Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN

INTERPROFESSIONAL EDUCATION

Dosen Pengampu : Ema Madyaningrum, S.Kep.,Ns.,M.Kes.,Ph.D.

Disusun Oleh :

Triyas Singgih Pambudi

21/476329/PKU/19394

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN

MASYARAKAT, DAN KEPERAWATAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2021
KONSEP IPE DAN IPCP

A. PENDAHULUAN
IPE dan IPCP merupakan konsep yang saling terkait. Bagi tenaga kesehatan,
untuk bisa memberikan perawatan yang optimal berbasis pasien yang kolaboratif,
aman, bermutu tinggi serta mudah diakses, bisa dilakukan dengan belajar
keterampilan bekerja dengan tim secara efektif melalui IPE. Belajar dengan metode
IPE setiap mahasiswa/tenaga kesehatan dari dua atau lebih profesi kesehatan akan
belajar secara bersama-sama serta berkolaborasi untuk memecahkan sebuah kasus
yang dialami oleh pasien (Putriana & Saragih, 2020).
B. METODE
Metode yang digunakan untuk menyusun laporan ini adalah Literature
Review. Proses pencarian menggunakan kata kunci “Concept Interprofessional
Education”. Metode ini digunakan untuk mengetahui pengertian IPE dan IPCP,
perbedaan diantara IPE dan IPCP, syarat yang harus dipenuhi dalam IPE dan IPCP,
komponen, hambatan serta kompetensi minimal dalam pembelajaran IPE.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengertian IPE dan IPCP
Interprofessional Education adalah sebuah kegiatan yang melibatkan siswa dari
dua profesi atau lebih yang belajar secara bersama serta melakukan kolaborasi
antara disiplin ilmu tersebut (Green & Johnson, 2015).
Interprofessional Colaboration Pratice adalah proses pengoptimalan pelayanan
kesehatan dengan mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja yang
efektif antara pelajar, praktisi, pasien, keluarga, serta masyarakat (Putriana &
Saragih, 2020).
2. Perbedaan IPE dan IPCP
Menurut Putriana & Saragih (2020), perbedaan antara IPE dan IPCP yaitu pada
aspek anggota kegiatan. Pada pelaksanaan kegiatan IPE lebih difokuskan pada
tatanan Pendidikan melalui system kolaborasi antar profesi dengan bidang
keilmuan yang berbeda seperti kedokteran, keperawatan, farmasi, dan kebidanan.
Sedangkan pada kegiatan IPCP melibatkan orang-orang yang berada diluar
profesi, serta melibatkan pasien dan keluarga.
3. Syarat pelaksanaan IPE dan IPCP
Menurut World Health Organization (2010) IPE dapat terlaksana jika dalam dua
atau lebih profesi yang saling mempelajari tentang ilmu dari profesi yang lainya
untuk mendapatkan kolaborasi yang efektif yaitu peningkatan status kesehatan
4. Komponen IPE dan IPCP
Pendidikan interprofessional umumnya melibatkan komponen-komponen sebagai
berikut: kolaborasi, komunikasi , refleksi, penerapan pengetahuan dan
keterampilan, dan pengalaman dalam tim (Arthur Garson, 2012).
5. Hambatan yang muncul dalam IPE dan IPCP
Menurut (Green & Johnson, 2015), konflik merupakan salah satu hal yang bisa
menghambat IPE dan IPCP. Pada kegiatan IPE dan IPCP melibatkan berbagai
profesi serta masing-masing profesi memiliki background masing-masing yang
berbeda. Dengan berbagai profesi yang ikut dapat berpotensi menimbulkan
konflik dan bisa menghambat jalannya IPE dan IPCP.
6. Capaian minimal atau kompetensi minimal dalam pembelajaran IPE
Menurut Schmitt et al (2011) menyebutkan kompetensi dalam pembelajaran
IPE/IPCP adalah :
 Kompetensi 1 (Nilai atau etik untuk praktik interprofessional)
 Kompetensi 2 (Peran dan tanggungjawab)
 Kompetenci 3 (komunikasi interprofessional)
 Kompetensi 4 (Team dan teamwork)
D. KESIMPULAN
IPE dan IPCP adalah konsep yang terpisah namun saling berkaitan. IPE merupakan
kegiatan praktik kolaborasi yang melibatkan berbagai profesi dalam system
pembelajarannya. Dengan belajar IPE diharapkan akan memunculkan sifat saling
menghargai, tanggung jawab, serta kepercayaan diri yang tinggi untuk mendukung
pelaksanaan IPCP.
Daftar Pustaka

Arthur Garson. (2012). New Concepts for Training the Pediatric Cardiology Workforce of
the Future. https://doi.org/10.1016/B978-1-4377-2763-0.00020-2.

Green, B. N., & Johnson, C. D. (2015). Interprofessional collaboration in research, education,


and clinical practice: working together for a better future. Journal of Chiropractic
Education, 29(1), 1–10. https://doi.org/10.7899/jce-14-36

Putriana, N. A., & Saragih, Y. B. (2020). Pendidikan Interprofessional dan Kolaborasi


Interprofesional. Majalah Farmasetika, 5(1), 18–22.
https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v5i1.25626

Schmitt, M., Blue, A., Aschenbrener, C. A., & Viggiano, T. R. (2011). Core competencies for
interprofessional collaborative practice: Reforming health care by transforming health
professionals’ education. Academic Medicine, 86(11), 1351.
https://doi.org/10.1097/ACM.0b013e3182308e39

World Health Organization. (2010). Framework for Action on Interprofessional Education &
Collaborative Practice (G. S. Diana Hopkins, Freelance Editor (ed.)). Health
Professions Network Nursing and Midwifery Office.
http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/70185/WHO_HRH_HPN_10.3_eng.pdf;
jsessionid=717B35FE4AE60B09A0862A1696A45146?sequence=1

Anda mungkin juga menyukai