dan ditandai oleh keragaman budaya, bahasa, etnis dan agama. Dari
dari 13.000 pulau besar dan kecil dihuni oleh lebih kurang dari 300 suku
bangsa, 200 macam bahasa daerah dan beragam budaya lokal serta
kebencian satu sama lain. Kebersamaan ini merupakan modal sosial untuk
suatu wilayah tertentu yang bisa berbentuk seperti tradisi keagamaan atau
1
serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang
dianggap baik oleh masyarakat itu sendiri dan itu akan menjadi warisan
masyarakat tertentu.
setempat, sementara yang lain sibuk dan fokus membangun pola dialektika
terjadinya proses dialektika antar agama dan budaya tersebut, dalam islam
hal-hal yang kudus. Kepercayaan dan praktik tersebut bersatu menjadi satu
2
durkheim tersebut, terdapat dua unsur yang penting sebagai syarat sesuatu
dapat dibuat agama yaitu, adanya sifat kudus, suci, sakral dari agama dan
melepaskan kedua unsur diatas, karena ia akan menjadi bukan agama lagi
fakta sosial yang penjelasannya perlu dijelaskan lebih lanjut oleh fakta-
motivasi-motivasi yang kuat, yang meresapi dan yang tahan lama dalam
3
pancaran faktualitas, sehingga suasana hati dan motivasi itu tampak
praktik ritual Tradisi Tolak Bala yang dilakukan ketika akan menjelang
oleh masyarakat, dan sedangkan Tolak Bala ini ialah bermakna menolak
segala bencana dan marabahaya. Jadi, Tradisi Tolak Bala ini dapat
disini ialah melaksanakan ritual ini ketika hanya hendak menjelang bulan
kesakralannya.
Tradisi Ritual Tolak Bala ini mengandung unsur yang berasal dari
agama islam, yaitu do’a yang dibacakan oleh tokoh agama. Pelaksanaan
acara Tolak Bala ini ialah dengan cara mengelilingi kampung sambil
membaca do’a dan dzikir kepada sang pencipta, acara Tolak Bala ini
4
hanya dilakukan oleh kaum laki-laki yang ada pada kampung tersebut dan
keluar dari rumah selama acara itu berlangsung. Acara ini biasanya
pergulatan antara agama dan tradisi lokal ini dipandang oleh Geertz bahwa
agama dan budaya berjalan secara membalas, artinya pada satu sisi agama
memberi pengaruh terhadap budaya dan pada saat yang sama budaya juga
mempengaruhi agama.
B. Fokus Penelitian
lingkup yang akan diteliti. Oleh karena itu pada penelitian ini,
C. Rumusan Masalah
5
2. Mengapa Tradisi Tolak Bala di Jorong Batang Biyu Kabupaten
Ramadhan?
6
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
A. Tradisi
kebencian antara yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu
2017).
tidak berlaku lagi. Otonomi daerah menghargai tradisi lokal yang terdiri
7
dijelaskan oleh undang-undang nomor 22 tahun 1999, bahwa pemerintah
(Hanani, 2018).
bertujuan untuk mengubah negara menjadi kondisi yang lebih maju. Sejak
kemerdekaannya pada tahun 1945 telah ada tiga sistem pemerintah yang
pada tahun 1966 hingga mulai terurai pada tahun 1998 (Sefika S.E dan
8
moyang yang telah menjalani waktu ratusan tahun dan tetap dituruti oleh
pedoman hidup bagi mereka yang masih hidup. Tradisi itu dinilai sangat
baik oleh mereka yang memilikinya, bahkan dianggap tidak dapat diubah
kita mengenal kehidupan surgawi, maka dialam batin mereka bila tradisi
demikian itu. Karena itu, tradisi mengandung dua unsur yang langsung
mengena pada kehidupan mereka, yaitu unsur jasmani dan unsur batiniyah
dianggap baik oleh masyarakat itu sendiri dan itu akan menjadi warisan
keberadaannya.
9
Upacara tradisional merupakan salah satu bentuk tradisi yang
sang Pencipta. Pada masyarakat tertentu ada upacara adat yang benar-
benar masih dilaksanakan namun ada juga yang sudah tidak dilaksanakan
atau dengan kata lain pelaksanaanya tidak terlalu sering atau jarang
yang diwariskan oleh leluhur mereka dan apabila tidak dilaksanakan maka
B. Tolak Bala
Manusia tidak bisa lepas dan lari dari persoalan tersebut. Oleh karena itu,
persoalan tersebut harus dilakukan. Ada banyak cara yang dilakukan oleh
yang serba maju dan canggih, namun cara seperti ini tidaklah ditinggalkan
10
sepenuhnya oleh sebagian kelompok masyarakat. Bagi mereka
Tolak Bala Menurut istilahnya terdiri dari dua kata yaitu tolak dan
sedangkan bala berarti bahaya yang datang tiba-tiba. Jadi tolak bala berarti
C. Bulan Ramadhan
keutamaan yang sangat banyak. Satu bulan yang Allah muliakan dengan
haq dan yang bathil. Bulan yang diliputi dengan rahmat, ampunan, dan
11
yang dilakukan oleh orang beriman. Syaitan-syaitan diikat, lalu
sebagai berikut:
diluar dari diri manusia, alam dan sesama manusia. Perubahan perilaku
12
untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Fungsi sosial dari upacara tolak
dalam kaitan dengan pola produksi dan konsumsi. Pada pola produksi
tradisi tolak bala, namun fokus penelitian dan lokasi penelitian itu
berbeda.
13
2. Penelitian Hasbullah, Toyo, dan Awang Azman Awang Pawi,
tujuan untuk menolak bala atau bencana, baik secara pribadi maupun
seluruh makhluk di dunia ini ada yang menjaga atau yang menjadi
yang berkarakter baik dan ada yang buruk. Oleh karena itu, agar
masyarakat dapat hidup dengan tenang dan damai serta terhindar dari
14
Maka tidak heran yang terlibat di dalam kegiatan ini adalah ustadz dan
dinamisme atau juga mungkin Hindu dan Budha. Mereka belum dapat
bahwa ritual tolak bala merupakan hasil dari akulturasi antara Islam
tradisi tolak bala, namun fokus penelitian dan lokasi penelitian itu
berbeda.
E. Teori
Interaksionisme Simbolik dan tyang mana teori ini juga memiliki berapa
15
lahiriah tidak melibatkan perilaku tersembunyi (perilaku karena kebiasaan
berpikir
terhadaap situasi
16
7. Pola aksi dan interaksi yang saling berkelindan akan membentuk
yang meresapi dan yang tahan lama dalam diri manusia dengan
faktualitas, sehingga suasana hati dan motivasi itu tampak realitas (M.
17
memberikan penilaian-penilaiannya suatu pola makna yang ditransmisikan
F. Kerangka Konseptual
nenek moyang
(orang terdahulu)
keluarga masyarakat
kebiasaan
Tradisi
Nilai-nilai dan
bermakna
norma
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Informasi tersebut biasanya berupa teks atau kata, dan data yang berupa
yang terdalam.
19
Penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat positivisme, karena
penelitinya.
secara induktif
esensial
20
6. Penelitian kualitatif menjadikan fokus studi sebagai batas
penelitian
verifikatif
yaitu :
2018: 8).
B. Latar Penelitian
ini terjadi. Adapun latar terjadinya tradisi ini ialah disebuah jorong
daerah bagian dari wilayah tersebut, jorong ini juga memiliki beberapa
21
daerah dan salah satunya ialah Batang Biyu. Jorong Batang Biyu ini
satunya ialah Tradisi Tolak Bala. Tradisi ini dilakukan ketika hendak
laki diwilayah tersebut kecuali anak kecil dan halangan yang lainnya
penting.
C. Instrumen Penelitian
bertanya langsung kepada objek yang kita teliti atau yang kita amati.
Wawancara dapat pula kita lakukan pada pihak lain diluar objek yang
kesimpulan
22
DAFTAR PUSTAKA
Ercetin Sule, dan Banerjee Santo. 2013. Chaos, Complexity and
Leadership. Malaysia. Institute for Mathematical Research.
Fitrisia Azmi. 2014. “Upacara Tolak Bala Refleksi Kearifan Lokal
Masyarakat Nelayan Kenagarian Painan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi
Sumatera Barat Terhadap Laut”. Humanus. Vol. XIII No. 1 Universitas Negeri
Padang.
Hanani, Silfia.2017. “studi Negosiasi Kultural Yang Mendamaikan
Antaretnik dan Agama dikota Tanjung Pinang”. Episteme. Vol 12. No 1. IAIN
Bukittinggi.
Hanani, Silfia. 2018. Koran wanita AS MINANGKABAU FEMINIS
GERAKAN MELAWAN Marjinalisasi di Indonesia.GJAT. Vol 8. Edisi 2. Negara
Islam Institut Bukittinggi Bukittinggi.
Haryanto, Sindung. 2015. Sosiologi Agama Dari Klasik Hingga
PostModern. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Koentjaraningrat. 2004. Pengantar Antropologi. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA.
Nasruddin. 2011. “Kebudayaan dan Agama Jawa dalam Perspektif
Clifford Gerrtz”. Jurnal Studi Agama-agama. Vol . No 1. IAIN Sunan Ampel
Surabaya.
Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.
Roibin. 2010. “Agama dan Budaya: Relasi Konfrontatif atau
Kompromistik”. Jurnal Hukum dan Syariah. Vol I. No 1. UIN Maliki Malang.
Sapsuha, Tahir. 2013. Pendidikan PascaKonflik. Yogyakarta: PT LkiS
Printing Cemerlang.
Shalih, bin Muhammad. 2007. Majelis Bulan Ramadhan. Jakarta: Pustaka
Imam Asy-Syafi’i.
Silfia Hanani, dan Susi Ratna Sari. 2018. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Bukittinggi: Suci Percetakan dan Photocopy.
23
Silfia Hanani dan Rahimah Abdul Aziz. 2009. Rekonstruksi dan Usaha
Penyelamatan Tradisi Lokal Era Pasca Sentralisme di Indonesia. Geografia. Vol
5. No 2. Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Bukittinggi, Sumatera Barat,
Indonesia, Pusat Pengajian Sosial, Pembangunan Dan Persekitaran, Fakultas Sains
Sosial Dan Kemanusiaan, Universiti Kebangsaan Malaysia.
Simanjuntak Bungaran Antonius. 2016. Tradisi, Agama dan Akseptasi
Modernisasi pada Masyarakat Pedesaan Jawa. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Sudiarja. 2006. Agama di Zaman yang Berubah. Yogyakarta: Kanisius.
Upe, Ambo. 2010. Tradisi Aliran Dalam Sosiologi dari Filosofi
Positivistik ke Post Positivistik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Wahyuni. 2018. Agama dan Pembentukan Struktur Sosial. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.
24