INITIATIVE FOR
CHRONIC
OBSTRUCTIVE
LUNG DISEASE
(GOLD)
Oleh
Preseptor
dr. Dewi Wahyu Fitrina, Sp. P (K)
CHRONIC
OBSTRUCTIVE
PULMONARY
DISEASE (COPD)
Penyakit yang ditandai dengan adanya hambatan
aliran udara yang persisten karena abnormalitas
saluran nafas atau alveolar yang diakibatkan oleh
terpapar partikel atau gas berbahaya.
PREVALENSI
PPOK
PENYEBAB
KEMATIAN KE-4
DI DUNIA
> 3 JUTA
ORANG
MENINGGAL
KARENA PPOK
1. Merokok : cigarette, rokok tembakau tipe lain :
pipe, cigar, water pipe, dan marijuana
2. Polusi udara ruangan : dari bakaran kayu,
bakar saat memasak dengan ventlasi buruk
3. Occupational expousure : debu organik dan
inorganik, agen kimia
4. Polusi udara luar : berkontribusi pada beban
total paru-paru dari partikel yang dihirup
5. Faktor genetik : defisiensi alfa-1 antitrypsin
(AATD)
6. Usia & jenis kelamin: penuaan dan jenis
kelamin wanita
7. Pertumbuhan dan perkembangan paru :
BBLR, infeksi respiratory
8. Status ekonomi : kemiskinan
9. Asma
10. Bronkirtis kronik
11. infeksi
DIAGNOSIS
• Gejala : dispnea,
batuk kronik,
produksi sputum
• Riwayat terekspose
faktor risiko
• Post-brocodilator
FEV1/FVC <0,70 →
menegaskan
adanya hambatan
aliran udara
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pengujian latihan
dan penilaian
IMAGING VOLUME PARU OKSIMETRI & ABG aktivitas fisik
Tidak membantu Peningkatan Mengevaluasi Tes jalan kaki →
menegakkan volume residual saturasi oksigen menilai kecacatan
diagnosis DD pasien dan risiko kematian
Jika saturasi dan menilai
<92% ABG efektivitas ehabilitasi
paru.
Penilaian pada PPOK
1. Menilai gejala pasien
2. Menilai derajat keparahan melalui kelainan spirometry
3. Menilai resiko eksaserbasi
4. Menentukan komorbiditas
Menilai Gejala
Menilai derajat keparahan dari kelainan
spirometri
Bukti yang mendukung
terapi pencegahan dan
perawatan
Upaya berhenti merokok
• Usaha berhenti merokok memiliki kapasitas terbesar terhadap
COPD
Vaksinasi
• Vaksin Influenza
Vaksinasi Influenza dapat mengurangi penyakit serius (seperti infeksi saluran pernapasan bawah yang
harus dirawat di rumah sakit dan kematian pada pasien COPD. Beberapa studi telah mengevaluasi
eksaserbasi dan mereka telah menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan dengan mereka yang
menerima vaksin plasebo
• Vaksin Pneumococcal
Pneumococcal vaksinasi, PCV13 dan PPSV23, direkomendasikan untuk semua pasien 65tahun keatas
Terapi farmakologi
untuk COPD stabil
Terapi farmakologi untuk COPD stabil
Palpitasi karena aritmia atrial dan ventrikel, efek samping lain yaitu sakit
kepala, insomnia, mual dan mulas.
Terapi kombinasi bronkodilator
● Perpaduan bronkodilator dengan mekanisme dan durasi yang berbeda dapat
meningkatkan bronkodilatasi dengan efek samping yang lebih rendah dibandingkan
dengan meningkatkan dosis tunggal bronkodilator.
● Pengobatan dengan formoterol dan tiotropiom inhaler terpisah memiliki dampak
yang lebih besar pada FEV1 daripada penggunaan secara masing-masing.
● Kombinasi LABA dan LAMA pada single inhaler meningkatkan fungsi paru
dibandingkan dengan plasebo.
Anti-Inflamasi
Digunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk orl maupun intravena,
berfungsi menekan inflamasi yang terjadi. .
Inhaled Corticosteroids (ICS)
● Kebanyakan penelitian menemukan bahwa peraatan rutin
dengan ICS tunggal tidak mengubah lama penurunan FEV1
atau kematian pasien dengan COPD.
● Kombinasi ICS dengan long acting-bronkodilator lebih
efektif meningkatkan fungsi paru, status kesehatan dan
menurunkan eksaserbasi.
● Jumlah eosinofil bisa memprediksi besarnya efek ICS
dalam mencegah eksaserbasi.
● Efek kecil terlihat pada jumlah eosinofil yang lebih rendah.
● Efek samping penggunaan ICS sering dikaitkan dengan
candidiasis, suara serak, memar pada kulit dan pneunomia.
Triple inhaled therapy
● Terapi denga LABA+LAMA+ICS meningkatkan fungsi paru dan mencegah
ekssaserbasi mengurangi kematian
Glukokortikoid oral
● Memiliki efek samping yang cukup banyak, seperti miopati, kelemahan
otot,penurunan fungsi dan kegagalan pernapasan pada pasien dengan COPD sangat
berat.
● Glukokortikoid sistemik untuk mengobati eksaserbasi akut pasien di rumah sakit, atu
pada keadaan emergensi mengurangi kegagalan pengobatan, tingkat ke kambuhan
dan meningkatkan fungsi paru dan napas.
Phosphodiesterase-4 (PDE4) inhibitors
● Pentingnya pendidikan dan pelatihan teknik inhaler yang tidak dapat ditekan
berlebihan.
● Pilihan inhaler dirancang secara individual dan tergantung akses, biaya, presciber dan
kemampuan pasien.
● Penting untuk memberikan petunjuk dan menunjukkan teknik yang tepat saat
membuat sebuah alat
● Teknik inhaler dan kepatuhan perlu dinilai sebelum menilai hasil terapi
Rehabilitasi paru, pengendalian diri dan perawatan
integritas COPD
Rehabilitasi paru
• Memperbaiki dispnea, status kesehatan, dan toleransi olahraga pada pasien stabil
• Mengurangi rawat inap pasien yang eksaserbasi baru-baru ini
• Mengurangi gejala kecemasan dan depresi
Pasien
Terapi O2
Indikasi rawat Rawat
eksaserbasi inap inap
datang ke IGD
Penilaian
Penanganan di
IGD
TATALAKSANA FARMAKOLOGIS
Bronkodilator
Glukokortikoid
Antibiotik
Tatalaksana Tambahan
- Terapi O2
- Rehabilitasi
- High Flow Nasal Cannula (HFNC)
- Nutrisi
PROGNOSIS
EKSASERBASI PPOK
Prognosis jangka panjang setelah rawat inap buruk
mortalitas dalam 5 tahun 50%
KOMORBID PPOK
● Penyakit Kardiovaskular
● Osteoporosis
● Ansietas dan depresi
● Kanker paru
● DM
● GERD
● Bronkiektasis
KESIMPULAN
Penatalaksanaan pada PPOK berdasarkan kepada penilaian pada PPOK
yaitu menilai gejala pasien, menilai derajat keparahan melalui kelainan
spirometri, menilai resiko eksaserbasi dan menentukan komorbiditas.