PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama, pemeriksaan yang
dilakukan secara saksama dan teliti, dan dapat pula berarti penyelidikan, tujuan pokok dari
kegiatan penelitian ini adalah mencari kebenaran-kebenaran objektif yang disimpulkan
melalui data-data yang terkumpul.Kebenaran – kebenaran objektif yang diperoleh tersebut
kemudian digunakansebagai dasar atau landasan untuk pembaruan, perkembangan atau
perbaikandalam masalah-masalah teoritis dan praktis bidang-bidang pengetahuan yang
bersangkutan.Dengan demikian, penelitian mengandung arti upaya menemukan jawabanatas
sejumlah masalah berdasarkan data-data yang terkumpul.
Indonesia dikenal masyarakatnya beragama, tapi tidak semua orang tahu apa artinya
agama. Banyak istilah yang menunjuk pada pengertian agama, antara lain dikatakan agama
berasal dari dalam bahasa Arab kata din mengandung arti menguasai, menunjukkan, patuh,
hutang, balasan, dan kebiasaan. Memang dalam kenyataannya agama menguasai diri
seseorang, agama membuat seseorang tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan menjalankan
peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya. Dalam bahasa Eropa tepatnya dari Latin,
agama asalnya dari kata relegere atau religare. Relegere mengandung arti mengumpulkan,
membaca. Dalam bahasa Sanskrit/Sanskerta agama berasal dari kata a dan gam, a artinya
tidak dan gam artinya pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun
temurun. Agama juga berasal dari bahasa Semit din, artinya undang-undang atau hukum.
3
2. Fungsi dan Tujuan dari Agama
Kehadiran agama memiliki peran dan fungsi yang cukup banyak dalam
kehidupan manusia. Adapun beberapa fungsi agama adalah sebagai berikut:
B. Tujuan Agama
Suatu agama tercipta karena manusia ingin mencapai tujuan tertentu di dalam
hidupnya, dan agama dianggap dapat membantu mencapai tujuan tersebut. Adapun
beberapa tujuan agama adalah sebagai berikut:
4
3. Karakteristik Agama Islam
Ajaran Islam memiliki karakteristik tersendiri, yakni yang menjadi ciri khas dari
ajaran Islam. Islam yang memiliki sifat dan bentuk yang beragam, kenyataan tersebut
memperlihatkan adanya dinamika internal dari kalangan umat Islam untuk menerjemahkan
Islam dalam upaya merespon berbagai masalah umat yang mendesak. Titik tolak dan tujuan
mereka sama, yaitu untuk menunjukkan kontribusi Islam sebagai salah satu alternatif dalam
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat Dari berbagai sumber kepustakaan
tentang Islam yang ditulis para tokoh tersebut di atas dapat diketahui bahwa Islam memiliki
ciri khas yang dapat dikenali melalui konsepsinya dalam berbagai bidang, seperti bidang
agama, ibadah, muamalah yang di dalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu
pengetahuan, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, kehidupan, lingkungan hidup, kesehatan,
pekerjaan.
Karakteristik ajaran Islam yang secara dominan ditandai oleh pendekatan normatif,
historis dan filosofis tersebut, terlihat bahwa ajaran Islam memiliki ciri-ciri yang secara
keseluruhan amat ideal. Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian, toleransi,
terbuka, kebersamaan, egaliter, kerja keras yang bermutu, demokratis, adil, seimbang antara
urusan dunia dan akhirat, berharta, memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah sosial
kemasyarakatan, mengutamakan pencegahan dari pada penyembuhan dalam bidang kesehatan
dengan cara memperhatikan segi kebersihan badan, pakaian, makanan, tempat tinggal,
lingkungan dan sebagainya. Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu keislaman
dengan berbagai cabangnya. Karakteristik Islam yang demikian ideal itu tampak masih belum
seluruhnya dijumpai dalam kenyataan umatnya.
5
4. Sikap Manusia Terhadap Agama
Sikap manusia terhadap agama ialah suatu keadaan diri seorang yang mendorongnya
untuk dapat bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatan terhadap agama. Ada istilah dalam
sikap manusia terhadap agama diantaranya adalah istilah moderasi dalam beragama.
Istilah “moderasi” berasal dari Bahasa Inggris yaitu kata “moderation”, yang
bermakna sikap sedang dan tidak berlebih-lebihan. Kita mengenal istilah “moderator”, yang
bermakna ketua (of meeting), pelerai, penengah (of dispute). Secara lebih luas moderator
dipahami sebagai orang yang bertindak sebagai penengah (hakim, wasit, dan sebagainya),
pemimpin sidang (rapat, diskusi) yang menjadi pengarah pada acara pembicaraan atau
pendiskusian masalah, alat pada mesin yang mengatur atau mengontrol aliran bahan bakar
atau sumber tenaga. Kata moderation berasal dari bahasa Latin “moderatio”, yang berarti ke-
sedang-an (tidak kelebihan dan tidak kekurangan). Kamus Besar Bahasa Indonesia
mengartikan kata “moderasi” dengan penghindaran kekerasan atau penghindaran
keekstreman.
Sedangkan moderat atau moderasi dalam Bahasa Arab adalah washattiyah yang
bermakna pertengahan. Ibnu Faris dalam karyanya Mu’jam Maqayis al-Lughah,
memaknainya dengan sesuatu yang di tengah, adil, baik, dan seimbang. Dalam bahasa yang
umum digunakan dalam keseharian kita hari ini, wasathiah seringkali diterjemahkan dengan
istilah moderat atau bersikap netral dalam segala hal. Terminologi wasath -atau dalam
bentuk Sifat musyabbahah-nya dibaca wasith ini- kemudian diadobsi oleh bahasa Indonesia
dengan sebutan “wasit”, yaitu orang yang menengahi sebuah pertandingan antara dua kubu
atau kelompok dalam sebuah pertandingan sepakbola, voli dan lain sebagainya.
Apabila istilah moderasi digabungkan dengan agama dan sikap dalam beragama maka
menjadi moderasi beragama yang bermakna “Sikap mengurangi kekerasan, atau
menghindari keekstreman dalam praktik beragama”. Istilah ini merujuk kepada sikap dan
upaya menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip untuk selalu menghindarkan perilaku
atau pengungkapan yang ekstrem (radikalisme) dan selalu mencari jalan tengah yang
menyatukan dan membersamakan semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat,
bernegara, dan berbangsa Indonesia.
Kata “radikalisme” secara etimologis berasal dari kata “radix” yang berarti akar.
Radikalisme dengan demikian adalah paham atau gerakan yang menginginkan pembaharuan
dengan mengembalikan diri mereka ke “akar” secara ekstrim. Pandangan ini kerap
6
disandingkan dengan gerakan fundamentalisme. Gerakan radikal biasanya dicapai dengan
segala cara, mulai dari cara yang halus sampai cara yang keras sekalipun. Di Indonesia
paham radikal ini sudah ada dalam perjuangan untuk mendirikan Negara Islam dan
menegakkan Syariat Islam sejak masa perjuangan kemerdekaan Indonesia sampai kepada
situasi dewasa ini. Paham radikalisme ini sering sekali dikaitkan dengan terorisme, karena
kelompok ini jika ingin mencapai suatu keinginannya, bisa melakukan berbagai cara.
Misalnya melaui meneror, membunuh, membantai seseorang yang tidak sepaham atau
sealiran dengan mereka. Paham Radikalisme ini juga sangat sering dikaitkan atas nama
Agama tertentu, padahal pada dasarnya radikalisme itu adalah ada karena masalah politik
danbukan karena ajaran Agama . Apakah ada sebuah agama mengajarkan untuk
membenci,membunuh dan menteror sesamanya, pasti semua agama menentang ajaran itu.
Setiap agamamengajarkan tentang kasih.
7
BAB III
PENUTUP
Penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama, pemeriksaan yang
dilakukan secara saksama dan teliti, dan dapat pula berarti penyelidikan, tujuan pokok dari
kegiatan penelitian ini adalah mencari kebenaran-kebenaran objektif yang disimpulkan
melalui data-data yang terkumpul. Sedangkan pengertian agama, antara lain dikatakan agama
berasal dari dalam bahasa Arab kata din mengandung arti menguasai, menunjukkan, patuh,
hutang, balasan, dan kebiasaan.
Adapun fungsi agama secara umum adalah untuk menjadi pedoman umat beragama
untuk menuntun tata cara menyembah tuhannya. Sedangkan tujuan agama secara umum
adalah untuk membimbing manusia agar menjadi pribadi yang berakhlak baik melaui
pedoman beragama.
Karakteristik agama islam adalah ciri khas tersendiri yang dimiliki islam dengan
mempermudah umat beragamanya karena islam bersifat mengikuti tempatnya. Dalam artian
islam itu fleksibel dalam membuat aturan. Sikap manusia terhadap agama memiliki istilah
moderasi beragama yang secara singkat memiliki makna tengah sehingga tidak terlalu ekstrim
dalam beragama dan tidak terlalu biasa saja dalam beragama. Selain moderasi ada juga
ancama fundamentalisme dan juga radikalisme.
8
DAFTAR PUSTAKA
inais.ac.id(2021).Memaknaimoderasiberagama.From https://inais.ac.id/memakna-moderasi-
beragama/.
Supiana (2012). Metodologi Studi Islam. Diakses 26 September 2022 Dari UIN Jakarta.
sunrisepdf.blogspot.com(2013).Metodologistudiislam.From
https://sunrisepdf.blogspot.com/2013/09/metodologi-studi-islam.html.
academia.edu.From https://www.academia.edu/.