Ada 3 padanan kata yang semakna, yaitu : religi, ad-din dan agama.
Menurut Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas, Ad-din berisi hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia. Sedangkan Religi dan Agama
hanya berisi hubungan manusia dengan Tuhan saja.
Zainal Arifin Abbas berpendapat bahwa Ad-Din (memakai Alif Lam Ta’rif) hanya ditujukan kepada agama Islam saja
Secara Etimologis :
- Jalan yang menunjukkan dari mana, bagaimana dan hendak kemana hidup manusia di dunia ini.
Religi berasal dari kata religie (Bahasa Belanda), atau religion (Bahasa Inggris), yang mempunyai pengertian
“Keyakinan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia
Sedangkan Ad-Din berasal dari Bahasa Arab, yang berarti ; “Undang-undang atau hukum yang harus ditunaikan oleh manusia dan mengabaikannya berarti hutang yang
akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapatkan hukuman atau balasan jika ditinggalkan”. Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat diambil pengertian bahwa
Agama, Religi atau Din adalah :
1. Jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman
2. Bahwa jalan tersebut berupa aturan, atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan
ditaati.
3. Aturan tersebut ada, tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia, masyarakat dan budaya.
Sedangkan Anshari mengatakan ketiga kata tersebut memiliki makna yang sama :
Agama, din, religion adalah satu sistem credo
Agama juga adalah sistem ritus
Agama juga satu sistem norma
Sigmund Freud berpendapat, dia tidak mene-mukan suatu alasan untuk percaya adanya Tuhan, sehingga dia menganggap ritual keaga-maan tidak punya arti dan
manfaat apapun dalam kehidupan ini.
Setelah mengadakan penyelidikan ilmiah yang mendalam, akhirnya ia sampai pada pemahaman bahwa problem ilmiah yang besar tidak dapat dipecahkan kecuali
dengan mengakui adanya Tuhan.
فطرت هللا التى فطر النا س عـليها, فأقم وجهك للدين حنيفا
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah). (Tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu”.(Qs.Ar-Rum:30)
norma tertentu
- Norma-norma tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan agama yang dianutnya
- Agama memberikan kemantapan batin, rasa bahagia, rasa terlindungi, rasa sukses & rasa puas
- Agama dapat mendorong individu melakukan sesuatu aktivitas, karena perbuatan yang dilatar belakangi keyakinan agama dinilai memiliki unsur kesucian dan
ketaatan
a. Fungsi Edukatif; ajaran agama yang mereka anut memberikan ajaran-ajaran yang harus dipatuhi; ajaran agama berfungsi menyuruh dan melarang. Dan
karena unsur suruhan dan larangan ini telah membimbing pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan baik menurut ajaran agama masing-
masing;
b. Fungsi Penyelamat; keselamatan yang diberikan mencakup dua alam, yakni dunia dan akhirat.
c. Fungsi Pendamaian; melalui tuntunan agama orang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian batin, misalnya dengan
cara bertobat, pencucian atau penebusan dosa;
d. Fungsi Social Control; ajaran agama yang berfungsi sebagai norma dapat menjadi pengawasan sosial secara individu maupun kelompok;
e. Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas; secara psikologis penganut agama yang sama akan merasa memiliki kesamaan dan satu kesatuan; hal ini akan
membina rasa solidaritas yang bahkan dapat mengalahkan rasa kebangsaan;
f. Fungsi Transformatif, ajaran agama dapat merubah seseorang/kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya;
g. Fungsi Kreatif; ajaran agama mendorong seseorang/kelompok untuk bekerja produktif bukan saja untuk kepentingan pribadi maupun orang lain,
melakukan inovasi dan penemuan baru;
h. Fungsi Sublimatif; ajaran agama men-sucikan segala usaha manusia, selama tidak bertentangan dgn norma agama, bila dilakukan dengan tulus lillahi
ta’ala maka termasuk ibadah.
Dalam kepustakaan hukum Islam, sumber hukum Islam sering pula disebut dengan dasar hukum atau dalil hukum
Dalam Al Quran Surat An Nisa : 59 disebutkan bahwa setiap muslim wajib mengikuti kehendak Allah, kehendak Rosul dan kehendak ulil ‘amri yakni orang yang
mempunyai “kekuasaan” berupa ilmu pengetahuan untuk mengalirkan ajaran
hukum Islam dari dua sumber utamanya yakni Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad saw Ketika Rosulullah mengutus Mu’adz bin Jabal menjadi gubernur di
Yaman, beliau bertanya kepadanya, “Dengan pedoman apa engkau akan memutus sesuatu urusan ?”
Jawab Muadz : dengan kitabullah
Tanya Rosul : kalau tidak ada dalam Al Quran?
Jawab Muadz : dengan sunnah Rosulullah
Tanya Rosul : kalau dalam sunnah juga tidak ada?
Jawab Muadz : saya berijtihad dgn pikiran saya
Sabda Rosul : Maha suci Allah yang telah mem-berikan bimbingan kepada utusan Rosul-Nya, dengan satu sikap yg disetujui Rosul-Nya. (HR Abu Dawud dan Turmudzi)
2. Sunnah Nabi pun sepanjang tentang muamalat, pada umumnya hanya mengandung kaidah-kaidah umum yang harus dirinci kembali lewat akal pikiran
manusia yang mampu berijtihad
3. hakim tidak boleh menolak untuk menyelesaikan masalah atau sengketa dengan alasan bahwa hukumnya tidak ada. Ia wajib memecahkan masalah
tersebut dengan cara berijtihad melalui berbagai metoda.
1. Hukum I’tiqadiyah yaitu: hukum yang mengatur hubungan rohaniah manusia dengan Allah swt, dan hal-hal yang berkaitan dengan keimanan. Hukum ini
tercermin dalam rukun iman.
2. Hukum Amaliyah : yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia dengan Allah swt, antara sesama manusia, serta manusia dengan
lingkungannya. Hukum Amaliah ini tercermin dalam rukun Islam dan disebut hukum syara/syariat
3. Hukum Khuluqiyah yaitu hukum yang berkaitan dengan hukum moral manusia dalam kehidupan, baik sebagai mahluk individual atau makhluk sosial.
Adapun yang mempelajarinya disebut Ilmu Akhlak atau Tasawuf
Al quran terdiri dari 114 surat; 91 surat turun di Makkah dan 23 surat turun di Madinah. Surat yang turun di Makkah dinamakan Makiyyah, pada
umumnya suratnya pendek-pendek, menyangkut prinsip-prinsip keimanan dan akhlak, ditujukan kepada manusia. Sedangkan yang turun di Madinah
disebut surat Madaniyyah. Pada umumnya surat madaniyyah panjang-panjang, menyangkut peraturan-peraturan yang mengatur hubungan seseorang
dengan Tuhan dan seseorang dengan sesamanya.
Ayat-ayat Al quran ada yang muhkamat dan ada pula yang mutasyabihat.
Muhkamat adalah ayat yang mudah diketahui maksudnya, sedangkan mutasyabihat hanya diketahui maksudnya oleh Allah
Muhkamat adalah ayat yang hanya mengandung satu segi,sedangkan mutasyabihat mengandung banyak segi.
Muhkamat adalah ayat yang maksudnya dapat diketahui secara langsung, tanpa memerlukan keterangan lain, sedangkan mutasyabihat memerlukan
penje-lasan dengan merujuk kepada ayat-ayat lain.
a. Surat Al Baqarah 2
Artinya : Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (QS. Al Baqarah : 2)
b. Al Ikhlas ayat 1
a. Al Baqarah ayat 1
b. Thaha ayat 5
Artinya : (yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas 'Arsy. (QS. Thaha : 5)
c. Al Fath ayat 10
Pengertian hadits identik dengan sunnah yg secara etimologis berarti jalan atau tradisi.
Hadis atau sunah adalah ucapan, perbuatan, dan persetujuan Rasulullah Muhammad saw. Dari definisi tersebut hadits terbagi atas 3 (tiga) jenis:
1.Hadis Qouliyah, yaitu hadis yang didasarkan atas segenap perkataan dan ucapan Nabi saw.
2. Hadis Fi’liyah, yaitu hadis yang didasarkan atas segenap perilaku dan perbuatan Nabi saw.
3. hadis Taqririyah,yaitu hadis yang disandarkan pada persetujuan Nabi saw atas apa yang dilakukan para sahabatnya. Nabi membiarkan penafsiran dan perbuatan
yang dilakukan sahabatnya atas hukum Allah dan Rasul-Nya. Diamnya Rasul menandakan kesetujuannya.
Apabila sunnah tidak berfungsi sbg sumber hukum, maka kaum muslim akan mengalami kesulitan dalam hal cara shalat, kadar dan ketentuan zakat, cara
haji dll. Sebab ayat Al Quran dalam hal tsb hanya berbicara secara global dan umum, sedangkan penjelasan terperinci ada pada sunnah Rosulullah.
Jenis/Macam Hadits
1. SAHIH adalah hadits yg diriwayatkan oleh perawi yang adil yaitu orang yg senantiasa berkata benar dan menjauhi perbuatan terlarang, mempunyai
ketelitian yang sempurna, sanad (mata rantai yang meng-hubungkan) bersambung sampai kepada Nabi Muhammad, tidak mempunyai cacat dan tidak
pula berbeda dengan periwayatan orang-orang yang terpercaya.
2. . HASAN yaitu hadits yg diriwayatkan oleh perawi yang adil namun kurang teliti, sanadnya bersambung sampai kepada Nabi Muhammad saw, dan tidak
pula cacat.
3. 3. DA’IF atau LEMAH yaitu hadits yg tidak memenuhi persyaratan seperti halnya hadits sahih dan hasan.
Al Quran nilai kebenarannya adalah qath’i (mutlak), sedangkan hadits adalah zhanni (kecuali hadits mutawatir)
Seluruh ayat Al Quran mesti dijadikan pedoman hidup tetapi tidak semua hadits mesti kita jadikan pedoman hidup.
Al Quran sudah pasti autentik lafaz dan maknanya sedangkan hadits tidak.
Menurut sebagian besar ulama, ada 7 kitab hadits yang terbaik yaitu :
1.Shahih Bukhari
2.Shahih Muslim
3.Sunan Abu Dawud
4.Sunan Nasa’I
5.Sunan Tirmidzi
6.Sunan Ibnu Majah
7.Musnad Imam Ahmad
a. Pengertian
Hukum Taklifi menurut bahasa berarti hukum pemberian beban
b. Macam-macam hukum taklifi antara lain :
c. Al-Ijab (Wajib) yaitu tuntunan secara pasti dari syariat untuk dilaksanakan, tidak boleh ditinggalkan, karena orang yang meninggalkannya dikenai
hukuman. Al-Ijab mengandung hukum fardu’ain, seperti puasa ramadhan, sholat lima waktu, atau fardu kifayah, seperti mengurus jenazah.
d. An-Nadb (Mandub/Sunat) yaitu tuntunan dari syariat untuk melaksanakan suatu perbuatan yang apabila dikerjakan pelakunya mendapatkan pahala,
tetapi apabila tidak dikerjakan pelakunya tidak mendapat siksa. An-nadb mengandung hukum sunnah ‘ain, seperti sholat sunnah rawatib, dan sunnah
kifayah seperti mendoakan seorang muslim yang sedang bersin dengan mengucap yarhamukallah.
e. Al-Karahah (makruh) yaitu sesuatu yang dituntut syar’i kepada mukallaf untuk meninggalkannya dalam bentuk tuntunan yang tidak pasti. Al-karahah
mengandung hukum makruh, seperti Minum air sambil berdiri
f. At-tahrim (haram) yaitu tuntunan syar’i untuk tidak mengerjakan suatu perbuatan dengan tuntunan yang pasti. Bentuk hukum At-tahrim adalah haram,
seperti meminum minuman keras, mencuri.
g. Al-Ibahah (Mubah) yaitu firman Allah SWT yang mengandung pilihan untuk melakukan suatu perbuatan atau meninggalkannya. seperti makan
makanan halal (nasi, sayur buah).
Hukum Wadh’i terbagi ke dalam :sebab, syarat mani’(penghalang), azimah, dan rukshah.
1. Sebab, yaitu suatu keadaan atau peristiwa yang dijadikan sebagai sebab adanya hukum, dan tidak adanya keadaan atau peristiwa itu menyebabkan tidak adanya
hukum. Sebagai contoh: melihat hilal di awal bulan Ramadan menyebabkan wajibnya berpuasa. Juga diperbolehkan mengqashar shalat saat berada dalam
perjalanan (musafir)
2. Syarat, yaitu sesuatu yang dijadikan syar’i, sebagai pelengkap terhadap perintah syar’i, tidak syah perintah syar’i kecuali dengan adanya syarat tersebut. Sebagai
contoh adanya wudhu menjadi syarat sahnya shalat.
3. Mani’, yaitu suatu keadaan atau peristiwa yang ditetapkan syar’i menjadi penghalang bagi adanya hukum atau membatalkan hukum, sebagai contoh Najis yang
ada di badan atau pakaian menjadi penghalang sah sholat.
4. Azimah ialah peraturan Allah SWT yang asli dan tersurat pada nas (Al-Qur’an dan Hadis) dan berlaku umum. Contohnya kewajiban sholat lima waktu, haramnya
memakan bangkai, daging babi.
5. Rukhsah yaitu ketentuan yang di syariatkan oleh Allah SWT sebagai keringanan yang diberikan kepada mukalaf dalam keadaan-keadaan khusus. Contohnya
diperbolehkan makan bangkai dalam keadan darurat, meskipun pada dasarnya makan bangkai haram hukumnya.
• Akar kata I’jaz berasal dari mashdar kata bahasa Arab a’jaza-yu’jizu-i’jazan yang bererti “melemahkan.”
أْمٌر َخ اِرٌق ِلْل َعاَد ِة ُمْق َتِرٌن ِبالَّتَح ِّدى َساِلٌم َع ِن ْالُمَعاَرَضِة
• Sesuatu dapat dinilai sebagai mukjizat apabila memiliki unsur:
– Mengandungi tantangan terhadap yang meragukan kenabian untuk mengungguli atau setidaknya menyamai kemampuan yang
dimilikinya.
Bentuk Mukjizat
• Mukjizat jenis ini muncul pada seorang nabi dalam bentuk fisik yang mengisyaratkan adanya kekuatan di luar nalar.
• Contoh: mukjizat laut yang dibelah oleh Nabi Musa, tongkat Nabi Musa menjadi ular, api menjadi dingin dalam kasus Nabi
Ibrahim dan lainnya.
• Mukjizat ini muncul dalam bentuk makna yang bersifat intelektual dan rasional.
• Mukjizat al-Qur’an:
– Bersifat non-fisik (ma’nawiyah), terjaga, abadi dan berkelanjutan, sehingga sampai sekarang masih banyak temuan-temuan tentang
mukjizat Al-Quran.
– Mengarah pada keterbukaan hati dan akal, sehingga pengaruhnya akan bertahan lama. Sesuai dengan konteks dakwah sekaligus untuk
mendukung atau membuktikan kebenaran risalah dan kenabian Muhammad Saw.
– Berkisar pada peristiwa yang bisa dilihat oleh panca indera semata.
– Di luar konteks dakwah, dan hanya untuk mendukung atau pembuktiaan utusan Allah Swt. Contohnya menghidupkan orang mati, tongkat
menjadi ular dan lainnya, tidak berhubungan dengan materi kitab Taurat dan Injil.
• Bangsa Arab dikenal memiliki tata bahasa yang tinggi nilai keindahannya (balaghah), sangat baik dalam menyampaikan penjelasan penjelasan (al-bayan),
sangat serasi dalam menyusun kata-kata, kelancaran logika, serta ketinggian dalam bahasa dan sastra.
• Al-Quran menantang mereka dalam empat tahap, namun mereka tidak mampu melakukannya, yaitu:
4. Membuat satu surat yang kurang lebih sama dengan al-Qur’an. Qs. Al-Baqara/2: 23
• { ُقل َّلِئِن اْج َتَم َعِت ْاِإل نُس َو اْلِج ُّن َع َلى َأن َيْأُتوا ِبِم ْثِل َهَذ ا اْلُقْر َء اِن َالَيْأُتوَن ِبِم ْثِلِه َو َلْو َك اَن َبْعُضُهْم ِلَبْع ٍض َظِهيًر اQs. Al-Isra’/17: 88}
• { َأْم َيُقْو ُلْو َن ْافَتَر اُه ُقْل َفْأُتْو ا ِبَعْش ِر ُس َوٍر ِم ْثِلِه ُم ْفَتَر َياٍت َو اْدُع ْو ا َمِن اْس َتَطْع ُتْم ِم ْن ُد ْو ِن ِهللا ِإْن ُكْنُتْم َص اِدِقْيَنQs. Hud/11: 13 }
• { َأْم َيُقوُلوَن اْفَتَر اُه ُقْل َفْأُتوا ِبُس وَر ٍة ِّم ْثِلِه َو اْدُعوا َمِن اْس َتَطْع ُتم ِّم ن ُدوِن ِهللا ِإن ُكنُتْم َص اِدِقيَنQs. Yunus/10: 38}
• { َو ِإن ُكنُتْم ِفي َرْيٍب ِم َّم ا َنَّز ْلَنا َع َلى َع ْبِد َنا َفْأُتوا ِبُس وَرٍة ِم ن ِّم ْثِلِه َو اْدُعوا ُش َهَدآَء ُك م ِّم ن ُدوِن ِهَّللا ِإن ُكنُتْم َص اِدِقيَنQs. Al-Baqara/2:
23}
• I’jaz Tarikhiy
Sejarah generasi masa lampau.
• Diantara hal-hal yang mencengangkan akal dan tak mungkin dicari penyebabnya selain bahwa al-Quran adalah wahyu Allah, adalah:
– Undang-undang yang paling lurus bagi kehidupan yang dibawa al-Quran untuk mengatur kehidupan manusia yang mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia.
– Meskipun banyak aturan hukum dari Al-Quran yang secara 'kasat mata' terlihat tidak adil, kejam dan sebagainya, tetapi sesungguhnya di
balik itu ada kesempurnaan hukum yang tidak terhingga.
• Hukuman Hudud bagi pelaku Zina, Pencurian, dsb (QS An-Nur: 2-3)
• Mukjizat: Peristiwa luar biasa (Khawariq 'Adah) yang terjadi atau terdapat pada seorang nabi sebagai tanda atau kegimitasi kenabiannya, dan orang
biasa lainnya tidak mampu melakukannya.
• Karomah: Sebuah peristiwa luar biasa yang terjadi pada diri seseorang yang dekat kepada Allah, seperti para Wali, para ulama sebagai bukti bantuan
Allah bagi seseorang yang berdakwah di jalan Allah. Dan karomah ini bukan sesuatu yang dicari dengan sengaja oleh yang bersangkutan (bil Kasb)
• Ma'unah; Kemampuan di atas rata-rata yang diberikan kepada seseorang sholeh yang taat beribadah, namun bukan seorang wali atau ulama.
Kemampuan ini diperoleh dengan mencari (bil kasb), misalnya dengan berpuasa atau latihan ruhani lainnya, ataupun datang dengan sendirinya (bighori
Kasb)
• Istidraj (tipu daya Syetan): Kemampuan seseorang di batas kewajaran dan orang ini bukan termasuk ulama, bukan pula orang soleh, melainkan seorang
pendurhaka ataupun orang yang sering berbuat maksiat.
– Mu’jizat al-Qur’an ada pada keseluruhan al-Qur’an, tidak dapat dibagi-bagi. Tetapi, menurut paham ini, mu’jizat al-Qur’an tidak secara
independen melekat pada al-Qur’an, melainkan karena ada campur tangan Allah SWT.
– Jadi, menurut paham al-sharfah, al-Qur’an mengandung mu’jizat sehingga tidak dapat ditandingi oleh orang-orang kafir karena Allah SWT
memalingkan mereka untuk membuat yang serupa dengan al-Qur’an sebagai tandingan. Jika tidak karena Allah memalingkan mereka untuk
membuat yang serupa dengan al-Qur’an, niscaya mereka mampu melakukannya.
• Dalam al-qur’an kata tuhan disebut dengan kata “ilah” dipakai untuk menyatakan berbagai objek yang dibesarkan atau dipentingkan oleh manusia, Al-
Jatsiyah: 23, Al Qashash: 38
ntingkan oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya untuk dikuasai olehnya.
Dipuja
Dicintai
Pengetahuan manusia tentang tuhan berdasarkan evolusi pemikiran dari kepercayaan yang sangat sederhana lama kelamaan meningkat menjadi sempurna.
Teori ini disebut dengan teori EVOLUSIONISME
TEORI EVOLUSIONISME
PEMIKIRAN TENTANG TUHAN
• Dinamisme, meyakini bahwa pada benda-benda tertentu mempunyai kekuatan namanya bermacam-macam mana (malanesia) tuah (melayu), syakti
(India)
• Animisme, meyakini adanya peran roh dalam kehidupannya yang bisa membuat bahagia atau celaka maka roh-roh tersebut perlu mendapat advis
diantaranya melalui para dukun
• Politeisme kepercayaan animisme dinamisme lama-lama tidak membuat kepuasan karena terlalu banyak roh, kemudian roh yang dianggap mempunyai
kelebihan disebut sebagai dewa.
• Henoteisme, satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan tuhan, namun masih mengakui tuhan bangsa lain.
Informasi tentang asal-usul kepercayaan kepada tuhan antara lain terdapat pada : Al-Anbiya :92,
Al Maidah :72,
Al-Baqarah : 255,
Al-Ikhlas : 1-4
Tauhid adalah…
• Meyakini bahwa Tuhan hanya satu yakni Allah; hanya Dia yang kita sembah
• Meyakini bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan hanya kepadaNya kita menyembah (patuh, taat, berharap, dst)
Tauhid Rububiyah Meyakini bahwa hanya Allah Tuhan yang berhak disembah, yang menciptakan dan memelihara alam semesta, yang maha kuasa menentukan nasib
segala sesuatu. Tidak ada sekutu bagi Allah dalam kekuasanNya dan hal-hal diatas
Meyakini hanya Allah lah Tuhan seluruh mahluk, pemberi rizki mereka, pemberi musibah, pemberi manfaat/ keselamatan/kesenangan. Tidak ada yang mampu
memberi manfaat atau menolak musibah tanpa izinNya.
Tauhid Uluhiyah
• Adalah berperilaku mengesakan Allah dalam berbagai bentuk perbuatan yang disebut ibadah.
• Menyembah, mengabdi, taat, patuh, menghamba, meminta, bergantung hanya kepada Allah
• Menyekutukan Allah;
• Melakukan suatu perbuatan (hati, lisan, maupun fisik) yang seharusnya ditujukan hanya kepada Allah.
Syirik keyakinan (tersembunyi) misalnya: meyakini Tuhan lebih dari satu, riya’ (pamer), meyakini Tuhan selain Allah, meyakini kesembuhan berasal dari dokter,
meyakini ada yang maha kuasa selain Allah
Syirik perbuatan (nampak) misalnya: menyembah matahari, patung, pohon, minta tolong pada dukun (jin/setan), memiliki dan meyakini jimat.
Syirik besar,
b. Tersembunyi; berdo’a di makam orang besar dan meminta agar mereka melariskan dagangan, menyembuhkan penyakit, menghindarkan dirinya dari bencana,
dsb.
Syirik kecil, seperti: riya’ (pamer), bersumpah dengan nama selain Allah, berkurban untuk selain Allah, sihir, ramalan.
Hukum syirik,
• Syirik atau menyekutukan Allah hukumnya dosa besar, bahkan merupakan dosa yang paling besar.
• Hukum syirik besar: bila pelakunya hingga mati tidak bertaubat, maka ia akan ada di neraka selamanya.
• Hukum syirik kecil: bila sampai meninggal tidak bertaubat, dikhawatirkan ia mati dalam keadaan kufur.
1. Mempelajari berbagai ilmu Agama Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan Hadits.
a. Amalan Hati - Menjaga kesucian hati; isi dengan sabar dan tawakkal. dan membersihkannya dari sifat-sifat buruk; serakah, kikir, hasud dll
b. Amalan Lidah- Perbanyak membaca Al Qur’an, tasbih, tahmid, takbir, tahlil, sholawat Nabi dan istighfar.
c. Amalan anggota tubuh - Sholat lima waktu berjamaah, bersedekah, ibadah haji.
”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (menyembah) kepada-KU.” (Q.S. Adz-dzariyat : 56)
Menjadi Khalifah fil Ard dan Tidak Berbuat Kerusakan di Muka Bumi
Tugas manusia adalah menjadi khalifah di muka bumi. Khalifah sendiri bisa bermakna pemimpin.
2.1. Manusia Menjadi Pemimpin-Pengelola diMuka Bumi
Bentuk pengabdian manusia kepada Allah salah satunya adalah menjadi Khalifah fil Ard. Khalifah artinya adalah pemimpin. Tugas pemimpin adalah mengelola dan
memperbaiki agar hal yang diatur dan dipimpinnya menjadi baik.
Keadilan dan hak-hak manusia perlu dijaga keseimbangannya oleh umat manusia. Menjadi khalifah fil ard bukan hanya mengurus alam, melainkan juga
memperhatikan hak-hak hidup orang lain dan berlaku adil. Hal ini menjaga kedamaian di muka bumi.
Kehidupan di dunia adalah sementara. Dunia bukan tujuan akhir dari kehidupan manusia. Kehidupan sejati adalah di Akhirat nanti. Untuk itu Allah senantiasa
menyuruh melakukan kebaikan untuk mendapatkan pahala akhirat, menyampaikan kebahagiaan surga dan penderitaan neraka, serta memotivasi di setiap ibadah dan
perilaku kebaikan dengan balasan pahala akhirat. Allah menuntun manusia menuju akhirat dengan membe-rikan petunjuk agama. Fungsi agama adalah untuk
menuntun manusia agar tidak terlena dengan kehidupan sementara (dunia) dan senantiasa mengejar akhirat.
“Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha kuasa atas
segala sesuatu” (QS Al Baqarah : 148)
Manusia yang tidak tahu tujuan diciptakannya maka hidupnya akan terombang ambing dan tidak jelas arah kemana dia akan berjalan. Untuk itu, manusia yang
menyadari tujuan hidupnya :
1. Ia akan mengarahkan jalannya pada jalan keselamatan bukan jalan yang menyengsarakan.
2. Selain itu ia tidak akan berlaku sombong dan angkuh di muka bumi. Sifat sombong adalah sifat yang buruk, karena orang sombong tidak pernah mengevaluasi diri
dan bertafakur.
Pengertian ibadah
ETIMOLOGI (BAHASA)
KATA AL-'IBÂDAH BERASAL DARI SATU AKAR KATA YAITU 'ABIDA YANG BERARTI TAAT ATAU TUNDUK
TERMINOLOGI (ISHTILAHAN)
الِع باَد ُة ِهَي إْس ٌم جاِمٌع ِلما ُيِح ُّبُه هللاُ َو َيْر ضاُه َقْو ًال َو ِفْع ًال َج ِلّيًا َك اَن َأْو َخ ِفّيًا
BERBAGAI MACAM BENTUK AKTIVITAS MANUSIA YANG DICINTAI DAN DIRIDHAI ALLAH, BAIK BERUPA PERKATAAN MAUPUN PERBUATAN YANG
DILAKUKAN SECARA TERANG-TERANGAN MAUPUN TERSEMBUNYI
Dasar Hukum
َو ما أْر َس ْلنا ِم ْن َقْبِلَك ِم ْن َر ُسْو ٍل إّال ُنْو ِح ى إَلْيِه أَّنُه َال إلَه إَّال أَنا َفاْعُبُد ْو ِن
Dan tidaklah kami utus rasul sebelummu melainkan kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada tuhan melainkan aku, maka sembahlah aku (al-anbiya'
[21]: 25).
َو َلَقْد َبَعْثَنا ِفى ُك ِّل ُأَّم ٍة َر ُسْو ًال َأِن اْعُبُد ْو ا َهللا َو اْج َتِنُبْو ا الَّطاُغ ْو َت
Dan sungguh telah kami utus pada setiap umat itu seorang rasul yang menyeru mereka supaya menyembah allah dan menjauhi thaghut (sesembahan
selain allah). (Al-nahl [16]: 36)
َو َم ا َخ َلْقُت اْلِج َّن َو اِإل ْنَس إّال ِلَيْعُبُد ْو ِن َم ا ُارْيُد ِم ْنُهْم ِم ْن ِر ْز ٍق َو َم ا ُاِر ْيُد َاْن ُيْط ِع ُم ْو ِن
Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya menyembah kepada-ku. Aku tidak menghendaki rejeki dari mereka dan tidak pula agar
mereka memberi-ku makan. (Al-dzariyah [51]: 56-57)
Ibadah Mahdhah berarti peribadatan yang sudah ditetapkan tata cara serta aturan-aturannya yang meliputi syarat, rukun, sunat dan hal-hal yang
dimakruhkan serta membatalkan.
Ibadah Ghairu Mahdhah adalah ibadah dalam pengertian yang luas karena tidak ditentukan tata cara atau aturannya secara baku sebagaimana halnya
ibadah mahdhah
BILLAH, Pelaksanaan ibadah seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad saw. (ittiba’).
URGENSI IBADAH
Ibadah adalah wujud cinta dan bentuk kepatuhan hamba kepada al-khaliq
Ibadah membawa hamba kepada ketenangan hidup (pikir, batin dan memberi kepuasan dari dahaga spiritual dengan jalan yg benar)
Ibadah adalah upaya mencari cinta allah dan terlepas dari murka-Nya.
TUJUAN IBADAH
TAQWA, Membentuk manusia yang bertakwa. Jika tidak, tinjau kembali kebenaran niat & pelaksanaan ibadahnya.
“ Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa” (Q. Al Baqarah : 21)
“Dan di antara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari ridha Allah dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya (Q. Al
Baqarah : 207)
Furqan, yaitu pembeda antara yang haq dan yang bathil. (Q.S. Al Anfal : 29)
1. Jika kamu berbuat maksiat kepada Allah, maka janganlah kamu MEMAKAN rizki-Nya.
3. Kalau mau berbuat maksiat, carilah tempat yang tersembunyi, yang TIDAK DAPAT DILIHAT oleh-Nya.
4. Kalau malaikat maut mau mencabut nyawamu, katakanlah kepadanya, TUNDALAH KEMATIANKU, aku mau bertaubat dulu serta beramal soleh.
5. Kalau malaikat akan mengirimmu ke neraka di hari kiamat nanti, JANGANLAH ENGKAU IKUTI dia.