Dosen Pengampu:
Prof. H. Udin Syaefudin Saud, M.Ed., Ph.D.
Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd.
Oleh Kelompok 6:
Yesiska Mikaris Citra Tamara (2002666)
Wili Karlina R (2002703)
Sri Wahyuni (
PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Religiusisme
Agama berasal dari bahasa Sankskrit yang terdiri dari dua kata, a berarti
tidak dan gam berarti pergi, jadi agama artinya tidak pergi; tetap di tempat;
diwarisi turun temurun. Agama memang mempunyai sifat yang demikian.
Pendapat lain mengatakan bahwa agama berarti tuntunan. Agama juga
mempunyai tuntunan, yaitu Kitab Suci. Istilah agama dalam bahasa asing
bermacam-macam, antara lain: religion, religio, religie, godsdienst, dan ad-
din. Agama merupakan kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan dan
harus dibaca. Dari akar kata itu, baik din maupun religi, dan agama
didefinisikan dalam berbagai ungkapan, antara lain pengakuan adanya
hubungan antara manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi.
a. Membahas dasar-dasar agama secara analitis dan kritis tanpa terikat pada
ajaran-ajaran agama dan tanpa ada tujuan untuk menyatakan kebenaran
suatu agama.
Pada dasarnya setiap ilmu mempunyai dua macam objek, yaitu objek
material dan obyek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan
sasaran penyelidikan, seperti peninggalan sejarah manusia zaman dahulu
menjadi obyek material dari ilmu antropologi. Adapun objek formal adalah
cara pandang tertentu tentang objek material tersebut, misalnya cara-cara
empiris mengukur usia fosil atau peninggalan dalam sejarah umat masa lalu
dalam ilmu antropologi.
Religiusisme sebagai objek kajian, tentu sangat beda antara satu ilmu
dengan yang lainnya. Nasution (dalam Kasno, 2018) mengemukakan delapan
definisi untuk Religiusisme atau agama, yaitu:
7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan
perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam
sekitar manusia.
Keempat paham adanya yang kudus (sacred) dan suci dalam bentuk
kekuatan ghaib, dalam bentuk kitab yang mengandung ajaranajaran agama itu
dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.
Agama sebagai objek studi apabila dalam filsafat berbeda dengan ilmu-
ilmu lain seperti: ilmu agama, ilmu fiqih, sejarah agama, psikologi agama dan
lain sebagainya. Ilmu Agama membicarakan sebagai pengetahuan manusia,
ilmu fiqih membahas tentang tata aturan dalam ajaran agama yang harus
dikerjakan oleh pengikutnya, sejarah agama berbicara tentang proses
perjalanan agama dari lahir, perkembangan jumlah pengikut sampai
perkembangannya sampai saat ini. Sementara itu psikologi agama membahas
tentang proses kejiwaan dari pengikut agama dan hubungan kejiwaan pengikut
agama dengan ajaran yang dipelajarinya. Adapun agama dalam kajian filsafat
agama, sebagaimana ciri filsafat sebagai kajian sistimatis dan mendalam,
bebas tanpa terikat oleh ajara agama tertentu. Karena itu dalam aliran
Religiusisme, bahasan terhadap agama antara lain:
1. Tidak terbatas pada agama tertentu, tetapi semua bentuk keyakinan yang
dapat digolongkan sebagai agama.
2. Tidak terikat oleh pola pikir, doktrin dan ajaran agama tertentu dalam
kajiannya.
3. Tidak terikat oleh tradisi, norma yang berlaku dalam sesuatu masyarakat,
komunitas maupun suku bangsa tertentu.
4. Benar-benar merupakan upaya sistematis berdasarkan hukum logika untuk
mencari kebenaran terhadap dasar-dasar agama, mulai dari wahyu, adanya
Rasul, adanya hidup sesudah mati atau keabadian hidup, roh manusia,
hubungan manusia dengan Tuhan.
1. Aliran Religius-Konservatif
2. Aliran Religius-Rasional
Aliran ini memandang bahwa semua ilmu dan sastra yang tidak
bisa memberi manfaat sebagai bekal untuk hidup di akhirat, maka ilmu
pengetahuan tersebut hanya menjadi timbal balik untuk pemiliknya di
akhirat kelak. Aliran Religius-Rasional banyak membangun konsep-
konsep pemikirannya yang diadopsi dari pandangan Filsafat Yunani kuno
dengan pemikiran-pemikiran yang sangat dasar yang bertujuan kearah
religius yang dijadikan sebagai pedomannya.
Harati. (2016). “Filsafat Pendidikan Islam”. Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07 No.
13. 23 Oktober 2020.
Ya’kub, Hamzah. 1991. Filsafat Agama: Titik Temu Akal dengan Wahyu. Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya.