OLEH :
MIA KURNIA (2312.089)
YOSSI YUSRA (2312.081)
HANA MELIA SUSANTI (2312.069)
Penulis
i
DAFTAR ISI
A.
B.
C.
A.
B.
C.
A.
B.
KATA PENGANTAR .i
DAFTAR ISI ...ii
BAB I : PENDAHULUAN
Latar belakang ..1
Rumusan masalah ... ...1
Maksud dan tujuan 1
BAB II : PEMBAHASAN
Agama...2
Masyarakat5
Hubungan agama dengan masyarakat..12
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan ..13
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara umum , ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian
manusia dalam masyarakat dan agama , sehingga mampu menghadapi masalah dalam
bermasyarakat.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang dibekali akal dan nafsu perlu
membekali diri dengan agama supaya menjadi manusia yang lebih baik bagi sesama manusia
berkelompok atau bermasyarakat .
Manusia sebagai makhluk sosial atau bermasyarakat butuh individu atau manusia lain karna
manusia tidak akan mampu hidup sendiri ia butuh orang lain .manusia perlu bermasyarakat
dan saling berhubungan atau berinteraksi satu sama lain dalam kelompok sosial maupun
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup nya dan untuk berkembang.
Oleh karena itu kami mengangkat judul makalah agama dan masyarakat, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi pemakalah sendiri , serta kami
minta maaf apabila makalah ini belum sempurna.
B.Rumusan Masalah
a. Apa pengertian agama ?
b. Apa pengertian masyarakat ?
c. Apa hubungan agama dan masyarakat ?
C. Maksud danTujuan
Maksud dan tujuan dari perumusan masalah di atas tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah ISBD (Ilmu Sosial Budaya Dasar ) dan juga
memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan baru untuk kami khusus nya dan para
pembaca .
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
AGAMA
1. Pengertian Agama
Agama menurut kamus besar bahasa indonesia adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata agama berasal dari bahasa sanksekerta yang berarti tradisi , sedangkan kata lain
untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa latin religio dan berakar
pada kata kerja re-ligare yang berarti mengikat kembali . Maksudnya dengan bereligi
seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan .
Dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 negara kita sangat menjunjung tinggi tentang
masalah agama yang berbunyi : ayat (1) negara berdasar atas ketuhanan Yang Maha Esa ,
ayat (2) negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
2. Pengertian agama menurut para ahli
a. M. Hasbi Alshiddiqy : tuntunan hidup yang melengkapi segala segi dan suatu
peruangan untuk memperoleh kekayaan dunia dan kesentosaan akhirat .
b. Emile durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang
terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hyal yang suci .
Manusia memiliki kemampuan terbatas , kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannya
menjadiakn keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya . sesuatu yang luar
biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga.
Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusia
sendiri . misal Tuhan , God , atau menyebut sifat-Nya saja seperti yang maha kuasa , ingkang
murbeng dumadi . de weldadige , dan lain-lain .
Keyakinan itu membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepadaTuhan dengan cara
menghambakan diri , yaitu :
1 Menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal
dari Tuhan .
2. Menaati segenap ketetapan , aturan , hukum dll yang di yakini berasal dari Tuhan .
3.
a)
b)
c)
d)
4.
a)
b)
c)
d)
e)
2
Dengan demikian diperolth keterangan yang jelas , bahwa agama itu penghambaan
manusia kepada Tuhannya .
Cara beragama
Berdasarkan cara beragamanya :
Tradisional , yaitu cara beragama berdasarkan tradisi . Cara ini mengikuti cara beragama nya
nenek moyang , leluhur atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pada umumnya kuat
dalam beragama , sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan. Apalagi
bertukar agama bahkan tidak ada minat . Dengan demikian kurang dalam meningkatkan ilmu
amal keagamaannya .
Formal , yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungan atau
masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragama orang yang berkedudukan tinggi
atau punya pengaruh , pada umumnya tidak kuat dalam beragama . Mudah mengubah cara
beragamanya . Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain
agamanya.
Rasional , yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka
selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agama dengan pengetahuan , ilmu ,dan
pengamalannya .
Metode pendahulu , yaitu cara beragamaberdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) di
bawah wahyu ,untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya
dengan ilmu ,pengamalan dan penyebaran (dakwah). Merekaselalu mencari ilmu dulu kepada
orang yang di anggap ahlinya dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran asli yang di
bawa oleh utusan misalnya Nabi atau Rasul sebelum mereka mengamalkan , mendakwahkan
dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua .
Unsur-unsur agama
Menurut leight ,keller dan cahoun , agama terdiri dari beberapa unsur pokok :
Kepercayaan agama , yakni suatu prinsip yang di anggap benar tanpa ada keraguan lagi
Simbol agama , yakni identitas agama yang di anut umatnya.
Praktik keagamaan , yakni hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan-NYA , dan
hubungan horizontal antar umat manusia atau sosial .
Pengalaman keagamaan
Umat beragama
3
5. Fungsi
Sumber pedoman hidup bagi individu maupu kelompok
Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan edan manusia dengan manusia.
Merupakan tuntunan tentang prinsip benar atau salah
Pedoman mengungtkapkan rasa kebersamaan .
Pedoman perasaan keyakinan .
Pedoman keberadaan .
Pengungkkapan estetika (keindahan)
Pedoman rekreasi dan hiburan.
Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama .
Agama di Indonesia
Enam agama besar yang paling banyak di anut di indonesia , yaitu agama islam ,krieten
,katolik ,hindu budha dan lain-lain. Sebelumnya pemerintah indonesia pernah melarang
pemeluk konghucu melakanakan agamanya secara terbuka. Namun , melalui keppress no.
6/2000 , pressiden abdurrahman wahid mencabut larangan tersebut .
7. Makna agama
Makna agama yang ajeg dan komprehensif ini di ambil dari pengertian agama (defenisi
agama) yang diuraikan didalam hadits , bertanya pada Muhammad Saw tentang iman (aspek
akidah) ,islam (aspek syariat/hukum Tuhan) dan ihsan(aspek moral/akhlak) . Dan Nabi
Muhammad Saw . berkata itu adalah jibril yang mengajarkan manusia tentang dien (agama)
mereka . (HR Bukhari dan Muslim )[2]
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
6.
4
B.MASYARAKAT
1. Pengertian
Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono
Soekanto, 1983). Sedangkan agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem
atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan , Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa tiap-tiap
masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam
waktu yang cukup lama , tinggal di suatu wilayah tertentu , mempunyai kebudayaan
sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut .
3. Unsur Unsur Masyarakat
Golongan Sosial
a. Timbulnya Golongan Sosial
Sejak manusia hidup bersama dalam masyarakat dan selama dalam masyarakat ada
sesuatu yang dihargai , baik benda ekonomis (kekayaan), kekuasaan, keturunan, ilmu
pengetahuan dsb , maka sesuatu yang dihargai tersebut akan menjadi bibit timbulnya sistem
penggolongan sosial atau pelapisan sosial dalam masyarakat. Masyarakat telah mengenal
sistem pembagian atau penggolongan masyarakat sejak dahulu. Aristoteles telah menyatakan
bahwa dalam setiap negara selalu terdapat tiga unsur yaitu orang kaya sekali, orang melarat ,
dan orang yang berada di tengahnya.
Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sebagai hasil
proses pertumbuhan masyarakat . Faktor penyebabnya antara lain:
6
kemampuan/kepandaian , umur , jenis kelamin , sifat keaslian , keanggotaan masyarakat dll.
b. Pengertian Golongan Sosial
Secara teoritis manusia sama derajatnya, tetapi dalam kenyataan hidup di masyarakat
ada penghargaan yang berbeda terhadap sekelompok manusia berdasarkan kelebihan yang
dimiliki seperti: kekayaan, kekuasaan , pendidikan dan keturunan. Adanya penilaian yang
berbeda ini menimbulkan terjadinya pengelompokan masyarakat yang selanjutnya dikenal
dengan nama golongan sosial (istilah sosiologinya: stratifikasi sosial / pelapisan sosial ) .
Koentjaraningrat mengartikan golongan sosial adalah kesatuan manusia yang ditandai oleh
ciri-ciri tertentu dan memiliki identitas sosial serta idealisme . Ikatan identitas sosial muncul
karena adanya kesadaran identitas sebagai reaksi atas pandangan pihak luar terhadap
golongan sosial tersebut atau dapat pula terjadi karena golongan sosial tersebut terikat oleh
suatu sistem nilai , norma dan adat istiadat tertentu.
Pitirim A. Sorokin menggunakan istilah pelapisan sosial yaitu pembedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat/hierarkhis. Perwujudannya dikenal
dengan adanya kelas sosial tinggi (upper class) contohnya: pejabat , penguasa , dan
pengusaha; kelas sosial menengah (middle class) contohnya: dosen , pegawai negeri ,
pengusaha kecil dan menengah ; kelas sosial rendah (lower class) contohnya: buruh , petani ,
dan pedagang kecil.
c. Dasar-dasar pembentukan Golongan Sosial
Menurut Soerjono Soekanto , kriteria yang dipergunakan sebagai ukuran dalam
menggolongkan masyarakat ke dalam golongan sosial/pelapisan sosial adalah:
Ukuran Kekayaan
Unsur kekuasaan atau wewenang
Ukuran Ilmu Pengetahuan
a.
11
2). Berdasarkan sifat organisasi, terbentuk organisasi formal (formal group) yaitu kesatuan
manusia yang tergabung dalam sebuah organisasi yang memiliki peraturan tegas yang sengaja
diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesama. Contohnya :
perkumpulan mahasiswa , perkumpulanorganisasi massa, instansi pemerintah, dsb.
C. Hubungan Agama dalam Masyarakat
Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe , meskipun tidak
menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954) :
a. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral.
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi dan terbelakang . Anggota masyrakat menganut
agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam
kelompok keagamaan adalah sama . Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang
lain. Sifat-sifatnya :
1. Agama memasukkan pengaruhnya yang sacral ke dalam system nilai
masyarakat
secara mutlak.
2. Dalam keadaan lain selain keluarga relatif belum berkembang , agama jelas menjadi
fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat secara keseluruhan.
b. Masyarakat praindustri yang sedang berkembang.
Keadaan
masyarakatnya tidak terisolasi , ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi
dari pada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada system nilai dalam tiap
mayarakat ini , tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sacral dan yang sekular itu
sedikit-banyaknya masih dapat dibedakan.
12
BAB 111
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama
yang meliputi penulisan sejarah dan figur Nabi dalam mengubah kehidupan sosial,
argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan , tentang Tuhan dan kesadaran
akan maut menimbulkan relegi dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada
pengalaman agama nya para tasauf.
Bukti di atas sampai pada pendapat bahwa agama merupakan tempat mencari makna hidup
yang final dan ultimate. Kemudian , pada urutannya agama yang diyakininya merupakan
sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya , dan kembali kepada
konsep hubungan agama dengan masyarakat , di mana pengalaman keagamaan akan
terefleksikan pada tindakan sosial , dan individu dengan masyarakat seharusnyalah tidak
bersifat antagonis.
B . Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan wawasan
tentang agama dan masyarakat lebih jauh penyusun berharap dengan memahami agama dan
masyarakat kita dapat memahami perkembangannya dengan benar .
13
DAFTAR PUSTAKA
Damanik Fritz, Hotman.2007 . Sosiologi . klaten : intan pariwara
REFERENSI LAIN
http: //masyarakat.dalam.kehidupan
http://hubungan agamadan masyarakat