Anda di halaman 1dari 3

Nama : Meflihelda Nesvita

Jurusan : Farmasi

No BP : 1611012023

Keluarga Bidar Alam

Kisah 40 hari bersama 25 Orang yang memiliki pemikiran yang beragam ini
dimulai ketika pembagian kelompok KKN diumumkan. Dua Puluh Lima Orang yang
berasal dari jurusan yang berbeda dipertemukan dan ditempatkan untuk megabdi di
Nagari Bidar Alam yang terletak di Kecamatan Sangir Jujuan ,Kabupaten Solok
Selatan. 25 orang mahasiswa ini dinamakan “Bidar Alam Squad”, ini adalah tanda
bahwa kami adalah keluarga.

Berbagai persiapan sebelum mengabdi di Nagari ini telah kami lakukan, mulai
dari persiapan program kerja, sampai bagaimana kami mengatur kehidupan bersama
nantinya dinagari tersebut. Pertemuan dan rapat yang kami lakukan untuk
mempersiapkan pengabdian di Nagari tersebut, membuat kami semakin mengenal
satu sama lainnya.

Nagari Bidar Alam memiliki 7 jorong , yaitu Jorong sungai Galugu yang menjadi
gerbang Nagari Bidar Alam , Jorong Kapalo Koto , kemudian Jorong Simpang Tigo,
kemudian jorong Bulian, kemudian jorong Pasar selanjutnya Jorong Batikan dan yang
terpisah jauh dari jorong yang lain adalah jorong Harapan Baru . Kami dibagi menjadi
tiga kelompok di tiga jorong. Karena jika dibagi menjadi tujuh kelompok, Nagari
Bidar Alam yang panjang dan akses antar jorongnya cukup sulit ini akan menyulitkan
kami untuk menuju kantor wali yang berada di perbatasanSungai Galugu dan Kapalo
Koto.

Nagari ini memiliki potensi dibidang pertanian, peternakan, perkebunan, dan


pariwisata. Sebagian besar mata pencarian masyarakat Nagari Bidar Alam ini adalah
bertani. Pariwisata yang disajikan di Nagari ini adalah wisata sejarah berupa
peninggalan-peninggalan dari Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Seperti, Tugu Bela Negara, Rumah Jama Markas PDRI, Pemancar Radio..
Minggu pertama KKN dimulai, kami belum melakukan banyak kegiatan. Hal
yang kami lakukan selama minggu pertama ini hanya saling mengenal satu sama lain
dan kami juga mendekatkan diri dengan masyarakat Nagari ini. Disinilah keakraban
kami terjalin, kami makan bersama dan berkumpul bersama seperti layaknya
keluarga. Hal yang membuat kami semakin dekat di salah satu rumah di kapalo koto
adalah sinyak yang sangat sulit didapatkan. Sehingga ketika kami berkumpul, tidak
ada yang sibuk dengan handphone nya masing-masing.

Minggu selanjutnya, kami melakukan Lokakarya di Masjid Nurul Falah Mr.


Syafruddin Prawira negara. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan diri dan
rancangan Program Kerja dari masing-masing mahasiswa KKN Tematik Revolusi
Mental kepada masyarakat.

Minggu berikutnya adalah waktu pelaksanaan program kerja. Kami melakukan


rapat agar program kerja kami tertata dengan baik di Nagari Bidar Alam. Bersama-
sama kami menolong satu sama lain untuk melaksanakan program kerja pribadi
maupun program kerja nagari .

Hari berganti hari, tibalah minggu-minggu terakhir kami bersama di nagari


Bidar Alam ini. Pada Jumat 9 Agustus 2019, untuk mengingatkan kembali kepada
generasi muda mengenai adat istiadat Minangkabau yang semakin tumpul, kami
mahasiswa KKN mengangkatkan acara dialog adat ”Bincang Adat Bersama Mak
Katik”.

Hari untuk berpisah pun tiba. Waktu yang kami miliki untuk mengabdi di
nagari ini telah habis. Waktu yang kami jalani dinagari ini terasa sangat cepat.
Perasaan sedih akan berpisah ini muncul. Air mata yang tak seharusnya keluar tak
mampu lagi kami bendung. 40 hari kita bersama, pagi siang malam melihat wajah
yang sama wajah keluarga ini. Banyak yang akan menjadi kenangan kita bersama
seperti senda gurau di ruang tamu pada malam hari yang selalu kami lakukan.

Berbagai cerita, suka, dan duka yang telah kami lalui selama 40 hari ini akan
kami jadikan kenangan yang manis. Pertemanan ini tidak akan berakhir seperti
pengabdian KKN ini yang berakhir, tetapi pertemanan kami akan tetap terjalin
selamanya,

Anda mungkin juga menyukai