Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

CORNELIA M. RULAND&SHIRLEY M. MOORE: PECEFUL END OF LIFE

THEORY

OLEH :

KELOMPOK 4

Putriani (A1C222005)

Dika Dayanti (A1C222122)

A.Siti Nurhasanah Nur (A1C222025)

Nur Awalia Reski (A1C222071)

Siti Rifda Meilani (A1C222024)

Delta (A1C222028)

Widya Tamrin (A1C222037)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

2022/2023
DAFTAR ISI

SAMPUL

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 4

B. Tujuan................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Profil Cornelia M. Ruland&Shirley M.Moore ............................................. 6

B. Sumber teory .............................................................................................. 8

C. Pengaplikasian teory oleh komunitas dan pengembangan ............................ 9

D. Kelebihan dan kekurangan teory ................................................................. 11

E. Kritik teory ................................................................................................. 12

F. Pengaplikasian teory pada jurnal ................................................................. 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 22

B. Saran ................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkatrahmat-Nya kami

bisa menyelesaikan makalah yang berjudul ” CORNELIA M. RULAND&SHIRLEY

M. MOORE: PECEFUL END OF LIFE THEORY” Makalah ini diajukan guna

memenuhi tugas mata kuliah Falsafah Keperawatan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami

harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk

pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Makassar, 11 November 2022

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori Peaceful End Of Life dikembangkan dari standar dengan tujuandapat hidup tenang

sebelum kehidupan berakhir. Standar dari kekhawatirandikembangkan oleh satu group

berpengalaman dari perawat yang berasal dari Norwegia. Menurut salah satu ahli teori

keperawatan Shirley M.Moore, teori Peaceful End Of Life menyatakan bahwa perawat

integral akhir dari ketenangan hidup meliputi, kebebasan dari sakit, dukungan

emosional,kedekatan dan ke ikut sertaan pada kenyataan lain yang berpengaruh, dan

perlakuan dengan empati dan hormat (Alligood, 2014).Berdasarkan situasi diatas

menunjukkan bahwa seorang perawat perlu untuk mengetahui secara kompleks

perawatan pasien yang mengalami penyakit terminal dan bagaimana perawat dapat

berkontribusi dalammemberikan ketenangan akhir dari hidup pasien. Kondisi ini dapat

dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan pasien dan memberikan bimbingan

klinisdalam perawatan dan memberikan mereka pelayanan yang berkualitas.Dengan

demikian dapat diketahui bahwa penerapan yang dilakukan oleh perawat tersebut

merupakan hasil pengembangan dari teori Peaceful End Oflife (Ruland dan Moore 1998).

B. Tujuan Penulisan

1. Agar dapat mengetahui profil Cornelia M. Ruland&Shirley M. Moore

2. Agar dapat mengetahui sumber teori Cornelia M. Ruland&Shirley M. Moore

3. Agar dapat mengetahui komponen paradigma keperawatan mayor Cornelia M.

Ruland&Shirley M. Moore teory

4. Agar dapat mengetahui aplikasi penerimaan teory

5. Agar dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan teory peaciful end of life

6. Agar dapat mengetahui kritik teory peaciful end of life

7. Agar dapat mengetahui aplikasi teory pada jurnal

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Profil Cornelia M Ruland & Shirley M Moore

1. Latar Belakang Cornelia M Ruland

Cornelia M Ruland telah menerima gelar Ph.D-nya dalam keperawatan dari Case Western

Reserve University, Cleveland, Ohio sejak 1998. Dia sekarang menjabat sebagai Direktur

Pusat ‘Shared Decicion Making and Nursing Research’ pada Universitas Rumah Sakit

Rikshospitalet di Oslo, Norwat. Di juga menjabat sebagai ‘adjunt faculty’ pada

Departemen Informasi Biomedical di Universitas Colombia, New York. Ruland telah

melakukan penelitian yang mendalam terhadap sebuah program untuk meningkatkan

pembuatan keputusan secara bersama/’shared decicions making’ dan penyediaan layanan

kesehatan berdasar kerjasama pasien-petugas, dan juga pengembangan, implementasi dan

evaluasi dari sistem informasi yang menyokongnya. Fokusnya adalah kepada aspek dan

alat untuk pengambilan keputusan bersama dalam situasi klinik dimana :

a. Ketika pasien dihadapkan dengan pengobatan yang sulit atau pilihan keputusan

dimana mereka memerlukan bantuan untuk mengerti potensi dari keuntuangan

dan bahaya intervensi tersebut serta opsi lainnya dan juga untuk memperoleh

aspek nilai dan keinginan pasien.

b. Managemen yang lebih disukai pasien dalam penanganan penyakit kroniknya

atau penyakit serius yang lama. Ruland menjadi yang pertama dalam meneliti

aspek-aspek yang terkait dalam beberapa proyeknya dan telah menerima berbagai

penghargaan

2. Latar Belakang Shirley M Moore

Shirley M Moore adalah dekan kolega untuk Sekolah Keperawatan Case Western

Reserve University. Dia menerima diploma keperawatan dari Youngstown Hospital

Association pada tahun 1969 dan gelar sarjananya pada tahun 1974 dari Kent State

4
University. Kemudian dia belajar untuk program Master pada psikiatrik dan mental

nursing di Cse Western Reserve University sekaligus gelar Ph.D Keperawatannya.

Dia mengajarkan tentang Nursing Teori dan Nursing Science pada berbagai level

pendidikan keperawatan dan melakukan program penelitian dan pengembangan teori

yang berfokus pada fase recovery setelah serangan jantung. Pada awal-awal studi

doktornya, Moore didorong oleh sesama rekan pengembang teori untuk turut serta

mengembangkan teori dan bukan hanya memanaatkannya saja. Konferensi Roosemary

Ellis Theori yang diadakan secara berkala setiap beberapa tahun menawarkan moore

kesempatan untuk mengembangkan teori sebagai alat praktik untuk praktisi, peneliti dan

pengajar. Dipengaruhi oleh pengalaman ini, moore kemudian menjadi asisten dalam

pengembangan dan publikasi beberapa teori (Good and Moore, 1996).

B. Sumber Teory

Teori The Peaceful End of Life (EOL) ini dibentuk oleh sejumlah kerangka teori (Ruland &

Moore, 1998). Teori ini terutama berbasis pada model Donabedian baik struktur, proses dan

hasil, yang sebagian dibagun dari teori general sistem. Pengaruh dari general sistem teori

ini meliputi dari tipe lain dari teori keperawatan, dari model middle conseptual dan

microrange teori_sebagai indicatol dari penggunaanya dalam mencelaskan kompleksitas dari

interaksi perawatan kesehatan dan organisasi. Pada teori EOL ini, yang dimaksud stuktur

adalah sistem keluarga (pasien dengan sakit terminal dan penyakit serius lainnya) yang

menerima perawatan dari professional pada unit perawatan akut rumah sakit, proses

didefinisikan sebagai aksi (intervensi keperawatan) dibentuk untuk mempromosikan hasil

yang positif melalui: 1. Bebas dari rasa sakit; 2. Kenyamanan; 3. Meningkatkan martabat dan

rasa hormat; 4. Berada dalam kedamaian; 5. Mengalami kedekatan dengan mereka yang

peduli.

C. Komponen paradigma keperawatan

1. Manusia

manusia dipandang sebagai individu yang utuh dan juga kompleks atau disebut sebagai

makhluk holistik. Komponen ini terdiri dari bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia dapat


5
bertindak dan juga berperilaku baik secara verbal maupun nonverbal. Bahkan di dalam

suatu kondisi terkadang dalam memenuhi kebutuhannya mereka membutuhkan

pertolongan. Jika mereka tidak dapat melakukannya, bisa jadi mereka akan mengalami

stres. Hal ini kemudian dijadikan dasar pernyataan bahwa perawat yang profesional

harus berhubungan dengan seseorang yang tidak dapat menolong dirinya dalam

memenuhi kebutuhannya dan dalam hal ini, manusia dipandang sebagai individu yang

utuh dan kompleks (makhluk holistik) yang tidak bisa dipisah-pisahkan.

2. Kesehatan

Komponen paradigma keperawatan yang kedua adalah kesehatan. Untuk dapat dengan

mudah memahami mengenai konsep sehat, harus dimulai dengan bagaimana seseorang

dapat melihat dan mengartikan apa itu sehat secara luas. Sehat secara luas diartikan

sebagai paradigma sehat. Paradigma sehat merupakan cara pandang dan juga pola pikir

yang dimiliki seseorang mengenai kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif,

dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor

yang secara dinamis dan lintas sektoral.

3. Lingkungan

Komponen lingkungan ini diartikan sebagai seluruh kondisi dan pengaruh luar yang

mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme yang secara umum

dibedakan menjadi dua:

a. Lingkungan fisik, yakni lingkungan alamiah yang terdapat di sekitar manusia.


Lingkungan fisik ini misalnya cuaca, musim, letak geografis, dan lain
sebagainya.
b. Lingkungan non-fisik, lingkungan yang muncul akibat adanya interaksi
antarmanusia yang meliputi sosial budaya, nilai, norma, adat istiadat, dan
lainnya.
4. Keperawatan
Keperawatan memiliki fungsi yang unik, yaitu membantu individu, baik sehat maupun
sakit. Fungsi ini ditampilkan dengan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
kesehatan, penyembuhan penyakit, dan membantu klien mendapatkan kematian yang
damai. Hal ini dilakukan untuk membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya
secepat mungkin.

6
Gambar 2-1 Hubungan antara konsep teori peacefull End of life (ruland C.M, dan Moore, S.M.

(1998). Teori konstruksi berdasarkan standar pelayanan: proposal dari teori peacefull end of life.

Pandangan Keperawatan, 46(4),174.)

D. Aplikasi penerimaan teory

1. Praktek

Kehl (2006) mengutip dalam analisis konsepnya “kematian yang baik” dan Baggs &

Schmitt (2000) membahas potensi kegunaan teori sebagai sarana untuk

meningkatkan pengambilan keputusan EOL atau akhir hidup pada orang dewasa yang

sakit kritis. Kirchoff (2002) melanjutkan pembahasan dalam menciptakan lingkungan

perawatan di Ruang Perawatan Intensif yang mempromosikan kematian yang

damai dengan sintesis informasi dari tiga sumber (teori akhir hidup damai, Ruland &

Moore,1998), institut kedokteran tentang definisi kematian damai (Field & Cassell,1997),

dan ajaran dari the american association colleges of nursing's mengenai Kematian damai:

kompetensi yang direkomendasikan danpedoman kurikuler untuk asuhan

keperawatan akhir hidup,1997).

7
2. Pendidikan

Peaceful end of life atau akhir hidup damai telah diitegrasikan ke dalam kursus

keperawatan untuk generasi denan fokus pada perawatan pasien dan perawatan keluarga

pada saat ini. Baru-baru ini konten yang telah menjadi lebih standar dalam bentuk teori,

kompetensi, dan panduan kurikuler. Ruland dan Moore (1998) adalah contoh awal

dari sebuah teori akhir hidup sebagai bentuk perhatian terhadap rumah sakit dan

perawatan paliatif yang telah dikembangkan.

3. Penelitian

Penelitian deskriptif dengan menggunakan teori hidup damai oleh beckstrand, Callister,

dan Kirchoff (2006) disurvei perawat perawatan kritis tentang bagaimana meningkatkan

perawatan di akhir kehidupan, Menyediakan untuk sebuah “kematian yang baik” adalah

tema nomor satu. teori akhir hidup merupakan publikasi yang relatif baru sebagian dapat

menjelaskan kesenjangan dalam literatur. kedua teori (Ruland dan Moore) melaporkan

bahwa mereka secara rutin menerima pertanyaan tentang menggunakan teori dari

mahasiswa pascasarjana, dan Ruland berencana untuk mulai menguji teori dalam

program penelitiannya.

E. Kekuatan dan Kelemahan Teory

Kekuatan Teori (Tomey, Ann Mariner & Alligood, Martha Raile, 2006)

a) Kelebihan dari Teori ini adalah dapat digunakan pada perawatan pasien sehari-hari.

b) Baru dan Original serta berbasis dari standart perawatan dan dapat diarahkan secara

langsung ke praktek klinik (Jennifer Totten, Angela Baird, and Amy Howard, 2010)

c) Fokus pada Teori ini tidak hanya pada Pasien saja tapi juga keluarga dan orang-orang

penting lain disekitar pasien. Kita memberikan panduan untuk kelaurga dan orang

terdekat lain, menjawab pertanyaan dan memberikan support.

d) Teori Peaceful EOL merupakan Framework yang mengilustrasikan Arah atau

Jalan untuk menjembatani keberlangsungan proses Teori-Practice-Researc

e) Mengilustrasikan praktik dan standart praktik sebagai sumber untuk mengembangkan

teori
8
f) Semua indikator hasil Teori Peaceful EOL ini dapat diukur

F. Kelemahan Teori

a) Kelemahan dari Teori model ini adalah secara fakta tidak dapat menjawab adanya

perbedaan budaya dalam hal penanganan orang akan meninggal. Sebagai contoh

sebuah budaya hanya mengijinkan orang-orang tertentu untuk dapat masuk

menemani pasien, sedangkan budaya lain mengharuskan seluruh keluarga untuk

masuk. Budya lain mungkin memerlukan adanya ritual-ritual tertentu untuk

mengantarkan pasien (Jennifer Totten, Angela Baird, and Amy Howard, 2010).

b) Kelebihan lain dalam teori ini adalah membutuhkan lebih banyak penelitian untuk

mendukung teori ini sebagaimana pula kegunaan teori ini yang mempengaruhi

penelitian keperawatan, pendidikan dan praktek. Dukungan empiris untuk semua

hubungan membutuhkan validasi lebih lanjut (Nursing theory 2007, p. 11).

c) Tidak ada instrumen yang dikembangkan untuk mengukur hubungan antara konsep

yang terdapat dalam Framework Teori Peacefull EOL, tidak ada instrumen yang

dikembangkan untuk Teori Peacefull EOL (Tomey, Ann Mariner & Alligood, Martha

Raile, 2006)

G. Kritik terhadap Teori Peacefull EOL

a) Kejelasan

Semua elemen dari teori dinyatakan dengan jelas, termasuk pengaturan, asumsi, dan

konsep-konsep dan pernyataan rasional. Konsep ini bervariasi dalam tingkat

abstraksi,lebih konkrit ( nyeri dan kenyamanan) yang lebih abstrak (harga diri).

b) Kesederhanaan

Walaupun istilah tidak rumit dan pernyataan yang tegas dari ide-ide, teori telah

digambarkan sebagai salah satu level yang tinggi dan middle range teori ( Higgins

dan Moore, 2000), terutama karena tingkat abstraksi dari kriteria hasil dan

kompleksitas multidimensi yang diungkapkan dalam hubungan pernyataan ini.

9
c) Keumuman

Teori Peaceful end of live memiliki batas-batas tertentu yang berkaitan

dengan waktu, pengaturan, dan populasi pasien. itu dikembangkan untuk

digunakan pada orang dewasa yang sakit parah dan keluarga

mereka yang menerima perawatan dalam setting perawatan akut. Konsep peaceful

end of live berasal dari konteks norwegia dan dengan demikian mungkin tidak

sesuai untuk semua budaya. Namun demikian, konsep dan hubungan beresonansi

dengan banyak perawat, dan komprehensif membahas aspek multidimensi dari

perawatan Peaceful end of live. Sebagai contoh, indikator outcome berhubungan

dengan pembahasan lima konsep aspek teknik dari perawatan (tersedia intervensi

farmokologi dan nonfarmakologi untuk menghilangkan gejala), komunikasi

(membuat keputusan), aspek psikologi (dukungan emosi), dan martabat dan rasa

hormat (memperlakukan pasien dengan bermartabat, empati dan rasa hormat).

d) Presisi Empiris

Pengembangan teori ini menggunkan pemikiran induktif dan deduktif yang

menjadikan dasar kuat untuk mengembangkan pengujian hipotesis di antara kelima

konsep teori. Teoritis kongruensi dibuktikan menggunakan indikator hasil dari

semua konseptualisasi perspektif pasien dan keluarga.

10
PENGALAMAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PERAWATAN
END OF LIFE PADA PASIEN COVID-19 DI RUANG ICU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI

Lina Herlina1 Wahyu Rima Agustin2 Innez Karunia Mustikarani3


Universitas Kusuma Husada Surakarta
Email : linaherlinacute98@gmail.com
wra.wahyurimaagustin@gmail.com

ABSTRAK

End of Life diberikan pada pasien fase kritis atau menjelang ajal dengan
menerapkan teori peaceful end of life, teori yang mencakup konsep persiapan yang baik
dalam menghadapi kematian Intervensi dalam konsep teori ini dilakukan yang bertujuan
pasien merasa bebas dari rasa nyeri, merasa kenyamanan, merasa dihargai, dihormati dan
berada dalam kedamaian dan ketenangan juga merasa dekat dengan orang dirawatnya.
Fokus penelitian ini untuk membatasi studi kualitatif yang bermaksud untuk
memahami fenomena perawatan end of life pada pasien covid-19 dan pengalaman
perawat. Analisis data induktif dengan pendekatan studi fenomenologi menggunakan
metode Colaizzi dengan transkip wawancara dan analisa tematik.
Hasil penelitian menghasilkan 4 tema yaitu : 1. Gambaran pengalaman perawat
memberikan perawatan bebasa dari rasa nyeri 2. Gambaran pengalaman perawat
memenuhi rasa nyaman 3. Gambaran pengalaman perawat memberikan rasa hormat dan
bermartabat 4. Gambaran pengalaman perawat memberikan perasaan damai.
Kesimpulan adalah perawat menggambarkan pengalamannya ketika memberkan
perawatan end of life kepada pasien covid-19 pada fase akhir kehidupan di ruang ICU.

Kata Kunci : End of life, covid-1

11
NURSES’ EXPERIENCES IN EXTENDING END-OF-LIFE CARE TO
COVID-19 PATIENTS IN THE INTENSIVE CARE UNIT OF
DR.MOEWARDI LOCAL GENERAL HOSPITAL

ABSTRACT

End-of-life care is extended to critical or dying patients by applying theory of


peaceful end of life, which is a theory that includes good preparation for death. The
theory within this concept is performed in an attempt to free patients from pain but to
make them feel comfortable, valued, respected, peaceful, and restful aswell to make those
extending the care feel close the patients.
This qualitative research was focused on the phenomena of end-of-life care
extended to Covid-19 patients and nurses’ experiences. This research used the
phenomenological approach with Colaizzi method with interview transcript and thematic
analysis. Its data were analyzed inductively.
The result of the research shows that there were four themes, namely: (1)
description of the nurses’ experiences which extend pain-free care; (2) description of the
nurses’ experiences which fulfilled comfort to the patients; (3) description of nurses’
experiences which extend respect and dignity to the patients; and (4) description of
nurses’ experiences which extend peace to the patients.
Thus, the nurses described their experiences when extending the end-of-life care to
the Covid-19 patients at the final of phase of their life at Internal Care Unit.

Keywords: End of life, Covid-19

12
PENDAHULUAN Indonesia pada tanggal 23
November 2020 tercatat data positif
End of Life diberikan pada Covid-19 sebanyak 502.110 Sembuh
pasien fase kritis atau menjelang ajal (Positif Covid-19) sebanyak 422.386
dengan menerapkan teori peaceful end dan Meninggal (Positif Covid-19)
of life, teori yang mencakup konsep sebanyak 16.002 (Kemenkes RI, 2020).
persiapan yang baik dalam menghadapi Data dari Jawa Tengah pada
kematian. kebutuhan perawatan end of 23 November 2020 data terkonfirmasi
life semakin meningkat seiring dengan positif Covid-19 sebanyak 48.273.
perkembangan dan kemajuan teknologi Jumlah pasien terkonfirmasi covid-19 di
yang diharapkan dapat meningkatkan RSUD Dr. Moewardi pada 23
kualitas perawatan untuk November 2020 sebanyak 947, dirawat
memperpanjang kehidupan. (Safitri, sebanyak 199, sembuh sebanyak 638,
2016) Intervensi dalam konsep teori ini dan meninggal sebanyak 110 (Dinkes
dilakukan yang bertujuan pasien merasa Jateng, 2020).
bebas dari rasa nyeri, merasa Sebagai tenaga kesehatan yang
kenyamanan, merasa dihargai, dihormati profesional, perawat pasti akan selalu
dan berada dalam kedamaian dan belajar memberikan pelayanan dengan
ketenangan juga merasa dekat dengan rasa kepedulian yang tinggi, rasa hormat
orang dirawatnya (Septiana, Sudarwanto, kepada setiap klien yang dilayani, dalam
& Sulistiyono, 2017). hal ini terjadi proses keperawatan yang
Salah satu penyakit yang bertujuan untuk mengidentifikasikan
membutuhkan perwatan end of life masalah kesehatan klien,
adalah covid-19 (Fitriani, 2020). Covid- menentukan prioritas,
19 (coronavirus disease 2019) melaksanakan intervensi
merupakan penyakit infeksi saluran keperawatan, dan mengevaluasi hasil
pernafasan yang baru dikenal dengan dari asuhan keperawatan yang telah
corona virus (SARS-CoV- 2), gejala diberikan kepada pasien (Nasution,
klinis umum yang terjadi pada pasien 2019). Peran perawat dalam perawatan
Covid-19, diantaranya yaitu demam, end of life yaitu memberikan dukugan
batuk kering, dispnea, fatigue, nyeri perawatan dengan mangatasi gejala
otot, dan sakit kepala hingga kondisi penyakit yang dirasakan oleh pasien dan
klinis yang dikarakteristikkan dengan keluarga, meliputi pemberian rasa
kegagalan respirasi akut yang nyaman dan perhatian kepada pasien
mengharuskan penggunaan ventilasi diakhir kehidupannya (Safitri, 2017).
mekanik dan support di Intensive Care Peran perawat dalam perawatan end of
Unit (ICU)(Gennaro dkk., 2020). life tersebut dipengaruhi oleh
World Health Organisation pengalaman. Pengalaman tersebut
(WHO) melaporkan Pada 22 November merupakan salah satu pola dalam
2020 didunia tercatat meningkatkan kemampuan dan kualitas
57.882.183 kasus COVID-19 yang perawatan yang diberikan, pengalaman
dikonfirmasi, termasuk 1.377.395 yang tepat tentang perawatan end of life
kematian (WHO, 2020). Data dari yang di berikan

13
pada pasien sebagai acuan dalam umum daerah dr. moewardi, maka dari
memberikan perawatan yang lebih baik itu, informasi yang di berikan oleh
di ICU (Safitri, 2017). Penjelasan diatas perawat dari pengalaman tersebut dapat
menunjukan bahwa pentingnya bermanfaat dalam memberikan
mengetahui pengalaman perawat dalam perawatan end of life guna
melakukan perawatan end of life, meningkatkan kualitas asuhan
beberapa penelitian telah keperawatan pada pasien end of life di
menggambarkan pengalaman perawatan ruang ICU. Dari latar belakang tersebut
pada fase end of life tetapi penelitian peneliti tertarik untuk melakukan
yang membahas tentang pengalaman meneliti “PengalamanPerawat Dalam
tersebut pada ruang ICU masih terbatas. Memberikan Perawatan End Of Life
Berdasarkan penelitian yang Pada Pasien Covid-19 Di Ruang ICU
dilakukan oleh Suhamdani (2019), Rumah Sakit Umum Daerah
menghasilkan 4 tema diantaranya: Dr.Moewardi”
membina hubungan saling percaya, Mengeksplorasi pengalaman
menghubungkan keinginan pasien dan perawat dalam memberikan perawatan
keluarga, mewujudkan harapan dan end of life pada pasien covid-19
manajemen emosi diri. Penelitian ini merupakan hal penting untuk
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan guna
dilakukan oleh Ose (2016), mendapatakan informasi sebanyak
menghasilkan 8 tema yaitu : Merasakan mungkin. End of life (EOL) merupakan
hati tersentuh pada pasien terlantar kondisi pasien pada fase akhir
menjelang ajal, tidak membedakan kehidupan, dimana penyakit tersebut
perlakuan pada pasien terlantar masuk dalam stadium terminal. Sebagai
dengan pasien lain yang menjelang ajal, tenaga kesehatan yang profesional,
menghargai harkat dan martabat pasien, perawat pasti akan selalu belajar
memastikan tidak ada kecurangan memberikan pelayanan dengan rasa
pemberian nota dinas, memilih careing dan kepedulian yang tinggi, rasa
perawatan suportif sebagai tindakan hormat kepada setiap klien yang
terbaik, terpaksa dilayani. Peran perawat dalam
meninggalkan pasien tanpa perawatan end of life tersebut
pendampingan spritual, mengalami dipengaruhi oleh pengalaman, yang
konflik dalam menempatkan pasien digunakan sebagai acuan dalam
terlantar yang menjelang ajal, memberikan perawatan yang lebih baik
mengharapkan situasi lingkungan kerja di ICU. Rumusan masalah dalam
yang mendukung. penelitian ini adalah “Bagaimana
Berdasarkan fenomena Pengalaman Perawat Dalam
tersebut diatas penelitian ini bertujuan Memberikan Perawatan End Of Life
untuk mengetahui secara mendalam Pada Pasien Covid-19 Di Ruang ICU
tentang pengalaman perawat dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
memberikan perawatan end of life pada Moewardi ?”
pasien covid-19 di ruang ICU rumah
sakit

14
METODE HASIL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian ini menghasilkan 4
penelitian kualitatif dimana penelitian tema berdasarkan hasil analisa tematik
yang bermaksud yang dilakukan, analisa tema disusun
memahami fenomena tentang apa yang dari pencarian kata kunci
dialami subyek, seperti perilaku, pengelompokan kategori yang kemudian
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain – membentuk sub tema, kemudian dari
lain secara holistik dan dengan cara sub tema akan membentuk sebuah tema
deskriptif dalam bentuk kalimat atau dari hasil penelitian. Penelitian ini
kata-kata dan bahasa pada suatu menemukan gambaran khusus perawatan
konteks khusus yang alamiah dan end of life pasien covid 19 berdasarkan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. pengalaman partisipan di ruang ICU
Populasi dalam penelitian ini rumah sakit umum daerah dr. Moewardi.
sebanyak 20 orang yaitu perawat yang Berikut akan dijelaskan masing-masing
bekerja di ruang ICU Rumah Sakit tema yangditemukan :
Umum Daerah Dr. Moewardi. Sampel Tema I : Mengeksplorasi
dalam penelitian ini sebanyak 3 orang pengalaman perawat dalam memberikan
yaitu perawat yang bekerja di ruang ICU perawatan end of life pada pasien
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. covid-19 bebas dari rasa nyeri.
Moewardi Surakarta. “....Pengalaman saya
Kriteria Inklusi : Perawat yang memberikan teknik relaksi dan edukasi
bekerja di ruang ICU Rumah Sakit pada pasien yang
Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta, mengalami nyeri dengan cara tarik
Pendidikan minimal D3 Keperawatan, nafas dalam untuk pasien yang masih
Perawat yang sadar dan bisa diajak berkomunikasi,
memiliki pengalaman dalammemberikan secara tindakan keperawatan
perawatan end of life pada pasien covid- nggeh...(P1)
19. Kriteria Eksklusi : Perawat yang “...ya kalo semisal pasien nya itu
tidak bersedia menjadi responden serta, masih bisa diajak komunikasi ya... kita
tidak mau memberikan informasi lakukan teknik relaksisasi nafas dalam
mengenai interaksi sosialnya kalo gak kita eeeeee....
Instrumen Penelitian : Pedoman distraksi seperti kaya mengalihkan
wawancara, Data Demografi, Alat tulis, perhatian gitu... kita ceritakan hal yang
Recorder, Kamera baik yang eeeee bisa
Analisa data pada penelitian mengalihkan perhatian pasien akan
kualitatif dengan pendekatan studi nyerinya itu.... jadi tetap ada tindakan.
fenomenologi menggunakan (P3)
metode Colaizzi yaitu prosedur analisis “..... Untuk pengkajian nyeri
tematik yang jelas dan populer yang pasti dilakukan dengan pasien yang
menggunakan pendekatan 7 langkah sadar mbak yang bisa diajak
berkomunikasi...(P2) “....Kalo untuk
pasien yang koma biasanya untuk
penanganan nyeri sendiri kita

15
berkolaborasi dengan dokter ruang tunggu, kami akan mencari. ”
anastesi dan dokter DPJPnya dan untuk (P1)
obatnya menggunakan obat paracetamol “...bisa berkomunikasi
untuk pasien yang biasa, tetapi untuk biasanya dari keluarganya dibawakan
pasien yang berhubungan dengan HP... jadi buat komunikasi antara dia
anastesi miloz atau bisa menggunakan sama keluarga... (P2) “.....jadi seperti
dopamine.... sekarang... ini ada keluarga yang
(P1) “ kemudian kalo nyeri nya itu menunggu..... jadi tetap. dari
masih dirasakan berat itu dikasih keluarga yang menunggu nanti kita
morfin... kalo gak misalnya dia gelisah edukasi bagaiman caranya agar pasien
atau nyeri HR nya tinggi, itu kita bisa merasa nyaman... jadi kan jika ada
kasih kolaborasi dengan dokter anastesi keluarga kan pasiennya juga merasa
pake obat-obatansedasi ya ” (P3) adem, anyem gitu....
Tema II : Mengeksplorasi (P3)
pengalaman perawat dalam memberikan Tema III : Mengeksplorasi
perawatan end of life pada pasien covid pengalaman perawat dalam memberikan
19 dalam memenuhi rasa nyaman. perawatan end of life pada pasien
“.....Untuk pemberian rasa covid 19 dalam rasa hormat dan
nyaman kita memberikan oksigen yang bermartabat.
penuh apa lagi pada pasien covid 19 itu “..... itu kita tetap menghargai
pasiti diberikan oksigenasi....” (P1) “ banget walapun dia pernah positif covid
pasien tidak 19, dia mendapatkan hak dan martabat
sadar, alis koma gitu njih, contohnya yang sama dalam perawatan pasien.
lagi nyeri, ketika pasien di fase end of ”
life itu kita bisa melihat, ini walapin (P1) “....Kalo akhir kehidupan itu.. ya
tidak sadar njih, kita bisa lihat pasien sama dek, kita perlakukan sama mau itu
gelisah apalagi pasien covid-19 yang covid 19 atau pasien apa...
terpasang O2 ” (P2) kita itu sebagai manusia itu yaaa
“.... jadi misalnya privasinya bisanya merawat. ” (P2)
pun tetap kita jaga sesuai dengan Tema IV : Mengeksplorasi
aturan.. walapun dia tidak bernyawa....” pengalaman perawat dalam memberikan
(P2) “....pasien covid 19 biasanya kan 1 perawatan end of life pada pasien covid
ruangan 1 orang ya. itu malah lebih 19 dalam perasaandamai.
dia itu terprivasi “...Untuk secara damai dan
misalnya kalo dia enaknya pake spiritualnya yaaa..... kita mengajak
lingkungan yang sejuk. (P3) untuk berdoa.... berdoa dengan agama
“....Iya mendapatkan... (P1) “ Ada dan kepercayaannya. kan
nggeh....” (P2) “ untuk pasien post suport dengan agama itu kan. ” (P1)
covid 19 yang masuk di ICU itu selalu “... mungkin bapak atau ibu jangan lupa
mendapatkan dukungan keluarga ” istigfar sebisa mungkin kita
(P3) membimbing dan bilang saja keluarga
“.... ada keluarga yang masuk sudah ikhlas insaya-
ke ruang ICU minimal 1 orang, jika ALLAH begitu nanti cepat ” (P2)
keluarga tidak ada di

16
PEMBAHASAN studi literatur Susilo (2020), menyatakan
Tema I : Mengeksplorasi pasien covid-19 mendapatkan terapi
pengalaman perawat dalam memberikan oksigen dimulai dari 5 liter per -menit
perawatan end of life pada pasien covid- dan dapat ditingkatkan secara
19 bebas dari rasa nyeri Hasil penelitian perlahan sampai mencapai target pada
menunjukan bahwa pengalam perawat kondisi kritis, boleh langsung digunakan
dalam memberikan perawatan end of life nonrebreathing mask.
bebas dari rasa nyeri, terbagi menjadi Hasil penelitian wawancara
dua yaitu pemberian perawatan nyeri selanjutnya menyatakan pemenuhan
dengan kebutuhan rasa nyaman pada pasien
menggunakan non-farmakologi dan dilakukan dengan menjaga privasinya.
farmakologi. Untuk non- Menghormati privasi pasien merupakan
farmakologi tindakan keperawatan yang tanggung jawab profesional seorang
dilakukan adalah teknik relaksasi dan perawat. Hak privasi pasien merupakan
distraksi dan untukfarmakologi hak yang diakui dalam konvensi hak
tindakan yang asasimanusia internasional dan
diberikan adalah berkolaborasi dengan dilindungi dalam undang-undang. Hasil
dokter anastesi dalam pemberian obat penelitian ini sejalan dengan penelitian
seperti miloz, dopamine, dan obat-obatan yang dilakukan oleh Safitri (2020), 76
sedasi. Hasil ini sejalan dengan teori orang (80%) menilai perilaku perawat di
Ruhyanudin (2017), yang ruang rawat inap RS UNHAS terhadap
menyatakan terapi farmakologi dengan klien sebagai penjabaran kode etik
pemberian obat-obatan memberikan efek keperawatan berada di kategori prima
menurunkan nyeri dengan cepat dan dan 19 orang (20%) menilai perilaku
apabila diberikan dengan cara yang perawat dikategori baik dan tidak ada
bernar tidak menyebabkan adiksi. Terapi dikategori cukup dan kurang.
non- farmakologi yang bisa diberikan Menghormati privasi pasien merupakan
untuk mengurangi nyeri adalah distraksi tanggung jawab profesional seorang
atau mengalihkan perawat.
perhatian, serta relaksasi misalnya Tema III : Mengeksplorasi
dengan nafas pelan dan dalam. pengalaman perawat dalam memberikan
Tema II : : Mengeksplorasi perawatan end of life pada pasien covid-
pengalaman perawat dalam memberikan 19 dalam rasa hormat dan bermartabat
perawatan end of life pada pasien covid- Hasil penelitian pengalaman
19 dalam memenuhi kebutuhan rasa perawat dalam memberiakn
nyaman perawatan end of life dalam rasa hormat
Hasil penelitian menunjukan dan bermartabat yaitu tidak membeda-
pengalaman perawat dalam memberikan bedakan pasien serta membimbing pasien
perawatan end of lfie dalam memenuhi dengan cara berdoa bersama
kebutuhan rasa nyaman, terutama pasien keluarganya. Hasil penelitian ini sejalan
covid-19 dilakukan pemberian dengan penelitian yang dilakukan oleh
oksigenasi yang penuh. Hasil ini Ose
sejalan degan

17
(2016), menyatakan Mengupayakan pada pasien covid-19 bebas dari rasa
memberikan perawatan menjelang ajal nyeri. Tema yang dihasilkan adalah
yang baik dan bermartabat mengandung gambaran pengalaman perawat
arti melakukan usaha perawatan memberikan perawatan bebasa dari rasa
menjelang ajal yang baik dengan nyeri
memperlakukan pasien sebagai Tema II : Mengeksplorasi
seseorang dengan manusiawi. pengalaman perawat dalam memberikan
Tema IV : Mengeksplorasi perawatan end of life pada pasien covid
pengalaman perawat dalam 19 dalam memenuhi rasa nyaman. Tema
memberikan perawatan end of life yang dihasilkan adalah gambaran
pada pasien covid-19 dalam perasaan pengalaman perawat memenuhi rasa
damai nyaman
Hasil wawancara yang Tema III : Mengeksplorasi
dilakukan pada ketiga partisipan pengalaman perawat dalam memberikan
menyatakan bahwa, pengalam perawat perawatan end of life pada pasien covid
dalam memberikan perawatan end of 19 dalam rasa hormat dan bermartabat.
life dalam perasaan damai yaitu dengan Tema yang dihasilkan adalah gambaran
cara spiritual mengajak berdoa dengan pengalaman perawat memberikan rasa
keyakinan dan kepercayaan masing- hormat dan bermartabat
masing pasien. Hasil penelitian ini Tema IV : Mengeksplorasi
sejalan dengan penelitian yang pengalaman perawat dalam memberika
dilakukan oleh Lubis (2019), perawatan end of life pada pasien covid
menyatakan Pemenuhan perawatan 19 dalam perasaan damai. Tema yang
spiritual pada pasien terminal dihasilkan adalah gambaran pengalaman
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perawatmemberikan perasaan damai
perawat melalui sikap dan tindakan
dalam praktek keperawatan berdasarkan SARAN
nilai- nilai keperawatan spiritual yang 1. Bagi Partisipan
mengakui martabat manusia, kebaikan, Penelitian ini diharapkan mampu
keikhlasan, belas kasih sayang, menjadi informasi baru bagi
ketenangan dan kelemahlembutan partisipan dalam usaha
meningkatkan kualitas
KESIMPULAN pelayanan perawat dalam
Hasil penelitian yang memberikan perawatan end of
dilakukan di ruang ICU rumah sakit life kepada pasien covid-
umum daerah Dr. Moewardi. 19 diruang ICU rumah sakit
Berdasarkan analisa dari kata kunci yang umum daerah dr. moewardi.
telah didapatkan dalam penelitian ini 2. Bagi keperawatan
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai Penelitian ini diharapkan dapat
berikut : menjadi acuan bagi sejawat
Tema I : Mengeksplorasi perawat dalam memberikan
pengalaman perawat dalam memberikan pelayanan
perawatan end of life perawat dalam memberikan

18
BAB Ill

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori Peacefull End Of Lie yang dikembangkan oleh Cornelia M Ruland dan Shirley M Moore

ini adalah teori yang memiliki setting pada perawatan akhir hidup pasien. Teori ini berfokus

bagaimana memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien di masa akhirnya. Teori ini

membaginya ke dalam 5 Kriteria yaitu : 1) bebas nyeri, 2) merasa nyaman, 3) merasa

berwibawa dan dihormati, 4) damai, 5) kedekatan dengan anggota keluarga dan pihak

penting lainnya.

B. Saran

Teori Peacefull EOL ini merupakan teori yang bagus untuk dapat dijadikan standart pelayanan

keperawatan palliatif di Indonesia. Seperti saran terhadap teori ini sendiri, diperlukan lebih

banyak penelitian sebelum standart yang berdasar teori ini ditetapkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Cahill suzanne, et al. 2012. Guidelines for nursing homes delivering end-of-life care to residents with

dementia across the island of Ireland. Quality in ageing and older adults, vol 13(1).

Kirchhoff, Karin T. (2002). Promoting a peacefull death in the ICU. School of Nursing, University of

Wisconsin. USA. Crit Care Nure Clins NA. Elsevier Science (USA)

Limerick, M. H. (2007). The process used by surrogate decision makers to withhold and withdrawal life-

sustaining measures in an intensive care environment. Oncology Nursing Forum, 34(2), 331-

339.

Murrish jennifer. 2010. Development of an end-of-life care/decision Pamphlet in the ICU. California

State University, Chico

Nursing Theory Peaceful End of Life-Cornelia Ruland and Shirley Moore. Nursing 5330 Theories and

Therapies Texas Tech University Health Sciences Center School of Nursing, Submitted to:

Yondell Masten, October 17, 2007.

Ningsih sri ningning. 2011. Pengalaman perawat dalam memberikan perawatan paliatif pada anak

dengan kanker di wilayah Jakarta. Universitas Indonesia. Jakarta

Ruland, Cornelia M. RN, PhD & Moore, Shirley, M. RN, PhD. Theory Construction Based on

Standards of Care: A Proposed Theory of the Peaceful End of Life. Nursing Outlook, 1998, 46

(4), p.169-75.

Tomey, Ann Mariner & Alligood, Martha Raile (2006). Middle range theories: Peaceful end of life

theory. Nursing Theorists and Their Work, (pp.775-781). Missouri: Mosb

20
21

Anda mungkin juga menyukai