Disusun oleh:
1
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/Religious
2
Arvind Sharma, "Hinduism", dalam Encarta Encyclopedia 2004, Microsoft Corporation
3
Lihat kompleksitas arti din dalam, misalnya, Hans Wehr, .A Dictionary .of Modern Writen Arabic, ed. J. Milton
Cowan (Wieshaclen Otto Harrassowitz, 1971), pp. 305-306.
4
https://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-agama-menurut-para-ahli.html
Dari uraian yang telah dikemukakan, jelas bahwa istilah "agama" mengandung
makna pengertian vang bervariasi dan sesuai kepada asal pengambilan kata yang
diterapkan. Adapaun dalam terminologis, istilah agama didefinisikan dengan berbagai
keyakinan yang berkenaan dengan adanya sebab, hakikat, serta tujuan alam semesta,
lebih utama apabila diperhatikan sebagai suatu ciptaan dari kekuatan super manusia, yang
selanjutnya dibarengi dengan ketaatan juga pelaksanaan amalan ritual, di samping
mengandung ajaran mengenai ketentuan moral yang mengatur sikap perilaku manusia.
Para teolog muslim biasanya mendefinisikan din atau agama sebagai sejumlah prinsip
yang diwahyukan Tuhan melalui para nabi-Nya yang seharusnya diikuti manusa untuk
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Secara Istilah pengertian agama di kalangan para ahli juga berbeda-beda, tergantung dari
sudut pandang dan perspektif
a. Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu
yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang
suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus
meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani
yang sempurna kesuciannya.
b. Bahrun Rangkuti, seorang muslim cendekiawan sekaligus seorang linguis,
mengatakan bahwa definisi dan pengertian agama berasal dari bahasa
Sansekerta; a-ga-ma. A (panjang) artinya adalah cara, jalan, The Way, dan
gama adalah bahasa Indo Germania; bahasa Inggris Togo artinya jalan, cara-
cara berjalan, cara-cara sampai kepada keridhaan kepada Tuhan.
c. Selain definisi dan pengertian agama berasal dari bahasa Sansekerta, agama
dalam bahasa Latin disebut Religion, dalam bahasa-bahasa barat sekarang bisa
disebut Religion dan Religious, dan dalam bahasa Arab disebut Din.
d. Harun Nasution mengatakan bahwa agama dilihat dari sudut muatan atau isi
yang terkandung di dalamnya merupakan suatu kumpulan tentang tata cara
mengabdi kepada Tuhan yang terhimpun dalam suatu kitab, selain itu beliau
mengatakan bahwa agama merupakan suatu ikatan yang harus dipegang dan
dipatuhi.
Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus
dipatuhi. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada
suatu sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan
manusia. Kepercayaan kepada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup
tertentu. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib. Pengakuan terhadap
adanya kewajiban - kewajiban yang diyakini bersumber dari kekuatan gaib. Selain itu,
kata agama berasal dari bahasa sanskerta "A" berarti tidak; "GAMA" berarti kacau.
Sehingga agama berarti tidak kacau, atau dapat diartikan suatu peraturan yang
bertujuan untuk mencapai kehidupan manusia ke arah dan tujuan tertentu. Dilihat dari
sudut pandang kebudayaan, agama dapat berarti sebagai hasil dari suatu kebudayaan,
dengan kata lain agama diciptakan oleh manusia dengan akal budinya serta dengan
adanya kemajuan dan perkembangan budaya tersebut serta peradabanya. Bentuk
penyembahan Tuhan terhadap umatnya seperti pujian, tarian, mantra, nyanyian dan yang
lainya, itu termasuk unsur kebudayaan.5
Dalam pembicaraan sehari-hari sering digunakan kata atau istilah “agama”,
seperti: agama Islam, agama Kristen, kehidupan umat beragama, hubungan antar agama,
toleransi agama, dan sebagainya. Istilah agama tersebut tampak sudah menyatu dan tak
terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam kehidupan manusia secara
universal.
Namun demikian kalau ditanya tentang apa sebenarnya agama itu, atau apa
pengertian dan definisi agama itu, ternyata sulit dijawab, dalam arti kata tidak bias
didapat pengertian dan definisi yang pasti dan bias diterima oleh setiap orang. Hal ini
diakui sendiri oleh H.A. Mukti Ali, salah seorang Ilmu Perbandingan Agama di
Indonesia, yang menyatakan bahwa “Barangkali taka da kata yang paling sulit diberikan
pengertian dan definisi selain dari kata agama”. Setidaknya ada tiga argumentasi dalam
hal ini, yaitu pertama, karena pengalaman agama itu adalah soal batin dan subjektif, yang
juga individualistis. Kedua, barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan
emosional daripada membicarakan agama, karena itu membahas arti agama itu selalu
dengan emosi yang kuat sekali, sehingga sulit memberikan arti kata agama itu. Ketiga,
konsepsi tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian
5
Moqsith Ghazali. Argumen Pluralisme Agama. (Jakarta, Kata Kita:2009).29.
agama itu.6 Di samping itu M. Natsir juga pernah menyatakan, bahwa “telah diakui oleh
para sarjana bahwa agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern,
suatu problem yang mengenai kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang
membicarakan soal agamanya, maka ia tidak dapat tawar menawar”.7
B. Asal-usul Agama
a. Agama samawi atau agama dari langit, yang diperoleh melalui Wahyu Illahi (Islam,
Kristen, Yahudi).
b. Agama Wa'i atau disebut juga agama bumi, yaitu agama budaya yang timbul akibat
kekuatan didalam pikiran atau akal budi seseorang atau masyarakat (Hindu, Buddha,
Konghuchu, dan aliran agama atau kepercayaan lainya).
a. Agama wahyu (revealed religion) adalah agama yang diterima oleh manusia
dari Allah Sang Pencipta melalui malaikat Jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh
Rasul-Nya kepada umat manusia. Wahyu-wahyu dilestarikan melalui Al Kitab, suhuf
(lembaran-lembaran bertulis) atau ajaran lisan.Agama wahyu menghendaki iman kepada
Tuhan Pemberi wahyu, kepada rasul-rasul penerima wahyu dan kepada kitab-kitab
kumpulan wahyu serta pesannya disebarkan kepada seluruh umat manusia,
b. Agama bukan wahyu (agama budaya/ cultural religion atau natural religion)
bersandar semata-mata kepada ajaran seorang manusia yang dianggap memiliki
pengetahuan tentang kehidupan dalam berbagai aspeknya secara mendalam. Contohnya
agama Budha yang berpangkal pada ajaran Sidharta Gautama dan Confusianisme yang
berpangkal pada ajaran Kong Hu Cu.
6
Muhaimin, Problematika Agama dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta” Kalam Mulia, 1989), hlm. 1.
7
Ibid.
Perbedaan kedua jenis agama ini dikemukakan Al Masdoosi dalam
LivingReligious of the World sebagai berikut :
a. Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan agama bukan
wahyu tidak demikian,
b. Agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama bukan wahyu tidak.
c. Dalam agama wahyu sumber utama tuntunan baik dan buruk adalah kitab suci
yang diwahyukan, sedangkan agama bukan wahyu kitab suci tidak penting.
d. Semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama bukan wahyu
lahir di luar itu.
f. Agama wahyu sesuai dengan ajarannya adalah agama misionari, sedangkan agama
bukan wahyu agama misionari.
g. Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama bukan wahyu kabur dan
elastis. h. Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik aspek spritual
maupun material, sedangkan agama bukan wahyu lebih menitik beratkan kepada aspek
spritual saja, seperti pada Taoisme, atau pada aspek material saja seperti pada
Confusianisme.
DAFTAR PUSTAKA
Ghazali, Moqsith, Argumen Pluralisme Agama, Jakarta, Kata Kita: 2009.