KELOMPOK V
Aditya usri usman Cipto nirmolo Desy indah P Marica hervianti M Taufan isnan Oksy methas
Rohman anda Rr.Vebi adeliana Dewi destiarini Septiana citra dewi Winda fauti
Skenario I
Seorang laki-laki 54 tahun dibawa ke dokter praktek swasta karena tiba-tiba mengalami hemiparese kiri dengan mulut mencong ke kanan dua hari lalu. Ia juga menderita nyeri kepala dan muntah-muntah. Beberapa saat mengalami lemah separuh badan, penderita sulit diajak komunikasi dan kelihatan mengantuk.
Anatomi
Vascularisasi
KORTEKS SEREBRI
TALAMUS
HIPOTALAMUS
REGULASI BANYAK FUNGSI HOMEOSTATIK PENGHUBUNG SISTEM SARAF DAN ENDOKRIN PUSAT EMOSI DAN TINGKAH LAKU
SEREBELUM
MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN MEMPERBAIKI TONUS OTOT KOORDINASI DAN MERENCANAKAN GERAK VOLUNTER TERLATIH
BATANG OTAK
TEMPAT ASAL SARAF OTAK PUSAT PENGATURAN KARDIOVASKULER RESPIRASI MODULASI RASA NYERI REGULASI REFLEKS SIKAPKESEIMBANGAN MENERUSKAN INPUT DARI MEDULA SPINALIS KE OTAK PERAN DLM SIKLUS TIDUR- BANGUN
Homunkulus Serebri
Lengkung Refleks
Epinefrin : merangsang adenilil siklase akan mengubah ATP jd siklik c AMP merangsang prot.kinase (pd jln napas meny.bronkodilator, pd p.darah : vasokontriksi, pd jar.adiposa : lipolisis) Norepinefrin : dibuat di sel/sinap saraf simpatis & bekerja menghantarkan rangsangan (listrik kimia) Dopamin : untuk kontraksi otot yang bersifat halus (menulis, melukis, menari dsb)
Histologi
Histopatologi
1.
Neuron Reaksi aksonal : setelah akson terpotong / rusak, sitoplasma di sekitar inti menjadi pucat dan bengkak Cedera sel akut : eosinofilia kuat di sitoplasma perinuklear dan piknosis inti yang mengikuti anoksia / iskemia akut Atrofi dan degenerasi : hilangnya neuron-neuron tanpa perubahan morfologik lain yang tampak
deposit
intraneuronal : terjadi dalam proses penuaan, gangguan metabolisme, penyakit viral, penyakit degeneratif 2. Glia Astrosit : astrosit gemistositik, gliosis, serabut rosenthal, corpora amylacea, astrosit-astrosit alzeimer Oligodendrosit : hilangnya/rusaknya mielin pada penyakit demielinisasi memeperlambat konduksi/ menghentikan impuls saraf
3. Sel
ependim jika rusak : tidak berregenerasi dan terbentuk granulasi ependimal 4. Mikroglia : membentuk sel batang, neurofagia, terjadi nekrosis
Tekanan intrakranial
Tanda TIK : 1. udem pupil 2. nyeri kepala 3. muntah 4. hipertermia 5. perubahan bicara dan kejang 6. perubahan motorik dan sensorik
refleks tendon Tidak adanya refleks patologik Tonus otot (-) Atrofi otot terjadi cepat
Mekanisme hemiparese
Mekanisme nyeri
Serat nyeri C dan A- halus, yang masing-masing membawa nyeri akut-tajam dan kronik-lambat, bersinaps di substansia gelatinosa tanduk dorsal, memotong medula spinalis dan naik ke otak di cabang neospinotalamikus atau cabang paleospinotalamikus traktus spinotalamikus anterolateralis. Traktus neospinotalamikus, yang terutama diaktiftan oleh aferen primer A-, bersinaps di nukleus ventroposterolateralis (VPN) talamus dan melanjutkan diri secara langsung ke korteks somatosensorik girus pascasentralis , tempat nyeri di persepsikan sebagai sensasi yang tajam dan berbatas tegas. Cabang paleospinotalamikus , yang terutama diaktifkan oleh aferen primer C , adalah suatu jalur difus yang mengirim kolateral-kolateral ke foramina retikularis batang otak dan struktur lain yang berjalan ke talamus. Seratserat ini mempengaruhi hipotalamus dan sistem limbik serta korteks serebrum. Dari sanalah timpul persepsi nyeri.
Jika mulut mencong ke arah bawah terjadi lesi yang mengenai UMN nukleus fasialis Jika mulut mencong ke bawah terjadi lesi pada nukleus motorius N. fasialis atau N. fasialis nya (lesi LMN)
Pemeriksaan N.Cranialis
N. III,IV,VI ( N.okulomtr,Troklearis,Abdusen) Refleks cahaya lngsg pupil (bundar/lnjng,ukuran,) Refleks cahaya tak lngsg ~ pasien diminta mlihat jauh,senter pupil n lihat sebelah kontra lateral Gerakan Bola mata: jarak 50cm dg gerakan pen
Pemeriksaan N.Cranialis
N. Trigeminus (N.V) Refleks Kornea pasien mlihat keatas knan,sentuh kornea dg kpas yg ujngny runcg N. Facialis (N.VII) perhatikan wajah pasien,kerutan dahi, menjulurkan lidah
Pemeriksaan N. Cranialis
N. Akustikus (N. VIII) pendengaran Tes Weber dg garpu tala di dahi Tes Schwabah d garpu tala di telinga N. Glosofaringeus (N. IX) Pasien diminta buka mulut lebar hingga trlihat dindg posterior faring lalu sentuh dg spatel, jika normal~> muntah
Pemeriksaan N. Cranialis
N. Vagus (N. X) mulut dibuka lebar,minta menyebut Ah N. Aksesorius (N. XI) minta nengok keknan, ditahn dg tangn~> lihat kekuatan N. Hipoglosus (N. XII) Buka mulut, lihat besar/ kecil simetris/tdk,atrofi, berkerut menjulurkan lidah lihat ada kelainan/tdak
Definisi Suatu manifestasi klinik gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologik Insiden 200/100.000 penduduk dalam 1 tahun 2 orang terserang strok di Indonesia menimpa 1,5 % penduduk 3 juta tingkat kematian 25% rata-rata setiap 3 harisekali ada 1 orang penduduk Indonesia meninggal karena strok
Pembagian Stoke
Global
N-Hemoragik
Stoke
Hemoragik
Stroke Hemorragic
Definisi merupakan strok perdarahan yang terjadi karena robek atau pecahnya dinding pembuluh darah otak.
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Gejala Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran Penglihatan ganda Pusing Bicara tidak jelas (rero) Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh Pergerakan yang tidak biasa Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih Ketidakseimbangan dan terjatuh Pingsan
Penyebab
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Faktor resiko mayor (faktor dominan) Hipertensi Penyakit jantung Diabetes melitus Polisitemia(banyak sel-sel darah) Pernah terserang stroke Faktor resiko minor Kadar lemak darah yang tinggi Hematokrit tinggi Merokok Obesitas Hiperurikemia Kurang gerak badan/olah raga Fibrinogen tinggi
Pemeriksaan Fisik
Sistem pembuluh perifer auscultasi art.carotis Jantung auscultasi jantung & EKG Retina adanya cupping diskus optikus, perdarahan retina, & kelainan Diabetes Ekstremitas sianosis & infark sbg tandatanda embolus perifer Pemeriksaan neurologik sifat intactness : untuk mengetahui letak dan luas suatu stroke
Perdarahan di bagian dalam otak menyebabkan defisit neurologi fokal yang cepat dan memburuk secara progresif dalam beberapa menit sampai kurang dari dua jam. Hemiparesis di sisi yang berlawanan dari letak perdarahan merupakan tanda khas pertama pada keterlibatan kapsula interna. Prognosis : Perdarahan yang terjadi di ruang supratentorium baik Perdarahan di dalam ruang infratentorium di daerah Pons atau Cerebellum buruk.
Faktor penyulit : Vasospasme reaktif disertai infark Ruptur ulang Hiponatremia hidrosefalus
turunkan tekanan darah Gangguan perdarahan endogen atau akibat obat menghambat antikoagulasi
: Stoke iskemik yang terjadi akibat bekuan arteri besar pada sirkulasi serebrum yang menyebabkan pasokan O2 & glukosa terhenti
Penyebab
Trombosis Aterosklerosis (tersering) Vaskulitis : artritis temporalis, poliartritis nodosa Robeknya arteri : karotis, vertebralis Gangguan darah : polisitemia, hemoglubinopati Embolisme Sumber di jantung : fibrilasi atrium (tersering), infark miokardium, penyakit jantung rematik, penyakit katub jantung, katub prostetik, kardiomiopati iskemik
Sumber tromboemboli aterosklerotik di arteri : bifurkasio karotis komunis, arteri vertebralis distal Keadaan hiperkoagulasi : kontrasepsi oral, karsinoma Vasokontriksi vasospasma serebrum setelah PSA
Gejala dan tanda 1. muncul mendadak 2. sakit kepala 3. muntah-muntah 4. hipertensi 5. gangguan penglihatan 6. baal atau lemas mendadak diwajah, lengan atau tungkai satu sisi tubuh 7. bingung mendadak 8. hilangnya keseimbangan atau koordinasi
Penatalaksanaan Stroke
Prognosis
Banyak penderita yang mengalami kesembuhandan kembali menjalankan fungsi normalnya. Penderita lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan mental dan tidak mampu bergerak, berbicara atau makan secara normal Sekitar 50% penderita yang mengalami kelumpuhan separuh badan dan gejala berat lainnya,bisa kembali memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. Mereka bisa berfikir dengan jernih dan berjalan dengan baik, meskipun penggunaan lengan atau tungkai yang terkena agak terbatas. Sekitar 20% penderita meniggal di rumah sakit. Yang berbahaya adalah stroke yang disertai dengan penurunan kesadaran dan gangguan pernafasan atau gangguan fungsi jantung. Kelainan neurologis yang menetap setelah 6 bulan cenderung akan terus menetap, meskipun beberapa mengalami perbaikan.
Cedera Kepala
Hematoma Epidural Gjala sisa yg srius & mnybabkan angka mortalitas 50% gjl & tnda tampak bervariasi sring terjd didaerah parietemporal akbt robekan art meningea media Hematoma Subdural Brasal dr vena timbul akbat ruptur vena yg terjd dlm ruangan subdural
Cedera Kepala
Hematoma Subdural Kronik Akbt robeknya vena yg melwti ruang subdural 7-10hr, darah dikelngi membran fibrosa Gjl & tnda tdk spesifik,tdk terlokasi Bisa disebkn pnykt lain : - skit kpal, apati,nya kmampuan utk kecakapan kognitif - Hemiparesis, kelainan pupil (50% kasus)
Lesi pada pendunkulus serebri di tingkat mesensefalon N. okulomotorius (III) terganggu fungsinya Gejala : - strabismus divergens - diplopia dan ptosis - midriasis
Disebabkan oleh vaskuler unilateral Kelumpuhan UMN pada sisi kontralateral yang berada di bawah tingkat lesi Kelumpuhan LMN pada otot yang di persarafi oleh N. abdusens dan n. facialis
Disebabkan oleh lesi vaskuler Lesi unilateral Kawasan piramis sesisi dan dilintasi oleh N. hipoglosus Kelumpuhan UMN pada sisi kontralateral Kelumpuhan LMN pada belahan lidah ipsilateral Gejala pokok : hipestesia pada belahan tubuh sisi kontralateral yang berkombinasi dengan hipestesia pada belahan wajah ipsilateral