Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AGNA ANNISA RAHIM

NO BP : 1611011014
JURUSAN : FARMASI
FAKULTAS : FARMASI

Kenangan Manis yang Berakhir Tangis


Kuliah Kerja Nyata atau singkatnya KKN merupakan salah satu program dari Universitas
Andalas untuk semua mahasiswanya. Program ini mengharapkan banyak hal dari mahasiswa,
namun inti dari program ini yaitu pengabdian kepada masyarakat. Program ini berlangsung
selama 40 hari dengan cara menyebar seluruh mahasiswa UNAND di berbagai Nagari baik di
SUMBAR maupun di tingkat internasional.
Setelah melalui tahapan yang cukup panjang,akhirnya hari pengumuman penempatan
KKN pun datang,dimana ini adalah hari yang sangat dinanti oleh seluruh mahasiswa karna
disinilah mahasiswa dari berbagai fakultas dipertemukan dan dituntut bekerjasama selama 40
hari.
Saya di tempatkan disuatu nagari bernama Nagari Tanjung Haro Sikabu Kabu Padang
Panjang. Ya tentunya nama ini sangat asing dan sangat sulit dihafal karna memiliki 6 kata dalam
satu nama. Di nagari ini saya ditemani oleh 25 orang asing dari berbagai fakultas serta di
damping oleh satu orang dosen dari fakultas pertanian. Semuanya masih terasa sangat asing bagi
saya, pertemuan pertama bersama mereka pun saya tak dapat hadir karena saat itu sedang sakit.
Akhirnya kami dipertemukan ketika dosen mengharuskan untuk survey lapangan ke
nagari tersebut, di sini lah saya mengenal wajah dan nama-nama baru yang nanti nya akan
menemani saya selama 40 hari kedepan. Mereka yang awalnya asing perlahan berubah menjadi
sosok yang membuat saya tertawa. Survey pun kami lakukan selama 2 hari 1 malam,ini kami
jadikan ajang untuk saling mengakrabkan diri satu sama lain dan tak disangka ternyata 25 orang
asing tersebut mampu membuat saya jatuh cinta pada malam pertama bersama mereka.
Setelah melakukan survey dan menyusun rencana kerja yang akan kami lakukan selama
40 hari, kami pun berangkat kembali ke Nagari tersebut tepat ditanggal 2 Juli 2019. Hari
keberangkatan ini pun masih terasa sedikit canggung karna saya belum mengenal semua orang
yang akan menemani saya selama KKN. Pikiran-pikiran buruk kembali datang selama saya di
perjalanan. Namun saya percaya pasti dapat dengan mudah beradaptasi dengan mereka.
Sampai di sana pun kami disambut baik, disediakan tempat tinggal yang layak bahkan di
berikan fasilitas yang bagus. Namun saya tetap saja berfikir bahwa 40 hari bersama mereka yang
baru saya kenal pasti akan terasa sangat berat dan tidak mengasyikkan. Terlebih lagi kami dibagi
menjadi 6 jorong dan masing-masing jorong dibagi menjadi 2 rumah dimana tempat tinggal
untuk laki-laki dan perempuan dipisah, berbeda dengan beberapa KKN di nagari lain dimana
mereka hanya dijadikan 2 posko yaitu laki-laki dan perempuan. Hal ini membuat saya semakin
berpikir bahwa kami akan sulit untuk saling mengenal.
Hari demi hari pun berlalu,sudah seminggu semenjak kedatangan kami kesana sudah
banyak masyarakat yang kami kenal,pun sudah banyak dari masyarakat di sana yang mengetahui
tentang kedatangan anak KKN ke nagari mereka. Di minggu pertama kami sudah melaksana kan
program kerja mengajar les Bahasa inggris secara gratis untuk anak nagari. Tak hanya itu, saya
dan teman- teman juga mengunjungi salah satu pariwisata di nagari tersebut, pariwisata ini
bernama ‘KAYU KOLEK’. Untuk sampai di sana, kami harus menempuh perjalanan yang cukup
jauh dengan medan yang kami lalui yaitu jalanan yang mendaki dan berkelok, rasanya sangat
lelah ditambah lagi gerimis yang mengharuskan kami melangkah lebih cepat untuk mencapai
puncak kayu kolek. Namun ketika kami tiba disana, rasanya semua lelah yang kami rasakan di
perjalanan hilang entah kemana, yang ada hanya rasa kagum dan syukur karna di berikesempatan
untuk datang ke tempat seindah itu. Dari awal Nagari Tanjung Haro Sikabu Kabu Padang
Panjang merupakan Nagari yang sangat indah, masyarakatnya pun sangat ramah. Menurut saya
nagari ini memiliki potensi yang luar biasa,mulai dari tanah nya yang subur, sawah nya yang
luas, berbagai macam perkebunan bahkan di nagari ini memiliki banyak sekali peternakan.
Datang ke kayu kolek merupakan penyempurna kekaguman saya kepada nagari ini.
Semakin lama,saya semakin mengenal mereka. Mulai dari sifat mereka,kebiasaan mereka
bahkan suara mereka pun mulai hafal ditelinga saya. Saya juga mulai menyadari bahwa saya
salah satu orang yang sangat beruntung dapat mengenal manusia luar biasa seperti mereka. Hari
demi hari kami lalu dengan canda tawa, saling membantu program-program kerja yang kami
bawa dari masing-masing fakultas. Berdiskusi tentang hal-hal yang belum kami tahu dan
membicarakan apa yang dapat kami lakukan untuk nagari ini.
40 hari yang saya pikir lama ternyata sangat sebentar. Tak hanya 25 orang manusia luar
biasa ini yang membuat saya nyaman berada di nagari ini, namun juga masyarakat nya yang
sangat ramah, apalagi tetangga yang tinggal dilingkungan penginapan saya, mereka terasa seperti
keluarga sendiri bagi saya. Di sana saya mendapatkan nenek,mami, ibu, tante, atuk, adik, dan
lain-lain yang menyayangi saya dan teman-teman seperti anaknya sendiri.
Tak terasa 5 minggu kami lalui bersama, program kerja yang kami jalan kan pun sudah
hamper selesai. Les Bahasa inggris bersama anak-anak di nagari itu juga sudah mencapai masa
ujian, dimana artinya kami tidak akan dapat bertemu lagi dengan mereka. Anak-anak polos yang
sangat bahagia menyambut kedatangan kami, mereka sangat bersemangat dengan semua
program yang kami berikan kepada mereka. Kami pun tahu bahwa disana kami sudah dianggap
seperti kakak sendiri bagi mereka. Setelah ini kami tidak akan bias lagi mendengar canda tawa
mereka, mendengar mereka bertengkar di kelas lalu mengadu, mendengar pertanyaan-pertanyaan
lucu dari mereka, melihat semangat mereka ketika belajar. Kami tahu, itu akan berakhir.
Perpisahan kami bersama mereka pun diakhiri dengan tangis, mereka menangis sambal
berharap kami lebih lama tinggal disini dan tetap mengajarkan mereka. Kami yang sudah
berusaha tak menangis pun akhirnya goyah juga,melihat mereka menangis ternyata
menimbulkan rasa sakit tersendriyang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
Tak terasa hampir 40 hari kami mengabdikan diri di nagari ini, mulai dari mengenal
masyarakat disini, ikut serta dalam acara posyandu, ikut serta dalam pertanian dan peternakan,
gotong royong bersama warga setiap minggu, berpartisipasi dalam acara seni nagari Legusa
Festival, mendekorasi salah satu sekolah serta memberikan ilmu-ilmu yang kami punya untuk
siswa-siswa disana,baik SD maupun SMP. KKN tahun ini kami akhiri dengan acara perlombaan
bersama ibu-ibu,pemuda dan anak-anak nagari. Perlombaan yang kami adakan mulai dari lomba
volley, balap karung, makan kerupuk, balon goyang,dan lain-lain. Tak hanya itu, untuk
meninggalkan kesan bagi masyarakat disana, kami juga mengadakan makan bersama masyarakat
nagari, dan puncaknya kami mengadakan api unggun bersama para pemuda nagari. Kami
bernyanyi bersama hingga larut malam.
Hari perpisahan pun tiba,tepat tanggal 9 Agustus 2019, kami bersiap-siap untuk pulang
ke Padang. Dimana ada pertemuan,pasti ada perpisahan. Itulah yang kami rasakan, harus
menerima bahwa ini merupakan hari terakhir kami berada di nagari ini. Rasanya cinta kepada
nagari ini sedang tumbuh subur namun harus dipaksa untuk dikubur. Kami berpamitan dengan
semua keluarga baru yang kami dapatkan di nagari tersebut. Mereka menangis melepas
kepergian kami, begitupun kami,tak kuasa menahan air mata ketika harus dipisahkan dengan
keluarga yang baru saja kami cintai. Ternyata 40 hari bersama mereka,mampu membuat saya
jatuh cinta berkali-kali. Sampai jumpa lagi.

Anda mungkin juga menyukai