Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Lemahnya kerjasama antara profesi tenaga kesehatan membuat pelayanan kesehatan


yang diberikan menjadi tidak maksimal dan tidak memperhatikan kualitas karena cenderung
bekerja sendiri-sendiri. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya pemahaman dan
keterampilan berkomunikasi antar profesi tenaga kesehatan dalam menyelesaikan kasus
pasien. Seorang profesi tenaga kesehatan harus saling bahu-membahu dan bekerjasama dalam
menjalakan pelayanan kesehatan agar tercapainya tujuan dan memprioritaskan keselamatan
pasien. Hal itu menjadi permasalahan yang harus diselesaikan, maka dari itu, salah satu solusi
yang bisa memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan kedepannya adalah Interprofessional
Education (IPE). IPE adalah setiap bentuk pendidikan, pelatihan pengajaran ataupun
pembelajaran yang terdapat dua atau lebih profesi tenaga kesehatan dan sosial yang
melakukan pembelajaran secara interaktif (Thannhauser, 2010). Interprofessional Education
pertama kali dicetuskan oleh World Health Organization (WHO) sebagai salah satu strategi
untuk meningkatkan kolaborasi antar profesi tenaga kesehatan yang berbeda agar dapat
memandang suatu masalah dan mampu menyelesaikannya secara holistik sehingga dapat
mencapai hasil pelayanan kesehatan yang berkualitas. Interprofessional Education dapat
berjalan apabila terdapat dua atau lebih individu dari profesi berbeda yang saling berbagi
pengetahuan dan keterampilan serta belajar satu sama lain yang bertujuan untuk menciptakan
kolaborasi yang efektif dalam meningkatkan tingkat kesehatan (WHO, 2010). Hasil yang
lebih baik akan didapatkan apabila IPE dilakukan sejak masa akademik karena penanaman
konsep sejak dini akan membuat individu terhindar dari sikap dan persepsi buruk saat bekerja
antar profesi (Coster, 2008).

PELAKSANAAN
Interprofessional Education (IPE) telah dimulai di beberapa negara maju seperti
Kanada, Inggris, Amerika, dan Australia sejak 53 tahun yang lalu. Penerapan IPE dalam
kurikulum pendidikan kesehatan telah terbukti memberikan dampak positif terhadap
peningkatan keterampilan komunikasi dan teamwork dari tenaga kesehatan. Hal tersebut
menjadi bukti bahwa praktik kolaborasi dan keterampilan berkomunikasi memainkan peran
penting untuk menghasilkan pelayanan berkualitas (Barr, H,et al., 2015).
Di Indonesia, IPE sudah dijadikan sebagai bagian dari kurikulum sehari-hari, seperti :
di Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (UMY), dan Universitas Islam Indonesia (UII). Di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan (FKIK) UMY, 4-6 mahasiswa dari empat program studi yang berbeda melakukan
diskusi bersama setiap hari minggu. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa FKIK
UMY tahap profesi memiliki persepsi yang baik terhadap IPE (Sundari, 2013). Penelitian lain
menunjukkan bahwa 97,21% mahasiswa FKIK Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta yang terdiri dari Program Studi Ilmu Keperawatan, Farmasi, Kesehatan
Masyarakat, dan Kedokteran mempunyai persepsi baik terhadap IPE (Kesuma, 2015).
Dengan adanya universitas yang menyelenggarakan beberapa program pendidikan
profesi kesehatan akan sering terjadi interaksi dan berkolaborasi antar profesi kesehatan.
Inilah yang menjadi salah satu kelebihan untuk pengembangan konsep IPE di Indonesia.
Sudah seharusnya tren dan isu mengenai IPE dikembangkan dan ditindaklanjuti dengan
serius. Pengaplikasian IPE dapat berupa kuliah pakar dari beberapa latar belakang pendidikan
(seperti: dokter, perawat, ahli gizi) dan diskusi dalam pemecahan kasus dengan pendekatan
dari beberapa aspek kesehatan. Pendekatan dua metode ini dalam simulasi program IPE dapat
meningkatkan sikap mahasiswa tentang kolaborasi menyelesaikannya (Siokal dan
Wahyuningsih, 2019).

PUSTAKA
Coster, S. 2008. International Journal of Nursing Studies. Interprofessional Attitudes
Amongst Undergraduate Students In The Health Professions: A Longitudinal
Questionnaire Survey. 45 (2008), 1667–81. Tersedia di: http://www.elsevier.com/ijns.
Hakiman, A.P.A, dkk. 2016. JSK. Persepsi Mahasiswa Profesi Kesehatan Universitas
Padjadjaran terhadap Interprofessionalism Education. 1(4): 206-213.
Kesuma, D. 2015. Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education.
Rahmadayani, E., dkk. 2016. Pelaksanaan Interprofessional Education di Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
Siokal, B. dan Wahyuningsih. 2019. Bina Generasi: Jurnal Kesehatan. Potensi Profesional
Kesehatan dalam Menjalankan Interprofessional Collaboration Practice di Rumah
Sakit Universitas Hasanuddin. 11(1):13-20.
Sulistyowati, E. 2019. Jurnal Kebidanan. Interprofessional (IPE) dalam Kurikulum
Pendidikan Kesehatan sebagai Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Maternitas.
8(2):123-131.
Sundari, S. 2013. Med Educ. Perbedaan Persepsi Mahasiswa Tahap Profesi di FKIK UMY
tentang Interprofessional Education di Asri Medical Center Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai