Anda di halaman 1dari 5

BAB III

Peran Agama Dalam Kehidupan Manusia

A. Makna Agama
Agama secara etimologis berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata
‘a’ berarti tidak, dan ‘gama’ yang berarti kacau. Dalam bahasa inggris, agama
disebut ‘religion’. Berasal dari bahasa latin ‘relegere’ yang mengandung
pengertian sebagai kumpulan cara-cara peribadatan yang terdapat dalam kitab
suci. Dalam bahasa Arab, Agama disebut ‘Din’ yang memiliki arti pemaknaan
banyak. Pemaknaan pokok menurut istilah ‘Din’ dapat disimpulkan menjadi 4,
yaitu, keadaan berutang, penyerahan diri, kuasa peradilan dan kecenderungan
alami.
Dalam kehidupan manusia, agama memiliki nilai-nilai untuk individu atau
hubungan dengan kehidupan bermasyarakat, Selain itu, agama juga memberikan
dampak bagi kehidupan sehari-hari. Agama memiliki fungsi sebagai sistem nilai
atau norma dalam kehidupan. Umumnya norma-norma tersebut menjadi sebuah
acuan untuk bersikap, bertingkah laku dan menjalani kehidupan agar selaras
dengan keyakinan agama yang dianut. Dengan begitu agam merupakan sebuah
makna yang dimana seseornag meiliki kebebasanberagama karena didalamnya
manusia memiliki pandangan hidup untuk menilai harkat dan martabat manusia

B. Kedudukan dan fungsi social serta ritual keagamaan


Menurut Pasal 1 UU nomor 1 /PNPS/ Tahun 1965 menyebutkan bahwa,
umumnya agama - agama yang dianut masyarakat dan mendapat perlindungan
hukum adalah islam, khatolik ,budha ,Hindu, dan Kong Hu chu (Konfusius)
serta aliran kepercayaan lainnya sepanjang tunduk terhadap konstitusi dan
peraturan perundang-undangan. Kedududkan agama dalam sebuah kehidupan
berada di dua tempat, yaitu :
1. Keduduan dalam kebenaran
a. Menurut Pengetahuan
Kedudukan agama menurut hal ini ialah kebenaran yang bisa diterima
akal manusia.
b. Menurut Ilmu
Kedudukan Agama menurut ilmu yaitu, kebenaran yang didapat dengan
proses ilmiah/langkah-langkah ilmiah atau teori
c. Menurut filsafat
Menurut filsafat, kedudukan agama adalah kebenaran yang dapat
diterima dengan logika dan diperkuat dengan dalil aqli dan naqli. Dalil
aqli berasal dari akal pikiran manusia sedangkan dalil naqli berasal dari
hadist dan Qur’an
d. Menurut agama
Menurut agama kedudukan agama adalah kebenaran mutlak yang
berdasarkan dari wahyu Allah SWT
2. Kedudukan dalam perilaku manusia
Kedudukan agama dalam perilaku manusia berawal dari hati dan
akal ,dimana hati adalah tempat penguat sifat seseorang akan kebenaran,
sedangkan akal adalah tempat untuk berpikir apakah yang didapat benar
atau salah.
C. Fungsi symbol agama
Simbol keagamaan adalah segala atribut, gejala ,dan penanda yang digunakan
manusia untuk menunjukkan keberadaan serta ciri khas suatu agama. Fungsi
simbol keagamaan sendiri adalah suatu variasi dari suatu pola interpretasi para
penganut agama tentang simbol – simbol tersebut.
1. simbol normative dibatasi pada keberadaan Al Quran, kitab – kitab yang
dianut setiap agama
2. simbol kultural terbentuk akibat dari pola tafsir dan kontruksi sosial berupa
sikap dan perilaku beragama setiap penganutnya.
D. Ritual Agama
Ritual adalah suatu kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh penganut suatu
agama dimana ritual tersebut telah ada didalamnya. Ritual agama bertujuan
untuk meperkuat iman seorang umat beragama . Ritual agama memiliki makna
lain yaitu ibadah, ibadah kepada tuhan yang bertujuan agar sesesorang dapat
merasakan bahwa dia lebih dekat dengan tuhan dan merasa memiliki hati yang
tenang setelah melaksanakan ibadah.
E. Keanekaragaman Pemahanan dan sikap beragama
Makna keanekaragaman yaitu suatu kondisi yang ada di kehidupan masyarakat
di mana menyangkut pada suku bangsa, ras, agama, budaya, serta gender yang
berbeda-beda.
Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan bentuk kepercayaannya.
Pemahaman keagamaan merupakan suatu tafsir atas pokok pokok agama serta
memaknai atas doktrin keagaamaan sikap keagaamn merupakan suatu keaaan
dalma diri seorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku seusa dengan
betuk kepercayaannya.
Sikap beragama yang diberikan dan dijelaskan setiap agama khususnya pada
agama islam adalah sikap yang toleransi dan inklusif.
1. Sikap toleransi adalah sikap yang mengutamakan saling menghargai satu
sama lain antar penganut agama guna menghargai perbedaan dan
keyakinannya masing-masing.
2. Sikap inklusif adalah sikap yang bisa memahami, menerima, dan
menghormati perbedaan di antara sesama
F. Nilai Nilai Keagamaan dalam lingkungan Pendidikan, keluarga, dan pekerjaan.
1. Lingkungan Keluarga
a. Menumbuhkan Potensi Fitriyah
Orang tua menematkan diri sebagai proses peletakkan dalam
meningkatkan potensi fitriah lalu memberikan pelajaran tentang,
menanamkan nilai-nilai Pendidikan Islam
 Keluarga memberikan nilai-nilai pendidikan islam yaitu :
 Pendidikan Iman
 Pendidikan Akhlakul Karimah
 Pendidikan Ibadah
2. Lingkungan Pendidikan
Milai agama dalam lingkungan Pendidikan adalah Menanamkan serta
mengajarkan akhlak melalui pelajaran Pendidikan Agama Islam tujuan dari
ahlak kebaikan adalah agar mnusia berpotensi untuk membawa kebaian thd
alam sekitar, megetahui hak dan bathil, mengeontorol emosi dan
mengendalikan hawa nafsu serta hikmah yang dilakukannya
3. Lingkungan Pekerjaan
a. Menumbuhkan etos kerja yang dapat diyakini oleh seseorang sebagai
wujud yang baik serta menjadi ciri khas dalam dunia pekerjaan.
b. Agama menggambarkan etos kerja sebagai bentuk cara pekerjaan yang
efisien, rajin, teratur, disiplin serta tepat waktu.
c. Dengan adanya etos kerja dapat memberikan inspirasi dan motivasi
kepada rekan lainnya.
G. Ta’abbudi dengan Ta’aquli dalam Agama
Ta’abbudi yang diartikan sebagai “ghairu ma’qulatil ma’na” (harus diikuti
seperti apa adanya/taken for granteed) adalah konsep yang didalamnya
mengandung “ajaran Islam yang baku” yakni ajaran yang berkaitan dengan
tauhid. Merupakan bentuk ibadah yang memiliki tidak ada alas an atau tidak ada
sebabnya
Ta’aqquli yang diartikan sebagai “ma’qulatul ma’na” (dapat dipikirkan), adalah
ajaran yang perlu dikembangkan oleh akal manusia dan dirumuskan sesuai
dengan perkembangan masyarakat, kebutuhan hukum dan keadilan pada suatu
masa, tempat dan lingkungan. Konsep ta’aqquli berkaitan dengan mu’amalah,
seperti masalah kemasyarakatan, politik,kebudayaan, dan semua yang berkaitan
dengan kepentingan umum.
Dengan demikian, konsep ta’aqquli ini hampir berada dalam semua lini dalam
Islam. Sehingga, timbul sebuah pertanyaan, mengapa peranan akal dalam Islam
menempati posisi yang fundamental?. Hal ini dikarenakan menggunakan akal
(ta’aqquli) adalah bagian dari pesan yang terkandung dalam al-Qur’an.
H. Elemen Elemen Peradaban dalam agama
1. Makna Peradaban
Dalam bahasa Arab, peradaban berasal dari kata ‘hadarah’ yaitu, buah dari
setiap usaha yang dilakukan oleh manusia untuk memperbaiki kondisi
hidupnya. Apakah usaha yang dilakukan untuk mencapai buah tersebut
benar-benar yang dituju, atau tidak. Baik buah tersebut dalam bentuk materi
(maddiyyah) atau imateri (ma‘nawiyyah).
Menurut Yusuf al-Qaradawi, peradaban merupakan sekumpulan bentuk-
bentuk kemajuan, baik yang berbentuk materi, ilmu pengetahuan, seni,
sastra, ataupun sosial yang ada dalam satu masyarakat atau pada masyarakat
yang serupa. Menurutnya pula, peradaban memiliki dua sisi penting yaitu, :
a. Sisi kemajuan materi yang meliputi seluruh lini kehidupan semacam :
industri, perdagangan, pertanian, kerajinan, dan seni.
b. Sisi maknawi yang berkaitan dengan nilai-nilai spiritualitas, kaidah-
kaidah moral, produk pemikiran, dan karya sastra.
2. Hakikat Peradaban
Setiap membicarakan sejarah perkembangan manusia, akan diikuti oleh
sejarah suatu peradabannya. Seluruh sebab kemunculan, perkembangan,
saling keterkaitan-keterkaitan, pencapaian-pencapaian, kemunduran dan
kejatuhan berbagai peradaban telah tereksplorasikan melalui para
sejarawan, sosiolog, dan antropolog. Dalam pemaparannya tentang
peradaban, mereka sepakat bahwa proposisi-proposisi sentral mengenai
hakikat, identitas, dan dinamika dari masing-masing peradaban tersebut,
yaitu :
a. Masyarakat yang telah berperadaban dibedakan dari masyarakat
primitif karena mereka adalah masyarakat urban, hidup menetap, dan
terpelajar. Berperadaban dianggap baik, tidak berperadaban adalah
buruk
b. Peradaban adalah sebuah entitas kultural, yaitu pengelompokan
tertinggi dari orang-orang dengan identitas budaya sehingga
membedakannya dari kelompok lain.
c. Peradaban adalah fakta kesejarahan yang membentang dalam kurun
waktu yang sangat Panjang
d. Karena peradaban merupakan entitas-entitas kultural, bukan entitas-
entitas politis, sehingga tidak berpegang pada tatanan, penegakan
keadilan, kesejahteraan bersama, upaya-upaya perdamaian,
mengadakan upaya negosiasi.
3. Tiga pondasi penting
a. Adanya transmisi keilmuan (Al Maqolah Al ilmiah)
Yang disebut juga dengan Tahawul Ma’rifi transmisi ini dimulai pada
wahyu pertama yang Allah SWT turunkan yaitu dalam surat al alaq
pada surat 1-5 yang artinya Muhammad bacalah dengan menyebut
nama tuhanmu yang menciptakn. Dari ayat tersebut terdapat kata iqra
yaitu bacalah dari sana kemudian surat alquran terus belajar beraktifitas
maupun membaca dan berfikir yang menggunakan nalar (al taaqul)
kemudan kotemplasi (Al Taddakur) maka bukan suatu kebetulan jika
kata iqra menjadi kata pertama dalam al quran maka bukan tanpa
makna jika kata iqra di ulang 3 kali dalam al quran dan kemudian
disusul dengn kata qalab atau pena, maka dengan hal itu manusia
belajar.
b. Adanya Transmisi padangan hidup dan keyakinan (Al Taqalah Al
I’tiqoti Al Taribiyah)
Poin ini sangat penting dimana perubahan dalam suatu masyarakat
yang awalnya politheisme menjadi tauhid dan awalnya menyembah
batu menjadi Allah SWT. Ini aalah suatu bendtuk perubahan sempurna
dari hitam ke puti karena islam datang untuk membebaskan anak
keturunan adam
c. Adanya transmisi Metodologis (Al maqolah al mahajiyah(
Perubahan yang begitu penting dalam gerak pemikiran manusai
peradaban secara umum dan tidak dapat diubah dalam islam pun
methode sangat ka penting

I. Praktik-Praktik Keberagamaan dan Implikasinya Terhadap Peradaban


Agama dipeluk dan dihayati oleh manusia, praktek dan penghayatan agama
tersebut diistilahkan sebagai keberagamaan . Agama bersumber pada wahyu
Tuhan. praktek agama atau syariah menunjuk pada seberapa jauh kepatuhan
seorang muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana
diperintahkan oleh agama. Dalam Islam, dimensi praktek agama atau
peribadatan menyangkut pelaksanaan shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al-
Qur’an, do’a, dzikir, ibadah kurban,dan ibadah-ibadah lainnya.
Adanya praktik keberagaman dalamkeseharian membuat dan memberikan
dampak kepada segala elemen yang ada di kehidupan seperti:
1. Pendidikan, dalam pendidikan terdapat pelajaran agama yang mengajarkan
mengenai hal-hal yang ada di agama. Serta menjadikan tolak ukur dan
pembelajaran tingkah laku peserta didik
2. Politik, menjadikan agama dalam berprilaku politik
3. Ekonomi, menjadikan agama sebagai tolak ukur dalam mengatur
perekonomian dan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai