VARIASI LAYANAN
KEDOKTERAN
FORENSIK DI DUNIA
Eriza Amalia Zain 2040312048
Muhammad Zikra 1610312051
Tujuan Penulisan
mengetahui dan memahami tentang definisi ilmu kedokteran
forensik, sistem investigasi kematian di Indonesia dan beberapa
negara di dunia, peranan dokter umum ataupun dokter spesialis
forensik dalam pelayanan forensik, dan kriteria idealnya
layanan kedokteran forensik.
Metode Penulisan
Penulisan makalah ini disusun berdasarkan studi kepustakaan yang
merujuk pada berbagai sumber dan literatur.
02
Tinjauan Pustaka
Kedokteran Forensik
● Forensik (berasal dari bahasa Latin forensis yang berarti "dari luar", dan
serumpun dengan kata forum yang berarti "tempat umum") adalah
bidang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk membantu proses
penegakan keadilan melalui proses penerapan ilmu atau sains.
● Selain kedokteran forensik juga dikenal ilmu-ilmu forensic lainnya antara
lain ilmu fisika forensik, ilmu kimia forensik, ilmu psikologi forensik, ilmu
toksikologi forensik, komputer forensik, ilmu balistik forensik, ilmu
metalurgi forensik dan sebagainya.
Kedokteran Forensik (lanjutan...)
● Ilmu kedokteran forensik adalah salah satu cabang spesialistik ilmu
kedokteran yang memanfaatkan ilmu kedokteran untuk membantu
penegakan hukum dan pemecahan masalah-masalah di bidang hukum.
● Ada 3 sistem hukum yang ada di dunia yaitu:
○ sistem coroner,
○ sistem kontinential (Civil law system), dan
○ sistem anglo saxon (common low/medical examiner).
● Ruang lingkup ilmu kedokteran forensik berkembang dari waktu ke waktu..
● Jenis perkaranya pun meluas
Sistem
Investigasi
Kematian
Sistem Investigasi Kematian
● Secara umum cara kematian dibagi menjadi dua,
○ wajar dan
○ tidak wajar.
● Surat keterangan penyebab kematian yang diterbitkan dokter dapat digunakan
sebagai salah satu petunjuk untuk memperkirakan cara kematian korban.
● Korban yang ditemukan dalam keadaan luka ringan, luka berat, atau
korban yang sudah tidak bernyawa
Di Indonesia (lanjutan...)
● Setelah dilakukannya autopsi, dokter mempunyai kewajiban memberikan
keterangan sesuai dengan temuan pada si mayat di pengadilan.
● Pasal 179 KUHAP menentukan bahwa:
○ 1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran
kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan
keterangan ahli demi keadilan;
○ 2. Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi
mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa
mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan
keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya menurut
pengetahuan bidang keahliannya.
Di Indonesia (lanjutan...)
● Di Indonesia telah dilakukan Bedah Mayat (Otopsi) untuk penyebab atau
tujuan tertentu.
● Berdasarkan tujuannya, otopsi terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Autopsi anatomi
2. Autopsi Klinis
3. Autopsi Forensik
Di Jepang
● Di Jepang, investigasi kematian terutama dilakukan oleh polisi.
● Saat kematian dari non-alami penyebab dilaporkan ke polisi, petugas
memeriksa mereka secara eksternal.
● Hanya mereka yang diduga dibunuh diotopsi oleh departemen
kedokteran forensik di universitas kedokteran, dan untuk kematian yang
tidak dianggap terkait dengan kejahatan, seorang dokter umum
menyiapkan sertifikat kematian tanpa melakukan pemeriksaan kesehatan
seperti autopsi.
● Otopsi untuk kesehatan masyarakat hanya dilakukan untuk beberapa
jenazah di beberapa daerah
Di Arab Saudi
● Konsep otopsi biasanya ditolak oleh sebagian besar kerabat yang sudah
meninggal.
● Jaksa mencoba hindari otopsi dalam keadaan tertentu,
● Namun secara hukum, jaksa di KSA memiliki kewenangan untuk itu
lanjutkan dengan melakukan otopsi tanpa perlu persetujuan jika ada
unsur kecurigaan yang tinggi akan kematian yang tidak wajar atau jika
informasi dalam bagan medis tidak lengkap.
● Izin otopsi dikeluarkan dari gubernur administratif provinsi atau miliknya
petugas yang berwenang dan dokter forensik harus berusaha
mengembalikan tubuh ke penampilan pra otopsi sesuai dengan
kapasitasnya.
Di Mesir
● Di Mesir pemeriksa medis forensik melakukan semua aspek kematian
investigasi yang meliputi kunjungan dan pemeriksaan TKP mayat baik
secara eksternal maupun internal.
● Administrasi Kedokteran Forensik terdiri dari 4 departemen.
○ kantor pemeriksa medis forensik
○ kedokteran forensik laboratorium,
○ unit kimia forensik
○ counterfeiting and forgery units
Di Inggris
● Ahli patologi forensik di Inggris memiliki pelatihan dasar dalam
histopatologi dan kemudian menjalani pelatihan khusus di bidang
Forensik patologi..
● Ahli patologi rumah sakit bergilir dalam melakukan yang diperlukan tugas
melakukan otopsi dan mengambil jaringan yang diperlukan untuk
pemeriksaan mikroskopis. Ahli patologi kemudian akan menulis laporan
ke Pemeriksa menjelaskan temuannya dan merumuskan penyebab
kematian. Ahli forensik patologi di Inggris tidak terlibat dengan forensik
klinis kedokteran.
Di Amerika Serikat
● Sistem Pemeriksa medis pertama atau Medical examiner (ME)
memberikan wewenang untuk menyelidiki kematian yang terjadi dari
kekerasan kriminal, korban, atau bunuh diri. ME diberikan kewenangan
untuk membuat keputusan tentang perlunya otopsi dan mendirikan
laboratorium untuk digunakan.
● Kantor New York itu mungkin kantor ME pertama di AS. Kantor ME adalah
lembaga independen yang memiliki ahli patologi forensik mereka sendiri
dan banyak yang mempekerjakan staf paruh waktu. ahli patologi di ME
dapat mengirimkan spesimen patologis yang sulit atau slide ke ahli
patologi di rumah sakit lain untuk konsultasi.
● Ahli patologi forensik di AS, mirip dengan Inggris, tidak terlibat dengan
forensik klinis.
Spesialis
Forensik di
Indonesia
Spesialis Forensik di Indonesia
● Ruang lingkup ilmu kedokteran forensik di Indonesia secara garis besar
dapat digolongkan sebagai berikut
○ Forensik Patologi
○ Forensik Klinik,
○ Forensik Laboratorium
● Seorang ahli kedokteran forensik di Indonesia harus menguasai ketiga
bidang dalam ruang lingkupnya.
Spesialis
Forensik di
Luar Negeri
Spesialis Forensik di Luar Negeri
● Secara umum, sistem yang berbeda dapat diklasifikasikan menjadi dua
kategori utama layanan medis forensik.
● Layanan terintegrasi
● Layanan terbagi
Spesialis Forensik di Luar Negeri (lanjutan
...)
● Kedokteran forensik, seperti yang dipraktikkan dengan berbagai cara,
adalah disiplin multidisiplin, mengandalkan prinsip-prinsip yang diambil
dari berbagai disiplin ilmu inti dan tambahan, termasuk kedokteran, dan
khususnya patologi, farmakologi, dan toksikologi.
● Dalam kasus tertentu, praktik dari disiplin ilmu yang lebih tepat dianggap
sebagai bagian dari ilmu forensik daripada kedokteran forensik digunakan
atau diandalkan, termasuk serologi, genetika, daktilografi (analisis sidik
jari), antropologi forensik, dan odontologi forensik.
Perbandingan Spesialis Forensik di Indonesia dan
Malaysia
Indikasi Otopsi
Praktek Forensik
Klinik
● Kurangnya taksonomi dan sistem yang seragam dalam forensik
kedokteran menciptakan kesulitan dalam menilai perkembangan
dan kinerja kedokteran forensik
● praktik saat ini dalam kedokteran forensik cenderung berbasis
pengalaman, diturunkan dari generasi ke generasi praktisi medis
forensik di fasilitas individu.
● Saat ini, tidak ada pedoman yang diterima secara universal atau
internasional untuk menulis laporan medis forensik.
Layanan Kedokteran Forensik di Indonesia