Anda di halaman 1dari 16

TEORI KEPERAWATAN MODERN NURSING: FLORANCE NIGHTINGALE

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Falsafah Teori Keperawatan

Disusun oleh:

Kelompok 3

Izzatun Nufus Arham (1911313035)


Loan Atika (19113130020)
Umniatul Azizah (1911313017)
Nasywa Khanza Anakami (1911313002)

Kelas III A

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019

1
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Teori
Keperawatan Modern Nursing: Florance Nightingale”, penulis susun sebagai tugas mata
kuliah Perencanaan Pendidikan. Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga dalam penulisan karya tulis ini penulis
banyak memperoleh bimbingan, saran, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa


2. Dosen pembimbing: Ibu Dr. Yulastri Arif, M.Kep.
3. Teman-teman di Universitas Andalas , terkhususnya teman teman kelas 3A

Semoga semua bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis
mendapatkan rahmat dan karunia dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini
jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pihak.Amin.

Padang, 20 Maret2019

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….…3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….….4

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...4

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..4

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………....5

1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………....6

2.1 Latar Belakang Teori atau Sejarah…………………………………………….6

2.2 Sumber Teori untuk Pegembangan Teori……………………………………...7

2.3 Konsep Umum dan Defenisi…………………………………………………..8

2.4 Indikator Empiris………………………………………………………………10

2.5 Paradigma Keperawatan……………………………………………………….11

2.6 Aplikasi Teori Keperawatan…………………………………………………....12

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………...15

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..15

3.2 Saran…………………………………………………………………………....15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan adalah pelayanan atau asuhan keperawatan professional yang bersifat
humanistic, menggunakan pendekatan holistic, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standar
professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan
bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan
keperawatan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Teori evironmental Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale yaitu “Ibu dari
keperawatan modern” meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk dipenuhi
oleh seorang wanita. Konsep utama bagi kesehatan adalah ventilasi kehangatan, cahaya, diet,
kebersihan, dan ketenangan.
Teori Keperawatan Nightingale sangat bermanfaat bagi dunia keperawatan, yang
meletakkan dasar teori keperawatan melalui filosofi keperawatan yakni dengan
mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta
pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal dengan teori
lingkungannya. Selain itu, Florence juga membuat standar pelaksanaan asuhan keperawatan
yang efisien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa latar belakang dari teori keperawatan Florence Nightingale?
2. Apa saja sumber-sumber teori untuk pengembangan teori keperawatan Florence
Nightingale?
3. Apa yang dimaksud dengan teori keperawatan Florence Nightingale?
4. Bagaimana penggunaan temuan empiris?
5. Apa yang dimaksud dengan paradigm keperawatan?
6. Bagaimana aplikasi teori keperawatan Florence Nightingale dalam kehidupan sehari-
hari?

4
1.3 Tujuan Penulisan

a. Tujuan umum
Tujuan umum dari makalah ini agar mahasiswa mampu mengaplikasikan teori
keperawatan menurut Florence Nightingale.
b. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari makalah ini:
1. Menjelaskan latar belakang teori dan sejarah dari teori keperawatan Florence
Nightingale
2. Menjelaskan sumber teori untuk pengembangan teori
3. Menjelaskan konsep umum dan definisi dari teori keperawatan Florence
Nightingale
4. Menjelaskan penggunaan temuam empiris
5. Menjelaskan paradigma keperawatan
6. Menjelaskan pengaplikasian dari teori keperawatan Florence Nightingale

1.4 Manfaat Penulisan


Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menambah pengetahuan dan referensi
pembaca tentang teori keperawatan Florence Nightingale.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Teori atau Sejarah


Nightingale atau yang sering juga disebut dengan panggilan Lady With the Lamp lahir
pada tahun 1820 di Florence, Italia. Orang tua Nightingale sangat kaya dan sering kali
melakukan perjalan ke luar negeri.Nightingale adalah wanita yang cantik dan diharapkan
untuk berperilaku seperti setiap wanita Victoria lainnya, mengisi waktunya sebelum menikah
dengan music, membaca, bordir, dan belajar bagaimana menjadi nyonya rumah yang
sempurna (Brown, 1988) dalam (Alligood, 2006).
Ketika Nightingale berusia 17 tahun ia mulai merasakan simpati terhadap orang-orang
disekitarnya. Hingga pada akhirnya pada usia 24 tahun Florence memutuskan untuk
membantu rakyat di rumah sakit, namun hal tersebut mendapat penolakan dari keluargnya
sampai suatu ketika ia pergi ke Kaiserworth, Jerman, untuk belajar keperawatan dari institusi
diakones (Brown, 1988; Woodham-Smith, 1951) dalam (Alligood, 2010). Dia belajar di sana
selama selama 3 bulan dan kemudian kembali untuk melayani keluarganya. Itu lain dua tahun
sebelum dia diizinkan untuk praktek keperawatan (Brown, 1988; Woodham-Smith, 1951)
dalam (Alligood, 2010).
Karena pekerjaannya di keperawatan dan pendidikan keperawatan, ia dikenal sebagai
pendiri keperawatan modern (Dennis & Prescott, 1985; Henry, Woods & Nagelkerk, 1990)
dalam (Alligood, 2010). Dia mulai sekolah keperawatan di Rumah Sakit St Thomas di
Inggris dan menulis banyak naskah tentang rumah sakit reformasi dan perawatan (Brown,
1988; Woodham-Smith, 1951) dalam (Alligood, 2010).Nightingale (1969) menjelaskan
bahwa “Pengetahuan keperawatan berbeda dari pengetahuan medis.”

6
2.2 Sumber Teori Untuk Pengembangan Teori

Teori keperawatan sangat penting untuk membimbing pendidikan, penelitian, dan


praktik untuk memperkuat hubungan di antara mereka diarea tersebut. Teori keperawatan
diperlukan dan sangat penting untuk disiplin keperawatan; mereka mendefinisikan tubuh
pengetahuan keperawatan, mempromosikan pengembangan pengetahuan lebih
lanjut,membangun keperawatan sebagai profesi, dan bertujuan memberi arah ke praktik
keperawatan.

Fawcett (1983) menegaskan bahwa teori keperawatan "ditandai sebagai ssuatu


kesatuan konsep, definisi, dan proposisi yang membahas fenomena paradigma orang,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan, oleh menentukan hubungan antar variabel yang
diturunkan dari fenomena ini ”(hlm. 11). Selain itu, Meleis (1997) menyatakan bahwa teori
keperawatan memberikan wawasan tentang praktik keperawatan situasi dan penelitian dan
memberikan arahan untuk praktik keperawatan. Dengan demikian, teori keperawatan
dipandang sebagai kontribusi untuk dasar yang kuat untuk praktik keperawatan (Chinn &
Kramer, 1995) dan itu berguna dalam menggambarkan fenomena keperawatan, menganalisis
dan menjelaskan hubungan antar fenomena tersebut, dalam memprediksi konsekuensi, dan
dalam tindakan resep (Chinn & Jacobs, 1987, Meleis, 1997).

Teori keperawatan biasanya diturunkan dari model konseptual di mana keperawatan


Fenomena metaparadigma diidentifikasi dengan jelas (Fawcett, 1983). Untuk alasan ini,
konseptual Model dianggap sebagai pendahulu keperawatan teori (Peterson, 1977; Fawcet
1983). Sebuah model konseptual keperawatan adalah seperangkat abstrak konsep dan
proposisi yang terintegrasi menjadi konfigurasi yang bermakna dan mewakili keterlibatan
dalam formulasi teoritis dengan menggambarkan fenomena keperawatan dan mereka
hubungan timbal balik secara abstrak (Fawcett, 1983).

Akibatnya, tersirat bahwa konsep, definisi, dan proposisi sebuah teori keperawatan
berasal dari keperawatan model konseptual. Teori keperawatan bervariasi dalam ruang
lingkup; itu adalah, mereka berbeda dalam tingkat abstraksi. Teori yang jangkauannya lebih
luas disebut jangkauan luas teori Teori-teori ini abstrak dan memberi perspektif luas untuk
tujuan dan struktur praktik keperawatan (Fawcett, 1994; Walker & Avant, 1995). Mereka

7
tidak dapat diuji; lebih tepatnya, mereka dipandang sebagai model penghasil pengetahuan
dari mana hipotesis dapat diturunkan dan diuji (Wilson, 1989), dan mereka bermanfaat
sebagai a kerangka kerja teoritis untuk pengembangan teori rentang menengah (Armstrong &
Kelly, 1995).

Teori rentang menengah terbatas dalam ruang lingkup dan mengandung sejumlah
variabel (Fawcett, 1994; Walker & Avant, 1995); mereka “melibatkan abstraksi, tentu saja,
tetapi mereka dekat cukup untuk mengamati data yang akan dimasukkan dalam proposisi
yang memungkinkan pengujian empiris ” (Merton, 1968, hlm. 39). Dengan demikian, mereka
dapat dengan mudah dibawa ke tingkat operasional (Wilson, 1989); mereka adalah teori yang
menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena kepedulian terhadap keperawatan
sebagai serta meresepkan tindakan sebagai tanggapan terhadap itu fenomena. Baik teori
grand dan mid range penting untuk pengembangan pengetahuan dalam disiplin keperawatan.
Kisaran besar teori penting untuk memberikan yang lebih besar gambaran fenomena.

Namun, lebih dalam pemahaman tentang hubungan antar fenomena tersebut


disediakan oleh kalangan menengah teori Dengan demikian, disiplin keperawatan harus
memusatkan upayanya dalam mengembangkan lebih banyak teori rentang menengah, yang
mampu mengarahkan penelitian dan praktik serta untuk memperkuat hubungan antara
bidang-bidang tersebut (teori, penelitian, dan praktek). Speedy (1989) mendukung pandangan
ini. Dia mencatat bahwa mayoritas ulama keperawatan telah menyarankan bahwa teori
memandu praktik, praktik itu adalah sumber pengembangan teori, dan bahwa teori dan
praktik memberi tahu masing-masing lain. Konsekuensinya, disiplin keperawatan harus maju
lebih jauh dari sekedar menjelaskan dan memprediksi dalam hal pengembangan teori anggota
disiplin harus berkembang teori preskriptif (Dickoff & James, 1968).

2.3 Konsep Umum dan Defenisi

Konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan


perhatian di mana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit merupakan upaya
awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Nightingale tidak
memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan
pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat ( Nightingale, 1860; Torres, 1986 ).

8
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara
keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psiklologis dan lingkungan sosial.

a) Lingkungan fisik (Physical environment)

Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.


Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,
bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,
bebas dari bau-bauan.Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan
baik bagi oranglain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus
memberikan keleluasaan pasien untuk beraktivitas.Tempat tidur harus
mendapatkanpenerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah.Posisi pasien
ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

b) Lingkungan psikologi (Psychology environment)

Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat


menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu,
ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya.Mendapatkan sinar matahari,
makanan yang cukup dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk dapat
mempertahankan emosinya.Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks
lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau
terputus-putus.

Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya


dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau
jauh dari pendengaran pasien.Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk muluk,
menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.Selain itu, membicarakan kondisi-
kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para
pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

9
c) Lingkungan Sosial (Social environment)

Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan spesifik (khusus),


kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting
untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan
kemampuan observasi (pengamatan) dalam hubungan dengan kasus-kasus secara
spesifik lebih sekadar data-data yang ditunjukan pasien pada umumnya.

Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya selalu


dibicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh
tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan
komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

2.4 Indikator Empiris

Indikator empiris didefinisikan sebagai suatu yang sangat konkrit dan wakil dari dunia
nyata yang spesifik atau pengganti konsep teori middle-range, sebuah instrumen aktual,
kondisi eksperimental atau prosedur yang digunakan untuk mengamati atau mengukur konsep
teori middle-range. Informasi diperoleh dari indikator empiris yang secara khas disebut
dengan Data. Fungsi dari indikator empiris adalah menyediakan pengertian oleh teori
middle-range yang dihasilkan dan diuji. Indikator empiris adalah instrumen-instrumen yang
menghasilkan data yang dapat disortir ke dalam kategori kualitatif atau dihitung sebagai nilai
kuantitatif. Sebagai contoh, respon-respon pada jadwal wawancara yang dibuat pertanyaan
open-ended dapat dianalisa pada kategori atau tema yang dihasilkan dan respon pada
kuisioner yang dibuat item fixed-choice dapat diperlakukan pada kalkulasi matematikal yang
menghasilkan nomor atau skor. Indikator empiris yang merupakan kondisi eksperimental atau
prosedur yang dikatakan peneliti atau praktisi yang pasti dilakukan. Mereka merupakan
protocol atau skrip yang mengarahkan tindakan dalam cara yang tepat. Indikator empiris,
kemudian diperlukan dalam menghasilkan dan menguji teori middle-range.

10
2.5 Paradigma Keperawatan

1. Manusia

Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual.
Walaupun memang lebih terfokus pada aspek fisik tetapi tetap saja ide yang dikemukakan
Nightingale tentang seseorang yang sedang sakit mempunyai semangat hidup yang lebih
besar daripada mereka yang sehat, sebenarnya terkait dengan dimensi psikologis dari
manusia.

2. Lingkungan

Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang


mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen lingkungan
terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang meliputi udara bersih, air yang
bersih, pemeliharaan yang efisien kebersihan, serta penerangan atau pencahayaan.

Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan
psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap
lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah
kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara
hidup seseorang daripada mengkaji fisik atau tubuhnya.

3. Kesehatan

Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan


semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil
kombinasi dari faktor lingkungan, fisik, dan psikologis. Terutama faktor lingkungan meliputi
Kebersihan, minuman, nutrisi, kelembaban, jalan udara, dan saluran air.

Yang mempengaruhi kesehatan menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui
pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan. Penyakit merupakan proses perbaikan, tubuh
berusaha untuk memperbaiki masalah. Juga merupakan suatu kesempatan untuk
meningkatkan pandangan spiritual. Oleh karena itu, Nightingale sangat menekankan bahwa
kesehatan tidak hanya berorientasi dalam lingkungan rumah sakit tetapi juga komunitas.

11
4. Keperawatan

Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan


keperawatan sebagai mengarahkan terhadap peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik,
sehingga alam akan menyembuhkan pasien. Oleh karena itu, kegiatan keperawatan termasuk
memberikan pendidikan tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan untuk
membantu wanita menciptakan atau membuat lingkungan sehat bagi keluarganya dan
komunitas yang pada dasarnya bertujuan untuk mencegah penyakit.

2.6 Aplikasi Teori Keperawatan

1. Aplikasi Proses Keperawatan

Membuat pasien merasa nyaman dan tenang di lingkungan rumah sakit merupakan hal
yang perlu dilakukan. Cara yang dilakukan untuk membuat pasien merasa nyaman, pada saat
memberi makanan di rumah sakit misal dengan membersihkan meja tempat tidur dan
yakinkan ada tempat untuk semua piring. Makanan harus di hidangkan pada nampan bersih
dan harus terlihat menarik. Yakinkan ada alat makan yang digunakan.

Teori Nightingale memandang Pasien dalam kontek lingkungan keseluruhan:

1. Lingkungan fisik,

2. Psikologis,

3. Sosial.

Melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale menghubungkan antara status


kesehatan klient dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil yang menimbulkan perbaikan
kondisi higiene dan sanitasi selama perang Crimean. Kondisi higene penting untuk membantu
pasien tetap bersih dan untuk merawat kulit, mulut, rambut, mata, telinga, kuku. Di jaman
sekarang ketika seseorang sakit, akan sulit memikirkan tentang mandi atau menyikat gigi atau
membersihkan kuku, bernapas atau mengatasi nyeri tampak lebih penting. Oleh karena itu,
perawat perlu melihat apakah pasien dapat mebersihkan diri mereka sendiri dan membantu

12
mereka bila mungkin. Penting untuk menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan
dan bagaimana mereka menginginkan bantuan. Praktek budaya dan agama dapat
membedakan praktek higiene. Higiene adalah sangat pribadi dan masing – masing individu
mempunyai ide yang berbeda-beda tentang apa yang mereka ingin lakukan. Jika
memungkinkan, perawat harus membantu pasien memenuhi kebutuhan pribadinya daripada
melakukan standard rutin.

Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit, tetapi tidak untuk
menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merawat orang yang sakit
dan dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu dalam proses
penyembuhan penyakit. Itulah beda perawat dan dokter. Perawat juga bukan hanya
memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit kepada si pasien, tetapi mereka juga harus
bisa membuat lingkungan fisik, psikologis, sosial pasien sembuh. Setelah mereka merasa
sehat atau sembuh dari penyakit baik lahir maupun batin mereka tenang dan nyaman. Pada
saat pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan kenyamanan bagi
pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si pasien itu dan dalam perawatan
pasien tidak dibedakan yang kaya dan miskin.

2. Contoh Kasus

Banyak kasus orang dipulangkan dari rumah sakit ke rumah ketika mereka masih
membutuhkan asuhan keperawatan, sehingga perawat sering memberikan perawatan di
rumah yamg hampir sama dengan yang mereka berikan pada pasien di rumah sakit.

Berdasarkan teori ada beberapa hal yang pelu di lakukan perawat atau beberapa contoh peran
perawat berdasarkan teori :

Pada saat memberikan nutrisi kepada pasien yang harus dilakukan perawat adalah :

1. Membuat pasien merasa nyaman,.

2. Menjelaskan pentingnya nutrisi yang baik,

3. Memposisikan pasien untuk makan,

4. Membuat lingkungan sekitar nyaman,

13
5. Jika perlu, perawat bisa membantu pasien makan.

Hal – hal lain yang perlu dilakukan perawat berdasarkan teori :

1. Memberikan kenyamanan dan ketenangan lingkungan kepada pasien,

2. Merawat pasien dengan benar,

3. Bekerja sama dengan dokter untuk mengobati pasien,

4. Melindungi pasien,

5. Menjaga lingkungan pasien dalam kondisi hygiene,

6. Menjaga pasien dari infeksi,

7. Memberikan udara kepada pasien agar pasien dapat bernapas dengan, tenang dan nyaman,

8. Memberikan rasa aman kepada pasien,

9. Mengetahui dan mengontrol kondisi pasien setiap waktu.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern” merupakan salah satu pendiri
yang meletakan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui model konsep dan teori
keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat menemukan kebutuhan dasar
manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang
sakit yang dikenal dengan teori lingkunganya. Selain itu Florence Nightingale juga membuat
standar pada pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang
efesien. Florence Nightingale memandang pasien dalam konteks keseluruhan lingkungan
yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial.

Florence Nightingale kita kenal sebagai perawat yang membangun landasan teori bagi
profesi keperawatan, mengembangkan dan menerbitkan suatu filosofi dan suatu teori tentang
hubungan antara kesehatan dan keperawatan (Soemowinoto, 2008). Model konsep Florence
Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan keperawatan, dan
perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya
memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Menurut Nightingale keadaan sehat
dapat dicapai melalui pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan. Nightingale
mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan semaksimal mungkin
setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil kombinasi dari faktor
lingkungan, fisik, dan psikologis.

3.2 Saran

Florence Nigtingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam proses
keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Dia merupakan Lady With The Lamp bagi
pasien yang sakit. Maka kita sebagai perawat haruslah sebagai penerang bagi pasien yang kita
rawat. Marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang
kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, Aziz 2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta.

Potter & Perry, 2005,Fundamental keperawatan,EGC, Jakarta George, Julia B, Dkk 1990,
Nursing Theories, Appleton & lange, Amerika.

Ch Ristensen, Paula J, Jannet W : alih bahasa, Yuyun Dkk, 2009. Proses keperawatan:
aplikasi model konseptual Jakarta: EGC

Sousa VD, Hayman LL. Nursing theory development. Online Braz J Nurs [internet]2002 Jan [cited
month day year] 1(1); 2-9. Available from:http://www.uff.br/nepae/objn101cunhaetal.htm

16

Anda mungkin juga menyukai