Halo namaku Diah Ayu Rohana. Dikelas biasanya dipanggil Diah, namun beda halnya
di posko tempatku KKN. Teman-temanku ada yang memanggilku AH. Bahkan ada beberapa
diantara mereka yang membuat nama panggilan itu dibuat-buat dengan memanjangkan
notasinya menjadi AAHHH. Tapi tak apalah. Terimakasih kreatifitasmu.
Jum’at, 11 Januarui 2019 pukul 08.00 tepat berangkat dari kampus, janjiannya sih
begitu namun nyatanya pukul 10.00 tepatlah kami rombongan posko gadungan 1 kecamatan
gandusari berangkat menuju tempat singgah kita selama satu bulan kedepan. Sebenarnya
banyak diantara kita yang kecewa pada sistem KKN tahun ini. Nggak muluk-muluk
kecewanya, hanya karena lokasi KKN kita yang awalnya Desa Dongko Kecamatan Dongko
dipindah ke Desa Gadungan Kecamatan Gandusari dengan alasan di lokasi awal sedang
mengadakan pemilihan kepala desa dan sedang tidang ingin diganggu dengan adanya
kegiatan KKN. Banyak diantara kita yang mengeluarkan kata kasar karena hal ini. Namun,
ambil sisi positifnya, kalau nggak begini kapan lagi tinggal di kota sang proklamator selama
35 hari dan sedang melaksanakan tugas kampus pula.
Minggu kedua berada dilokasi KKN, kegiatan semakin padat seperti jadwal mengajar
SD, MI dan RA. Selain itu, minggu-minggu ini disibukkan oleh program kerja per-devisi.
Aku kebagian devisi pendidikan. Sedangkan program kerja yang kami rencanakan adalah
pembuatan bimbingan belajar di desa gadungan ini. Namun kami devisi pendidikan
menemukan kendala mengenai guru yang yang akan melanjutkan bimbingan belajar ini
ketika kami, anak-anak KKN pulang nantinya. Akhirnya program ini tidak kami jadikan
sebagai program besar pendidikan hanya saja dijadikan kegiatan selama KKN berlangsung di
desa Gadungan ini. Kami devisi pendidikan menentukan hari mengajar di lembaga sekolah
hanya 3 hari saja sedangkan untuk bimbingan belajar kami mengambil tiga hari pula. Hal ini
dilakukan dengan tujuan kegiatan-kegiatan yang ada tidak akan mengganggu tujuan utama
KKN yaitu menggali potensi desa untuk memberdayakan masyarakat melalui potensi lokal.
Hari yang kami gunakan untuk mengajar hanyalah hari senin, rabu dan jumat untuk SD dan
MI sedangkan untuk mengajar di RA kami hanya menggunakan hari jumat dan sabtu saja
serta bimbingan belajar hanya hari selasa, kamis dan minggu.
Minggu ketiga, kami teman-teman KKN mulai mengurangi kegiatan bimbingan
belajar untuk lebih fokus pada program kerja masing-masing devisi. Aku sebagai devisi
pendidikan sudah mulai mengerjakan program kerja yang kami rancang. Tepatnya program
pertama yang kami jalankan adalah P&K (Prakarya dan Kewirausahaan) dengan
mengajarkan masyarakat desa Gadungan dusun Dawuhan tentang pembuatan keset yang
berbahan dasar kain perca. Tema yang kami ambil untuk program ini adalah merajut asa dari
kain perca. Alhamdulillah, masyarakat diisini antusias dengan program yang kami jalankan.
Bahkan program ini dijadikan sebagai program besar kami di desa Gadungan 1. Masyarakat
juga memesan dua alat yang digunakan untuk pembuatan keset ini. Sukses kan.
Sampai minggu keempat ini masih ada 1 program dari devisi pendidikan yang belum
terlaksanakan yakni pelaksanaan go green di SDN 1 Gadungan. Program ini kami laksanakan
pada tanggal 2 Februari 2019. Dalam kegiatan ini kami juga bekerjasama dengan devisi
kesehatan. Anak-anak SDN 1 Gadungan sangat antusias dalam melaksanakan penanaman
bunga. Masing-masing anak membawa 2 botol aqua ukuran 1,5 liter sebagai pot yang akan
digunakan untuk menanam bunga yang telah disiapkan oleh panitia kegiatan tersebut.
Menjelang akhir minggu kelima kami mulai menghentikan segala kegiatan serta
program yang satu persatu mulai terintis. Sampai kegiatan terakhir hari ini Sabtu, 9 Februari
2019 adalah kegiatan terakhir dari posko 1 desa Gadungan yaitu acara dari devisi agama,
sosial dan budaya dengan mengadakan berbagai macam lomba dalam rangka penutupan
kegiatan KKN posko 1 desa gadungan. Setelah acara ini berakhir kami juga mulai merintis
acara yang akan digunakan sebagai penutupan besar KKN desa Gadungan dengan
mengadakan acara pengajian akbar desa Gadungan yang akan bekerjasama dengan
masyarakat sekitar desa gadungan. Dalam acara ini aku kebagian sie konsumsi. Asiklah.
Keputusan final sudah ada dan akhirnya posko satu sepakat mengundang salah satu
kyai yang ada di Tulungagung yaitu kyai Soim salah satu dosen di Univesitas Nganjuk
dengan dipadukan sholawat yang ada di Blitar. Pengalaman yang sangat mengesankan
menjadi panitia dari salah satu acara besar di Desa itu. Apalagi masyarakat gadungan sangat
antusias menyambut adanya pengajian akbar dalam rangkan penutupan tersebut. Awalnya
kami sempat ragu akan kehadiran masyarakat desa Gadungan, namun keraguan tersebut
terbayar lunas karena kehadiran mereka sangatlah antusias. Bahkan, mereka tidak
meninggalkan kursi sebelum acara benar-benar selesai ditutup oleh Kyai Soim.
Terakhir kamis, 14 Februari 2019 adalah jadwal perpulangan kami. Ada senang ada
sedih ditanggal ini. Sedih karena harus berpisah dengan teman-teman yang sudah menjadi
keluarga baru selama 35 hari. Tejalin perssahabatan, kekeluargaan bahka terjalin cinta
diantara kami. Senang? Tentu saja hari yang kutunggu-tunggu untuk segera pulang Pacitan
menemui keluargaku. Hari itu kami nangis-nangis bersama untuk mengenang 35 hari yang
sudah terlewati dengna berbagai macam ujian kehidupan. Apapun itu ada disana. Bertengkar?
Sering. Ghibah? Bukan hanya sering. Setiap hari malah. Temenannya nge-geng? Emm
sebenarnya bukan geng sih, cuman sering barengan aja kemana-mana sampai-sampai
kelihatan nge-geng. Tapi itu hanya bunga-bunga dari indahnya kebersamaan. Kami tetap
mejunjung tinggi solidaritas dalam posko. Pengalaman yang luar biasa. Terimakasih teman
seposkoku, terimakasih IAIN Tulungagung, terimakasih desa gadungan, terimakasih atas
segala kenangan yang tidak akan pernah terlupakan sepanjang hidupku. Kalian luar biasa <3