Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME SOSIOLOGI AGAMA

FUNGSI AGAMA BAGI MASYARAKAT

OLEH :

NAMA : NI PUTU ISRA HAWANI

NIM/ABSEN : 2111011029/04

KELAS : B2 DENPASAR SMSTR III

JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA

MATA KULIAH : SOSIOLOGI AGAMA

DOSEN : FERDINANDUS NANDUQ .,S.Ag.,M.Ag

UNIVERSITAS HINDU NEGERI

I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR

2022
FUNGSI AGAMA BAGI MASYARAKAT

 Pengertian Agama

Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada Tuhan (atau
sejenisnya) serta tata kaidah yang berhubungan dengan adat istiadat, dan pandangan dunia yang
menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan, pelaksanaan agama bisa dipengaruhi oleh
adat istiadat daerah setempat. Pada zaman sejarah adat menjadi alat untuk menyampaikan ajaran-
ajaran agama. Sementara agama susah untuk didefinisikan, sebuah model standar dari agama,
digunakan dalam perkuliahan religious studies, diajukan oleh Clifford Geertz, yang dengan
sederhana menyebutnya sebagai sebuah “sistem cultural”. Sebuah kritikan untuk model Geertz
oleh Talal Asad mengategorikan agama sebagai “sebuah kategori antropologikal”. Banyak
agama memiliki mitologi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna,
tujuan hidup dan asal-usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos
dan sifat manusia, orang-orang memperoleh moralitas, etika, hukum adat, atau gaya hidup yang
disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.

Menurut KBBI, pengertian agama adalah suatu ajaran dan sistem yang mengatur tata
keimanan/ kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, serta tata kaidah
terkait pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungannya. Kata “Agama” berasal dari
bahasa Sansekerta yang secara umum berarti suatu tradisi, dimana “A” artinya tidak dan “Gama”
artinya kacau. Sehingga bila dilihat dari asal katanya, definisi agama adalah suatu peraturan yang
dapat menghindarkan manusia dari kekacauan, serta mengarahkan manusia menjadi lebih teratur
dan tertib.

Agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan
dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya,
dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Secara khusus, agama didefinisikan
sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu
kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang
dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. Bagi para penganutnya, agama berisikan
ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-
petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan di akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi
bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang
bersangkutan, dan menjadi pendorong serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota
masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran
agamanya.

Agama sudah menjadi pedoman hidup bagi kita semua dan juga menjadi tolak ukur tentang
apa yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Tanda ketaatan dan penghayatan kepada
Agama, adalah pembuktian baru diri kamu baik atau tidak. Hal itulah mengapa peran agama
sangat penting untuk mengatur kehidupan manusia dan mengarahkannya kepada kebaikan yang
diharapkan bersama.

 Hubungan Agama Dengan Masyarakat

Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh sang pencipta sebagai makhluk sosial.
Makhluk sosial adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Dengan kata
lain, manusia dapat hidup dengan bantuan orang lain, baik secara fisik maupun non fisik. Jika
kita membahas tentang manusia, manusia tidak akan luput dari yang namanya Masyarakat. Yang
mana masyarakat adalah hubungan antara satu manusia dengan manusia yang lain yang saling
berinteraksi satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks masyarakat terdapat
hubungan-hubungan yang beragam. Begitu pula perbedaan-perbedaan yang beragam yang selalu
kita temukan dalam kehidupan sehari-hari di dalam kemasyarakatan.

Hubungan Agama dengan masyarakat menyajikan sebuah dilema fundamental yang bisa
dikedepankan dalam tiga aspek. Aspek pertama dan yang terpenting, agama melibatkan manusia
pada situasi akhir dititik mana lahir kesadaran akan hal tertinggi. Kedua, agama menyangkut hal-
hal yang suci, karena itu agama berkenaan dengan pemahaman dan tanggapan khusus yang
membutuhkan keluhuran pandang atas obyeknya. Agama merupakan model kesadaran yang
sangat lain dibanding dengan suasana sekuler, secara fundamental ia disebut heterogen. Ketiga,
agama dilandaskan pada keyakinan, karena itu obyeknya adalah supraempiris dan ajarannya
tidak mungkin diperagakan atau dibuktikan secara empiris.

Agama sebagai unsur penting dalam kebudayaan memberikan bentuk dan arah pada fikiran,
perasaan, tindakan manusia. Ia menyeimbangkan orientasi nilai, aspirasi dan ego ideal manusia.
Tetapi agama bertumpu pada keyakinan diatas suatu kesepakatan kepada supra empiris. Jadi
agama menunjukkan dirinya sebagai pemeraga dilema. Manusia beragama pasti hidup dan
berhubungan dengan dua dunia pengalaman yang heterogen dan tidak berkesesuaian. Agama
merupakan dorongan bagi pengembangan pemahaman manusia atas diri, perilaku, fikiran, dan
perasaannya, serta hubungannya dengan manusia lain yang dijumpainya dalam masyarakat.

 Fungsi Agama Dalam Masyarakat

Fungsi Edukatif

Agama memiliki fungsi untuk membimbing dan mengajar masyarakat sehingga tingkah laku
mereka dapat menjadi baik dan benar. Dalam konteks ini, masyarakat memiliki keterbukaan hati
untuk dibina dan digembleng sesuai dengan nilai-nilai agama yang diberikan. Agama
menyampaikan pengajarannya melalui petugas-petugas agama, baik di dalam upacara (perayaan)
keagamaan, renungan, khotbah, pendalaman iman maupun di luar perayaan liturgis. Ada banyak
petugas yang bertugas untuk memberikan pengajaraan keagamaan kepada masyarakat, misalnya
pendeta, imam, kyai, syaman, dan lain-lain. Orang-orang ini mengajarkan tentang kebenaran
sesuai dengan apa yang tercantum dalam kitab-kitab yang merupakan dasar iman dari setiap
agama.

Fungsi Penyelamatan

Semua anggota masyarakat memiliki kerinduan yang besar untuk mencapai keselamatan, baik
untuk kehidupan sekarang maupun untuk kehidupan setelah kematian. Untuk itu, keselamatan
tidak boleh dipandang sebagai hal yang biasa-biasa saja tetapi merupakan sesuatu yang cukup
sulit tergantung bagaimana manusia menghayati kehidupan beragamanya. Jaminan untuk
keselamatan hanya ditemukan dalam agama. Dalam agama diberikan pengajaran bagaimana cara
untuk mencapai keselamatan itu. Melalui agama, manusia dapat memahami "apa yang sakral"
atau "makhluk yang tertinggi" atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya. Melalui relasi yang
intens dengan Tuhan, manusia dapat mengakui segala kesalahan di hadapan-Nya dengan cara
pengampunan dan penyucian. Dengan demikian, manusia dapat merasa bahagia dan kembali bisa
membangun relasi yang baik dengan Tuhan yang sakral. Relasi yang harmonis dengan Tuhan
memungkinkan manusia untuk selamat dari segala bentuk kejahatan yang selalu datang silih
berganti tanpa kita ketahui kapan kejahatan itu datang dan mengancam keberadaan kita.
Fungsi Memupuk Persaudaraan

Agama bersifat universal dan penganutnya terdapat dimana-mana di berbagai belahan dunia ini.
Para penganut agama ini tentunya berasal dari latar belakang budaya, ras, suku, pekerjaan, status
sosial, warna kulit dan golongan yang berbeda. Perbedaan dilihat sebagai kekayaan dan melalui
agama semua perbedaan ini dapat disatukan dengan melakukanan hubungan horinzontal yang
sangat erat. Mungkin ada banyak orang yang menolak bahwa agama memiliki peran untuk
memupuk persaudaraan. Penyangkalan mereka bertolak dari realita bahwa begitu banyak
kekerasan, permusuhan yang terjadi di dunia ini karena masalah agama. Misalnya adanya
pembakaran rumah-rumah ibadat, pembakaran rumah sakit dan sederetan masalah-masalah sosial
lainnya yang seringkali terjadi selama ini. Hemat penulis, perspektif seperti ini perlu diubah dan
kurang objektif, karena berat sebelah. Mereka hanya melihat hal-hal negatifnya saja, seakan-akan
kehidupan di dunia ini hanya diisi oleh permusuhan dan tidak pernah ada kedamaian di
dalamnya.Padahal masihnya banyak orang yang tetap mengalami kedamaian dalam hidupnya.
Ambil contoh di Indonesia seringkali diadakan seminar-seminar yang bertemakan dialog
antaragama dan masih banyak masyarakat yang dapat menjalin hubungan yang harmonis antar
umat yang berbeda agama.

Fungsi Transformatif

Kata transformatif berasal dari bahasa latin "Transformare", artinya mengubah bentuk. Jadi
fungsi transformatif (yang dilakukan kepada agama) berarti mengubah bentuk kehidupan
masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru. Dalam pengertian ini masyarakat menggantikan
nilai-nilai kehidupan lama dan menanamkan nilai-nilai baru. Misalnya masyakat primitif yang
sejak lama terbentuk dalam budaya yang menganut kepercayaan animisme, yakni percaya
terhadap makhluk halus atau roh yang mana mereka perpandangan bahwa benda-benda seperti
pohon-pohon, gua atau batu besar memiliki kekuatan-kekutan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai