahan setelah berada di
dalam
d. Lakukan inspeksi, mulai dari :
• Cuping hidung (vestibulum nasi) : krusta, secret, bisul
• Bangunan di rongga hidung
• Meatus nasi inferior : normal/tidak
• Konka inferior : normal/tidak
• Meatus nasi medius : normal/tidak
• Konka medius : normal/tidak
• Keadaan septa nasi : normal/tidak, adakah deviasi
septum
• Keadaan rongga hidung : normal/ tidak; sempit/ lebar; ada
pertumbuhan abnormal: polip, tumor; ada benda asing/
tidak : berbau/ tidak
• Adakah discharge dalam rongga hidung, bila ada
bagaimana deskripsi discharge (banyak/ sedikit, jernih,
mucous, purulen, warna discharge, apakah berbau).
• Konka medius : normal/tidak
e. Spekulum dikeluarkan dengan menutup speculum 90% lalu
dikeluarkan. Jangan menutup 100% karena dapat menjepit
bulu hidung dan ikut tercabut keluar
Pemeriksaan Rinoskopi Posterior
• Pasien diminta buka mulut lebar-lebar, lidah 2/3 anterior ditekan
dengan spatula lidah
• Masukkan kaca nasofaring perlahan hingga terlihat bayangan
hipada daerah ismus fausium arah kaca ke kranial
• Evaluasi bayangan-bayangan di rongga hidung posterior
(nasofaring).
• Lihat bayangan di nasofaring :
Fossa Rossenmuler
Torus tubarius
Muara tuba auditiva Eustachii
Konka superior
Septum nasi posterior
Choana
PEMERIKSAAN TRANSILUMINASI SINUS

• Jika didapatkan nyeri tekan sinus atau gejala-gejala lain yang

menunjukkan sinusitis, pemeriksaan transiluminasi/


diapanaskopi sinus kadang dapat membantu diagnosis
meskipun kurang sensitive dan spesifik
Fenomena Palatum Molle

• Arahkan cahaya lampu kepala ke dalam dinding belakang nasopharynx

secara tegak lurus. Normalnya, pemeriksa akan melihat cahaya lampu yang
terang benderang.
• Kemudian pasien diminta mengucapkan “iiiii”. Normalnya, dinding belakang

akan nampak lebih gelap akibat bayangan dari palatum molle yang
bergerak. Namun, bayangan gelap juga dapat terjadi bila cahaya lampu
tidak mengarah tegak lurus.
• Setelah pasien berhenti mengucap “iii”, bayangan gelap akan menghilang,

dan dinding belakang nasopharynx akan menjadi terang kembali.


• Bila ditemukan fenomena bayangan gelap saat pasieen mengucap “iii”,

dikatakan hasil pemeriksaan fenomena palatum molle positif (+).


• Sedangkan fenomena palatum molle dikatakan negatif (-) bila

saat pasien mengucap ‘iii’, tidak ada gerakan dari palatum molle
sehingga dinding belakang nasopharynx tetap terlihat terang
benderang. Hal ini dapat kita temukan pada 4 keadaan yaitu :

1) Paralisis palatum molle (post difteri)

2) Spasme palatum molle (abses peritonsil)

3) Hipertrofi adenoid

4) Tumor nasofaring (karsinoma nasofaring, abses retrofaring,


dan adenoid)
Prosedur pemeriksaan
• Ruangan gelap
• Menggunakan sumber cahaya kuat dan terfokus, arahkan sumber cahaya
di pangkal hidung di bawah alis.
• Lindungi sumber cahaya dengan tangan kiri. Lihat bayangan kemerahan
di dahi karena sinar ditransmisikan melalui ruangan udara dalam sinus
frontalis ke dahi (Sinus Frontalis)
• Bila pasien menggunakan gigi palsu pada rahang atas, dilepas. Minta
pasien untuk sedikit menengadahkan kepala dan membuka mulut lebar-
lebar. Arahkan sinar dari sudut mata bagian bawah dalam ke arah bawah
(Sinus maksilaris).
• Lihat bagian palatum durum di dalam mulut. Bayangan
kemerahan/terang di palatum durum  sinus maksilaris normal
yang terisi oleh udara. Bila sinus terisi cairan, bayangan
kemerahan tersebut meredup atau menghilang

• Cara lain, sumber cahaya dimasukkan ke mulut diarahkan ke mata


dan cahaya yang memancar ditutup dengan tangan kiri. Sinus
normal  dinding depan kelihatan terang
Transiluminasi Sinus Transiluminasi Sinus
Maksilaris Frontalis

Anda mungkin juga menyukai