Anda di halaman 1dari 8

KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP AGAMA

Oleh : Ifan Budiyanto


Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kendari
Email : ifanbudiyanto123@gmail.com

Abstrak: Kehidupan manusia seringkali dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan


eksistensial dan kebutuhan spiritual dasar. Agama, sebagai suatu sistem keyakinan dan
praktik spiritual, telah memainkan peran sentral dalam memenuhi kebutuhan ini. Artikel ini
menjelaskan kebutuhan manusia akan agama dari sudut pandang psikologis dan sosial. Secara
psikologis, agama memberikan kerangka untuk menghadapi ketidakpastian, ketakutan akan
kematian, danpencarian makna hidup. Partisipasi dalam kegiatan keagamaan juga
memberikan dukungan sosial dan kesejahteraan psikologis. Di sisi sosial, agama berperan
penting dalam membentuk norma moral, nilai, dan struktur sosial yang mengikat masyarakat.
Keinginan manusia untuk merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dan mencari
makna hidup seringkali diwujudkan melalui praktik keagamaan. Namun kompleksitas
hubungan antara kebutuhan manusia dan agama juga menimbulkan tantangan dan konflik,
seperti perbedaan agama dan potensi ekstremisme. Memahami dinamika ini memungkinkan
kita untuk lebih memahami peran agama dalam memenuhi kebutuhan manusia dan
mendorong keberagaman agama dalam masyarakat global yang semakin saling terhubung.

Kata Kunci : Kebutuhan Manusia, Spiritual, Agama

A. PENDAHULUAN
Menurut Mukti Ali, pengertian dan definisi kata agama didasarkan pada tiga alasan.
Pertama, pengalaman keagamaan ini merupakan persoalan yang bersifat internal, subyektif,
dan sangat pribadi. Kedua, mungkin belum ada orang lain yang membahas agama dengan
lebih semangat dan haru. Ketiga, konsep agama dipengaruhi oleh tujuan yang
mendefinisikannya.
Menurut Harun Nasution, selain kata agama, masyarakat Indonesia juga mengenal
kata Arab din dan kata agama dari bahasa Eropa. Menurut salah satu teori, agama terdiri dari
dua kata: “tidak” dan “gam = pergi”, artinya jangan pergi, tetap di tempat, diwariskan secara
turun-temurun. Agama mempunyai ciri-ciri seperti itu. Agama berarti dokumen dan tulisan
suci, dan beberapa orang percaya bahwa agama sebenarnya memiliki teks suci. Kita juga
diberitahu lagi bahwa Gam artinya permintaan. Padahal, agama ini memuat ajaran yang
menjadi pedoman hidup pemeluknya. Din adalah kata Semit yang berarti hukum atau
undang-undang, dan dalam bahasa Arab kata itu berarti tuan, ketundukan, ketaatan, tugas,
pahala, adat istiadat. Agama juga disertai dengan kewajiban, dan jika tidak dipenuhi maka
menjadi hutang bagi orang tersebut. Memahami tugas dan ketaatan juga membantu kita
memahami batasan-batasan yang tepat dari Tuhan. Jika Anda gagal memenuhi kewajiban
Anda dan tidak menaatinya, Anda akan menerima imbalan yang lebih rendah. Kata agama
berasal dari bahasa Latin. Menurut salah satu teori, Harun Nasution menyatakan bahwa kata
agama secara etimologi adalah ``relegre'' yang berarti mengumpulkan dan membaca
Pemahaman ini juga merupakan cerita yang bermuatan religi dan wajib dibaca karena
merangkum cara mengabdi kepada Tuhan. Namun teori lain menyatakan bahwa kata tersebut
berasal dari kata “religare'' yang berarti “mengikat”Ajaran agama memang mengikat
manusia. Ada juga hubungan antara roh manusia dan Tuhan, dan agama lebih jauh lagi
menghubungkan manusia dengan Tuhan.
Dari beberapa definisi tersebut, Harun Nasution akhirnya menyimpulkan bahwa
hakikat dari istilah di atas adalah bahwa ikatan keagamaan sebenarnya mengandung makna
ikatan yang harus dijaga dan dipatuhi oleh umat manusia. Ikatan ini sangat mempengaruhi
kehidupannya sehari-hari. Ikatan ini diciptakan oleh suatu kekuatan yang melampaui
kemanusiaan, suatu ikatan supernatural yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera.
Di sisi lain, pendapat Elizabeth K. Nottingham sepertinya mengarah pada realitas
objektif. Dengan kata lain, meskipun agama pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
harkat dan martabat manusia dengan menciptakan suasana batin yang nyaman dan tenang,
namun agama juga dapat dimanfaatkan oleh umat untuk disalahgunakan demi tujuan yang
merugikan. Tujuan dan lain-lain. Misalnya dengan salah menafsirkan agama sehingga
mencapai tujuan yang diinginkan.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian agama dan agama islam
Agama memiliki definisi dan makna berbeda yang diberikan oleh penganut dan penganut
agama yang berbeda. Dari sini, agama dijelaskan terlebih dahulu dengan bahasa, baru
kemudian agama dijelaskan dengan konsep.
Agama Secara linguistik yaitu:
1. Agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti petunjuk, aturan, jalan, atau pengabdian
kepada Tuhan.
2. Agama terdiri dari dua kata. "A" berarti "tidak" dan "Gama" berarti kacau, tidak teratur.

Menurut konsepnya, agama adalah suatu ajaran atau sistem yang mengatur tatanan
keyakinan (keyakinan) dalam beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan aturan-aturan
yang berkaitan dengan interaksi manusia dengan manusia dan lingkungannya. Agama adalah
suatu sistem simbol, keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku yang disimbolkan, semuanya
terfokus pada tema yang paling bermakna. Dalam Ensiklopedia Bahasa Indonesia, agama
adalah suatu sistem atau asas kepercayaan kepada Tuhan, disebut juga Tuhan atau nama lain.
Ini melibatkan ajaran dan upaya khusus yang terkait dengan keyakinan ini.
Secara terminologis, agama Semit juga diartikan sebagai ad-din yang berarti hukum
atau undang-undang.

Ada dua aspek untuk memahami makna "agama islam" dalam Islam: linguistik dan
terminologis. Dua aspek pemahaman Islam dapat dijelaskan sebagai berikut. Menurut ilmu
linguistik (etimologi), Islam berasal dari kata Arab salima yang berarti keselamatan,
keamanan, dan kedamaian. Dari etimologi kata muncullah kata Aslama, Yuslim, dan Islaman
yang artinya menjaga dalam keadaan aman, serta pasrah, tunduk, atau taat pada . Orang yang
berbuat sesuai makna dalam Islam disebut Muslim. Yaitu orang yang sudah menyatakan
ketaatan, ketaatan, ketaatan kepada Allah SWT.
Pemahaman Islam ini sesuai dengan tujuan ajaran Islam , dan misi ajaran Islam ,
untuk mendorong umat agar berserah diri kepada Tuhan guna mencapai keselamatan,
kedamaian, dan keamanan. Menciptakan perdamaian di bumi dengan mendorong manusia
untuk taat dan taat kepada Tuhan. Islam dengan misi seperti itu adalah Islam.
Dari penjelasan di atas, jika ditinjau dari segi kebahasaan, kata Islam mengandung
arti ketaatan, ketaatan, ketaatan, ketaatan kepada Allah SWT guna mencapai keselamatan
dan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di dunia. itu ada. Di dunia ini, kita mencari
kehidupan setelah kematian. Hal itu dilakukan bukan karena paksaan atau kepura-puraan,
melainkan karena kesadaran dan kemauan sendiri, sebagai panggilan kodrat seseorang
sebagai makhluk yang telah menyatakan ketaatan dan ketaatan kepada Allah SWT sejak
dalam kandungan. Dari segi (istilah) Islam berarti nama agama yang ajarannya diturunkan
kepada manusia oleh Tuhan melalui Rasul-Nya. Lebih spesifiknya, Islam adalah ajaran yang
diturunkan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui rasul Nabi Muhammad SAW.
2. Agama memandang tentang Kepercayaan, Etika, dan Spiritualitas dalam Kehidupan
Manusia
Agama pada dasarnya mengacu pada sistem kepercayaan yang melibatkan hubungan
antara manusia dan seseorang yang dianggap sebagai kekuatan transenden atau lebih tinggi.
Ini mencakup aspek spiritual, etika, dan seringkali ritual. Agama berfungsi sebagai pedoman
dalam pencarian makna hidup, pembentukan nilai-nilai moral, dan pembentukan norma-
norma yang mengatur perilaku pribadi dan sosial. Secara historis, agama telah menjadi
bagian integral dari kebudayaan manusia, membentuk suatu sistem norma dan nilai yang
melekat dalam kehidupan sehari-hari. Agama juga mencakup gagasan tentang akhirat yang
memberi makna pada keberadaan manusia. Peran Agama dalam Kehidupan Manusia:
Pencarian Makna Hidup: Salah satu tugas pokok agama adalah memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang makna hidup, asal usul dan tujuan keberadaan
manusia.
Agama memberikan kerangka filosofis untuk pemahaman yang lebih mendalam
tentang kehidupan. Moral dan Etika: Agama berperan penting dalam menentukan prinsip
moral dan etika yang menjadi pedoman perilaku individu dan masyarakat. Nilai-nilai seperti
keadilan, kasih sayang, dan kejujuran seringkali diajarkan melalui ajaran agama. Ritual dan
Pelayanan: Ritual dan pelayanan merupakan ekspresi konkrit dari keyakinan agama. Doa,
ritual, dan tindakan ritual lainnya memperkuat hubungan seseorang dengan Tuhan dan
menyediakan wadah untuk pengalaman spiritual. Identitas dan Komunitas: Agama
membentuk identitas individu dan kelompok. Komunitas yang mempunyai keyakinan yang
sama seringkali membentuk ikatan yang kuat dan menciptakan rasa solidaritas dan
kebersamaan. Memenuhi Kebutuhan Psikologis: Agama dapat memberikan dukungan dan
kenyamanan psikologis dengan meyakini adanya kekuatan yang lebih tinggi yang peduli
terhadap manusia dan membantu mereka mengatasi tantangan hidup. Pengaruh agama dalam
konteks global: Keanekaragaman budaya: Agama berperan besar dalam membentuk
keragaman budaya di seluruh dunia. Seni, arsitektur, dan nilai-nilai seringkali tercermin
dalam keyakinan agama. Konflik dan Toleransi: Agama bisa bersatu, namun dalam beberapa
kasus perbedaan keyakinan bisa menimbulkan konflik. Dialog antaragama dan toleransi
menjadi semakin penting dalam rangka membangun masyarakat yang damai dan kohesif.
Pengaruh terhadap Politik dan Hukum: Agama seringkali berperan dalam membentuk
politik dan hukum di berbagai negara. Beberapa negara telah mengadopsi undang-undang
berdasarkan doktrin agama yang dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari warganya.
Pemahaman Mendalam: Agama bukanlah suatu kesatuan, melainkan serangkaian sistem
kepercayaan yang berbeda. Pemahaman yang mendalam meliputi penelusuran asal usul dan
sejarah perkembangan agama serta mengenali peran dan pengaruhnya terhadap berbagai
aspek kehidupan. Meskipun agama memberikan bimbingan moral dan spiritual, penting
untuk diingat bahwa sikap terbuka terhadap keberagaman agama juga diperlukan Dialog
antaragama dan toleransi terhadap perbedaan adalah kunci untuk membangun masyarakat
global yang saling menghormati dan bersatu dalam keberagaman. Melalui pemahaman agama
yang komprehensif, kita dapat menciptakan dunia yang lebih toleran, inklusif, dan harmonis
untuk semua.

3. kebutuhan manusia terhadap agama


Agama, sebagai salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, memiliki peran
yang mendalam dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Kebutuhan ini tidak hanya
bersifat fisik dan materi, tetapi juga mencakup dimensi spiritual dan psikologis. Dalam
pengembangan kehidupan sehari-hari, manusia cenderung mencari makna, tujuan, dan
ketenangan batin yang dapat dipenuhi oleh agama. Berikut adalah beberapa aspek utama dari
kebutuhan manusia terhadap agama.

1. Pencarian Makna dan Tujuan Hidup:


Manusia secara alamiah mencari makna dan tujuan dalam hidupnya. Agama menyediakan
kerangka kerja moral dan etika yang membimbing individu untuk memahami arti hidupnya.
Konsep tentang keberadaan, takdir, dan tujuan hidup memberikan arah yang jelas bagi
individu, membantu mereka menjalani kehidupan dengan makna yang lebih dalam.

2. Ketahanan Psikologis:
Kehidupan seringkali penuh dengan tantangan, penderitaan, dan ketidakpastian. Agama
memberikan ketahanan psikologis dengan memberikan harapan, kepercayaan, dan keyakinan
bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang peduli dan membimbing individu melalui segala
rintangan. Doa, meditasi, dan ritus keagamaan menjadi sarana untuk menemukan ketenangan
dalam situasi sulit.

3. Moral dan Etika:


Agama menyediakan kerangka moral dan etika yang membentuk perilaku individu dalam
masyarakat. Ajaran agama memberikan panduan tentang apa yang benar dan salah,
membangun pondasi untuk interaksi sosial yang adil dan saling menghormati. Nilai-nilai
moral agama menciptakan dasar yang kuat bagi pembentukan karakter dan perilaku etis.

4. Hubungan Sosial dan Komunitas:


Agama sering berfungsi sebagai perekat sosial, membentuk komunitas berdasarkan
keyakinan bersama. Partisipasi dalam kegiatan keagamaan, seperti ibadah bersama, festival,
dan acara sosial, memperkuat hubungan antarindividu. Keberadaan komunitas keagamaan
memberikan dukungan emosional dan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

5. Konsolasi dan Penghiburan:


Agama memberikan sumber konsolasi dan penghiburan saat menghadapi kehilangan,
kematian, atau penderitaan. Keyakinan akan kehidupan setelah mati atau keberadaan
kekuatan ilahi yang mengasihani menjadi sumber penghiburan dalam mengatasi berbagai
kesulitan dan kegagalan.

6. Transformasi Pribadi:
Banyak sistem keagamaan menekankan pada transformasi pribadi. Melalui ibadah, meditasi,
atau penerapan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, individu dapat mengalami
pertumbuhan spiritual dan pribadi. Proses ini membantu dalam pengembangan karakter dan
pemahaman yang lebih mendalam tentang diri sendiri.

7. Pemberian Arti pada Pengalaman Hidup:


Agama memberikan kerangka interpretatif untuk pengalaman hidup, baik yang
menyenangkan maupun sulit. Setiap peristiwa dianggap memiliki makna yang lebih dalam,
dan manusia dapat merenungkan peran mereka dalam rencana yang lebih besar.
8. Koneksi dengan Yang Lebih Besar:
Kebutuhan manusia untuk merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri
mereka sendiri dapat dipenuhi melalui agama. Keyakinan akan adanya kekuatan ilahi atau
energi universal menciptakan rasa koneksi yang mendalam dan memberikan perspektif yang
lebih luas tentang eksistensi manusia.

9. Ritual dan Ibadah:


Ritual dan ibadah agama memberikan struktur dan disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka menciptakan momen refleksi dan kontemplasi, memungkinkan individu untuk
menyelaraskan diri dengan nilai-nilai spiritual dan menguatkan hubungan mereka dengan
yang ilahi.

10. Mengatasi Ketakutan akan Kematian:


Agama membantu manusia mengatasi ketakutan akan kematian dengan menawarkan
keyakinan akan kehidupan setelah mati atau reinkarnasi. Hal ini memberikan rasa lega dan
ketenangan dalam menghadapi kenyataan kematian.

Dalam keseluruhan, kebutuhan manusia terhadap agama mencakup aspek spiritual,


moral, sosial, dan psikologis. Agama menjadi pilar yang kuat dalam memberikan makna pada
kehidupan, memandu perilaku moral, dan menyediakan dukungan sosial yang sangat
diperlukan. Meskipun pendekatan terhadap agama bervariasi di seluruh dunia, peran
fundamental agama dalam memenuhi kebutuhan manusia tetap konsisten sebagai pilar
spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.

C. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa misi utama ajaran Islam adalah memberikan
rahmat bagi seluruh umat manusia dengan menyelenggarakan aspek kehidupan sosial,
ekonomi, politik, hukum, pendidikan, dll. Saya bisa melihatnya dengan jelas. Misi
ajaran Islam adalah melindungi nilai-nilai kemanusiaan dan menyelamatkan umat
manusia dari kepunahan. Sebelum lahirnya Islam, manusia menganut banyak agama.
islam adalah agama besar terakhir di dunia, semuanya merupakan kekuatan besar yang
mendorong revolusi dunia dan mengubah nasib semua bangsa. Lebih jauh lagi, Islam
bukan hanya agama terakhir, namun juga agama yang melengkapi semua agama yang
ada sebelumnya. Kedudukan Islam di antara agama-agama besar dunia juga dapat
dilihat dari keunikannya yang menjadikannya istimewa di antara semua agama.
Islam bukan hanya agama yang hakiki dan komprehensif, namun juga ekspresi
kehendak Tuhan yang sempurna. slam mempunyai misi besar. (1) Menjalin
persaudaraan antar agama-agama di dunia dan menciptakan perdamaian dunia; (2)
Mengumpulkan seluruh kebenaran yang terkandung dalam agama-agama yang telah
ada sebelumnya; (3) Mewujudkan perdamaian dunia, yaitu memperbaiki kesalahan-
kesalahan umat. Orang-orang yang beriman Agama-agama awal; (4) yang kemudian
dimasukkan ke dalam agamanya masing-masing adalah yang belum pernah diajarkan
sebelumnya, karena keadaan negara dan masyarakat pada saat itu masih dalam tahap
awal perkembangan dan tahap akhir.

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya,(Jakarta: UI


Press),1979
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada), 2011
Poerdarminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka), 1982.
Rousydiy, T.A Lathief, Agama Dalam Kehidupan Manusia, ( Medan:
Rambow), 1986.

Anda mungkin juga menyukai