Disusun Oleh :
Kelompok 5
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas Rahmatnya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang teori-teori yang
mendasari komunikasi keperawatan.
Makalah ini merupakan hasil kerja kelompok kami. Pembahasan di dalamnya
kami dapatkan dari buku, diskusi anggota, dll. Kami sadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi kesempurnaannya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran
bagi teman-teman kami khususnya.
Bandar Lampung
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui teori-teori yang mendasari komunikasi dalam
keperawatan.
2. Mahasiswa dapat memahami teori-teori yang mendasari komunikasi dalam
keperawatan.
3. Mahasiswa memahami mengapa teori-teori tersebut menjadi dasar komunikasi dalam
keperawatan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui kaitan teori-teori tersebut dengan komunikasi dalam
keperawatan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Teori Hildegard Peplau berfokus pada individu,perawat, dan proses
interaktif (Peplau, 1952) ; yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien
(Marriner-Tomey, 1994).
Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan,
dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan
adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai
kematangan perkembangan kepribadian (Chinn dan Jacobs, 1995). Oleh sebab itu
perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien, dimana
perawat bertugas sebagai narasumber, konselor, dan wali.
Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah
dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya
hubungan antara perawat dan klien, perawat dan klien bersama-sama
mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari
hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam
hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.
Teori Peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat-
klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubungan
interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien (Beeber,
Anderson dan Sills, 1990). Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang
baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan
sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini : orientasi,
identifikasi, penjelasan, dan resolusi (Chinn dan Jacobs, 1995).
1. Open self
Open self atau wilayah terbuka merupakan suatu keadaan dimana
seseorang saling terbuka terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Pada
wilayah terbuka ini, seseorang akan terbuka mengenai sifat, perasaan,
kesadaran, perilaku, dan motivasi. Open selfdalam ilmu psikologi
digambarkan dengan sifat extrovert pada diri seseorang.
Orang yang berada pada wilayah terbuka lebih mudah menjalin
komunikasi dengan siapapun. Hal ini berpengaruh terhadap interaksi antara
individu atau kelompok untuk menciptakan komunikasi yang efektif.
Seseorang yang berada dalam wilayah terbuka ini seperti ketika baru
mengenal seseorang, ia lebih cenderung melemparkan senyum, menyapa lebih
awal, menjabat tangan, dan lebih banyak bercerita mengenai dirinya sendiri.
2. Blind Self
Blind self atau wilayah buta merupakan kondisi dimana orang lain dapat
memahami sifat, perasaan, pikiran, dan motivasi seseorang, tetapi orang
tersebut tidak dapat memahami dirinya sendiri. Wilayah buta ini sering terjadi
dalam interaksi manusia yang dapat menimbulkan kesalahpahaman atau
permasalahan lainnya.
Seseorang yang berada dalam blind self cenderung tidak dapat
menciptakan komunikasi efektif, sehingga timbul berbagai permasalahan.
Misalnya, orang yang biasanya bersikap ‘sok’ asik ketika bertemu dengan
orang baru, padahal dirinya sendiri merupakan seorang yang pendiam. Ia tidak
dapat menilai dirinya sendiri sebagaimana sifat, perilaku, dan pikiran yang ia
miliki, tetapi orang lain dapat menilainya. Hal ini sering disebut sebagai orang
yang ‘munafik’.
3. Hidden Self
Hidden self atau wilayah tersembunyi/ rahasia adalah keadaan dimana
seseorang memiliki kemampuan untuk menyembunyikan atau merahasiakan
sebagian hal yang dianggap tidak perlu untuk dipublikasikan kepada orang
4
lain. Hal-hal yang dimaksud bisa berupa sifat, perilaku, motivasi, atau
pemikiran. Misalnya, seseorang yang sudah bersahabat lama belum tentu
dapat terbuka sepenuhnya ketika menceritakan kisah hidupnya seperti masalah
keluarga dan masalah cinta karena ada beberapa orang yang merasa malu,
takut, atau kecewa apabila menceritakan hal-hal tersebut kepada orang lain.
Konsep ini terbagi menjadi dua, yaitu:
Over disclosed, yaitu seseorang terlalu banyak menceritakan rahasianya,
sehingga kemungkinan hidden self lebih kecil. Hal ini membuat seseorang
berada di wilayah terbuka.
Under disclosed, yaitu seseorang sedikit menceritakan rahasianya, tetapi
hanya pada bagian-bagian tertentu, sehingga seseorang cenderung berada
di wilayah rahasia.
4. Unknown Self
Unknown self atau wilayah tak dikenal merupakan kondisi seseorang yang
tidak dapat memahami dirinya sendiri bahkan orang lain pun tidak dapat
mengenalinya. Wilayah ini merupakan wilayah yang tidak dapat menciptakan
interkasi dan komunikasi yang efektif karena keduanya sama-sama merasa
tidak ada pemahaman. Unknown self disebut juga sebagai konsep diri tertutup
atau introvert, dimana seseorang tidak mau menerima masukan
atau feedback dari orang lain. (Anonim, 2018)
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah suatu yang sangat penting dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan. Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya.
Dalam dunia keperawatan komunikasi sangat penting dilakukan untuk menjalin sinergi
dengan pasien sehingga tujuan dari perawatan dapat tercapai disamping memenuhi sisi
social dalam diri manusia. Dalam komunikasi perawatan terdapat teori-teori yang
melandasinya, antara lain teori Travelbee, teori Peplau, teori Watson, dan teori Johari
Window. Dari teori-teori inilah dapat dipahami betapa pentingnya untuk menjalin
komunikasi dengan klien sebagai perawat.
6
DAFTAR PUSTAKA
Beeber, L., Anderson, C. A., & Sills, G. M. (1990). Peplau's Theory in Practice. Nursing
Science Quarterly, 3(1), 6-8.
Luft, J.; Ingham, H. (1955). "The Johari window, a graphic model of interpersonal
awareness". Proceedings of the western training laboratory in group development. Los
Angeles: University of California, Los Angeles.
Marriner-Tomey. 1994. Nursing Theorists and Their Work. Philladelphia: C.V. Mosby
Company
Peplau, H. E. (1952). Interpersonal relations in nursing. New York: G.P. Putnam and Sons.
Watson, J. (1985). Nursing: Human Science and Human Care, A Theory of Nursing.
Norwalk, CT: Appleton-Century-Crofts.