Anda di halaman 1dari 19

BAB 111

URGENSI AGAMA ISLAM

Tujuan Pembclajaran
1. Metnahatni apa yang dimaksud dengan din dan Islam.
2. Meyakini satu-satunya agama yang diridhoi Oleh Allah adalah Islatn.
3. Metnahami ruang lingkup agama Islam.
4. Memahami peran dan fungsi agama Islam.
5. Memahami hakikat dinul Islam.
6. Memahami konsep Islam kaffah.
7. Memahami interkoneksi Pilar Islam.
8. Siap menjadi pelopor umat Islam yang menyatukan antara iman,
Islam dan ihsan.
9. Mampu mengaktualisasikan prinsip ajaran dan akhlak Islam dalam
kehidupan sehari-hari.

A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AGAMA


Agama atau ad-dien dalam bahasa arabnya adalah "Keyakinan
(keimanan) tantang suatu dzat ketuhanan Ilahiyah yang pantas untuk
menerima ketaatan dan ibadah." Ini adalah definisi secara umum. Karenanya
semua keyakinan tentang dzat ketuhanan disebut agama, walaupun itu murni
hasil "kreativitas" Otak manusia.

Agama menurut Kamus Besar bahasa Indonesia adalah sistem, prinsip


kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran-ajaran dan kewajibankewajiban
yang telah bertalian dengan kepercayaan itu. Dalam masyarakat Indonesia
selain dari kata agama dikenal pula kata din dari bahasa Arab. Pendapat yang
menyatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci. Dan agama-agama
memang mempunyai kitab-kitab suci, selanjutnya dikatakan lagi bahwa
agama berarti tuntutan. Memang agama mengandung ajaran-ajaran yang
menjadi tuntunan hidup bagi penganutnya.
Din dalam bahasa semik berarti undang-undang atau hukum, dalam
bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh,
hutang, balasan, kebiasaan. Agama lebih lanjut lagi membawa
kewajibankewajiban yang kalau tidak dijalankan oleh seseorang menjadi

43
hutang baginya. Paham kewajiban dan kepatuhan membawa pula kepada
paham batasan baik dari Tuhan yang tidak menjalankan kewajiban dan tidak
patuh akan mendapat balasan yang tidak baik.
Adapun kata religi berasa dari bahasa Latin menurut satu pendapat
demikian Harun Nasution mengatakan, bahwa asal kata religi adalah relegre
yang mengandung arti mengumpulkan dan membaca. Pengertian demikian
itu juga sejarah dengan isi agama Yang mengandung kumpulan cara-cara
mengabdi kepada Tuhan yang berkumpul dalam kitab suci Yang harus
dibaca. Tetapi menurut pendapat Iain, kata itu berasal dari kata religere yang
berarti mengikat ajaran-ajaran agama memang mengikat ruanusia dengan
Tuhan.
Dari beberapa defenisi tersebut, akhirnya Harun Nasution
mengutnpulkan bahwa inti sari yang terkandung dalam istilah-istilah di
atas ialah ikatan agama memang mengandung arti ikatan yang harus
dipegang dan dipatuhi manusia manusia. Ikatan ini mempunyai
pengaruh besar sekali terhadap kehidupannya sehari-hari. Ikatan itu
berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia, ikatan ghaib
yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra.
Adapun pengertian agama segi istilah dikemukakan sebagai berikut
Elizabet K. Nottinghan dalam bukunya agama dan masyarakat berpendapat
bahwa agama adalah gejala yang begitu sering terdapat di mana-mana
sehingga sedikit membantu usaha-usaha kita untuk menjual abstraksi ilmiah.
Lebih lanjut Noktingham mengatakan bahwa agama berkaitan dengan usaha-
usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna ari keberadaannya sendiri
dan keberadaan alam semesta. Agama kerap menimbulkan khayalan yang
paling luas dan juga digunakan untuk membenarkan kekejaman orang yang
luar biasa terhadap orang Iain. Agama dapat membangkitkan kebahagiaan
batin yang paling sempurna dan juga merasakan takut dan ngeri. Sementara
itu Durkheim mengatakan bahwa agama adalah patulan dari solidaritas sosial.
Sementara itu Elizabet K. Nottingham yang pendapatnya tersebut
tampak menunjukkan pada realitas bahwa dia melihat pada dasarnya agama
itu bertujuan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia dengan cara
memberikan suasana batin yang nyaman dan menyejukkan, tapi juga agama
terkadang disalahgunakan oleh penganutnya untuk tujuan-tujuan yang
merugikan orang Iain. Misalnya, dengan cara memutar balikkan interpretasi
agama secara keliru dan berujung pada tercapainya tujuan yang

Selanjutnya karena demikian banyaknya definisi sekarang agama


44
Yang demikian para ahli. Harun Nasution mengatakan dapat diberi definisi

I. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengän .kekudtan


ghaib Yang harus dipatuhi.
pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
2. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung 3.
pengakuan pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia yang
mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup
tertentu.
5. Suatu sistem tingkah laku (code ofconduct) yang berasal di kekuatan
gaib.
6. pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini
bersumber pada suatu kekuatan gaib.
7. pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dan perasaan lemah dan
perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam
sekitar manusia. Ajaran yang dianutnya Tuhan kepada manusia melalui
seorang rasul.
Berdasarkan uraian tersebut kita dapat mengambil suatu kesimpulan
bahwa agama adalah ajaran yang berasal dan Tuhan atau hasil renungan
manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan
oleh suatu generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan
pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat,
yang di dalamnya mencakup unsur emosional dan kenyataan bahwa
kebahagiaan hidup tersebut bergantung pada adanya hubungan yang baik
dengan kekuatan ghaib tersebut.
Menurut Muhmud Syaltut yang dikutip oleh Muhammad Qurais
Shihab, bahwa Agama adalah ketetapan-ketetapan Ilahi yang
diwahyukan kepada Nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup manusia.
Sementara itu menurut Muhammad Abdullah Badran, dalam bukunya
Al-Madkhal ila AlAdyan, Agama adalah hubungan antara dua pihak di
mana yang pertama mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada
yang kedua.
Jadi dengan demikian, agama adalah hubungan antara makhluk dan
Khaliq-Nya. Hubungan ini terwujud dalam sikap bathinnya serta tampak

45
dalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin pula dalam sikap
kesehariannya.

B. FUNGSI AGAMA l, Sebagai


sarana pendidikan
Agama dapat berfungsi sebagai sarana terbaik untuk mengajarkan
hal•hal yang baik yang dapat menguntungkan banyak pihak sesuai dengan
Perintah atau larangan yang harus dijalankan dan dipatuhi, agar seseorang
bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan selalu berada pada jalan
kebenaran dan kebaikan menurut ajaran dan kepercayaan masing-masing,
2. Sebagai sarana untuk keselamatansebagai jalan terbaik bagi penganutnya
Agama berfungsi berhubungan dengan Tuhannya agar dapat memohon dan
mengharapkan keselamatan dari kejahatan yang terlihat maupun Yang tidak nyata
serta keselamatan dari ancaman api nerak'a akibat dosa-dosa dimasa lalu.

3. Sebagai jembatan perdamian dunia


Karena ajaran agatna yang selalu mengutamakan untuk selalu hidup
berperilaku baik, saling menghormati dan menyayangi dengan orang Yang
beragatna berbeda dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan dan sebagai alat
untuk menuju perdamaian.

4. Sebagai alat untuk sosial


Dengan beragama manusia akan lebih peka, lebih cerdas, dan lebih tanggap
dalam menyikapi dan menghadapi masalah-masalah sosial di masyarakat,
misalnya adanya kemiskinan, keadilan, kesejahteraan rakyat, tentang hak asasi
manusia atau tentang aktivitas yang berjalan pada jalan kemaksiatan agar segera
ditertibkan dan dimusnahkan.

5. Agama juga bisa disebut sebagai benteng kekuatan


Yaitu sebagai benteng kekuatan yang tidak mengenal ruang dan waktu
karena berperan besar dalam mempengaruhi perilaku dan sikap manusia secara
individu ataupun secara sosial.
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam
kehidupan manusia, antara Iain adalah:
l. Karena agama merupakan sumber moral;
2. Karena agama merupakan petunjuk kebenaran;
3. Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika; dan
4. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala
suka, maupun di kala duka.

46
Dalam keadaan ini, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam
godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya. Disinilah letak
fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membilübing manusia kejalan
yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran.

6. Fungsi Agama kepada Manusia


Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah
disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi

untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi
agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang diuraikan di bawah:
Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
a. Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia
senantiasa memberi penerangan mengenai dunia (sebagai satu keseluruhan) dan
juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini
sebenarnya sukar dicapai melalui indera manusia, melainkan sedikit penerangan
daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya
bahwa dunia adalah ciptaan Allah Swt. dan setiap manusia harus menaati Allah
Swt.
b. Menjawab berbagai persoalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia
Sebanyak soalan yang senantiasa ditanya oleh manusia merupakan
soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan
kehidupan selepas mati, matlamat menarik dan untuk menjawabnya
adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalansoalan
ini.
c. Memberi rasa kebersamaan kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukan kelompok
manusia. Ini adalah karena sistem agama menimbulkan keseragaman
bukan saja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia,
dan nilai yang sama.
d. Memainkan fungsi kawanan sosial.
Kebanyakan agama di dunia adalah mengarah kepada kebaikan.
Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kode etika
yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama
memainkan fungsi kawanan sosial.

7. Fungsi Sosial Agama


Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu
pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative

47
factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat
destruktifdan memecah-belah (desintegrativefactor). Pembahasan tentang
fungsi agama di sini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor
integratifdan sekaligus disintegratifbagi masyarakat.

8. Fungsi Integratif Agama

Peranan sosial agama sebagai faktor integratifbagi masyarakat berarti


Peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik di antara
anggota•anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajibankewajiban
sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai
yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh
kelompok-kelompok keagamaan sehingga agarna menjatnin adanya
konsensus dalam masyarakat.

9. Fungsi Disintegratif Agama


Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang
metnpersatukan, mengik'at, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat,
pada saat yang sania agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan
yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi
suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama
dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali
mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain.

C. SISTEMATIKA ISLAM HOLISTIK


l. Hakikat Din al-lslam:
Din berasal dari kata dana- yadinu- dinan yang salah satu artinya adalah
peraturan (kamus al-Munjid), bisa juga berarti perjalanan (kamus al-Muhith). Jadi
din adalah aturan yang mengatur perjalanan hidup manusia di alam dunia ini. Jika
dirangkaikan dengan kata Islam sehingga menjadi din al-lslam berarti tatacara hidup
ala Islam yang berfungsi mengatur perjalanan hidup manusia sesuai petunjuk Allah.
Tidak tepat apabila din diterjemahkan sebatas agama, sebab istilah agama (religion,
religie) hanyalah merupakan alih bahasa saja yang tidak mengandung makna
substantif dan essensil. Lebih dari itu apabila din diterjemahkan sebagai agama,
maknanya menjadi sempit, sebab agama adalah tata keyakinan dan tata beramal
yang memiliki tiga unsur, yakni adanya nabi, kitab suci, dan cara ibadah. Definisi
demikian, mereduksi isme-isme yang ada menjadi bukan agama. Agama yang
diakui di Indonesia misalnya, hanya ada enam yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu,

48
Budha, dan Kong Fu Tse, padahal di Indonesia terdapat ratusan bahkan mungkin
ribuan tata cara hidup. Ribuan isme dan ideologi yang menjadi pegangan hidup,
misalnya komunisme, materalisme, liberalisme, hedonisme, yang pada hakikatnya
termasuk din (tatanan hidup).
Dengan memaknai din sebagai tatanan hidup, maka yang dimaksud dengan
istilah muslim adalah orang yang ber-din al-lslåm, sedangkan istilah kafir adalah
orang-orang yang ber-din selain Islam, Din al-lslam

sebagai tatanan hidup meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan, dari mulai
masalah ritual sampai kepada masalah pergaulan antar manusia, termasuk
masalah sosial budaya, sosial ekonomi, sosial politik, bahkan
sampai kepada masalah kenegaraan. Seseorang yang mengaku muslim atau
menganut din al-Islåm harus mengikuti tatanan hidup Islam secara
; integratif dan komprehensif apapun risikonya, Apabila ia
kåffah nienolaknya, maka ia pasti akan terpental di akhirat sebagaimana
diterangkan di dalam Qs. Ali 'Imran: 19 dan 85:

«sesungguhnya din di Sisi Allah hanyalah Islam (Qs. Ali 'Imran: 19)
Barangsiapa mencari tatanan hidup selain Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (din itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk mang-orang
yang rugi. " (Qs. Ali 'Imran: 85).
Din terbagi dua yang sangat jelas bedanya, yakni din al-haq dan din al-
Bathi . Pengertian din al-haq ialah din yang berisi aturan Allah yang telah
didesain sedemikian rupa sehingga sesuai dengan fitrah manusia. Aturan ini
kemudian dituangkan di dalam kitab undang-undang Allah, yakni Alquran,
sedangkan di luar din al-Islam adalah din yang berisi aturan manusia paling
tidak banyak dicampuri aturan manusia.
Berdasarkan pengelompokkan din ini, maka manusia sebagai pemilih
din, otomatis hanya terbagi menjadi dua kelompok yang jelas-jelas berbeda
yakni kelompok Huda (mendapat petunjuk) dan kelompok Dhallin (kelompok
sesat). Kelompok Hudå adalah kelompok yang memilih din Islam sebagai
tatanan hidupnya. Ini berarti bahwa mereka telah mengikuti jalan yang haq
sehingga Allah akan menghapuskan segala kesalahannya, sedangkan
kelompok Dhalalah adalah orang-orang yang memilih din selain Islam. Ini
berarti mereka telah mengikuti aturan yang salah dan telah menjadikan setan
sebagai pimpinan mereka. Mereka itulah orang-orang yang sesat sebagaimana
ditegaskan oleh Allah di dalam Alquran surat 7: 30 dan surat 47: 1-3:

49
"Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi
mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung
(mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat

petunluk. " (Qs. Al-A'raf: 30)

"Orang-orang Yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan


Allah, Allah menghapus perbuatan-perbuatan mereka. Dan orang-orang
yang beriman acepada Allah) dan mengerjakan amal-amal Yang salch
serta beriman (pula) kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan
itulah yang hak dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan
kesalahankesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka. Yang
demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang
batil dan sesungguhnya orang-orang yang beriman mengikuti yang hak
dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia
perbandinganperbandingan bagi mereka. " (Qs. Muhammad: 1-3).
Dalam pandangan Alquran, din al-lslám adalah satu-satunya din
ciptaan Allah, din yang satu ini adalah aturan untuk seluruh umat
manusia tanpa kecuali. Namun pada tataran realita sekarang ini Din
al-lslam menjadi banyak ragam dan versinya. Semua ini sebagai
akibat kesalahan manusia sendiri. Sementara itu, din-din hasil ciptaan
manusia berdasarkan akal, imajinasi, dan falsafah sebagaimana telah
dikemukakan di atas telah melahirkan banyak isme-isme yang pada
dasarnya sebagai din, antara lain Materealisme, Kapitalisme,
Liberalisme, Markisme, Komunisme, Nasionalisme, dan
Kolonialisme.
Segala macam aturan hasil manusia tersebut yang termasuk
katagori din al-bathil telah terbukti gagal dalam mengatur umat
manusia. Materealisme yang bertitik tolak dari dan berorientasi
kepada materi telah melahirkan orang-orang yang serakah;
50
Kapitalisme yang menitikberatkan kepada penguasaan kapital (modal)
telah melahirkan terjadinya monopoli; Liberalisme yang
menitikberatkan kebebasan dan menonjolkan hak individu telah
melahirkan terjadinya jurang pemisah antara orang kaya dan orang
miskin, serta melahirkan kecemburuan sosial dan dekadensi moral;
Komunisme telah melahirkan manusia yang tidak mengenal Tuhan
dan tidak mengenal hak milik individu sehingga melahirkan
ketidakpuasan. Oleh karena tatanan hidup produk falsafah manusia itu
telah terbukti tidak membawa keselamatan, maka manusia harus
segera hijrah kepada din alIslám.

2. Pilar-pilar Islam
Muhammad Syaltout menegaskan bahwa Islam terdiri dari
akidah dan syari'ah.
Akidah
Pilar pertama Islam adalah akidah. Secara bahasa akidah adalah
"alaqidatu hiya ma 'aqada 'alaiha al-qolb1 , ak'idah adalah ikatan yang
terpatri di dalam hati. 1-Iasan al-Bana di dalam bukunya Al-Aqáid
menyatakan bahwa akidah adalah sesuatu yang harus diyakini oleh hati
dan dipercaya oleh jiwa, sehingga menjadi keyakinan yang tak ada
sedikitpun keraguan dan kebimbangan.34 Jadi akidah itü bukan berisi
konsep sistem teologi semata tetapi berisi segala macam persoalan yang
berkaitan dengan kepercayaan. Akidah merupakan sejumlah nilai yang
diyakini, dengan kekuatan pokok terletak pada tauhid atau dalam istilah
lain disebut teologi.35
Dilihat dari sisi kedudukan dan esensinya, akidah merupakan fundamen
agama yang sangat berperan sebagai motivator dan panentu nilai aktivitas, baik
aktivitas lahir maupun aktivitas batin. Akidah sangat mempengaruhi sikap
(attitude) seseorang baik cara berbicara, cara bertindak, cara hidup dan cara
mati. Akidah menjadi kekuatan dalam kehidupan di bumi ini. la mempunyai
fungsi praktis untuk melahirkan perilaku dan keyakinan yang kuat untuk
mentransformasikan kehidupan sehari-hari dan sistem sosialnya.36 Oleh
karena itu, dalam pandangan Hasan Hanafı, ajaran Islam yang paling inti
adalah tauhid. Tauhid adalah basis Islam. Untuk bisa membangun kembali
peradaban Islam tak bisa tidak harus dengan membangun kembali semangat
Tauhid itu. 37

1 Luis Ma'ruf, Al-Munjid, (Beirut, , 1952), Cetakan 13, hal, 543.


51
Karena begitu pentingnya kedudukan dan fungsi tauhid, Harun Nasution
menegaskan bahwa setiap orang yang ingin menyelami seluk beluk suatu
agama secara mendalam, perlu mempelajari teologi yang terdapat dalam
agama yang dianutnya. 38
Akidah merupakan sesuatu yang fundamental dalam din al-lsldm,
sebagai titik dasar awal seseorang menjadi muslim. Akidah sebagai landasan
din al-lsldm merupakan ajaran yang üniversal yang abadi, tidak mengalami
perubahan sepanjang masa, sejak adanya misi risdlah Nabi Allah Adam As.
hingga kerasulan Muhammad Saw. yakni membawa misi akidah yang sama
yaitu monotheisme atau tauhid (Qs. 7 ayat 65, 73 dan 85;

34 Al-Aqd 'id li al-lmdm Asy-Syahâd lasan al-Bana, Dâr Asy-Syihab, t,t, hal. 17'
Lihat al-Majmu 6, hal. 292.
35 Harun Nasution, Teologi İslam, hal, ix. Menurut Harun Nasution, limu Tauhid
yang diajarkan di kalangan İslam biasanya kurang mendalam dalam pembahasannya dan
kurang filosofis. Selanjutnya ilmu Tauhid bisanya memberi pembahasan sepihak dan tidak
mengemuka-kan pendapat dari aliran-aliran atau golongan-golongan lain yang ada dalam
teologi İslam. limu Tauhid yang diajarkan dan dikenal di Indonesia umumnya ialah limu
Tauhid menurut aliran Asy'ariyah, sehingga timbullah kesan di kalangan sementara umat
İslam Indonesia, bahwa inilah satu-satunya teologi yang ada dalam İslam.
36 Kazuo, Shimogaki, Kiri Islam, Telaah Kritis antara Modernisme dan
Postmodernisme, , (Yogyakarta : LKiS 1994), hal 72,
37 Kazuo Shimogaki, Kiri İslam, hal, 10.
38 Harun Nasutİon, Teologi Islam, Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta :
Universitas Indonesia Press, 1986), hal. ix.
surat 11 ayat 26, 50, 61dan 48; surat 21 ayat 25; dan surat 16 ayat 36).
Makna tauhid adalah mengesakan Tuhan dalam segala hal, suatu tuntutan
keyakinan bahwa Allah adalah ilah (Tuhan) yang mutlak.
Untuk mengetahui taksonomi tauhid bisa dilihat pada nisbah atau
hubungan antara surat al-Fatihah dan surat An-Nas. Surat Al-Fátihah adalah
pendahuluan sedangkan surat An-Nas adalah penutup. Alquran sebagai
sebuah "maha karya” Allah Swt. pasti sangat cermat, termasuk meletakkan
surat di awal dan surat penutup. Pada kedua surat tersebut ada pernyataan
yang maha penting, terutama pada kalimat Rabbul 'álamin, Máliki yaum ad-
din dan iyyáka na 'budu. Demikian juga pada surat terakhir yakni surat An-
Nás ada kalimat Rabb an-nás, málik an-nás dan iláh an-nás.
Kedua surat itu mengandung konklusi pengesaan Allah yang luar
biasa, mengandung konsep tauhid yang lengkap dan kokoh. Dengan
demikian Alquran dibingkai oleh dua surat (awal dan akhir) yang memuat

52
pesan tauhid yang sangat kuat. Munásabah (interrelasi) 2 kedua surat itu
menggambarkan secarajelas adanya tiga macam refleksi ketauhidan, yakni
tauhid rubbubiyah, tauhid mulkiyah dan tauhid uluhiyah. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
KONSEP TAUHID
DALAM MUNASABAH SURAT DAN AN-NAS

Surat Al-Fáti\ah Surat Al-Nás Munásabah surat dan ayat


2 3
Rabb al- 'alamin: Rabb an-nas Melahirkan tauhid rubbubiyah,
yakni menyakini bahwa hanya
Allahlah satu-satunya Rabb bagi
alam termasuk manusia.
Máliki yaum ad- Málik an-nás Melahirkan tauhid mulkiyah,
dán yakni meyakini bahwa hanya
Allah-lah satu-satunya Raja Alam
ini termasuk ra•a manusia.
lyyáka na 'budu Iláh an-nás Melahirkan tauhid uluiyah yakni
meyakini bahwa hanya Allah-lah
satu-satunya Tuhan manusia,
tuhan yang wajib disembah.
Rabb mengandung dua pengertian, yakni sebagai Pencipta dan
sebagai Pemilik. Sebagai Pencipta, mengandung maksud bahwa Allah
adalah Pencipta Alam Semesta dengan segala isinya termasuk manusia.
Dia adalah Maha Pengatur segala urusan, Maha Pemelihara, Maha
Pemberi rezeki, Maha Pendidik, dan Maha Penjamin Stabilitas
Keamanan. (Qs. 96: | -5; Qs. 10: 3, 31-32; Qs. 2: 21-22; Qs. 42: 11-12;
Qs. 106: 3-4). Sedangkan Rabb sebagai Pemilik mengandung maksud
bahwa Allah adalah pemilik alam, pemilik hukum, dan pembuat
undang-undang. (Qs. 42: 10; Qs. 7: 2-3; Qs. 6: 144; Qs. 32: 2-3; Qs. 10:
37; dan Qs. 12: 40).

2 Munásabah adalah salah satu istilah dalam Ulum Alquran yakni hubungan atau
interrelasi antara ayat dengan ay,at atau surat deng,an surat. Dengan memah•ami munásabah ini
akan sangat membantu memahami Alquran secara integral dan komprehensif. Apalagi karena
Alquran itu bersifat yufassir ba '(juhu ba 'Üá, yakni antar bagian Alquran saling terkait dan
saling menafsirkan.
53
Dengan demikian yang dimaksud dengan tauhid rubbubiyah adalah
meyakini bahwa Allah-Iah satu-satunya Rabb, yang menciptakan,
memelihara, memberi rezeki, dan mengatur manusia. Oleh karena itu, di
tangan Allah-Iah kewenangan secara absolut untuk membuat
undangundang atau hukum. Apabila manusia mencoba membuat atau
memproduksi hukum di luar hukum Alquran yang bertentangan dengan
Alquran, maka sama saja dengan memproklamasikan diri sebagai
Rabb, itu termasuk syirikfi al-hukmi.
Allah dengan predikat sebagai Rabb al- 'ålamin telah menata alam
semesta ini dengan hukum sunnatullah, sedangkan Allah dengan predikat
Rabb an-nås berarti Allah-Iah yang telah menata kehidupan manusia
dengan wahyu Alquran (Rubbubiyah Allah). Seluruh aturan dan
perundang-undangan yang merupakan produk akal manusia, yang
bertentangan dengan hukum syari 'ah harus dinyatakan gugur karena
dinilai batil, sesat, termasuk hukum jahiliyah yang tak Iain merupakan
hukum hawa nafsu. Orang yang berpegang teguh kepada aturan produk
akal dan mengingkari hukum Allah dihukum zalim, fasik, dan musyrik.
Selanjutnya, manusia yang mengaku Allah sebagai Rabb an-Nås
berarti hanya mengakui bahwa hanya syari'ah Allah-Iah yang paling tepat
mengatur manusia. Manusia wajib melaksanakan undang-undang Allah
di muka bumi, jika tidak, maka pengakuan terhadap Allah sebagai rabb
annås adalah dusta dan oleh karena itu ia dinyatakan sedikitpun mereka
tidak beriman hingga menegakkan hukum wahyu'. (Qs. 4: 52).
Tauhid mulkiyah adalah pengakuan seorang hamba bahwa hanya
Allah-Iah satu-satu målik (raja) yang memiliki kerajaan langit dan bumi,
sehingga manusia wajib menaati Allah melebihi segalanya. Ini
berdasarkan firman Allah di dalam surat 25: 2 dan surat 17: I I l .

"(Allah) Yang kepunyaan-Nya Iah kerajaan langit dan bumi, dan Dia
tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan
(Nya),
dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan
ukuranukurannya dengan serapi-rapin.l'a. (Qs. 25: 2).

54
Dan katakanlah: Segala puji bagi Allah yang tiada menpunyai anak dan tidak
menpunvai sekutu dalapn kerajaan-Nya dan tidak mempunyai penolong
(untuk pnenjaga-1Vva) dari kehinaan. Dan agungkanlah Dia dengan
pengagungan yang sebesar-besarnya. "(Qs. 17: Il l).
Lebih menaati, lebih takut dan lebih cinta kepada makhluk daripada
Allah Swt. dianggap svrik mulkiyah.
Selain tauhid rubbubiyah, Inulkiyah dan uluhivah sebagaimana dijelaskan di
atas, masih ada tauhid lainnya. Di dalam kitab " Fath alMajid, syarah kitab Tauhid
Muhammad Ibn 'Abd al-Wahhab, yang disusun oleh 'Abdurrahman ibn Hasan 'Ali
asy-Syaikh dan ditahqiq oleh 'Abd al'Azâz ibn 'Abdillah ibn Bâz, dengan mengutip
pendapat Ibn al-Qayyim, dinyatakan bahwa tauhid dibagi ke dalam dua macam,
yakni : (l). Tauhid fi al-ma 'rifah wa al-itsbat yang meliputi tauhid rubbubivah dan
tauhid asmÜ ' al-shifüt. (2). Tailhid fi al- Thalib M'a al-qaid yang meliputi tauhid
uluhiyah dan ubudiyah3 Dengan demikian tauhid terbagi empat bagian yakni tauhid
rububiyah, tauhid asmd' as-Shifüt, tauhid uluhi_vah dan tauhid ubudiyah namun
bisa diringkaskan menjadi dua saja yakni tauhid Rubbubiyah dan Uluhiyah sebab
yang dua lagi hanyalah sub saja. Penjelasan masing-masing tauhid itu adalah
sebagai berikut di bawah ini.
Tauhid rubbubivah adalah: "hlllt•a I'tiqüdu anna Allüh u•ahdah
khalaqa al- 'élam " ialah meyakini bahwa sesungguhnya Allah yang Maha
Esa-lah yang telah menciptakan segenap alam. Jadi tauhid rubbubi.vah adalah
mengesakan Allah sebagai Rabb (Pencipta, Pengurus dan Pengatur) alam ini.
Dalam ma 'rifah kepada Allah sebagai Rabb. manusia harus memahami
nama-nama dan sifat Allah, termasuk pekerjaan-Nya, qada dan qadar-Nya
beserta hikmah-hikmahnya, sebagaimana termaktub antara lain pada awal
surat al-Hadid, Thahü, al-Hasyr, awal surat àli 'hnrün, dan surat al-Ikhlüsh.
Tauhid uluhiyah adalah pengesaan Allah sebagai tuhan yang harus
disembah. Tauhid ini melahirkan pengabdian hanya kepada Allah sebagai
simbol monoloyalitas. Seseorang yang memiliki tauhid uluhiyah dan
ubudiyah meyakini bahwa tiada tuhan selain Allah, tidak beribadah kecuali
kepada-Nya, tidak bertawakk'al kecuali kepada-Nya, tiada memilih 'Aali
(pelindung) kecuali Dia, tidak beramal kecuali untuk keagungan-Nya,
sebagaimana termaktub antara lain dalam surat al-Káfirun, surat alMu
'min, awal surat al-A 'ráf dan surat al-An 'ám. Walaupun sebenarnya semua
ayat AIQuran memuat ajaran tauhid.

3 'Abdurrahman ibn lasan 'Ali Asy-Syaikh, Fatl al-Afajâd Afu\ammadlbn 'AbdalWahhdb,


(Mekah al-Mukarramah: Maktabah Bazar Nlu[tafa al-Bàz, al-Ntamlukah al'Arabiyyah as-
Su'udiyyah), 1417 H/ 1996 M, hal. 18.
55
Demikian juga Abu Bakar al-Jaziry membagi tauhid kepada empat
macam yakni (l). tauhid rubbubiyah, (2). tauhid uluhiyah (3). tauhid asmá '
wa ash-shifat dan (4). tauhid 'ubudiyah yang penjelasannya kurang lebih sama
dengan penjelasan di atas.41
Pembagian tauhid yang dikemukakan oleh dua nara sumber di atas tidak
mencantumkan adanya tauhid mulkiyyah , hal itu sebenarnya takjadi masalah
sebab sebenarnya taksonomi tauhid bukanlah teks Alquran atau hadis tetapi
merupakan kesimpulan hasil analisis para ulama. Dalam hal ini, rujukan
tentang tauhid mulkiyah yang dikemukakan di atas, memiliki rujukan ayat-
ayat AIQuran yang sangat banyak jumlahnya sebagaimana telah diterangkan.
Bahkan bisa penulis tambahkan di sini, bahwa di dalam Alquran terdapat
tidak kurang dari 50 kata málik, mulkiyyah atau malakut yang menunjukkan
bahwa Allah adalah Raja.42

Syari'ah
Pilar kedua Islam adalah syari'ah. Secara umum, syari'ah didefinisikan
sebagai "khitab al-Syari' almuta 'alliq bi af'al almutakallafin bi al-iqtisha aw
al-takhyir aw al-wadl 'i aw al-mani "43 yakni ketentuan Allah yang berkaitan
dengan perbuatan subjek hukum berupa melakukan suatu perbuatan, memilih
atau menentukan sesuatu (sebagai syarat, sebab, atau penghalang). 44 Adapun
definisi ibadah nenurut al-'lmad Ibn Ka'ir adalah 45 "Hiya al-tha 'at bifaili al-
makmur wa tark al-mahdzur" yang artinya, ibadah adalah menaati atas segala
perintah Allah serta meninggalkan yang dilarangNya. Definisi lain yang lebih
luas adalah46: "Ismjami' likulli ma yuhibbuhu wa yardlahu min al-aqwal wa
al- 'amal,

41 Abu Bakar Jabir al-Jazairy, Manhaj al-Muslim, Dár al 'Ulãm wa al-Hakam,


(Madinah al-Munawwarah, 1421 Hijriyah), hal. 19, 22, 29, 72,

42 Muhammasd Fu 'ad Abdul Baqy, Al-Mu (jam al-Mufa\rasy li al-faÜli al-Qur'án


alKarám, (Beirut : Dár al-Ma'rifah, 1414 Hijriyah), hal, 847-848.
43

26, 44 Muhammad Abu Zahrah, Ushul al-Fiqh, (Beirut : Dar al-Fikr al-'Arabi, 1958) , hlm.

45 Abd Rahman ibn Hasan Ali Syaikh, Fath al-Majid, Jilid I, (Riyadl : Nazar Mutafá
al-Báz, 1996), him, 22.
46 'Abd Rahman, Fath al-Majid, Jilid I, hal. 21.
al-dhahirah wa al-bathinah. " Ibadah adalah isim jami' yang ditujukan
kepada segala aktivitas yang disukai dan diridai Allah, baik berupa perkataan
56
maupun perbuatan, baik yang tampak maupun tidak tampak. Bisa juga dibuat
definsi yang lebih simpel, yakni hidup sesuai dengan aturan AIQuran dan
Sunnah Rasul.
Adapun tujuan ibadah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Nawawy,
adalah untuk mencapai keridaan Allah Swt.47 Kalau digabungkan menjadi
syari'ah ibadah, maka maksudnya adalah segala macam aturan, baik wajib,
sunah, atau haram yang menyangkut tata cara mengabdi kepada Allah dalam
rangka mencari keridaan-Nya.
Baik akidah maupun syari'ah kedua-duanya adalah aturan Allah,
bedanya akidah merupakan aturan tentang keyakinan (sistema credo)
sedangkan syari'ah ibadah merupakan aturan tentang tata beramal (sistema
ritus). Dari sisi fungsi, akidah sebagai fondasi sedangkan syari'ah adalah
bangunannya.48 Supaya bangunan syari'ah ibadah bisa tegak berdiri, maka
fondasi akidah harus benar-benar kokoh. Sangat mustahil seseorang mau
melaksanakan ibadah dengan sepenuh hati kalau fondasi akidahnya lemah.
Dengan demikian hubungan antara akidah dengan syari'ah sangat erat.
Supaya ibadah seorang hamba dapat diterima oleh al-Ma 'bud (Yang
disembah), ada salah satu syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu yakni
memahami siapa itu al-ma 'bud. Ini artinya seorang hamba harus terlebih
dahulu mengenal Allah, baik sebagai Rabb, sebagai Málik maupun sebagai
liáh.
Selanjutnya, secara garis besar, aktivitas ibadah ini terbagi dua kategori
yakni ibadah mahdhah dan ibadah ghair mahdhah. Ibadah mahdhah
(mihadh= bersih), adalah rangkaian ibadah yang bersih tidak bercampur
dengan aturan dari luar. Termasuk ke dalam ibadah mahdloh ini adalah salat,
saum, zakat, dan haji.
Perbedaan antara ibadah mahdloh dan hair mahdloh
Ibadah Mahdhah Ibadah Ghair Mahdhah
ibadah mahdhah Asal ibadah ghair mahdhah adalah
adalah haram, kecuali kalau halal kecuali kalau ada dalil yang
ada dalil yang mengharamkannya.
memerintahkan untuk men
er%akann a.

47 Imam Muslim, Shahih Muslim (Syarah Nawawi), (Beirut : Dar al-lkhiya' al-Arabi,
dan Maktabah al-Mu•anna, t.t.) , Juz I, hal. 157.
48 Hadis menyatakan bahwa Islam dibangun dengan lima hal, yakni syahadat, salat,
saum, zakat dan haji. Jadi kalau akidah merupakan fondasi sedangkan syari'ah ibadah
merupakan bangunannya.
57
2.

Aturannya khusus, tidak Pada umurnya tidak diatur dengan


boleh tercampur dengan detail, yang ditetapkan hanya
aturan dari luar, misalnya prinsip-prinsipnya saja, misalnya
mengucapkan alaihis salam tentang cara berpakaian atau
ketika mendengar nama pernikahan.
nabi. Itu adalah aturan

ditera 'kan dalam salat.


3. Tidak berlaku qiyas, Qiyas berlaku dalam penetapan
misalnya mengqiyaskan hukum ibadah ghair mahdhah.
zakat profesi kepada zakat
ertanian atau zakat mas.

4. Bahasa dalam ibadah Dalam ibadah ghair mahdhah boleh


mahdhah harus asli (bukan menggunakan bahasa terjemahan,
terjemahan), misalnya misalnya doa ketika mau makan, dan
bacaan salat dan doa-doa
haji. ucapan ijab qabul, yang redaksinya

tidak harus persis yang penting

esensin a.
5. Kadang-kadang sulit Pada umumnya tujuan dan hikmah
dipahami akal, misalnya ibadah ghair mahdhah mudah
mengapa harus mencium dipahami akal.
ha•ar aswad.

6. Akal tidak boleh ikut Akal boleh ikut campur dalam


campur, tidak ada pengembangan ibadah ghair mahdoh,
kreativitas akal. Kreasi baru karena setiap zaman memerlukan tata
dalam ibadah mahdloh cara yang sesuai dengan zamannya,
58
dianggap bid'ah dhalalah Misalnya cara ijab qabul dalam jual
(berlebihan yang sesat). beli di zaman dahulu dengan di
zaman modern, an entin adalah
substansin a.

Di Mana Posisi Akhlak?


Apabila seseorang memiliki akidah yang benar dan kokoh, akan mudah
melaksanakan syari'ah secara konsisten, yang selanjutnya dapat membuahkan
akhlak, Jika diibaratkan pohon, akidah adalah akar, syari'ah adalah batang
dan cabang-cabangnya, sedangkan akhlak adalah buah,
Akhlak meliputi perilaku manusia yang nampak maupun yang tidak
nampak seperti kegiatan hati, Akhlak bukanlah sebatas sopan santun

59
kepada sesama manusia tetapi lebih luas lagi, yakni meliputi hubungan
dengan Allah (Hablum minallah), hubungan dengan sesama manusia
(Hablum minannas), dan hubungan dengan alam sekitar (llablum minal
'alam). Contoh akhlak hablum minallah adalah salat, haji, doa, zikir,
syukur nikmat dll. Contoh akhlak hablum minannas adalah menjenguk
orang yang sakit, saling tolong menolong, mengikis dendam dan saling
memaafkan. Sedangkan contoh hablum minal 'alam seperti tidak
membuang sampah sembarangan, menyantuni hewan, bersikap hemat
energi, memanfaatkan sumber daya alam sebaik mungkin, dll.

Titik Singgung Syari'ah dengan Akhlak


Objek bahasan akhlak dengan syari'ah adalah sama, yang berbeda
hanyalah sudut pandangnya. Contoh, salat dari perspektif syari'ah fiqih
dipandang sebagai kegiatan ibadah mahdloh dengan tatacara tertentu, dari
mulai takbiratul ihram sampai salam, sedangkan salat dalam perspektif akhlak
adalah taqarrub kepada Allah, melalui jalan mahabbah (perasaam cinta) bukan
sekadar karena suatu kewajiban. Dalam arti yang lain, akhlak sama dengan
syari'ah. Syari'ah atau aturan tentang tata keyakinan disebut akidah,
sasarannya adalah qalbu dalam hubungannya dengan kepercayaan. Syari'ah
tentang tata cara beribadah, disebut syari'ah ibadah, sasarannya lebih kepada
anggota badan. Syari'ah yang mengatur bagaimana menjalin hubungan baik
dengan Allah, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitar, atau disebut
akhlak. Uraian lebih rinci seputar akhlak akan dibahas pada bab tefsendiri,
yakni bab Etika.
Persaman antara akidah dan akhlak adalah dalam objek dan ruang
lingkup pembahasannya, sedangkan perbedaan antara keduanya hanya
dari sudut pandangnya; syari'ah melihat dari sudut pandang haram dan
halal, sedangkan akhlak melihatnya dari sudut pantas dan tidak pantas.
Contoh: bagi laki-laki, salat dengan hanya mengenakan celana tanggung,
asal menutupi pusar sampai lutut, sudah dinilai sah, tetapi dilihat dari sisi
akhlak, itu tidak sopan, kecuali jika darurat.
DIN AL-ISLAM
AKIDAH (sangat SYARI'AH
Luas) IBADAH

6 RUI<UN IMAN

IB.MAHD IB.GHAIR
HAH MAHDHAH

Salat Atau
Rubbubiyah Uluhiyah Shaum Mu'amalah
Siyasah
Zakat
Mulkiyah Iqtishadiyah
Haji
Al-Tsaqafah
Pengur
TAUHID usan- Munakahat
Jenazah Jinayat dan

Anda mungkin juga menyukai