Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Fikrus Sholihin A.

NIM : U20191068

BALAI DESA TEMPAT KAMI SINGGAH


Saat sudah mengetahui tentang adanya pemberitahuan tentang adanya KKN
(Kuliah Kerja Nyata) suatu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dibimbing
langsung oleh pihak Kampus UIN KHAS (Universitas Islam Negeri KH. Ahmad Shiddiq),
serangkaian acara mulai dari pembagian kelompok, lokasi, pembekalan kepada
mahasiswa pun kami taati dan ikuti, setelahnya kami ditugaskan untuk menyurvei lokasi
terlebih dahulu guna mengetahui dan mendapat informasi dimana nantinya kami akan
bertempat tinggal dan melakukan aktivitas selama KKN berlangsung.
Tepatnya Balai Desa Sempolan tempat pertama kali yang kami pijak di Desa
Sempolan dan tempat yang menjadi sumber utama informasi bagi kami, sesampainya
disana kami pun disambut oleh salah satu perangkat Desa tersebut. Obrolan demi
obrolan pun kami lalui kurang lebih dalam kurun waktu 2 jam berlangsung, dan hasilnya
kami bersyukur atas diterimanya izin untuk melakukan KKN di Desa Sempolan, tak
hanya itu kami juga bersyukur karena kami telah disediakan tempat untuk beristirahat
selama aktivitas KKN berlangsung selama 40 hari kedepan. Tempat itu terletak di lantai
dua diatas ruang para perangkat Desa Sempolan berkerja.
Mulai dari air, listrik, bahkan kasur pun sudah disediakan oleh Bapak Muhammad
Fadli selaku Kepala Desa Sempolan, beliau berkata bahwa semuanya ini beliau sediakan
tak mengharap sepeser pun uang atau balasan dari adik adik KKN, beliau cuma bahwa
semoga adik adik KKN yang bertempat di Desa Sempolan ini bisa betah dan nantinya
dapat menjaga nilai moral mahasiswa yakni berprilaku dan bertutur kata yang baik
kepada masyarakat sekitar Desa Sempolan selama singgah di Balai Desa Sempolan ini.

STRATEGI MENGENAL MASYARAKAT DESA SEMPOLAN


Di Desa Sempolan sendiri terdapat tiga Dusun yang sudah dikenal banyak orang
yakni Dusun Krajan, Onjur dan Plalanga.masing masing darinya memiliki kelebihan dan
kekurangan dari aspek manapun. Disini kami menggunakan metode par atau singkatan
dari bahasa inggris participation yang secara arti memiliki arti partisipasi dalam metode
ini para mahasiswa terkhusus kami dituntut untuk mengidentifikasi suatu masalah yang
terjadi pada Desa yang dikediami kemudian mahasiswa ditugaskan untuk
berpartisipasi/membantu permasalahan yang dialami oleh warga/masyarakat supaya
bisa sedikit meringankan beban permasalahan lebih-lebih menyelesaikan permasalahan
yang terjadi.
Pada Hari pertama kami berusaha menggali informasi lebih detail seperti berapa
jumlah Dusun di Desa Sempolan, Siapa nama masing-masing Kasun (Kepala Dusun) di
Desa Sempolan, dimana rumah Kasun tersebut dsb. Setelah mendapatkan informasi
lebih lanjut esoknya pun kami bergegas untuk berkunjung ke rumah masing-masing
ksun tersebut tujuan kami tak lain pertama ingin mengenal satu sama lain, silaturahmi
mempererat tali persaudaraan dan mendapatkan informasi terkait masalah atau aset di
Dusun itu. Setelah berbincang lama disana kami tak hanya saling mengenal satu sama
lain bahkan darinya banyak sekali informasi-informasi lebnih dalam tentang keaadan
dan kondisi masyarakat di Desa Sempolan sejak perintis awal sampai sekarang,
Adapun informasi permaslahan yang kami dapati setelah berkunjung ke rumah
Kepala Dusun sangat bermacam-macam yakni jarang orang mengetahui nama-nama
jalan di desanya sendiri, masih ada sebagian orang yang mandi disungai seperti yang
terjadi di Dusun Plalangan, kurangnya produktivitas atau masih adanya pengangguran
yang terjadi di Dusun Onjur dsb. Kami pun senang dapat berbincang dan mengenal
dengan merekan karena mereka menyambut kami dengan baik dan memberikan
informasi secara gamblang dan rinci, juga diakhir obrolann kami mendapat saran dan
nasihat supaya selama berada di Desa Sempolan kami dapat menjalankan amanah
dengan lancar, baik diawal sampai akhir sesuai dengan harapan.

TEMAN BARU DARI BERBAGAI PENJURU


Tepatnya pada Hari Rabu saat saya dan rekan-rekan KKN UIN KHAS mngerjakan
salah satu proker (program kerja) di Balai Desa Sempolan yakni membuat pembatas
nama-nama jalan dan nama gang yang ada di Desa Sempolan, terlihat sekumpulan
pemuda pemudi mengenakan jas almamater yang berbeda dan berwarna-warni datang
mengunjungi ruangan kantor Balai Desa, setelah mereka menemui dan berbincang
dengan dengan perangkat desa kemudian sekumpulan pemuda pemudi tadi
menghampiri kami mengenalkan diri akhirnya kami pun menghentikan sejenak proyek
yang kami kerjakan.
Kami menjawab pertanyaan sebisa kami tak lama dari itu mereka memberitahu
maksud dan tujuan kedatangan mereka datang ke Desa Sempolan ini, tanpa diduga
ternyata mereka juga ditugaskan untuk melaksanakan KKN di Desa Sempolan sama
sepeti kami mahasiswa dari UIN KHAS, kami pun menyambut hangat kedatangan
mereka dan saling mengenalkan diri. Berbeda dengan kami yang berjumlah 14 orang
dari satu almamater mereka langsung diamanahi pihak kampus dan pemkab
(Pemerintahan Kabupaten) Jember untuk melakukan KKN lintas kampus maksudnya
dari berbagai kampus gabung menjadi satu kelompok, tercatat ada 11 kampus Jember
yang berkecimpung dalam KKN collab atau gabungan tersebut terkecuali kampus kami.
Sedangkan KKN gabungan yang ditugaskan di Desa Sempolan ini terdiri dari 10 orang
dari 4 kampus Jember yakni Universitas Jember, Universitas Muhammadiyah Jember,
Univeersitas Soebandi dan Universitas Islam Jember. Setelah mereka berbincang
dengan kami mereka pamit untuk kembali ke Kampus guna melapor bahwasannya
sudah mendapati izin dari pihak Balai Desa soal lokasi penempatan yang akan mereka
lakukan di Desa Sempolan.
Dua Hari setelahnya mereka datang kembali menaruh barang,peralatan, dan
pakaian yang akan mereka gunakan selama 35 hari kedepan. Mereka ditempatkan
persis seatap dan selantai dengan kami yakni lantai dua Kantor Balai Desa Sempolan,
selama kurang lebih 14 hari lamanya kami dan KKN gabungan bertemu dan hidup
bersama banyak sekali kenangan yang tak terlupakan meskipun berbeda kampus, suku
bahkan agama, kami hidup akur dengan mereka seperti saling bertukar cerita, pikiran,
saling berbagi makanan, minuman, bernyanyi bersama, senam bersama, membantu
menyukseskan program desa bersama dan masih banyak lagi yang tak dapat di rinci
satu persatu.

HARI RAYA IDUL ADHA DI DESA ORANG


Idul Adha merupakan Hari Raya kedua bagi umat muslim, bagi saya pribadi Hari
Raya Idul Adha kali ini berbeda jauh dengan Hari Raya sebelumnya dimana kami
merayakannya di rumah kami sendiri bersama sanak family/keluarga sebaliknya,
dengan Hari Raya kali ini yang mana kami rayakan di Desa tempat kami melaksanakan
KKN.
Malam harinya pada tanggal 9 Dzulhijjah kami berkumpul di msuhola seraya
mengikuti tradisi yanga ada di Desa yaitu membaca tahlil kemudian dlianjut do’a yang
harapannya semoga diberi keridlo’an, kesehatan, keselamatan oleh Allah SWT. Setelah
itu kami diberi nasi kotak/berkat atau jika dipadankan dengan bahasa arab menjadi kata
“barokah” yang bermakna manfaat jadi intinya nasi yang bermanfaat, sama seperti
umumnya di desa desa yang lain nasi berkat ini dikumpulkan menjadi satu ditengah
kami dan warga sekitar. Pada malam itu kami tidak membawa nasi berkat satu pun
karna sebelumnya kami diberi pesan oleh salah satu warga supaya tidak membawa
apapun kecuali membawa niat yang baik, kami pun terharu mendengarnya, disamping
itu warga sekitar juga telah menyiapkan nasi berkat dan jajanan untuk kami, hal itu
terlihat dari masing-masing warga yang membawa dua sampai tiga nasi berkat.\
Pagi harinya pada tanggal 10 Dzulhijjah kami melaksanakan ibadah sholat Idul
Adha di masjid terdekat selepas sholat ied kami kembali ke Balai Desa untuk
mengabadikan momen fot bersama dan silaturahmi ke rumah-rumah warga sekitar.
Senang campur sedih rasanya bagi saya pribadi kerika mengalami hal yang tak biasa
terjadi yang mana rasanya teringat tahun lalu merayakan Hari Raya bersama keluarga,
foto bersama keluarga, silaturahmi ker umah tetangga dan sanak saudara, akan tetapi
sedikit demi sedikit sedih itu terurai karna senyuman dari teman-teman KKN dan
senyuman warga sekitar yang ahdir menyambut hangat kehadiran kami.
Setelah keliling ke Rumah sekitar Balai Desa kami ditelfon oleh Bapak Kepala
Desa (Kades) Muhammad Fadli untuk datang berkunjung ke rumahnya, kami pun
membagi tugas bagian pertama membantu menyembelih hewan qurban di masjid dan
bagian kedua berkunjung ke rumah Pak Kades. Setelah bagian pertama yang bertugas
membantu penyembelihan qurban di masjid selesai kemudian bagian pertama pun
langsung bergegas ke rumah Bapak Kades sambil membawa 2 kantong daging
pemberian panitia qurban kepada kami. Sesampainya di Rumah Bapak Kades kami
berkumpul dan sedikit bercerita pengalaman kami selama 3 minggu yang telah kami
lalui di Desa Sempolan. Tak lama kemudian makanan ala Hari Raya dihidangkan oleh
Bapak Kades, lagi-lagi hal baik hadir kepada kami. Saya pribadi bahkan teman-teman pu
merasa tak sadar diri dan bersyukur di Desa Sempolan ini khusunya dapat bertemu
bahkan mengenal dengan orang-orang yang baik bagi kami meskipun semua ini tak
mewah tapi hal seperti ini sangatlah langka dan istimewa.

Anda mungkin juga menyukai