Anda di halaman 1dari 10

HAKIKAT AGAMA

A. PENGERTIAN AGAMA
1. Agama secara etimologi / bahasa
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, a "tidak" gama "kacau", tidak
kacau / teratur, secara umum bermakna "Cara Hidup". Dalam bahasa Inggris, agama
disebut religion; dalam bahasa Belanda disebut religie berasal dari bahasa latin
relegere berarti mengikat, mengatur, atau menggabungkan. Jadi religion atau religie
dapat diartikan sebagai aturan hidup yang mengikat manusia dan menghubungkan
manusia dengan Tuhan.
Secara etimologi berasal dari bahasa jawa ageman dengan arti, 1) pakaian,
ajarannya melindungi kita dari segala hal membahayakan, lebih dalam lagi melindungi
dari aib / aurat karena akan malu bila tanpa busana. Diharapkan juga ajarannya betul-
betul melekat (pegang teguh) dalam kehidupan seperti melekatnya pakian pada
tubuh. 2) pegangan, ajaran agama menjadi prinsip hidup yang dipegang teguh. 3)
gaman "senjata", yakni ketika ajaran agama sudah menjadi prinsip hidup kita, maka
juga kan menjadi senjata atau benteng bagi kita dari segala yang membahayakan fisik
maupun psikis, zhohir maupun bathin.
Dalam Al-Quran dan Hadis, agama disebut dengan kata diin / ad-diin, millah atau
syari'ah. Pertama, Kata diin secara bahasa berarti pembalasan, menundukkan, adat
kebiasaan, peraturan, atau hari pembalasan / hari kiamat. Kata diin dihubungkan
beberapa kata dalam Al-Quran
a. Diinul Islam berarti Agama Islam (QS. Ali-Imran: 85, Al-Maidah: 3)
b. Ad-Diinul Qayyim berarti Agama yang lurus (QS. At-Taubah: 36, Al-Bayyinah:5)
c. Diinullah berarti Agama Allah, (Ali-Imran: 83, An-Nashr: 2)
d. Ad-Diinul Haq berarti Agama yang benar, (QS. At-Taubah: 29 dan 33)
Kedua, Adapun kata millah berarti undang-undang atau peraturan. Terdapat
dalam QS. Al-An'am: 161, Al-Hajj: 78. Ketiga Sedangkan kata syari'ah berarti jalan
yang harus dilalui atau hukum. Terdapat dalam QS. Al-Jatsiyah: 18
2. Agama secara terminologi / istilah
Agama adalah suatu sistem kepercayaan / keyakinan, praktik, norma, dan nilai-
nilai yang berkaitan dengan pandangan seseorang tentang hubungan manusia
dengan kekuatan rohaniah atau kekuatan yang dianggap lebih tinggi, sering kali
dihubungkan dengan Tuhan, dewa-dewi, atau kekuatan kosmik.
Agama mencakup berbagai aspek kehidupan, tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungannya. Termasuk
kepercayaan tentang asal-usul alam semesta, tujuan hidup manusia, etika, moralitas,
dan pandangan tentang kehidupan setelah kematian.

B. AGAMA SAMAWI DAN AGAMA ARDHI


Berdasarkan proses turunnya, agama diklasifikasikan menjadi dua yakni agama
samawi dan agama ardhi.
1. Agama Samawi
Agama Samawi adalah agama yang turun dari hadirat Tuhan melalui wahyu.
Kepada para rasul / utusan, kemudian disampaikan kepada umatnya masing-
masing sebagai petunjuk hidup.1 Agama Samawi mengajarkan keyakinan akan ke-
Esaan Tuhan. Contohnya yaitu Agama Yahudi, Nasrani/kristen dan Islam.
Adapun ciri-ciri agama smawi yaitu
1) Disampaikan oleh Manusia Terpilih Sebagai Utusan Tuhan. Agama-agama
Samawi diyakini berasal dari wahyu Tuhan yang diterima oleh para rasul atau
utusan-Nya.
2) Dapat dengan Pasti Ditentukan Kelahirannya. Kelahiran agama-agama
Samawi dapat diidentifikasi secara pasti dengan merujuk pada kitab suci yang
menjadi pedoman dalam berbagai aspek kehidupan para penganutnya
3) Tidak Tumbuh dari Masyarakat, Tetapi Diturunkan Kepada Masyarakat.
Ajaran agama Samawi datang dari luar masyarakat manusia dan diturunkan
kepada masyarakat melalui utusan Tuhan. Ajaran ini dianggap sebagai petunjuk
ilahi yang diberikan untuk mengarahkan umat manusia.
4) Memiliki Kitab Suci Yang Otentik. Agama-agama Samawi memiliki kitab suci
yang dianggap sebagai tulisan suci yang diwariskan oleh para rasul atau nabi.
Isi kitab suci ini dianggap sebagai ajaran yang sudah pasti dan tidak dapat
diubah.
5) Ajarannya Serba Tetap. Meskipun ajaran agama Samawi dianggap tetap dan
konstan, tafsir atau pemahaman terhadap ajaran tersebut dapat berkembang
seiring dengan perkembangan pemikiran manusia.
6) Ajarannya Universal, Ajaran agama Samawi dianggap berlaku bagi semua
manusia, tidak terbatas pada suatu kelompok atau waktu tertentu. Prinsip-
prinsipnya dianggap relevan untuk setiap individu, pada setiap zaman, dan
dalam berbagai konteks agama.
7) Memiliki Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa. Salah satu ciri penting dari
agama-agama Samawi adalah keyakinan akan ke-Esaan Tuhan. Agama-agama
ini mengajarkan bahwa Tuhan adalah satu-satunya keberadaan yang maha
kuasa dan maha bijaksana.

2. Agama Ardhi
Agama Ardhi merupakan agama yang timbul dari angan-angan khayal
manusia. Dinamakan agama thabi'iy ialah karena tabi'at manusia yang ingin
beragama, mengabdi dan memujakepada sesuatu yang dianggapnya Maha Kuasa,
bukan berasal dari wahyu.2 Misalnya agama Hindu-Buddha, Kong Hu Chu. Adapun
ciri-ciri agama ardhi yaitu:
1) Tidak Disampaikan Oleh Nabi dan Rasul dan Tidak Dapat Dipastikan
Kelahirannya. Berbeda dengan agama-agama Samawi, Agama Ardhi tidak
diyakini berasal dari wahyu ilahi yang disampaikan oleh para nabi atau rasul
utusan Tuhan. Kelahiran dan asal-usul ajaran Agama Ardhi tidak dapat dengan
pasti ditentukan.
2) Diciptakan oleh Tokoh Agama. Ajaran dalam Agama Ardhi dapat berasal dari
pemikiran atau kontribusi tokoh-tokoh agama atau spiritualitas, bukan dari wahyu
ilahi.

1
Agus Hakim, Perbandingan Agama Pandangan Islam Mengenai Kepercayaan : Majusi, Shabiah, Kristen, Hindu
dan Budha, (Bandung: Dipenegoro, 1982) hlm. 13
2
Ibid., hlm. 12
3) Berasal dari Daerah dan Kepercayaan Masyarakat. Agama Ardhi cenderung
tumbuh dan berkembang berdasarkan budaya, daerah, atau kepercayaan
masyarakat di suatu wilayah tertentu.
4) Tidak Memiliki Kitab Suci yang Diwariskan oleh Nabi atau Rasul. Agama
Ardhi umumnya tidak memiliki kitab suci seperti halnya agama-agama Samawi.
Ajaran dalam Agama Ardhi mungkin diwariskan secara lisan atau melalui tulisan-
tulisan tokoh-tokoh agama.
5) Jika Ada Kitab Suci, Isi Kitabnya Mengalami Perubahan Seiring Waktu. Jika
ada tulisan-tulisan atau kitab suci dalam Agama Ardhi, isi dan tafsirannya dapat
berubah seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan agama tersebut.
6) Ajarannya dapat Berubah-ubah Mengikuti Zaman. Ajaran dalam Agama Ardhi
dapat mengalami perubahan sesuai dengan perubahan pola pikir, nilai, dan
budaya masyarakat yang mengikuti agama tersebut.
7) Konsep Ketuhanannya Pantheisme, Dinamisme, dan Animisme. Agama
Ardhi cenderung memiliki beragam pandangan mengenai ketuhanan, seperti
pantheisme (keyakinan bahwa Tuhan ada di segala hal), dinamisme (keyakinan
bahwa ada roh atau kekuatan spiritual dalam alam), dan animisme (keyakinan
bahwa benda-benda alami memiliki roh atau kekuatan spiritual).
8) Ajarannya Tidak Universal. Ajaran dalam Agama Ardhi cenderung lebih
spesifik dan terbatas dalam cakupan, tidak memiliki tujuan universal seperti
agama-agama Samawi yang dianggap berlaku untuk seluruh umat manusia.
Pemahaman yang berbeda disampaikan oleh Muhammad Kamal Isa tentang
agama Samawi dan agama Ardhi. Muhammad Kamal Isa menjelaskan pengertian
agama Samawi persis sama dengan yang disampaikan oleh ahli theologi Islam yang
ada di Indonesia, akan tetapi ia berbeda pendapat ketika mengelompokan agama
Samawi, Muhammad Kamal Isa menyatakan bahwa agama Samawi itu hanya satu,
agama para nabi dan rasul mulai dari Nabi Adam AS sampai kepada Nabi
Muahammad SAW yaitu Islam. Sedangkan selain agama Islam diketegorikan
kedalam agama syayâthiîn (agama syethan-syethan). seperti agama Yahudi,
Nashrani, Majusi dan Shabiah.3
C. FUNGSI AGAMA
Fungsi agama dapat diartikan sebagai tujuan atau manfaat yang diharapkan dari
praktik keagamaaan, yaitu:
1. Membentuk arah dan pandangan hidup serta membentuk moralitas
2. Memberikan rasa ketenangan dan keamanan
3. Memberikan bimbingan spiritual
4. Meningkatkan kehidupan sosial
5. Memberikan dukungan dalam masa sulit

D. KOMPONEN AGAMA
Dikatakan agama bila memiliki 3 komponen yaitu: Konsep Teologi (tentang
ketuhanan) untuk menumbuhkan keimanan yang kokoh, Konsep ritual dan spiritual
disebut 'Ubudiyah (tata cara beribadah dan merenungi keagungan Tuhan) dan
Mu'amalah atau norma berkehidupan (tata krama sesama makhluk, tata cara
bersosial dan melestarikan alam sekitar) sebagai buah dari iman yang kokoh yakni

3
Kamal Muhammad Isya, al-‘Aqidah al-Islamiyah Safinah al-Najah, ( T.Tp., Dal al-Syuruq, T.Tt) hlm. 76
taqwa dalam arti amal sholih atau segela bentuk perbuatan benar dan baik menurut
syari'at Islam.
Pada aspek Teologi dan Ritual / 'Ubudiyah merupakan wilayah yang muthlaq,
tidak bisa diganggu gugat. Maksudnya tidak boleh bercampur baur dengan keyakinan
atau agama lain ketika praktiknya. Karena masing-agama juga memiliki konsep teologi
dan ritual. Dalam Islam tegas dinyatakan sebagaimana dalam QS. Al-Kafirun: 6
"bagimu agamu dan bagiku agamaku". Akan tetapi dalam bermu'alah / berkehidupan
dengan sesama, maka diperintahkan senantiasa berbuat baik meskipin berbeda
keyakinan dengan tetap mengedepankan dan berpedoman serta tidak melanggar
syari'at Islam.

ISLAM AGAMA YANG DI RIDHAI ALLAH


Nama agama-agama besar besar di dunia berdasarkan nama pendirinya yang
terkemuka, atau menurut bangsa dan negeri dimana agama tersebut dilahirkan. Misal,
agama majusi / zoroaster diambil dari nama pendirinya yaitu Zarathusra. Kong Hu
Chu berdasar nama pendirinya yaitu Khong Hu Chu. Agama Budha menurut
pendirinya Buddha Gautama dan agama Kristen mengikut nama Yesus Kristus.
Agama Hindu adalah agama dari Negeri Hindia / Hind, tanah yang terletak di aliran
sungai indus dan kawasan sekitarnya. Dan agama Yahudi berdasarkan nama suku
yaitu Yudah atau negeri Yudea. Sebaliknya tidak ada agama yang bernama
muhammad. Islam adalah agama seluruh Nabi-nabi dan Rasul yang Allah utus,
kebenaran Islam bersifat universal sepanjang zaman.4

A. Sejarah Kelam (Jahiliyah)


Kegelapan (kemunduran, kerusakan moralitas) dimana-mana, tetapi yang paling
gelap di bumi ini ialah tanah Arab. Tanah penuh bandit, perampok, pembunuhan tanpa
ampun, peperangan antar suku/kabilah tiada akhir, mabuk-mabukan, penyembahan
berhala serta takhayyul yang paling gelap, adat istiadat masyarakat yang kejam,
pembunuhan anak balita, sistem kasta yang tinggi, hubungan kelamin antar keluarga
dekat, kebodohan ilmu pengetahuan. Agama dan kehidupan politik yang penuh
kekerasan.
Tahun 571 M lahir sosok pembaharu dari suku terkemuka, Quraisy yaitu
Muhammad bin Abdullah. Beberapa minggu sebeloum kelahirannya, ayahnya
Abdullah telah wafat.ketika berusia 6 tahun, ibunya bernama Aminah meninggal
juga.dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Muthalib dengan penuh kasih sayang. Sosok
Muhammad kecil terkenal memiliki kepribadian jujur, cinta kebenaran dan kasih kasih
sayang, ia mendapat julukan Al-Amin, dapat dipercaya.
Menikah dengan janda kaya raya yaitu Siti Khodijah pada usia 25 tahun.
Kegemaran Nabi Muhammad selain berdagang, juga sering menyendiri / khalwat di
Gua Hira' untuk mendekatkan diri kepada Penciptanya yaitu Tuhan. merenung dan
memikirkan kekacauan serta kemunduran akhlak pada masa itu. Memimpikan
kedamaian dan kebahagiaan. 40 Tahun usianya ketika khalwat di Gua Hira' mendapat
wahyu pertamanya sekaligus menjadi utusan, pembawa risalah Tuhan untuk umatnya
manusia. Nabi Muhammad menciptakan suatu persaudaraan universal, dimana

4
Ulfat Aziz-Us-Samad, Agama-Agama Besar Dunia, Jakarta; Darul Kutub Islamiyah, 1970, hlm. 261
semua orang diperlakukan sama, tak ada perbedaan berdasar warna kulit, ras,
bahasa, kekayaaan, agama maupun jenis kelamin.

B. Hijrah ke Madinah
Berdakwah selama 13 tahun di mekkah, para penguasa zalim terusik dan takut
akan runtuhnya kezaliman dalam selruuh sendi kehidupan. Merencanakan
pembunuhan. Dengan izin Allah Nami Muhammad berhasil hijrah dengan selamat
menuju Madinah. 10 tahun berdakwah membawa perubahan besar pada seluruh
bidang. Dengan kedasyatan pasukan berkepribdian muslim menuju ke Mekkah tanpa
menumpahkan darah dan peperangan. Datang dengan kasih sayang, membawa
slogan "cintailah musuhmu". Akhirnya berhasil menguasai mekkah. Kejadian itu
dikenal dengan "fatkhul mekkah".

C. Pengertian Islam
Pengertian secara bahasa berasal dari beberapa kata,
1. as-salmu "damai" menjadi dasar kata "As-Salam" berarti kedamaian dan
ketentraman.
2. aslama-yuslimu-islaman "taat, patuh, berserah diri / amrohullah, memelihara
dengan keadaan selamat sentosa".
3. salim "sehat raga dan jiwa, bersih dan suci"
4. salam, "selamat, keselamatan, berarti takhiyyatan "penghormatan.
Dapat disimpulkan Islam mengandung arti patuh, tunduk, taat dan berserah diri
kepada Allah dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup secara
zhahir maupun bathin, dunia maupun akhirat. Dilakukan atas kesadaran dan kemauan
diri sendiri, tanpa paksaan atau kepura-puraan, sebagai panggilan "fitrah diri" sebagai
makhluk yang sejak dalam kandungan menyatakan patuh dan tunduk kepada Allah
Subhanahu wata'ala.
Sudut pandang ketatabahasaan kata "Islam" menjadi kebutuhan semua umat
manusia bahkan seluruh makhluk hidup yakni kebahagiaan. Sipapun yang
membutuhkan kebahagiaan dan berusaha mewujudkan kebahagiaan, hakikatnya dia
"Islam". Islam menjadi agama yang sesuai dengan "fitrah" manusia. Secara istilah,
Islam berarti suatu nama agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada
manusia melalui seorang Nabi dan Rasul untuk umat manusia, khususnya melalui
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.

D. Pokok-pokok ajaran Islam


Dasar-dasaratau pokok-pokok ajaran Islam adalah penting, dan tidak bisa
diposahkan antara satu dengan yang lainnya, yakni Akidah, Syari'ah dan Akhlak.
1. Akidah
ْ “ikatan”, at-tautsiiqu ُ‫التَّوْ ِثيْق‬
Akidah berasal dari bahasa Arab: al-‘aqdu ُ‫ال َع ْقد‬

ِ ‫“ ْا‬mengokohkan” atau
“kepercayaan atau keyakinan yang kuat”, al-ihkaamu ُ‫إلحْ َكام‬
“menetapkan”, dan ar-rabthu biquw-wah ُ‫ربْط ُ ِبق َّوة‬
َّ ‫“ ال‬mengikat dengan kuat”. Secara
islitah disebut credo, creed, pengikraran keyakinan dari dalam hati, Jadi pengertian
aqidah adalah urusan yang mengikat wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
menentramkan jiwa, dan menjadi keyakinan yang tidak bercampur dengan keraguan. 5
Pembahasan mengenai Akidah Islam terangkum pada arkanul iman / rukun iman
yang 6, 1) Iman kepada Allah, 2) Iman kepada para Malaikat, 3) Iman kepada Kitab-
kitab, 4) Iman kepada Nabi dan Rasul, 5) Iman kepada Hari kiamat, 6) Iman kepada
Takdir (Qodho' dan Qodar)
Akidah dalam Islam harus berpengaruh ke dalam segala aktivitas yang
dilakukan manusia, sehingga berbagai aktivitas tersebut bernilai ibadah. Dalam
hubungan ini Yusuf al-Qardawi mengatakan bahwa iman menurut pengertian yang
sebenarnya ialah kepercayaan yang meresap di dalam hati, dengan penuh keyakinan,
tidak bercampur dengan keraguan, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup,
tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Dengan demikian akidah Islam bukan lagi
sekedar keyakinan dalam hati, melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi
acuan dasar dalam bertingkah laku dan berbuat yang pada akhirnya akan
membuahkan amal shaleh.

2. Syari'ah
Syariat berasal dari Bahasa Arab, syara’a artinya memulai, mengawali,
memasuki, memahami. Ibnu Manzhur, seorang fuqaha, menjelaskan, syari’at,
syara’, dan musyarra’ah adalah tempat-tempat di mana air mengalir turun ke
dalamnya. Turunan kata Syari'at yaitu syaari'un berarti jalan, tuntunan menunjukan
kepada jalan kebenaran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Syari'at adalah hukum agama
yang menetapkan peraturan hidup manusia.

َ ْ َ َ َ ٰ َ َ َ َ ْ َ َ َّ ُ
َ‫اْل ْمر َف َّات ب ْع ه ا‬
Berikut ini beberapa kata syariat yang ditemukan dalam Al Quran:

ِ ِ ‫ث م ج ع ل ن اك ع ل ى ش ِريع ٍة ِم ن‬
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari
urusan (agama itu)…” (QS. Al-Jatsiyah: 18)
ً ‫ل ُك ٍّل َج َع ْل َن ا م ْن ُك ْم ش ْر َع ًة َوم ْن َه‬
‫اج ا‬ ِ ِ ِ ٍ ِ
“Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang.” (QS. Al-Maidah: 48)
ً‫الس ْب ت ِا ْذ َت ْأ ت ْي ه ْم ح ْي َت ُان ُه ْم َي ْو َم َس ْب ت ه ْم ُش َّرع ا‬
َّ ‫ى‬ ‫ف‬ ‫ن‬َ ُْْ َ ْ
ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ِا ذ ي ع دو‬
“…ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada
mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan
air, …” (QS. Al-A’raf: 163)
َ َ َّ ً ُ ٰ َّ َ َ ٍّ َ ْ ُ َ َ َ َ
َ‫وح ا َوال ِذ ي أ ْو َح ْي َن ا ِإ ل ْي َك‬ ‫الد ِين م ا وص ى ِب ِه ن‬
ِ ‫شرع ل ك م ِم ن‬
“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan -
Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu…”

َ ْ َ ْ َ َ ٍّ َ ْ ُ َ ُ َ َ ُ َ َ ُ ْ ُ َ ْ َ
(QS. Asy-Syura: 13)
َّ
َُ‫الل ه‬ ْ
‫الد ِين م ا ل م ي أ ذ ن ِب ِه‬
ِ ‫أ م ل ه م شركاء شرعوا ل ه م ِم ن‬
5
Drs. Muhammad Alim, M. Ag, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran Dan Kepribadian
Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 2, hlm. 124
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang
mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?”
(QS. Asy-Syura: 21)
Dapat kita simpulkan syari'at dalam arti umum / luas adalah suatu sistem
hukum, Undang-undang dan norma yang mengatur aktifitas manusia supaya terarah
pada kebenaran dan kebaikan, ketentraman dan kedamaian. Dalam arti khusus /
sempit, Syari'at Islam yakni suatu suatu sistem hukum Allah yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia dan alam
sekitar. Syari'at Islam bersumber Al Quran dan hadis serta ijma' ulama'.
Pembahasan Syariat berkaitan dengan ibadah yaitu amalan fisik atau aktifitas
kebaikan / amal shalih sebagai bentuk keimanan kepada Allah yakni berpegang teguh
mengamalkan ajaran Islam yang dibawa para Nabi. Pembahasan Syari'at secara
umum yakni berkaitan dengan rukun Islam yang 5, 1) Syahadat, 2) Sholat, 3) Zakat,
4) Puasa, 5) Haji bagi yang mampu.
Pembahasan syari'at menghasilkan produk dari hasil pemahaman ulama' yaitu
ilmu Fiqih / fiqh, secara bahasa berarti "paham", secara istilah sistem hukum yang
dihasilkan dari ijtihad para mujtahid. Fiqih di bagi dua, pertama, fiqhul ibadah / fikih
ibadah yang membahas tata cara beribadah / ritual hamba dengan Tuhannya.
Contohnya, fikih thaharah / bersuci, fikih sholat, fikih zakat, fikih puasa, fikih haji.
Kedua, fiqhul mu'amalah / fikih mu'amalah yakni aturan Allah yang mengatur
hubungan sesama manusia, dengan benda serta lingkungan. Terbagi menjadi dua
bagian secara umum yaitu, pertama, Al-Qanunul Khas (Hukum perdata), melipiti
mu'amalah / niaga, munakahat / pernikahan, waratsah / warisan. Kedua, AL-Qanunul
'Am (hukum publik), meliputi: Jinayah (hukum pidana), Khilafah (hukum kenegaraan),
jihad (hukum perang dan damai).

3. Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab Khuluq / khuluqun berarti perangai, tabi'at, dan
adat. Juga dari bahasa Arab Kholqun berarti buatan dan ciptaan.6
Ibnu Miskawaih mendefinisikan akhlak sebagai jiwa yang mendorong kepada
tindakan-tindakan tanpa melalui pertimbangan. Sedangkan Al-Ghozali mengatakan
bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, menimbulkan macam-macam
perbuatan tanpa pertimbangan.7
Bidang akhlak mempelajari tentang konsep ihsan. Kata Ihsan berasal dari kata
ahsana – yuhsinu - ihsanan, yang memiliki arti kebaikan, membaguskan, lebih
bermanfaat, lebih indah, kesenangan. Ihsan juga dapat diartikan sebagai
memperbaiki atau menjadikan baik.8
Dalam kamus, kata Ihsan mempunyai bentuk kata-kata dan berbeda makna,
diantaranya:9
1. Hasuna “Menjadi atau tampak sempurna, indah, bagus”

6
Drs. Muhammad Alim, M. Ag. hlm. 151.
7
Drs. H. Zubaidi, M. Pd, Akhlak dan Tasawuf, (Jogjakarta: Lingkar Media, 2015), hlm. 2.
8
A.W. Munawwir, Kamus al- Munawwir Arab- Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), hlm. 265.
9
Syekh Muhammad Hisyam Kabbani, Tasawuf dan Ihsan Antivirus Kebatilan dan Kezaliman, ( Jakarta : As-
Sunna Foundation of America, 1998 ), hlm. 31.
2. Ihsanan “(Berbuat secara) sempurna”
3. Ahsana “Ia melakukan suatu kebaikan yang besar”
4. Ihsan “Kebaikan”
5. Husna “Hadiah” atau “balasan baik”
6. Hasan “Sempurna, indah, bagus”
7. Hisanun “Sesuatu yang indah sempurna”.

Berbuat baik di dalam Al-Qur‟an telah dikatakan ada 2 bentuk, yaitu informasi
dan perintah. Informasi yang dimaksud menggunakan kata ya‟muru yang berarti
memerintahkan, dalam firman Allah surat An-Nahl: 90
َ ْ ْ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ّٰ َّ
..‫ان‬
َ ِ ‫اْلحس‬
ِ ‫ِان الله يأمر ِبالعد ِل و‬
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan...”
Sedangkan dalam bentuk perintah, Al-Qur‟an menggunakan dua macam, yaitu
verba perintah, dalam firman Allah surat Al-Qashas: 77
َ ْ َ ُ ّٰ َ َ ْ َ ٓ َ َ ْ ْ َ َ
...‫ك‬
َ ‫واح ِسن كما احسن الله ِالي‬...
"Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu"
Ihsan yang merupakan aspek ketiga dari pokok agama islam, dikenal sebagai
aspek rohani. Aspek ini dimaksudkan demi membangunkan kesadaran manusia
tatkala ia hendak menghubungkan bagian pertama dan kedua, serta memperingatkan
bahwa Allah senantiasa datang dan mengawasinya. Ia harus memperhitungkan hal
ini apabila berfikir dan melangkah. Ketika ia tidak dapat melihat Allah sebab tidak ada
seorang pun yang bisa melihat-Nya di kehidupan ini. Seorang muslim wajib terus
menumbuhkan dan melindungi kesadaran dalam hatinya bahwa Allah ada dan selalu
melihatnya. Ia perlu sadar bahwa Allah melihat kapan saja dan sampai-sampai hal
terkecil dari amalan dan keyakinan. Sedemikian itu, ia akan mendapat keadaan
sempurna, suatu keadaan apabila ia merasakan kegembiraan rohani dan cahaya
pengetahuan yang langsung dikasih Allah ke dalam hatinya.10

KETERPADUAN AQIDAH-SYARI'AH DAN AKHLAK


Pokok ajaran Islam, Aqidah-Syari'ah-Akhlak merupakan satu kesatuan
tahapan mendasari kita beramal / beribadah. Ketiganya saling terkait untuk
meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita dihadapan Allah. Memurnikan niat yang
hanya dan untuk kepada Allah Subahanahu wata'ala. Pada praktiknya, antara Aqidah,
Syari'ah dan Akhlak membutuhkan metode supaya kita mampu mensinergikan ketiga
dasar atau pokok ajaran Islam, yakni: pertama, ikhtiyar Zhohiriyah / ritual, kedua,
ikhtiyar bathiniyah / spiritual.
Pertama, ikhtiyar zhohiriyah / ritual yakni melaksanakan perintah Allah atas
petunjuk nabi / sunnah serta ijma' ulama' dengan tiga tahapan yang saling terkait,
yakni 1) Muhasabah, "instropeksi diri", sudahkan ibadah kita sesuai tuntunan?,
sudahkah niat hanya untuk Allah?. muhasabah diri menjadi sebagaimana dalam QS.
Al-Hasyr: 18, " Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan

10
Syekh Muhammad Hisyam Kabbani, Tasawuf dan Ihsan Antivirus Kebatilan dan Kezaliman, hlm. 34.
hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap
apa yang kamu kerjakan.”. 2) Mujahadah, "bersungguh-sungguh" dengan daya
kemampuan dan kesadaran untuk melakukan kebaikan karena Allah, 3) Muroqobah,
"senantiasa dekat" dan merasakan kehadiran serta diawasi Allah. sebagaimana
dalam QS. Qaf: 16 "Dan kami dekat kepada dia daripada urat nadinya". Imam Al-
Ghozali memaknai muroqobah sama dengan ihsan "merasa melihat Allah, bila tidak
mampu merasa diawasi Allah".
Kedua, Ikhtiyar bathiniyah / spiritual. Tidak cukup kita hanya memperbanyak
ibadah, berikutnya bagaimana ibadah tersebut betul-betul menguatkan spiritual kita
kepada Allah. sehingga mampu merasakan keagungan Allah yang nyata. Maka
langkah-langkahnya yakni: 1) Takholli, 2) Tahalli, 3) Tajalli

Berikut nasyid / lagu kisah perjalanan Nabi Muahammad Shallallahu 'alaihi


wasallam,

‫غناء قصة الرسول‬


‫لدي‬
ْ ‫يف لَيَال الْ َم ْو‬
ْ ‫راَ َحة االطْيَ ُار تَ ْش ُد ْوا‬
Rohatil athyaru tasydu, fi (bi) layaa lil maulidi,
(Burung-burung berkicauan teramat bahagia
di malam kelahiran Baginda Nabi SAW)

‫من َم َعاىن اَ ْْحَد‬


ْ ‫دوا‬
ْ ‫النور يَْب‬
ْ ‫َوبَريْ ُق‬
wa bariqunnuri yabdu, min ma’aani Ahmadi
(Dan kilatan cahaya terpancarkan penuh makna-makna dari Ahmad,
yakni Baginda Nabi SAW)

Abdullah nama ayahnya. Aminah ibundanya..


Abdul Muthallib kakeknya. Abu Thalib pamannya..
Khadijah istri setia. Fathimah putri tercinta.
Semua bernasab mulia. Dari Quraisy ternama.
Inilah Kisah Sang Rasul, yang penuh suka duka..2x
Yang penuh suka duka..2x

Dua bulan di kandungan. Wafat ayahandanya..


Tahun gajah dilahirkan. Yatim dengan kakeknya..
Sesuai adat yang ada. Disusui Halimah..
Enam tahun usianya. Wafat Ibu tercinta..
Inilah kisah sang Rasul.. yang penuh suka duka..2x

Delapan tahun usia. Kakek meninggalkannya.


Abu thalib pun menjaga. Paman paling membela.
Saat kecil menggembala. Dagang saat remaja.
Umur dua puluh lima. Memperistri Khadijah.
Inilah kisah sang Rasul.. yang penuh suka duka..2X

Di umur ketiga puluh. Mempersatukan bangsa.


Saat peletakan batu. Hajar aswad mulia.
Genap empat puluh tahun. Mendapatkan isyarah.
Ia pun menjadi Rasul. Akhir para Anbiya.
Inilah kisah sang Rasul. yang penuh suka duka..2X

Anda mungkin juga menyukai