Anda di halaman 1dari 44

GLOBAL

INITIATIVE FOR
CHRONIC
OBSTRUCTIVE
LUNG DISEASE
(GOLD)
Oleh

Muhammad Zikra 1610312051

Preseptor
dr. Dewi Wahyu Fitrina, Sp. P (K)
CHRONIC
OBSTRUCTIVE
PULMONARY
DISEASE (COPD)
Penyakit yang ditandai dengan adanya hambatan
aliran udara yang persisten karena abnormalitas
saluran nafas atau alveolar yang diakibatkan oleh
terpapar partikel atau gas berbahaya.
PREVALENSI
PPOK
PENYEBAB
KEMATIAN KE-4
DI DUNIA

> 3 JUTA
ORANG
MENINGGAL
KARENA PPOK
1. Merokok : cigarette, rokok tembakau tipe lain :
pipe, cigar, water pipe, dan marijuana
2. Polusi udara ruangan : dari bakaran kayu,
bakar saat memasak dengan ventlasi buruk
3. Occupational expousure : debu organik dan
inorganik, agen kimia
4. Polusi udara luar : berkontribusi pada beban
total paru-paru dari partikel yang dihirup
5. Faktor genetik : defisiensi alfa-1 antitrypsin
(AATD)
6. Usia & jenis kelamin: penuaan dan jenis
kelamin wanita
7. Pertumbuhan dan perkembangan paru :
BBLR, infeksi respiratory
8. Status ekonomi : kemiskinan
9. Asma
10. Bronkirtis kronik
11. infeksi
DIAGNOSIS
• Gejala : dispnea,
batuk kronik,
produksi sputum

• Riwayat terekspose
faktor risiko

• Post-brocodilator
FEV1/FVC <0,70 →
menegaskan
adanya hambatan
aliran udara
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pengujian latihan
dan penilaian
IMAGING VOLUME PARU OKSIMETRI & ABG aktivitas fisik
Tidak membantu Peningkatan Mengevaluasi Tes jalan kaki →
menegakkan volume residual saturasi oksigen menilai kecacatan
diagnosis  DD pasien dan risiko kematian
Jika saturasi dan menilai
<92%  ABG efektivitas ehabilitasi
paru.
Penilaian pada PPOK
1. Menilai gejala pasien
2. Menilai derajat keparahan melalui kelainan spirometry
3. Menilai resiko eksaserbasi
4. Menentukan komorbiditas
Menilai Gejala
Menilai derajat keparahan dari kelainan
spirometri
Bukti yang mendukung
terapi pencegahan dan
perawatan
Upaya berhenti merokok
• Usaha berhenti merokok memiliki kapasitas terbesar terhadap
COPD
Vaksinasi
• Vaksin Influenza
Vaksinasi Influenza dapat mengurangi penyakit serius (seperti infeksi saluran pernapasan bawah yang
harus dirawat di rumah sakit dan kematian pada pasien COPD. Beberapa studi telah mengevaluasi
eksaserbasi dan mereka telah menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan dengan mereka yang
menerima vaksin plasebo

• Vaksin Pneumococcal
Pneumococcal vaksinasi, PCV13 dan PPSV23, direkomendasikan untuk semua pasien 65tahun keatas
Terapi farmakologi
untuk COPD stabil
Terapi farmakologi untuk COPD stabil

● Farmakologi terapi untuk COPD digunakan untuk mengurangi gejala, mengurangi


frekuensi dan eksaserbasi, dan toleransi aktivitas dan status kesehatan.
● Setiap aturan perawatan harus diindividualisasi sebagai hubungan antara tingkat
keparahan gejala, pembatasan aliran udara, dan eksaserbasi yang dapat berbeda
antara pasien.
Bronkodilator
● Bronchodilators adalah obat yang meningkatkan FEV1 dan/atau mengubah variabel
spirotrik lainnya
● Beta2-agonis  mengendurkan otot halus saluran pernapasan dengan merangsang
reseptor beta2-adrenergik, yang meningkatkan cyclic AMP dan menghasilkan
antagonis bronkokonstriksi.
● Beta2-agonis  SABA dan LABA
● Efek samping  sinus takikardi dan gangguan ritme jantung
Obat Antimuskarinik
● Memblokir efek bronkokonstriksi acetylcholine pada M3 reseptor muscarinic pada
otot polos saluran pernapasan.
● Efek samping utama adalah kekeringan mulut
Methylxanthines
● Kontroversi tetap tentang efek yang tepat dari derivat
xantine, bisa bertindak sebagai non-selektif inhibitor
pospodiesterase, tetapi juga telah dilaporkan memiliki efek
non-bronkodilator.
● Efek samping

Palpitasi karena aritmia atrial dan ventrikel, efek samping lain yaitu sakit
kepala, insomnia, mual dan mulas.
Terapi kombinasi bronkodilator
● Perpaduan bronkodilator dengan mekanisme dan durasi yang berbeda dapat
meningkatkan bronkodilatasi dengan efek samping yang lebih rendah dibandingkan
dengan meningkatkan dosis tunggal bronkodilator.
● Pengobatan dengan formoterol dan tiotropiom inhaler terpisah memiliki dampak
yang lebih besar pada FEV1 daripada penggunaan secara masing-masing.
● Kombinasi LABA dan LAMA pada single inhaler meningkatkan fungsi paru
dibandingkan dengan plasebo.
Anti-Inflamasi
Digunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk orl maupun intravena,
berfungsi menekan inflamasi yang terjadi. .
Inhaled Corticosteroids (ICS)
● Kebanyakan penelitian menemukan bahwa peraatan rutin
dengan ICS tunggal tidak mengubah lama penurunan FEV1
atau kematian pasien dengan COPD.
● Kombinasi ICS dengan long acting-bronkodilator lebih
efektif meningkatkan fungsi paru, status kesehatan dan
menurunkan eksaserbasi.
● Jumlah eosinofil bisa memprediksi besarnya efek ICS
dalam mencegah eksaserbasi.
● Efek kecil terlihat pada jumlah eosinofil yang lebih rendah.
● Efek samping penggunaan ICS sering dikaitkan dengan
candidiasis, suara serak, memar pada kulit dan pneunomia.
Triple inhaled therapy
● Terapi denga LABA+LAMA+ICS  meningkatkan fungsi paru dan mencegah
ekssaserbasi  mengurangi kematian
Glukokortikoid oral
● Memiliki efek samping yang cukup banyak, seperti miopati, kelemahan
otot,penurunan fungsi dan kegagalan pernapasan pada pasien dengan COPD sangat
berat.
● Glukokortikoid sistemik untuk mengobati eksaserbasi akut pasien di rumah sakit, atu
pada keadaan emergensi mengurangi kegagalan pengobatan, tingkat ke kambuhan
dan meningkatkan fungsi paru dan napas.
Phosphodiesterase-4 (PDE4) inhibitors

● Mengurangi inflamasi dengan mencegah kerusakan cyclic AMP intraseluler.


● Efek samping  diare, mual, penurunan nafsu makan, penurunan BB, sakit perut,
gangguan tidur dan sakit kepala.
Antibiotik
● Azitromisin (250 mg/hari atau 500 mg 3x/minggu) atau eritromisin ( 500 mg 2x/hari)
untuk satu tahun untuk mengurangi risiko eksaserbasi.
Mukolitik dan antioksidan
● Pasien COPD yang tidak mendapat kortikosteroid inhalasi, perawatan biasa dengan
mukolitik seperti endorstein, karbosistein dan N-asetilsistein menurunkan eksaserbasi
dan meningkatkan status kesehatan
Masalah yang terkait dengan penggunaan inhalasi

● Pentingnya pendidikan dan pelatihan teknik inhaler yang tidak dapat ditekan
berlebihan.
● Pilihan inhaler dirancang secara individual dan tergantung akses, biaya, presciber dan
kemampuan pasien.
● Penting untuk memberikan petunjuk dan menunjukkan teknik yang tepat saat
membuat sebuah alat
● Teknik inhaler dan kepatuhan perlu dinilai sebelum menilai hasil terapi
Rehabilitasi paru, pengendalian diri dan perawatan
integritas COPD

Rehabilitasi paru
• Memperbaiki dispnea, status kesehatan, dan toleransi olahraga pada pasien stabil
• Mengurangi rawat inap pasien yang eksaserbasi baru-baru ini
• Mengurangi gejala kecemasan dan depresi

edukasi dan pengendalian diri


• Edukasi sendiri tidak terbukti efektif
• Intervensi pengendalian sendiri + komunikasi dengan tenaga kesehatan profesional
 meningkatkan status kesehatan, mengurangi perawatan dan kunjungan emergensi

Program perawatan terpadu


● Perawatan terintegrasi dan terlatih tidak memberikan manfaat
MANAJEMEN
COPD STABIL
TERAPI COPD STABIL : NON-FARMAKOLOGI

Olahraga Nutrisi Edukasi Terapi


Oksigen
MANAJEMEN
EKSASERBASI
MANAJEMEN PENATALAKSANAAN PPOK
EKSASERBASI DI LAYANAN PRIMER

MILD MODERATE SEVERE


Bronkodilator kerja singkat SABDs ditambah dengan Pasien memerlukan
(SABDs) antibiotik dan/atau perawatan di rumah sakit
kortikosteroid oral. atau lansung datang ke
IGD. Eksaserbasi yang
berat dapat juga dikaitkan
dengan gagal nafas akut.
TAMPILAN KLINIS
EKSASERBASI
Tanpa Gagal Napas PPOK
• RR = 20 - 30/i
• Tanpa bantuan otot pernapasan
• RR >30/i
• Hipoksemia membaik
• • Tanpa
Menggunakan bantuan
peningkatan PaCO2 otot pernapasan
• Tanpa perubahan status mental
• Hipoksemia membaik dengan pemberian Oxygen melalui
Gagal Napas Akut
masker Venturi dengan 25-30 FiO2
• Hiperkarbia/peningkatan PaCO2(50-60 mmHg)
• RR >30/i
Gagal Napas Akut • Menggunakan bantuan otot pernapasan
• Perubahan status mental
(Mengancam Nyawa)
• Hipoksemia tidak membaik
• Hiperkarbia/peningkatan PaCO2(>60 mmHg)
atau adanya asidos (pH ≤ 7,25)
MANAJEMEN PENATALAKSANAAN PPOK
EKSASERBASI DI LAYANAN PRIMER

Pasien
Terapi O2
Indikasi rawat Rawat
eksaserbasi inap inap
datang ke IGD

Penilaian
Penanganan di
IGD
TATALAKSANA FARMAKOLOGIS

Bronkodilator
Glukokortikoid

Antibiotik
Tatalaksana Tambahan
- Terapi O2
- Rehabilitasi
- High Flow Nasal Cannula (HFNC)
- Nutrisi
PROGNOSIS
EKSASERBASI PPOK
Prognosis jangka panjang setelah rawat inap  buruk
 mortalitas dalam 5 tahun 50%
KOMORBID PPOK

● Penyakit Kardiovaskular
● Osteoporosis
● Ansietas dan depresi
● Kanker paru
● DM
● GERD
● Bronkiektasis
KESIMPULAN
Penatalaksanaan pada PPOK berdasarkan kepada penilaian pada PPOK
yaitu menilai gejala pasien, menilai derajat keparahan melalui kelainan
spirometri, menilai resiko eksaserbasi dan menentukan komorbiditas.

Eksaserbasi PPOK diartikan sebagai perburukan akut dari gejala-gejala


saluran pernapasan yang memerlukan terapi tambahan. Penyakit ini
dapat dipicu oleh beberapa factor. Penyebab paling utama adalah infeksi
system pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai