I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn, A
Umur
: 60 tahun
Alamat
: Rajabasa, Bandar Lampung
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
Status
: Menikah
Suku Bangsa
: Padang
Tanggal Masuk : 18 September 2015
Di Rawat Ke
: 1, dari Poliklinik.
II. RIWAYAT PENYAKIT
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Nyeri pinggang kiri dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. nyeri menjalar
sampai ke paha kiri bagian belakang dan hilang timbul. nyeri disertai
kesemutan, baal dan terasa panas. awalnya nyeri dirasakan disebelah kiri saja,
lama kelamaan ke sebelah kanan sampai menjalar di kedua ujung kaki.
keluhan berkurang saat os beristirahat dan berbaring. Os mengaku jika duduk
lama kemudian berdiri keluhan semakin memberat. Os sulit untuk berjalan.
Os. mengaku sebelumya sering marathon pagi. Riwayat trauma disangkal.
Satu bulan keluhan tak kunjung membaik, Kemudian Os berobat ke poli
penyakit dalam RSPBA, dikarenakan os juga mau kontrol penyakit DM yang
di deritanya. Os.mengaku sudah 15 tahun terkena penyakit DM dan dari
Dokter penyakit dalam menganjurkan untuk di Rontgen vertebrae
lumbosacral, kemudian hasilnya tak tampak ada kelainan. dan Dokter
penyakit dalam memberikan obat analgetik berupa meloxicam, lalu
menyarankan os untuk berenang dan fisioterapi.
9 bulan yang lalu Os. berobat ke Poli Saraf RSPBA dan Dokter Saraf
menganjurkan os untuk melakukan pemeriksaan MRI. Kemudian os.
melakukan MRI di RS.Natar Medika. dari hasil pemeriksaan didapatkan
penonjolan discus intervertebralis pada L3-S1 disertai hernia nucleus
pulposus. dan disarankan oleh dokter untuk dilakukan operasi. Tetapi os tidak
mau dioperasi.
Hari masuk Rumah Sakit os dengan keluhan yang sudah berkurang,
ingin melakukan fisioterapi.
Riwayat Penyakit Dahulu:
- Os mempunyai Riwayat DM 15 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Keluarga:
- Tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan OS.
- Ayah Os mempunyai riwayat DM
Riwayat Sosial Ekonomi:
Os tinggal dengan istri dan anaknya, os seorang wiraswasta, dan berobat ke
RSPBA ditanggung oleh BPJS.
Riwayat Kebiasaan
Sering duduk lama dan sering marathon pagi.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present :
Keadaan Umum
: Tampak Sakit Ringan
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: 15
Vital Sign
Tekanan Darah
: 130/70 MmHg
Nadi
: 72x/menit
Respirasi
: 20x/menit
Suhu
: 36,0 C
Status Generalis
Kepala
Bentuk
Rambut
Mata
: Normocephal
: Hitam, lurus
: Sklera anikterik ka/ki, konjungtiva ananemis ka/ki
Telinga
: Normotia ka/ki
Hidung
Mulut
Leher
Pembesaran KGB
Pembesaran Tiroid
JVP
Trachea
Thorax
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas kanan atas
Batas kiri atas
Batas kana bawah
Auskultasi
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ekstermitas
Superior
Inferior
:
: Ictus cordis tidak terlihat
: Ictus cordis tidak teraba
: ICS II linea parasternal dextra
: ICS II linea parasternal sinistra
: ICS IV linea midclavicularis sinistra
: Bj I dan II normal, murmur dan gallop (-)
: Simetris kanan dan kiri, statis, dinamis
: Fremitus suara ka/ki sama
: Sonor kedua lapang paru
: Suara nafas vesikuler ka.ki
: Datar, tidak ada asites.
: Bising usus (+)
: Soepel, hepar dan lien tidak teraba.
: Timpani seluruh lapang abdomen.
: Akral hangat, edem (-), sianosis (-)
: Akral hangat, edem (-), sianosis (-), sulit
berjalan, nyeri, kesemutan dan baal (+).
IV.
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
Saraf Kranial
N. Olfactorius ( N.I)
Daya Penciuman Hidung
N. Opticus (II)
Tajam Penglihatan
Lapang Penglihatan
Tes Warna dan Fundus Oculi
Kanan / Kiri
Normosmia
6/6 ODS
Tidak ada penyempitan lapang
pandang
Tidak dilakukan
Bentuk
: Bulat
Isokor/anisokor
: Isokor
Posisi
:ditengah ,simetris
Refleks Cahaya langsung
: +/+
Refleks Cahaya tidak langsung: +/+
Gerakan Bola Mata
Medial
: +/+
Lateral
: +/+
Superior
: +/+
Inferior
: +/+
Obliqus, superior
: +/+
Obliqus, Inferior
: +/+
: +/+
: +/+
N. Trigeminus (N. V)
Sensibilitas
Ramus Oftalmikus : Normal
Ramus Maksilaris
: Normal
Ramus Mandibularis : Normal
Motorik
M. Masseter
: Normal
M. Temporalis
: Normal
M. Ptergoideus
: Normal
Reflek
Reflek Kornea
: +/+
Reflek bersin
: +/+
N. Fascialis (N.VII)
Inspeksi wajah sewaktu
Diam
: Simetris
Tertawa
: Simetris
Meringis
: Simetris
Bersiul
: Simetris
Menutup mata : Simetris
Pasien disuruh untuk mengerutkan dahi: Simetris
Menutup mata kuat-kuat
: Simetris
Mengembangkan pipi
: Simetris
Sensorik
Pengecapan 2/3 lidah
: Tidak dilakukan
N. Acusticus (N. VIII)
N. Cochlearis
Superior ka/ki
Simetris
5/5
Normal
Tidak ada
Bisep +/+
Triceps +/+
Normal
Reflek Patologis
Hoffman Tromner
Babinsky
Chaddock
: -/: -/:-/-
Inferior ka/ki
Simetris
4/4
Normal
Ada
Patella -/Achiles -/Normal
Oppeinheim
:-/ Schaefer
:-/ Gordon
:-/ Gonda
:-/Sensibilitas
Eksteroseptif/ rasa permukaan superior/inferior:
Rasa nyeri
: +/+
Rasa raba
: +/+
Rasa suhu panas
: tidak dilakukan
Rasa suhu dingin
: tidak dilakukan
Propioseptif/rasa dalam
Rasa sikap
: baik
Rasa getar
: baik
Rasa nyeri dalam
: baik
Fungsi kortikal untuk sensibilitas
Asteriognosis
: baik
Grafognosis
: baik
Koordinasi
Tes tunjuk hidung
: baik
Tes pronasi supinasi
: baik
Susunan Saraf Otonom
Miksi
Defekasi
Fungsi luhur
Fungsi bahasa
Fungsi Orientasi
Fungsi memori
Fungsi emosi
:baik
:baik
:baik
:baik
Tes Tambahan
V.
RESUME
Tes Lasseque
Tes Braggard
Tes Siccard
Tes Patrick
:+
:+
:+
:+
DIAGNOSIS
Klinis : ischialgia bilateral, parasthesia.
Topis : Radiks spinalis segmen L3- S1 bilateral
Etiologi :Hernia Nukleus Pulposus Lumbosacralis.
VII.
DIAGNOSIS BANDING
Hernia Nucleous Pulposus Lumbasacralis
Spondylosis
VIII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa : Mecobalamin 2x1
Meloxicam 3x1
Fisioterapi
Operatif
IX.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Vertebrae Lumbosacral Ap Lateral
EMG
MRI
X.
PROGNOSA
Quo Ad Vitam
: Dubia Ad Bonam
Quo Ad Fungsionam : Dubia Ad Bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari
diskusmelalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang atau dorsal
menekan medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis
sehingga menimbulkan gangguan.Hernia Nucelus Pulposus (HNP) adalah suatu
nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna vertebralis pada diskus
intervertebralis (diskogenik) (Harsono, 1996). Herniasi diskus intervertebralis ke
segala arah dapat terjadi akibat trauma atau stress fisik
10
Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan
tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebrae
yangdihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut
discusinvertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan
ligamentum longitudinalisposterior.
Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna vertebralis.
Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak
terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock
absorber agar kolumna vertebralis tidak cedera bila terjadi trauma.
11
12
III. Patofisiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP :
1. Aliran darah ke diskus berkurang
2. Beban berat
3. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan
nucleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel
yang berada di kanalis vertebralis menekan radiks.
Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang
terangsangoleh berbagai stimulus lokal (mekanis, termal, kimiawi). Stimulus
ini akan direspondengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan
menimbulkan persepsinyeri. Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang
bertujuan untuk mencegah pergerakan sehingga proses penyembuhan
dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme otot, yang
selanjutnya dapat menimbulkan iskemia.
Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan
terlibatnya berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang
diakibatkan lesi primer pada sistem saraf.Iritasi neuropatik pada serabut saraf
dapat menyebabkan 2 kemungkinan:
13
IV. Etiologi
Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :
Degenerasi diskus intervertebralis
Trauma minor pada pasien tua dengan degenerasi
Trauma berat atau terjatuh
Mengangkat atau menarik benda berat
1)Riwayat trauma
2)Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat beban beban berat, duduk,
mengemudidalam waktu lama.
3)Sering membungkuk.
4) Posisi tubuh saat berjalan
14
15
VIII. Diagnosis
16
-----
Anamnesis
- Mula timbul nyeri: apakah didahului trauma atau aktivitas fisik,
-
ataukah spontan.
Sifat nyeri: nyeri tajam, menusuk dan berdenyut sering bersumber dari
sendi, tulang dan ligamen; sedangkan pegal, biasanya berasal dari otot.
Lokasi nyeri: nyeri yang disertai penjalaran ke arah tungkai
menunjukkan
keterlibatan radiks saraf.Hal-hal yang meringankan atau memprovokasi nyeri: bila berkurang
setelah melakukan tirah baring mungkin HNP tetapi bila bertambah,
mungkin disebabkan tumor; bila berkurang setelah berjalan jalan
mungkin tumor dalam kanalis vertebralis; nyeri dan kaku waktu
bangun pagi dan berkurang setelah melakukan gerakan tubuh mungkin
disebabkan spondilitis ankilopoetika; batuk, bersin dan mengejan akan
17
Palpasi untuk mencari trigger zone, nodus miofasial, nyeri pada sendi
sakroiliaka, dan lain-lain.
Posisiduduk:
Posisi berbaring :
18
respons pasien.
Pada spondilolistesis yang berat dapat diraba adanya ketidak-rataan
dan kurang dari L2 dan L3. Refleks tumit predominan dari S1.
Harus dicari pula refleks patologis seperti babinski, terutama bila ada
hiperefleksia yang menunjukkan adanya suatu gangguan upper motor
neuron (UMN).
Dari pemeriksaan refleks ini dapat membedakan akan kelainan yang
berupa UMN atau LMN.
Pemeriksaan neurologik,
a Pemeriksaan sensorik
b Pemeriksaan motorik dicari apakah ada kelemahan, atrofi atau
c
d
fasikulasi otot
Pemeriksaan tendon
Pemeriksaan yang sering dilakukan
- Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus (tes laseque, tesbragard,
-
tes Sicard)
Tes untuk menaikkan tekanan intratekal (tes Nafzigger, tes
Valsava)
Tes Patrick dan Tes Contra Patrick
Tes Distraksi dan Tes Kompresi
Tanda-tanda perangsangan meningeal :
19
20
HNP.
Tanda Laseque terbalik (femoral nerve stretch test / reverse
Laseque sign) :
Tes ini dapat menimbukan nyeri akibat ketegangan saraf yang
mengalami iritasi ataupun kompresi, terutama pada lumbal bagian
tengah dan atas. Bila tes ini positif, maka dicurigai adanya
ketegangan pada radiks L2, L3 atau L4 dan tes ini dilakukan pada
pasien yang terlungkup dengan jalan meng-ekstensikan paha
dimana lutut dalam keadaan fleksi dan bisa juga dilakukan dengan
pasien tidur pada sisi yang sehat dan meluruskan paha yang terkena
dengan lutut dalam keadaan fleksi dan suatu tes yang positif akan
Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan neurofisiologi. Terdiri dari: Elektromiografi (EMG)
Bisa mengetahui akar saraf mana yang terkena dan sejauh mana
b
c. Myelogram
Berguna untuk menjelaskan ukuran dan lokasidari hernia. Bila
operasi
dipertimbangkan maka myelogram dilakukanuntuk menentukan tingkat
protrusi diskus. Juga digunakan untuk membedakan kompresi radiks dari
neuropati perifer.
d. MRI tulang belakang
Bermanfaat untuk diagnosis kompresi medulla spinalis atau kauda
equina. Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT scandalam hal
mengevaluasi gangguan radiks saraf.MRI merupakan standar baku
emas untuk HNP.
21
e. Pemeriksaan Radiologi
-
22
b. Traksi Mekanik
Traksi merupakan proses mekanik menarik tulang sehingga sendi saling
menjauh.
Efek mekanis traksi pada tulang belakang adalah :
-
23
artikularis.
Mengurangi nyeri sehingga efek relaksasi akan lebih mudah
diperoleh
c. Bugnet Exercises
Bugnet exercises (terapi tahanan sikap) adalah metode pengobatan
berdasarkan kesanggupan dan kecenderungan manusia untuk
mempertahankan sikap badan melawan kekuatan dari luar. Kemampuan
mempertahankan sikap tubuh melibatkan aktivitas sensomotorik dan
mekanisme refleks sikap.Aktivitas motorik terapi ini bersifat umum yang
diikuti oleh fungsi sensorik untuk bereaksi mempertahankan sikap tubuh.
Tujuan terapi ini:
-
tubuh
Mengoreksi sikap tubuh yang mengalami kelainan
Memelihara dan meningkatkan kekuatan dan kemampuan fisik dan
psikis sehingga tidak mudah lelah melalui perbaikan sirkulasi
Curl-up exercise
24
25
26
3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat di
lantai. Lakukan sit up parsial,dengan melipatkan tangan di tangan dan
mengangkat bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai. Lakukan beberapa kali.
27
28
BAB III
KESIMPULAN
Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak Low
Back Pain akibat proses degeneratif. Penderita penyakit ini sering mengeluh
sakit pinggang yang menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat aktifitas
membungkuk (sholat, mencangkul). Penderita mayoritas melakukan suatu
aktifitas mengangkat beban yang berat dan sering membungkuk.
HNP lumbalis paling sering (90%) mengenai diskus intervertebralis L5-S1
dan L4-L5. Biasanya HNP lumbalis akan membaik dalam waktu kira-kira 6
minggu..Terapinya meliputi medikamentosa dan rehabilitasi medik. Terapi
medikamentosa seperti obat AINS untuk pemberian jangka pendek.Prognosisnya
pada sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi
konservatif.
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Purwanto ET.Hernia Nukleus Pulposus Lumbalis. Jakarta: Perdossi
2. Putrialthafunnisa, 2010. Rehabilitasi Medik Pada Penderita Hernia Nukleus
Pulposus. In http://putrialthafunnisa.wordpress.com/2010/07/04/rehabilitasimedikpada-penderita-hernia-nukleus-pulposus/
3. Sidharta Priguna, 2004. Beberapa Segi Klinik dan Penatalaksanaan Nyeri
Pinggang Bawah. In :http://www.kalbe.co.id
4. Sidharta Priguna, 2005. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Jakarta : PT
Dian Rakyat.