Anda di halaman 1dari 5

Tugas Rangkuman Bab I dan II

Desita Dwi R

BAB I

Pembahasan mengenai manusia dan agama tentunya memiliki keterkaitan satu sama
lain. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pandangan mengenai manusia yang tercantum
dalam Al Qur’an. Dalam kitab suci Al Qur’an, terdapat dua kata yang memiliki arti manusia
yaitu kata insan dan basyar (Shihab, 1996: 277). Kata insan diambil dari kata uns yang
berarti jinak, harmonis, dan tampak, sedangkan kata basyar diambil dari akar kata yang berarti
penampakkan sesuatu dengan baik dan indah. Selain itu, banyak sekali pembahasaan mengenai
manusia yang ada dalam Al Qur’an, baik itu tentang proses penciptaan manusia, sifat-sifat dan
potensi yang dimilikinya. Kemudian banyak juga pandangan yang muncul dari para filsuf
terkenal mengenai manusia dalam perspektif kebudayaan. Sokrates misalnya, ia berpendapat
bahwa manusia sebagai individu, sementara menurut Plato manusia harus dipelajari dari
sudut kehidupan sosial dan politiknya.

Beranjak dari pandangan tentang manusia, pandangan terkait agama juga penting
untuk dipelajari. Namun sebelum menuju kepada pengertian atau definisi agama, terdapat
beberapa istilah yang selama ini dipakai untuk menyebut keyakinan yang dianut oleh umat
manusia yaitu agama, religion, dan ad-din. Beberapa pengertian agama yang diantaranya :
agama dapat memiliki arti tidak pergi, teks atau kitab suci, tidak berantakan dan hidup teratur,
jalan, ageman atau pakaian, ugeman atau kaidah hidup dan gaman yang artinya alat. Kedua
adalah religion yang memiliki dua akar kata yaitu religere dan religare. Religere menurut
Cicero berarti to treat carefully (melakukan perbuatan dengan penuh kehati-hatian), dan
diartikan juga dengan melakukan sesuatu perbutan dengan penuh penderitaan atau mati-
matian, sedangkan religion berasal dari bahasa Latin religare. Kata religare menurut
Lactantius berarti to bind together (mengikat menjadi satu atau perikatan bersama). Ketiga
adalah ad-din yang mempunyai banyak arti, beberapa diantaranya : din berarti peraturan-
peraturan yang merupakan hukum yang harus dipatuhi atau suatu kewajiban yang jika tidak
dijalankan akan menjadi hutang bagi pengikutnya. Kemudian menurut Naquib al-Atas, istilah
din dapat dipadatkan menjadi empat, yaitu: keadaan berhutang, kepatuhan, kecenderungan
atau tendensi alamiah dan kekuasaan yang bijaksana (Gauhar, 1982: 36).
Berkaitan dengan relasi antara manusia dan agama, pembahasan mengenai asal usul
suatu agama juga tidak terlepas dari kedua hal tersebut. Terdapat dua cara pandang mengenai
hal itu, yang pertama mengatakan bahwa agama merupakan keinginan Tuhan untuk
menyelamatkan kehidupan manusia dan di sisi lain agama merupakan cara manusia untuk
mencari keselamatan dengan menyandarkan kehidupannya kepada kehendak Tuhan. Beberapa
sumber juga mengemukakan teori asal usul agama diantaranya : a) Freud berpikiran bahwa
agama merupakan regresi kepada fase kanak-kanak, dimana alasan orang memeluk agama
untuk mengatasi frustasi, b) QS Al Baqarah : 23 yang menceritakan tentang manusia pertama
yang diperintahkan Allah untuk turun ke bumi, c) para ilmuwan Islam yang menyatakan
bahwa benih munculnya agama berasal dari penemuan manusia terhadap kebenaran,
keindahan dan kebaikan, d) Edward B. Tylor yang mengemukakan bahwa asal usul agama
adalah kesadaran manusia akan paham jiwa yang kemudian evolusi agama dari ajaran
animisme menuju politeistik dan monoteisme.

Suatu agama juga dibangun dengan beberapa unsur pokok, pertama menurut Joachim
Wach yang mengatakan bahwa tiga unsur pokok ungkapan pengalaman keagamaan itu
diantaranya ungkapan pengalaman keagamaan dalam bentuk pemikiran, tindakan, dan
persekutuan. Selain itu, versi lain dari unsur pokok agama meliputi a) emosi keagamaan yaitu
suatu getaran jiwa yang muncul dalam diri seseorang sebagai respon terhadap kehadiran
sesuatu yang luar biasa dalam dirinya, b) sistem keyakinan yaitu pikiran dan gagasan manusia
yang menyangkut keyakinan dan konsepsi manusia tentang Tuhan, c) sistem ritus yaitu
aktivitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan pengabdian dan kebaktiannya kepada
Tuhan, d) peralatan dan tempat pelaksanaan ritus dan e) kelompok pemeluk.

Klasifikasi suatu agama juga dibuat oleh para ahli, salah satunya adalah Al-Masdoosi
dalam bukunya Living Religion of the World mengklasifikasikan agama ke dalam :

1. Revealed and non-revealed religion


Revealed religion adalah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan, kepada para
rasul-Nya dan kepada kitab-kitab-Nya serta pesan-Nya untuk disebarkan kepada segenap
umat manusia (Yahudi, Kristen, Islam). Sebaliknya non-revealed religion adalah agama
yang tidak memandang esensial penyerahan manusia kepada tata aturan Ilahi (Hindu,
Budha, Shinto Konghuchu dll).
2. Missionary and nonmissionary religion
Al-Masdoosi memberikan catatan bahwa menurut pendapatnya, baik agama Nasrani
dan Buddhisme, ditinjau dari segi ajarannya yang asli bukanlah tergolong pada agama
missionary, sebagaimana juga agama-agama lainnya selain Islam. Namun, dalam
perkembangannya ternyata bahwa baik agama Nasrani dan Buddhisme menjadi
agama missionary.
3. Geoghraphical-racial religion
Pembagian agama berdasarkan ras dan geografinya yaitu agama ras semit, ras arya dan
ras Mongolian. Kemudian berkembang pula klasifikasinya menurut corak monoteisme,
politeisme, agama etika, agama nenek moyang dan agama primitif. Selain itu muncul juga
pembagian agama berdasarkan tingkatan terendah hingga tertingginya.

Keberadaan manusia dan agama merupakan dua realitas yang tidak terpisahkan satu
sama lain. Hal tersebut dikarenakan agama menempati kedudukan yang penting dalam
kehidupan manusia. Menurut F.J. Moreno sejarah agama telah ada sejak masa-masa yang
paling awal dalam kehidupan manusia, agama berumur setua dengan sejarah manusia.
Agama juga disebut sebagai "problem of ultimate concern", yaitu suatu problem mengenai
kepentingan mutlak dari kehidupan manusia, hal itu dikemukakan oleh H.M Rasyidi.
Pendapat Rasyidi diperkuat dengan pandangan seorang sosiolog, J. Milton Yinger yang
mengatakan bahwa agama menjadi tempat rujukan karena memiliki makna yang mutlak.
Memperhatikan beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa agama merupakan suatu
fenomena yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Keberagamaan suatu agama
adalah fitrah, yaitu sesuatu yang melekat pada diri manusia dan terbawa sejak
kelahirannya (Shihab, 2013: 375). Menunjuk akan adanya relasi yang demikian kuat antara
manusia dan agama menyebabkan manusia disebut sebagai homo religious yaitu manusia
yang hidup dalam suatu alam yang sakral dan penuh dengan nilai- nilai keagamaan.

Agama tentunya mempunyai peran dan fungsinya dalam kehidupan manusia. Peran
tersebut sebagai petunjuk atau hudan bagi manusia, sehingga ia tidak tesesat untuk menuju
atau mencapai tujuan yang hakiki dari kehidupan yang sedang dijalaninya. Kemudian
terdapat dua hal pokok yang menjadi fungsi agama, pertama agama merupakan suatu
cakrawala tentang dunia yang tidak terjangkau manusia (beyond), dalam arti ketika deprivasi
(rasa kehilangan diri) dan frustrasi dapat dialami sebagai sesuatu yang memiliki makna.
Kedua, agama merupakan sarana yang memungkinkan hubungan antara manusia dengan
Tuhan, yang memberikan jaminan dan keselamatan.
BAB II

Islam sering disebut sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, yakni agama pencerah
dan penebar kasih sayang bagi semesta alam. Untuk memahami makna tersebut, terdapat
pembahasan mengenai pengertian dinul Islam, sistem ajaran Islam, karakteristik ajaran Islam,
dan bukti-bukti Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin. Bagian pertama adalah konsep
pengertian mengenai dinul Islam. Dinul Islam terbentuk dari dua susunan kata yang memiliki
banyak arti yakni din dan Islam. Secara etimologis kata din berasal dari kata dana, yadinu,
dinan yang mempunyai arti agama, kepercayaan, tauhid, ibadah, ketaatan (Munawwir,
1997: 437). Lalu kata Islam berasal dari huruf sin, lam dan mim yang secara etimologis
merupakan kata turunan dari salima vaslamu salamun wa salamatun. Rangkaian kata din dan
Islam ini membentuk kata majemuk din al-Islam dan kata inilah yang kemudian populer
sebagai sebutan agama Islam.

Konsep kedua adalah sistem ajaran Islam, yaitu garis besar atau bagian pokok yang
menyangga suatu bangunan dari pesan ketuhanan yang disampaikan Nabi Muhammad
saw. kepada manusia demi keselamatannya di dunia hingga di akhirat yang meliputi iman,
Islam, dan ihsan. Konsep tentang iman berkaitan dengan kajian tentang aqidah, Islam berkaitan
dengan syariah dan ihsan melahirkan kajian tentang akhlak. Selain itu, konsep mengenai dinul
Islam juga memiliki beberapa karakteristik diantaranya :

a. Rabbaniyyah, yang artinya Islam merupakan agama yang bersumber dari Allah Swt.
b. Insaniyyah yaitu agama yang diturunkan untuk manusia, karena itu Islam merupakan
satu-satunya agama yang cocok dengan fitrah manusia.
c. Syumuliyah, yakni Islam sebagai agama yang lengkap.
d. Al-waqi’iyyah, yaitu agama yang dapat direalisasikan dalam kehidupan.
e. Al-Wasathiyyah, yaitu konsep agama yang seimbang.
f. Al Wudhuh yang artinya Islam adalah agama yang jelas.
g. Al-Jam’u bainats Tsabat wal Murunnah yakni Islam sebagai agama yang sifatnya
permanen namun tetap fleksibel.

Sebagai agama yang rahmatan lil alamin, Islam memiliki bukti yang berkaitan dengan
hal tersebut, baik dalam muatan ilmu pengetahuan (sains) dan Al Qur’an. Salah satu
contohnya, yaitu pernyataan mengenai bentuk bumi yang bulat telur. Keyakinan yang menjadi
pendapat umum pada saat itu, dinyatakan bahwa bumi itu datar dan bertepi, namun ternyata
keyakinan mereka bertentangan dengan fakta yang telah mereka temukan sendiri. Padahal
dalam Al Qur’an telah dinyatakan bahwasanya bumi memang berbentuk bulat telur, hal
tersebut terdapat dalam beberapa surah seperti QS. Az Zumar ayat 5 dan QS. An Naziat ayat
30. Tidak hanya itu, dalam geografi modern juga dijelaskan kerterkaitan antara sains dengan
Islam tentang alam semesta. Selain itu, sebagai seorang muslim yang baik kita hendaknya
juga menentukan sikap yang baik pula terhadap perbedaan atau pluralitas agama yang ada di
dunia, khususnya di Indonesia serta menghormati khilafiah yang ada. Banyak hal baik yang
sudah dicontohkan oleh Rasulullah kepada umatnya yang patut kita teladani, sehingga dapat
membantu mewujudkan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin untuk seluruh umat
manusia di bumi.

Anda mungkin juga menyukai