Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Ali Irsyad

Nim : 190101217
Jurusan : PAI
Fakultas : FTK
Lokasi KKP : Batu Kuta

KESAN DAN PESAN KKP


45 hari sudah kami melakukan kegiatan di desa Batu Kuta Kecamatan Narmada untuk
menyelesaikan tugas akhir kami yaitu Kuliah Kerja Partisipatif (KKP). Desa Batu Kuta adalah
desa yang termasuk desa yang cukup tua dapat diketahui dari mulai terbentuknya sampai dengan
sekarang telah melampaui periode masa kerajaan Selaparang, masa kekuasaan Anak Agung,
Masa penjajahan belanda, jepang, masa kemerdekaan dan masih sampai sekarang. Di desa batu
kuta memiliki 4 dusun yaitu dusun batu kuta paroa, Dusun batu kuta utara, Dusun batu kuta
lenting, dan dusun batu kuta selatan.
Desa batu kuta ini sangat dikenal dalam hal agama yang masih fanatic sekali termasuk
sama hal taharah nya .dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat yang selalu membasuh kaki
setelah ber-wudhu dan selalu memakai alas kaki ketika keluar dari tempat wudhu sampai dengan
tempat shalat, hal yang sama di lakukan juga ketika ingin melaksanakan ibadah di masjid
setempat, jika kita kemasjid sebelum kita masuk terlebih dahulu kita mencuci kaki dulu karna
desa batu kuta ini menggunakan imam syafi’i oleh karna itu saya pribadi mendapatkan
pengalaman dan ajaran yang baru dalam hal tersebut sehingga kami yang berkkp didesa batu
kuta ini belajar menyesuaikan diri dengan keadaan dan lingkungan masyarakat.
di desa ini kami akan mengabdi untuk masyarakat guna mengamalkan ilmu yang kami
dapatkan selama kami menempuh bangku perkuliahan. Di desa ini adat dan istiadat sangat
terjaga terutama untuk hal ibadah. Banyak hal yang bisa di pelajari dan hal yg istimewa yang
bisa di temui . Mengenal dan belajar tentang hal baru membuat kami berfikir bahwa ternyata ada
banyak budaya unik yang belum pernah kami lihat dan temukan di desa lain salah satunya yaitu
besentulak.
Makna Simbol Tradisi Besentulak (Tolak Bala) Sebagai Media Penyembuhan
Masyarakat di Desa Batu Kuta Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat” Mengkaji
tentang bagaimana tradisi ini mencipatakn sebuah makna/simbol dalam sebuah interaksi sosial
dimasyarakat yang dipercaya sebagai media penyembuhan oleh masyarakat Desa Batu Kuta.
Dalam tradisi ini mengungkap adanya dua simbol yang terjadi yaitu simbol berupa tindakan
manusia seperti nilai doa bersama, nilai kebersamaan, nilai tolong menolong nilai agama,nilai
kearifan /estetis. Kemudian makna simbol berupa benda (Bubur Beak (bubur merah) dan Bubur
Putek (bubur putih), Kue Serabi, Kue Apem,Kue Jongkong, Dulang). Tradisi ini dipercaya
sebagai media penyembuhan karena dalam lafaz selawat yang di lantunkan menjadi sebuah doa
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan adanya sugesti dalam tradisi tersebut yang
seolah-olah masyarakat akan termotivasi untuk sembuh kemudian juga adanya doa-doa dari para
masyarakat yang mendoakan untuk yang sakit.
Tersebutlah dizaman kejayaan Kerajaan Selaparang kira-kira pada abad ke – XVII
Masehi. Dalam rangka memperluas Daerah pemukiman dan penyebaran penduduk diperintahkan
para Kaula untuk membuka hutan ke arah Barat Kelompok-kelompok penyebaran penduduk
tersebut menempati wilayah yang sekarang disebut Batukuta, Gerung, Dasan Agung, Sesela dan
lain-lain.
Kita tinjau lembali tentang terbentuknya Desa Batukuta yang sekarang, Dalam memilih
tempat pemukiman baru, sengaja dipilih Areal tanah yang berbentuk “BONGKOR PENYU
“(punggung Penyu) Yang konon menurut mereka punya kelebihan yaitu, tidak becek dalam
musim hujan, terhindar dari malapetaka, dan lain –lain. Sebelum Resmi ditempati, mereka
mengharapkan petunjuk dari Tuhan Yang Maha Kuasa (dibangar) dahulu.
Maka pada malam harinya terlihat sinar memancar dari langit dan jatuh ke Bumi dengan
suara menggelegar ditempat yang sudah “dibangar” tersebut dan menurut paham merekatempat
tersebut cocok, karena Tuhan telah mengusir hantu dan peri semalam dan akan aman sebagai
tempat pemukiman.
Pagi harinya ditempat sinar jatuh tersebut ternyata terdapat batu besar dan agak panjang
( Mungkin Meteor ), maka saat itu keluarlah ucapan diantara mereka dengan kata – kata “ Batu
Bedil “, oleh pemuka ( Tokoh ) mereka dialeh bahasakan Batu yang bersinar jatuhnya dengan
bahasa keratin menjadi “ Sele Wakce “ yang artinya : Sele Berarti Batu, Wakce Berarti Pijar
( Bercahaya ) Maka sejak itu nama Desa ini menjadi Sele Wakce, dan selanjutnya pemukiman
pertama ini terdiri dari kaula Kerajaan Selaparang disebut “ PARWA “.
Baru kemudian dalam musyawarah para tokoh kerajaan Selaparang ( Perigi Selaparang di
Masbagik ) terpilihlah RADEN BORE KERTAPATI untuk merigi ( membenahi ) kampong
baru Sele Wakce. Dan tersebutlah dalam alur cerita / kisah, bahwa Raden Bore Kertapati ini
orang yang berpendirian radikal dan sangat tekun bekerja membenahi kampong dan memimpin
masyarakat, beliau juga orang alim dan tekun beribadah sehingga sangat dihormati
masyarakatnya, beliau menanggalkan atribut Kebangsawanannya karena beliau berpendapat
bahwa “ Orang yang paling Mulia disisi Allah ialah orang yang paling Taqwa “ dan beliau diberi
Gelar oleh masyarakat dengan nama PE . SENDU.
Setelah penataan lingkungan kampong diadakan Tasyakuran ( selamatan ) oleh seluruh
masyarakat , dimana ditempat jatuhnya Batu bersinar ( Sele Wakce ) itu dijadikan oleh
masyarakat “ Kuta “ atau “ Gerbang “ masuk kampung. Dari sinilah kemudian Perubahan Nama
“ Sele Wakce” menjadi “ Batukuta “ sampai sekarang.
Kesan :
Pada saat pertamakali mengunjungi desa ini, diri pribadi saya merasa agak canggung dan
mungkin karena belum mengenal masyarakat yang tinggal di desa ini, dan belum mengetahui
kegiatan keseharian masyarakat yang tinggal di desa ini, setelah beberapa hari tinggal di desa ini
ada sesuatu yang menurut saya menjadi suatu masalah kecil namun akan berdampak besar ketika
kita tidak tanggulangi, masalah pertama adalah ketika tinggal tiga hari desa ini, kita memiliki
sampah yaitu sampah dapur dan sebagainya, namun kita tidak tahu mau buang sampah kemana
dan kami sebagai orang baru di desa ini bertanya kepada tentangga terdeket, “ bu sampah ini kita
buang kmana” dan ibu tersebut menjawab kalau sampah biasa kami buang di sungai.
Ketika mendengar jawaban itu, saya pribadi ingat tentang inovasi yang ada di pondok
pesantren Nurul Haramain, yaitu cara menanggulangi sampah yang ada di pondok pesantren itu,
dan pada malam hari bapak kepala desa berkunjung ke tempat kami, menanyakan tentang
program yang akan kami laksanakan di desa ini, tetapi sejak awal saya sudah memberi usul
kepada teman-teman ignin membuat program kerja tentang penanggulangan sampah, tetapi
teman-teman agak kurang setuju tentang program yang saya usulkan, semenjak itu saya diam dan
ngikut program yang ada, setelah kepala desa bertanya tentang program kami, secara tidak
sengaja ada usulan langsung dari krpala desa, bahwa beliau ingin menanggulangi sampah yang
ada di desa ini, secara kebetulan kepala desa langsung memberi usul untuk kami semua agar
membuat program yaitu penanggulangan sampah yang ada di desa ini.
Dan Alhamdulillah berkat bantuan teman-teman, ide untuk menanggulangi sampah yang
kami gagas, dan kami bentuk, beserta kami buat langsung alatnya di kantor desa di beri
ancungan jempol oleh kepala desa, karena beliau sangat tertarik tentang adanya tunggku sampah
yang kami buat, dan insyaallah untuk kedepannya, bapak kepala desa akan membuat tungku
sampah yang jauuh lebih dari yang kami buat, agar bisa menanggulangi sampah yang ada di
seluruh desa batu kuta.

Pesan :

‫الناس أنفعهم للناس خير‬


“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama” (HR. Ahmad, ath-Thabrani,
ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).
Karena sesungguhnya ketika kita berbuat baik kepada orang lain, manfaatnya akan kembali
kepada kita . Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman
bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-
muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya
pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (Al-
Isra Ayat 7).
Menjadi Pribadi Yang Bermanfaat Adalah Kemauan. Kuncinya adalah kemauan.
Kemauan kita akan dapat memberikan manfaat kepada orang lain. (1) Jika kita memunyai harta,
kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain dengan harta. (2) Jika kita memunyai ilmu, kita
bisa memberikan manfaat ilmu kepada orang lain. (3) Jika kita memunyai tenaga, kita bisa
memberikan manfaat dari tenaga kita kepada orang lain.
Allah menakdirkan kepada manusia sebagai makhluk sosial yang tak akan bisa
menyelenggarakan kehidupannya sendirian. Semandiri apapun seseorang berusaha menghidupi
dirinya sendiri, tentu akan ada masanya ia akan meminta pertolongan kepada orang lain. Allah
juga menganugerahkan kepada manusia sebentuk perasaan empati yang akan menggugah hati
nuraninya ketua ia mendapati ketidakberuntungan pada orang lain. Perasaan empati itulah yang
akan mendorong manusia melakukan aksi sosial dengan cara membantu sesama. Jadi, dengan
takdir manusia sebagai makhluk sosial, ia ingin dibantu dan juga ingin membantu. Penting untuk
kita ingat, bahwa apapun yang kita lakukan akan selalu kembali kepada pelakunya. Jika kita
melakukan kejahatan, maka suatu hari nanti kita akan mendapatkan balasannya, cepat atau
lambat.
Sebaliknya, jika kita melakukan hal-hal baik terhadap sesama, maka suatu hari nanti kita
akan menerima kebaikan dari orang lain sebagai perantara pertolongan Allah. jadi, orang-orang
terbaik sesungguhnya tidak dimonopoli oleh kelompok orang tertentu, tetapi terbuka lebar bagi
siapa saja tanpa memandang latar belakang ataupun bidang-bidang tertentu sebab substansi dari
hal ini adalah tentang seberapa besar kebermanfaatan seseorang kepada orang lainnya secara
nyata

Anda mungkin juga menyukai