Setelah mengetahui apa itu sejarah agama dan desa, disini akan
dibahas tentang sejarah bagaimana masyarakat desa Jlumbang dalam
beribadah atau beragama. Dalam salah satu wawancara kepada salah satu
tokoh agama di desa Jlumbang yaitu pak Sujono, S.Ag yang umumnya
oleh masyarakat sekitar di panggil pak Yono, beliau mengungkapkan
bahwa masyarakat Jlumbang pada umumnya sejak nenek moyang mereka
sudah menganut ajaran agama Islam. Beliau juga mengungkapkan bahwa
tidak pernah terjadi suatu konflik antar masyarakat desa Jlumbang atas
nama agama. Masyarakat desa Jlumbang sekalipun hanya beberapa yang
melakukan sholat berjamaah sehari-hari, namun dalam hal beribadah yang
menganjurkan untuk berjamaah mereka semua tetap datang untuk
melakukannya bersama-sama seperti halnya perayaan-perayaan hari besar
agama Islam.
3
Faizin, “Pemikiran Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Analisis Praktik Keagamaan dan
Pengaruhnya Di Kabupaten Kerinci”, Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam Vol 3 No 2, 2018 hal
144
4
Anma Muniri, “Tradisi Slametan: Yasinan Manifesti Nilai Sosial-Keagamaan Di Trenggalek”,
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 6 No 2, 2020 hal 78
yang sudah berpegang teguh pada NU, namun ada sebagian penduduk
yang masih belum berpegang teguh pada NU. Namun, dulu terdapat
organisasi yang tidak dikenal masuk ke desa jlumbang maka tokoh agama
(pak suyono), menolak dengan baik untuk organisai tersebut meninggalkan
desa jlumbang.
2) Yassinan
1. Salam
2. Syahadat 3 kali
3. Tawasul
4. Membaca surah yasin
5. Al – fatihah
6. Tahlil ( terdiri dari al – ikhas 3 kali, al – falaq 3 kali, dan an- nass
3 kali)
7. Do`a
8. Salam
9. Sholawat 3 kali
Bukan hanya niai nilai kebaikan, dalam yasinan pun juga terdapat
nilai nilai social, dilihat dari segi nilai social masyarakat yasinan ini
memiliki kaitan erat dengan kesejahteraan social dimana, dalam
kesejahtera. an social, nilai sosial akan membentuk kerukunan, dan
kekeluargaan antar anggota masyarakat di desa jlumbang. Yasinan ini
juga bisa dijadikan wadah untuk para ibu ibu untuk bisa belajar
mengenal lebih dalam lagi menganai ajaran agama islam.7
3) Tahlilan
Tahlilan merupakan kegiatan membaca serangkaian ayat Al-
Qur’an dan kalimat Thayyibah (Tasbih, Tahmid, Tahlil dan Takbir)
yang dimana pahala bacaan tersebut dihadiahkan untuk para Arwah
(mayit) yang disebutkan oleh pembaca atau oleh pemilik hajat.
Tahlilan biasanya dilaksanakan di hari-hari tertentu, seperti tujuh
hari berturut-turut dari kematian seseorang, hari ke-40, ke-100 atau
ke-1000 nya. Tahlilan juga sering dilaksanakan secara rutin dihari
kamis malam jum’at atau di malam hari lainnya sesuai dengan adat
yang telah berkembang disekitar. Setelah tahlilan, biasanya pemilik
hajat akan memberikan hidangan makanan untuk dimakan ditempat
atau dibawa pulang.
Di Desa Jlumbang Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri ini
memiliki adat istiadat tersendiri yang telah turun-temurun dari nenek
moyangnya, dapat diketahui bahwasannya Desa Jlumbang ini juga
memiliki beberapa perkumpulan atau jam’iyyah tersendiri seperti
Jam’iyyah Muslimat, Fatayat, Jam’iyyah Tahlilan dan lain-lainnya.
Didesa Jlumbang Kecamatan Kandangan yang Jam’iyyah
Tahlilnya terdapat struktur kepengurusannya yang diketuai oleh
Bapak Sujono atau panggilan akrabnya biasa di panggil dengan Pak
7
Anma muniri, "Tradisi Slametan: Yasinan Manifestasi Nilai Sosial Keagamaan di Trenggalek",
Jurnal pendidikan ilmu pengetahuan sosial, Vol. 6, No.2 Juni 2020, Hal. 78
Yono, serta beliau ini sebagai sesepuh, tokoh masyarakat dan kyai di
Desa Jlumbang yang sangat dihormati oleh masyarakat lainnya, dan
yang sebagai sekertaris dan bendahara dalam Jam’iyyah Tahlil yaitu
Bapak Arip, beliau ini juga seorang tokoh masyarakat di Desa
Jlumbang sekaligus yang mendampingi dan sebagai pelatih Group
Rebana Desa Jlumbang yang pesertanya sendiri adalah anak-anak
muda Jlumbang.
Kegiatan Jam’iyah Tahlil di Desa Jlumbang ini diselenggarakan
disetiap hari Kamis malam Jum’at, disetiap kegiatan tersebut selalu
ramai atau banyak yang antusias mengikuti kegiatan rutin yang sudah
dilakukan sejak dulu. Seluruh masyarakat di Desa Jlumbang baik dari
bapak-bapak maupun adik-adik dengan semangat dalam mengikuti
kegiatan rutin tersebut, didalam kegiatan rutin tersebut juga memiliki
uang kas atau uang arisan yang akan diberikan kepada masyarakat
yang akan ditempati Jam’iyah Tahlil atau sebagai shohibulbet.
Didalam kegiatan Jam’iyyah Tahlil sudah ditentukan susunan acara
yang akan dilaksanakan saat kegiatan berlangsung antara lain :
a. Pembukaan.
b. Membaca doa pembuka.
c. Membacakan susunan acara.
d. Membaca surat Yasin dan Tahlil.
e. Membaca Do’a Penutup.
1. Pembukaan
4. Pembacaan diba'iyah.
5. Do'a
6. Penutup.
5) Khataman
a. Menurut Bahasa
Khatam menurut bahasa adalah tamat, selesai, atau habis8.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata
khataman adalah upacara selesai menamatkan Al-Quran.
b. Menurut Istilah
Khatam menurut istilah tuntas dalam membaca Al-Qur’an
dari awal sampai akhir, entah berapa lamanya, dengan disimak
oleh guru, agar dapat keberkahan selain agar bacaannya teruji
baik dan benar9.
Jadi, khataman adalah suatu kegiatan membaca Al-Quran yang
dilakukan dari awal sampai akhir yang kemudian disimak oleh
seorang guru agar teruji baik dan benarnya bacaan serta agar
mendapatkan keberkahan.
8
Syafei Abdullah, Pengaruh Khatam Al-Quran dan Bimmbingan Guru Terhadap Kmampuan
Membaca Al-Quran di MTs. Nurul Ihsan Cibinong Bogor, Jurnal Dirosah Islamiyah,, Vol. 2, 2020,
Hal. 134.
9
Ibid, Hal.135.
lalu beliau akan menunjuk satu orang yang bertugas pada hari tersebut
untuk memimpin khataman dengan menggunakan pengeras suara
sedangkan ibu-ibu atau peserta lainnya akan membagi setiap juznya
sampai akhir (juz 30) untuk dibaca masing-masing.
7) Ngaji Kitab
Islam menyebar di Indonesia melalui para guru agama atau
yang umumnya disebut Kiai. Dalam penyebarannya Kiai membentuk
suatu lembaga pembelajaran yang biasanya disebut dengan pondok
pesantren. Proses penyebaran agama Islam di Indonesia oleh para Kiai
di pesantren menggunakan media berupa kitab kuning atau kitab
pegon. Secara etimologi, menurut Ulum, pegon dari kata pego karena
huruf pegon telah menyimpang dari literatur Arab dan Jawa. Bahasa
Jawa Pegon sebagai wujud akulturasi tulisan Islam dengan Jawa
(memakai tulisan Arab, tapi ejaannya berbahasa Jawa yang
menggunakan abjad Arab).10 Cara ini tidak luput juga digunakan oleh
salah satu masyarakat di desa Jlumbang.
8) IPNU IPPNU
Visi :
Misi: