Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENERAPAN LINTAS BUDAYA DAN PENGARUHNYA DALAM PELAYANAN


KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK II
1. FAKHIRA MAHDIYAH (PO713201231049)
2. GITA FIRNANDA (PO713201231051)
3. HUSNUL HERNANDA (PO713201231052)
4. MUHAMMAD HASLAN PUTRA (PO713201231056)
5. ASTI ANANTA (PO713201231080)
6. MUH. FAREL ISNAIYANTO (PO713201231091)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

TK. IB PRODI D3 KEPERAWATAN

2023/2024
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas penyertaan-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini berisi tentang Penerapan Lintas Budaya Dan Pengaruhnya Dalam
Pelayanan Keperawatan Dan Kesehatan yang sering dijumpai dalam kehidupan kita. Makalah
ini kami harapkan dapat memberikan ilmu atau pengetahuan tentang Penerapan Lintas Budaya
Dan Pengaruhnya Dalam Pelayanan Keperawatan Dan Kesehatan, juga kami harapkan dapat
memberi manfaat bagi pembaca, rekan mahasiswa, serta dosen.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
terutama dari segi penulisan, kata-kata. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Terima kasih.
iii

DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 3
A. Keperawatan dalam Lintas Budaya ........................................................................................ 3
1. Pengertian Lintas Budaya ................................................................................................... 3
2. Pengertian Keperawatan dalam Lintas Budaya ................................................................... 3
3. Tujuan Keperawatan dalam Lintas Budaya ......................................................................... 4
B. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Lintas budaya .............................................. 5
1. Konsep dalam perawatan lintas budaya adalah:................................................................... 5
2. Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Lintas budaya adalah: ................................................. 6
C. Paradigma Lintas Budaya Keperawatan ................................................................................. 7
D. Pengaruh Keperawatan Lintas Budaya ................................................................................... 8
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keperawatan Lintas Budaya ........................................... 9
BAB III ........................................................................................................................................... 11
PENUTUP ...................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 12
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kajian ilmu Antropologi secara praktis dapat digunakan membangun masyarakat dan
kebudayaannya. Pembangunan tersebut dilakukan tanpa harus membuat masyarakat dan
kebudayaan bersangkutan kehilangan identitas atau tersingkir dari peradaban. Dari hal ini
jelas bahwa penerapan pendekatan antropologi yang berorientasi pada keanekaragaman
budaya merupakan prospek sosial budaya dalam pelayanan kesehatan, khususnya
keperawatan. Prospek tersebut meliputi hubungan antarbudaya maupun lintas budaya
terhadap asuhan keperawatan dengan tidak mempermasalahkan perbedaan budaya. Asuhan
keperawatan yang berorientasi pada kebudayaan itu juga harus dilaksanakan sesuai hati
nurari dan standar penerapan tanpa membedakan suku, ras, budaya, dan lain-lain
Menjadi seorang perawat bukanlah tugas yang mudah. Perawat terus ditantang oleh
perubahan-perubahan yang ada, baik dari lingkungan maupun klien. Dari segi lingkungan,
perawat selalu dipertemukan dengan globalisasi. Sebuah globalisasi sangat memengaruhi
perubahan dunia, khususnya di bidang kesehatan. Terjadinya perpindahan penduduk
menuntut perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya. Semakin banyak
terjadi perpindahan penduduk, semakin beragam pula budaya di suatu negara.
Dalam perkembangannya, teori keperawatan terbagi menjadi empat level yaitu metha
theory, grand theory, midle range theory dan practice theory. Keempat teori tersebut disusun
dari yang paling abstrak sampai paling konkret. Metha theory ialah teori keperawatan itu
sendiri. Grand theory merupakan satu atau beberapa konsep spesifik yang didapatkan dari
model konseptual, preposisi konsep secara nyata, dan hubungan spesial antara dua konsep
atau lebih. Middle range theory terdiri dari konsep dan proposisi yang spesifik dan nyata
merepresentasikan bidang keperawatan.
Middle range theory dapat membantu praktik dengan memfasilitasi pemahaman
terhadap perilaku klien dan memungkinkan menjadi dasar untuk menjelaskan beberapa
efektivitas dari intervensi petugas kesehatan. Salah satu teori yang diungkapkan pada midle
range theory adalah Transcultural Nursing Theory (teori keperawatan transcultural/lintas
budaya). Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks
keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari pada pemahaman
tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Teori ini
beranggapan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai sangatlah penting diperhatikan dalam
2

penerapan asuhan keperawatan. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan
mengakibatkan terjadinya cultural shock
Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawattidak
mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal inidapat
menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa
mengalami disorientasi. Salah satu contoh yang sering ditemukan adalahketika klien sedang
mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau negara diperbolehkan seseorang untuk
mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriak atau menangis. Tetapi karena
perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanya dengan meringis pelan, bila berteriak
atau menangis akan dianggap tidak sopan, maka ketika ia mendapati klien tersebut menangis
atau berteriak, maka perawat akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau
memintanya berdoa atau malah memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu pasien
lainnya. Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan
kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.
Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani klien karena peran perawat
adalah memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis, dan spiritual klien. Namun
peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat
penting terutama untuk pasien terminal yang didiagnose harapan sembuhnya sangat tipis
dan mendekati sakaratul maut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu lintas budaya dalam keperawatan
2. Bagaimana penerapan lintas budaya dalam keperawatan
3. Apa pengaruh lintas budaya dalam keperawatan dan kesehatan

C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membahas tentang penerapan lintas
budaya dan pengaruhnya dalam keperawatan dan kesehatan, faktor pengaruh lintas budaya,
proses dan ciri-ciri lintas budaya. Sehingga dengan pembahasan ini diharapkan mahasiswa
dapat semakin luas wawasan dan pengetahuannya, yang akan sangat berguna ketika terjun
didalam masyarakat.
3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Keperawatan dalam Lintas Budaya
1. Pengertian Lintas Budaya
Sebelum mengetahui lebih lanjut keperawatan lintas budaya, perlu kita ketahui
apa arti kebudayaan terlebih dahulu. Kebudayaan adalah suatu system gagasan,
tindakan, hasil karya manusia yang diperoleh dengan cara belajar dalam rangka
kehidupan masyarakat. (koentjoroningrat, 1986)
Lintas budaya merupakan suatu pengetahuan atau suatu alat untuk
meningkatkan pengembangan profesional dan keefektifan berhubungan dengan para
pegawai, pelanggan, dan orang-orang lain yang dihadapi dalam pemahaman Lintas
Budaya kegiatan sehari-hari.
Lintas budaya terjadi ketika manusia dengan budayanya berhubungan dengan
manusia lain yang berasal dari budaya berbeda, berinteraksi dan bahkan saling
mempengaruhi. Lintas budaya adalah istilah yang sering digunakan untuk menjabarkan
situasi ketika sebuah budaya dihadapkan dengan budaya lain dan keduanya saling
memberikan pengaruh dan dampak baik positif maupun negatif.
Pemahaman lintas budaya menciptakan kemampuan untuk menentukan mana
yang tepat dan mana yang dapat diterima oleh budaya lain. Pemahaman lintas budaya
menjadikan manusia dapat berkomunikasi dengan baik dan pada akhirnya, pemahaman
lintas budaya dapat mempererat ikatan manusia dengan manusia lain serta memberikan
keunikan pada diri manusia dan masyarakat. Dengan berbagi pengalaman dan
pengetahuan, saling memahami dan melengkapi melalui lintas budaya akan tercipta
perdamaian dan harmonisasi kehidupan
Pemahaman lintas budaya merupakan tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar
lagi. Alasan utama mempelajari komunikasi lintas budaya adalah karena dunia sedang
menyusut, semakin terasakan dewasa ini. Proses ini yang sekarang disebut globalisasi
2. Pengertian Keperawatan dalam Lintas Budaya
Teori lintas budaya dari keperawatan berasal dari disiplin ilmu antropologi dan
dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjalurkan konteks atau konsep
keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai
cultural yang melekat dalam masyarakat.
Menurut Leinenger, sangat penting memperhatikan keragaman budaya dan
nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut
4

diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock
akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi
dengan perbedaan nilai budaya.
Keperawatan lintas budaya merupakan ilmu dengan kiat yang humanis yang
difokuskan pada perilaku individu/kelompok serta proses untuk mempertahankan atau
meningkatkan perilaku sehat atau sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar
belakang budaya.
Keperawatan Lintas Budaya (transcultural nursing) adalah suatu area/wilayah
keilmuan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang
perbedaan dan kesamaan di antara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit
didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini
digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan
budaya kepada manusia (Leininger, 2002). Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku
caring, Caring adalah esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta
mempersatukan Tindakan
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensidari
keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan Tindakan
keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan
dalammemberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring
semestinyadiberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan
pertumbuhan,masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring
secaraumum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan
dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang
universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satutempat
dengan tempat lainnya.
Sedangkan menurut Leinenger (1978), keperawatan lintas budaya adalah suatu
pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisa dan studi perbandingan tentang
perbedaan budaya.
3. Tujuan Keperawatan dalam Lintas Budaya
Tujuan dari perawatan lintas budaya adalah untuk mengidentifikasi, menguji
mengerti dan menggunakan norma pemahaman keperawatan transcultural dalam
meningkatkan kebudayaan spesifik dalam asuhan keperawatan, Asumsinya adalah
berdasarkan teori caring, caring adalah esensi dari, membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan. Perilaku caring diberikan kepada manusia sejak
5

lahir hingga meninggal dunia. Human caring merupakan fenomena universal dimana,
ekspresi, struktur polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.

B. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Lintas budaya


1. Konsep dalam perawatan lintas budaya adalah:
a. Budaya
Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dibagi serta
memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil Keputusan
b. Nilai budaya
Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu tindakan yang
dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan Keputusan
c. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan
Merupakan bentuk yang optimal dalam pemberian asuhan keperawatan
d. Etnosentris
Budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang dimiliki individu
menganggap budayanya adalah yang terbaik
e. Etnis
Berkaitan dengan manusia ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan
menurut cirri-ciri dan kebiasaan yang lazim
f. Ras
Perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal
manusia. Jenis ras umum dikenal kaukasoid, negroid,mongoloid.
g. Etnografi: Ilmu budaya
Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk
mengembangkan kesadaran yang tinggi pada pemberdayaan budaya setiap
individu.
h. Care
Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan, dukungan perilaku pada
individu, keluarga dan kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi
kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas
kehidupan manusia

i. Caring
6

Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan


mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia
j. Culture Care
Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi
digunakan untuk membimbing, mendukung atau member kesempatan individu,
keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat dan berkembang
bertahan hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai
k. Cultural imposition
Kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktek dan
nilai karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari
kelompok lain.

2. Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Lintas budaya adalah:


Berikut beberapa prinsip penting keperawatan transkultur yang memberikan
bimbingan kepada pelayan perawatan transkultur untuk berinteraksi.
a. Human caring dengan keperawatan transkultur berfokus untuk kepentingan
kesehatan, penyembuhan, dan kesejahteraan individu, keluarga, kelompok dan
lembaga.
b. Setiap budaya memiliki kepercayaan tertentu, nilai, dan pola kepedulian dan
penyembuhan yang perlu ditemukan, dipahami, dan digunakan dalam merawat
orang-orang dari budaya yang berbeda-beda atau mirip.
c. Keperawatan transcultural pengetahuan dan kompetensi yang imperatif untuk
memberikan makna, kongruen, aman, dan menguntungkan praktek perawatan
kesehatan.
d. Ini adalah hak asasi manusia yang kebudayaan memiliki nilai-nilai peduli budaya
mereka, kepercayaan, dan praktek-praktek dihormati dan merenung dimasukkan ke
dalam perawatan dan layanan kesehatan.
e. Budaya dan kesehatan pemwatan berdasarkan kepercayaan dan praktek-praktek
kesehatan bervariasi di barat dan non-budaya barat dan dapat berubah dari waktu
ke waktu.
f. Komparatif pengalaman perawatan budaya, makna, nilai, dan pola budaya
perawatan sumber dasar pengetahuan keperawatan lintas untuk menuntun
keputusan menyusui.
7

g. Generic (emik, folk) dan profesional (etik) pengetahuan dan praktik perawatan
sering memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda dasar yang perlu dinilai
dan dipahami sebelum menggunakan informasi dalam perawatan klien.
h. Pengetahuan yang holistik dan komprehensif keperawatan transkultur
membutuhkan pemahaman perspektif emik dan etik yang terkait dengan pandangan
dunia, bahasa, ethnohistory, kekerabatan, agama (spiritualitas), teknologi, ekonomi
dan faktor-faktor politik, dan nilai-nilai budaya tertentu, keyakinan, dan praktik atas
ketegasan perawatan, penyakit, dan kesejahteraan.
i. Cara belajar yang berbeda, hidup, dan budaya transmisi perawatan dan kesehatan
siklus hidupmu adalah fokus utama dari pendidikan, penelitian, dan praktik
keperawatan transkultur
j. Keperawatan transcultural membutuhkan pemahaman tentang diri sendiri. satu
budaya, dan cara seseorang memasuki budaya yang berbeda dan membantu orang
lain.
k. Keperawatan transcultural teori, riset, dan praktek yang tertarik pada kedua
universal untuk kesamaan) dan perbedaan untuk menghasilkan pengetahuan baru
dan bermanfaat untuk menyediakan bumanistik dan praktek perawatan ilmiah.
l. Keperawatan transcultural tindakan atau keputusan yang didasarkan terutama pada
perawatan dan kesehatan penelitian pengetahuan yang diperoleh dari studi yang
mendalam tentang budaya dan penggunaan pengetahuan ini dalam merawat
profesional.

C. Paradigma Lintas Budaya Keperawatan


Paradigma transcultural nursing (Leininger 1985), adalah cara pandang, keyakinan,
nilai-nilai, konsep-konsep dalam asuhan keperawatan yang sesuai latar belakang budaya,
terhadap 4 konsep sentral keperawatan yaitu:
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai- nilaidan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan
pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapundia berada (Geiger and
Davidhizar, 1995).
2. Sehat
8

Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi


kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga
dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-
hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan
keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yangadaptif (Andrew and Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitus kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga
bentuk lingkungan yaitu fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan
alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman
padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak
pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur
sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam
masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti
struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik
adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok
merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan
budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).

D. Pengaruh Keperawatan Lintas Budaya


Keperawatan transkultural juga mengenal proses atau sistematika pemberian
asuhan keperawatan berdasar latar belakang budaya pasien. Proses keperawatan
transkultural terdiri dari tahap pengkajian keperawatan transkultural, dignosis keperawatan
75 transkultural, serta rencana tindakan keperawatan transkultural, serta tindakan sekaligus
evaluasi keperawatan transkultural. Pengkajian keperawatan transkultural sangat penting
dilakukan. Pada tahap ini, perawat transkultural menggunakan banyak cara dalam
9

memahami pasien guna mencoba menyesuaikan pengalaman, interpretasi, dan harapan


yang berbeda dalam budaya. Dalam proses pengkajian, hubungan antara perawat dan
pasien juga perlu diperhatikan dan didasarkan pada beberapa faktor penting yang
mempengaruhi hubungan tersebut.
Hal ini sangat penting karena keperawatan dilakukan dalam konteks budaya, dan
perbedaan budaya dapat memengaruhi bagaimana seseorang merespon dan mengalami
penyakit atau perawatan medis. Dimana lintas budaya dapat mempengaruhi keperawatan
dalam tindakan dan penanganan. Praktik keperawatan profesional sering mengalami
kendala dalam memberikan pelayanan keperawatan, karena adanya disparitas atau
perbedaan kultur antara budaya modern dan budaya tradisional. Akibatnya, pemberian
pelayanan keperawatan pada klien atau masyarakat kurang optimal. Ketidaktahuan tentang
budaya yang ada akan mengakibatkan perilaku mengacuhkan, tidak menerima, tidak
memahami budaya klien dalam mengekspresikan perasaannya. Itu semua mengakibatkan
konflik yang berakibat pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistik pada pasien, perawat haruslah dapat
berkomunikasi dengan baik pada pasien. Sedangkan, perawat dalam melaksanakan
tugasnya pasti akan bertemu pasien dengan berbagai macam budayanya.
1. Perawat harus mempelajari secara teratur untuk belajar tentang kepedulian kepada
manusia dalam beragam budaya didunia dan dilingkungannya
2. Perawat perlu memiliki pengetahuan tentang warisan budaya mereka sendiri, serta
kepercayaan dan asuhan keperawatan yang efektif dengan klien
3. Perawat harus belajar secara utuh serta komperhensif dan perbandingan fenomena
dalam perawatan lintas budaya
4. Mempertahankan proses belajar dan mencari secara terbuka tentang asuhan
keperawatan dan budaya yang sangat penting
5. Perawat perlu berfikir secara kreatif untuk memberikan praktik keperawatan budaya
yang sama

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keperawatan Lintas Budaya


1. Peningkatan budaya seimbang yang ditandai dengan adanya perpindahan penduduk
diseluruh dunia terutama keluarga yang di daerah pantai, pegunungan atau keluarga
yang tinggal di pengungsian, mereka memiliki konteks yang berbeda termasuk sistem
nilai yang di praktekan baik didalam atau diluar budaya, negara atau wilayah mereka
10

2. Perpindahan populasi yang berbeda-beda budaya diseluruh dunia terus meningkat


ditandai dengan berpindahnya pendudu. 14 Hispanik pindah ke AS serta dengan
kompetensi budaya yang mencakup memahami dan menghormati perbedaan antar klien
dan keluarga. Mengenai sistem nilai yang dianut dan harapan serta pengalaman
menerima pelayanan kesehatan.
3. Peningkatan lintas budaya atau peka budaya keperawatan dalam hal penggunaan dunia
maya diantaranya: penggunaan teknologi modern yang tinggi dan teknologi kesehatan,
sehingga membawa komunikasi menjadi dekat dengan masyarakat dari berbagai
macam budaya.
4. Peningkatan budaya keperawatan dalam hal masalah-masalah yang ada didalam
budaya,diantaranya: terjadinya perang. adanya tindakan kekerasan dalam budaya dan
bangsa dan faktor yang memengaruhi kesehatan.
5. Sejak perang dunia II, adanya peningkatan budaya keperawatan yang ditandai oleh
adanya perawat, dokter dan penyedia pelayanan kesehatan lainnya yang bekerja
diberbagai tempat.
6. Peningkatan budaya disesuaikan dengan pembelaan hukum akibat maslah lintas budaya
yang serius. Dan dalam masalah pelayanan kesehatan menunujukan kebodohan,
pengenaan dan penyedia layanan kesehatan yang tidak siap dalam memberikan praktek
kesehatan
7. Peningkatan derajat perempuan dan laki-laki serta hak asasi manusia dalam kebudayaan
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dan mampu memahami kebutuhan
perawatan budaya serta model pengobatan dilingkungannya.
8. Dengan meningkatnya permintaan klien dari kaum minoritas (kaum tidak mampu ),
perawat harus lebih profesional dalam memberi perawatan yang sesuai harapan dari
teori lintas budaya.
11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori lintas budaya dari keperawatan berasal dari disiplin ilmu antropologi dan
dikembangkan dalam konteks keperawatan. Keperawatan Lintas Budaya (transcultural
nursing) adalah suatu area/wilayah keilmuan budaya pada proses belajar dan praktek
keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan di antara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan
dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya
budaya atau keutuhan budaya kepada manusia. Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku
caring, Caring adalah esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan. Dengan tujuan dari perawatan lintas budaya adalah untuk
mengidentifikasi, menguji mengerti dan menggunakan norma pemahaman keperawatan
transcultural dalam meningkatkan kebudayaan spesifik dalam asuhan keperawatan.
B. Saran
Sebelum melaksanakan asuhan keperawatan lintas budaya hendaknya setiap
perawat harus mengetahui dan memahami budaya klien sehingga perawatan
yang diberikan dapat dimengerti dan diterima oleh klien. Lintas budaya dalam
keperawatan dan Kesehatan sangatlah penting dalam menerapkan asuhan keperawatan,
dengan adanya lintas budaya ini tentu saja kita dapat berkomunikasi dengan budaya lain
dan bisa saling memahami budaya khas lain. Lintas budaya ini dapat menumbuhkan rasa
persaudaraan namun kita juga harus dapat paham terhadap suatu kelompok yang sesuai
dengan kita dan yang tidak.
12

DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Marimbi,

Hanum. 2009. Sosiologi dan Antropologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Muslimin.
2015. Perilaku Antropologi Sosial Budaya dan Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish.

Pratiwi, Arum. 2011. Keperawatan Transkultural. Yogyakarta: Gosyen Publishing

http://www.teoripendidikan.com/2015/01/penerapan-ilmu-antropologi-kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai