PENDAHULUAN
Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang diketahui (pengetahuan, ilmu) tidak
selalu membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Tetapi kemampuan, keuletan dan
kecekatan seseorang untuk mencernakan dan mengaplikasikan apa yang diketahui dalam
hidup nyata, akan membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Demikian pula dalam
kehidupan beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apa yang ia ketahui
tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya bagaimana ia menginterpretasikan
dan mengaplikasikan pengetahuan imannya dalam hidup nyata sehari-hari. Seorang
beriman yang sejati seorang yang senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan
menghayati kehadiran Tuhan dalam hidup nyatanya, dan berusaha untuk melaksanakan
kehendak Tuha bagi dirinya dalam konteks hidup nyatanya. Oleh karena itu Pendidikan
Agama di Perguruan Tinggi merupakan salah satu usaha untuk memampukan mahasiswa
menjalani proses pemahaman, pergumulan dan penghayatan iman dalam konteks hidup
nyatanya di berbagai bidang seperti politik, moral, kesenian, ilmu pengetahuan, budaya,
berbagai keprihatinan di masyarakat, termasuk kerukunan umat beragama terlebih dengan
banyaknya agama yang ada dalam negara ini maka sudah sepatutnya untuk belajar ruang
lingkup agama supaya lebih mengenal lagi makna dari perbedaan agama itu sendiri.
1
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang Ruang lingkup agama maka diperlukan
subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penyusun membuat rumusan
masalah sebagai berikut:
a. Pengertian dan ruang lingkup agama
b. Unsur-unsur pokok agama
c. Istilah-istilah agama
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum membahas apa itu ruang lingkup agama, alangkah lebih baiknya kita
mengetahui terlebih dahulu pengertian dari kata agama itu sendiri. Agama (religion) di
dalam Oxford Student Dictionary (1978) didefinisikan sebagai “the belief in the existence
of supranatural ruling power, the creator and controller of universe”, yaitu suatu
kepercayaan akan keberadaan suatu kekuatan pengatur supranatural yang menciptakan dan
mengendalikan alam semesta.
Agama pada umumnya memiliki pengertian sebagai system orientasi dan obyek
pengabdian. Dalam pengertian ini semua orang adalah makhluk religius, karena tak
seorangpun dapat hidup tanpa suatu system yang mengaturnya dan tetap dalam kondisi
sehat.
Para pakar memiliki beragama pengertian tentang agama. Secara etimologi, kata “agama”
bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan diambil dari istilah bahasa Sansekerta yang
menunjuk pada sistem kepercayaan dalam Hinduisme dan Budhisme di India.
Agama terdiri dari kata “a” yang berarti “tidak”, dan “gama” berarti kacau.
Dengan demikian, agama adalah sejenis peraturan yang menghindarkan manusia dari
kekacauan, serta mengantarkan menusia menuju keteraturan dan ketertiban.
Agama juga dapat berarti suatu aturan terorganisir yang terdiri dari kepercayaan, sistem
budaya, serta pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah
dari kehidupan.
3
Beragam agama memiliki catatan, simbol, dan kesucian yang mana digunakan untuk
menjelaskan makna dari hidup itu sendiri dan menjelaskan asal usul kehidupan, manusia
dimasa yang lalu ataupun terciptanya alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang
kosmos dan sifat manusia, setiap orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau
gaya hidup yang disukai.
Kebudayaan yang berkembang di tengah manusia adalah produk dan tingkah laku
keberagamaan manusia.
Agama dalam bahasa Al-Quran disebut dengan “din”. Kata “din” yang berasal dari akar
bahasa Arab dayn memiliki banyak arti pokok, yaitu:
(1) Keberhutangan,
(2) Kepatuhan,
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik benang merah bahwa disaat
seseorang mendapati dirinya dalam keadaan berhutang kepada orang lain, maka ia akan
menyerah atau menundukkan dirinya kepada peraturan atau ketentuan orang yang
memberikan hutang.
Para ahli mengelompokkan beberapa agama seperti agama Kong Hu Cu, agama Budha dan
agama Hindu sebagai agama budaya, karena agama tersebut lahir dari pemikiran
pendirinya. Sedangkan yang tergolong agama wahyu adalah Narsani, Yahudi, dan Islam.
Namun beberapa pakar berbeda pendapat tentang golongan agama wahyu tersebut. Jikalau
tolok ukur diatas diterapkan kepada tiga agama wahyu, maka menurut para ahli pula, tidak
semua tolok ukur tersebut dapat diterapkan kepada agama Yahudi dan Nasrani. Sebagai
salah satu contoh adalah mengenai kitab suci, banyak para ahli yang dapat membuktikan
4
bahwa Taurat dan Injil telah mengalami perubahan, tidak asli lagi memuat wahyu yang
disampaikan oleh Malaikat Jibril dahulu kepada Musa dan Isa sebagai Rosul-Nya. Selain
daripada itu, sifat ajaran agama Yahudi adalah local, khusus bagi orang Yahudi dan tidak
untuk manusia lainnya. Tentang agama Nasrani dapat dikemukakan bahwa konsep
ketuhanannya bukanlah monoteisme murni tapi monoteisme nisbi. Menurut ajaran akidah
agama Nasrani, Tuhan memang satu tetapi terdiri dari tiga oknum yakni Tuhan Bapak,
Tuhan Anak, dan Rohul Qudus. Ketiganya disebut trinitas atau tritunggal, kesatuan tiga
pribadi
Perlu diketahui bahwa sebagai agama wahyu, semua agama langit yang disebutkan diatas
semua ajarannya berasal dari wahyu Ilahi yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada
Rosul-Nya yang pertama sampai kepada Nabi dan Rosul-Nya yang terakhir adalah sama
yakni mengenai ke-Esaan Allah, tidak ada Tuhan selain Allah. Ajaran tauhid ke-Esaan
Allah tidak akan pernah berubah, yang berubah adalah jalan yang ditempuh atau syariat
yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, antar manusia dalam masyarakat dan
dirinya sendiri serta lingkungan hidupnya.
Ruang lingkup agama adalah sebuah batasan-batasan dalam sebuah masalah. Di dalam hal
ini yang dimaksud adalah batasan-batasan di dalam sebuah agama.
5
2.3 Unsur-unsur Pokok Agama
Untuk memudahkan kita memahami arti agama, maka kita perlu mengetahui
unsur-unsur pokok yang terkandung dalam agama itu sendiri. Berikut ini adalah tiga unsur
pokok agama:
1. Manusia
Manusia merupakan mahluk yang memiliki akal budi, dapat berpikir dan
berusaha dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini, manusia
adalah umat atau penganut suatu agama yang berpikir dan percaya bahwa ada
sesuatu di luar dirinya yang memiliki kuasa dan kekuatan yang tidak bisa
dijelaskan dengan hukum alam.
2. Penghambaan
3. Tuhan
6
Adapun Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:
Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada
keraguan lagi
Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan-Nya,
dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan
ajaran agama
Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang
dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama
Iman
Secara etimologi, iman berasal dari bahasa Arab إِ ْي َما ٌنīmān yang berarti ‘kepercayaan;
keyakinan; kejujuran’. Dalam KBBI kata iman memiliki tiga pengertian, yakni ‘1. n
kepercayaan (yang berkenaandengan agama) 2. n keyakinan dan kepercayaankepada Allah,
nabi, kitab, dan sebagainya: — tidakakan bertentangan dengan ilmu 3. n ketetapan hati;
keteguhan batin; keseimbangan batin’.
Percaya
Kata percaya merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta, yakni य pratyaya yang
berarti ‘sumpah, gambaran atau konsep, pendirian, gagasan, asumsi, kepercayaan,
kesadaran, bukti’. Dalam KBBI kata percaya memiiki empat pengertian, yakni ‘1.
mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata 2. menganggap atau yakin
bahwa sesuatu itu benar-benar ada 3. menganggap atau yakin bahwa seseorang itu jujur
(tidak jahat dan sebagainya) 4. yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau
kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapannya dan
sebagainya). Bentuk turunan dari kata percaya adalah kepercayaan, ketepercayaan,
memercayai, memercayakan, dan tepercaya.
7
Tuhan
Menurut beberapa sumber, kata Tuhan berasal dari bahasa Melayu, Tuan, yang berarti
‘atasan; penguasa; pemilik; pengatur; pembina dan pemberi nikmat. Setiap agama memiliki
sebutan khusus untuk Tuhan. Dalam agama samawi, kata Tuhan hampir selalu mengacu
kepada Allah. Dalam KBBI kata Tuhan berarti ‘sesuatu yang diyakini, dipuja, dan
disembah oleh manusia sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa, dan sebaginya’. Bentuk
turunan dari kata Tuhan adalah berketuhanan, bertuhan, bertuhankan, ketuhanan,
mempertuhan, mempertuhankan, dan menuhankan.
Secara etimologi, kata ibadah atau berasal dari kata ٌ‘ ِع َبادَاتibādāt yang berarti ‘ketaatan’.
Dalam KBBI kata ibadah berarti ‘perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah Swt.,
yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Selain kata
ibadah, dalam KBBI juga terdapat kata ibadat yang juga berasal dari kata yang sama dengan
ibadah dan memiliki arti yang sama. Akan tetapi, kata ibadat juga berarti ‘segala usaha
lahir dan batin sesuai dengan perintah Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan dan
keseimbangan hidup, baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun terhadap alam
semesta’. Arti lain dari kata ibadat adalah ‘upacara keagamaan’. Berdasarkan definisi yang
tertulis di KBBI dapat kita ketahui bahwa kata ibadah lebih spesifik merujuk kepada agama
Islam dan kata ibadat lebih umum dan tidak merujuk pada salah satu agama. Kata ibadah
membentuk beberapa gabungan kata yang sudah lazim digunakan, yakni ibadah badaniah,
ibadah haji, ibadah puasa, ibadah sunah, dan ibadah wajib.
Yakin
Kata yakin berasal dari bahasa Arab َي ِق ْي ٌنyaqīn yang berarti ‘kemantapan hati’. Kata tersebut
diserap ke dalam bahasa Indonesia yang artinya hampir sama dengan kata dalam bahasa
aslinya. Dalam KBBI dapa dilihat dua makna yang merujuk pada kata yakin, yakni ‘1.
percaya (tahu, mengerti) sungguh-sungguh; (merasa) pasti (tentu, tidak salah lagi) 2.
sungguh; sungguh-sungguh’. Dalam KBBI juga tercatat beberapa bentuk turunan kata
yakin, yakni berkeyakinan, keyakinan, meyakin-yakini, meyakini, meyakinkan, dan
peyakinan
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari sinilah kita dapat menyadari bahwasannya Agama adalah sebuah realitas yang
senantiasa melingkupi manusia. Agama juga dapat berarti suatu aturan terorganisir yang
terdiri dari kepercayaan, sistem budaya, serta pandangan dunia yang menghubungkan
manusia dengan tatanan atau perintah dari kehidupan. Agama meliputi 3 persoalan pokok,
yakni keyakinan (credial), Peribadatan (Ritual), dan sistem nilai yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta.
Maka dari itu setiap manusia dimuka bumi ini pasti memiliki kepercayaannya
masing-masing yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi. Setiap
manusia harus percaya dengan adanya tuhan dengan unsur sebuah agama yang terdiri dari
3 unsur yaitu manusia,penghambaan dan Tuhan. Di dalam ke agaman terdeapat beberapa
istilah di antaranya : (1) Iman yang berarti kepercayaan,keyakinan dan kkejujuran. (2)
Percaya yang berarti percaya adanya tuhan,Tuhan yang berarti atasan,penguasa,pemilik
pengatur,Pembina dan pemberi nikmat. (3) Ibadah dan ibadat yang berarti perbuatan untuk
menyatakan bakti kepada tuhan. Yakin berarti kemantapan hati yang merujuk pada kata
yakin atau percaya ( tahu, mengerti ).
3.2 SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Rusyja Rustam, Rustam and Zainal A. Haris, A. Haris (2018) Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam Di Perguruan Tinggi. Deepublish.
Sumber Internet:
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-agama.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama
https://majalahkelasa.kemdikbud.go.id/2021/04/26/kata-dan-istilah-keagamaan
10