Anda di halaman 1dari 66

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN

KELENGKAPAN DOKUMENTASI PENGKAJIAN


AWAL DI RUANG RAWAT JALAN
RS UMMI BOGOR
TAHUN 2023

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :
Demi Helnasisa
NIM : 0442281222009

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN UMMI BOGOR
TAHUN 2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Penelitian dengan Judul

Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Kelengkapan Dokumentasi


Pengkajian Awal Di Ruang Rawat Jalan RS UMMI Bogor Tahun 2023

Oleh :

Demi Helnasisa
NIM : 0442281222009

Telah dilakukan pembimbingan proposal dan di nyatakan layak untuk mengikuti


ujian proposal

Bogor, 08 Maret 2023

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Ichlas Tribakti, M.Kep Tri Endah Rachmawati, S.SIT, MKM


NIDN. 0402129103 NIDN. 0409068501

Mengetahui
Ketua Program Studi

Ns. M. Iqbal Angga Kusuma, M.Kep


NIK. 0109222011

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Penelitian dengan Judul

Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Kelengkapan Dokumentasi


Pengkajian Awal Di Ruang Rawat Jalan RS UMMI Bogor Tahun 2023

Oleh :

Demi Helnasisa
NIM : 0442281222009

Telah diujikan pada tanggal ……… dan layak untuk dilanjutkan penelitian

Bogor, Maret 2023

Ketua Penguji

Ns……………………..
NIP.

Anggota Penguji I Anggota Penguji II

Ns. Ichlas Tribakti, M.Kep Tri Endah Rachmawati, S.SIT, MKM


NIDN. 0402129103 NIDN. 0409068501

Mengetahui
Ketua Program Studi

Ns. M. Iqbal Angga Kusuma, M.Kep


NIK. 0109222011

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya kepada
kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul "
HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN
DOKUMENTASI PENGKAJIAN AWAL DI RUANG RAWAT JALAN RS
UMMI BOGOR". Laporan proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mengerjakan skripsi pada Program Studi Sarjana Keperawatan StiKes
UMMI Bogor.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada:

dr. Andi Tatat, MKM, selaku Ketua yayasan StiKes Ummi Bogor.
dr. Meizi fachrizal Achmad, M.Biomed selaku ketua StiKes Ummi Bogor
dr. musaida, selaku direktur plt Rs Ummi Bogor
Ns. Iqbal Angga Kusuma, M.Kep, selaku Kaprodi SI keperawatan StiKes Ummi
Bogor
Ns. Ichlas Tribakti, M.Kep, selaku dosen pembimbing atas bimbingan, saran dan
motivasi yang diberikan
Ibu Tri Endah Rachmawati, S.SIT, MKM, selaku dosen pembimbing atas
bimbingan, saran dan motivasi yang diberikan

Segenap Dosen – dosen Keperawatan yang telah memberikan ilmunya kepada


penulis.

Suami, orang tua, saudara-saudara kami, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang
yang selalu tercurah selama ini.

Keluarga besar RS UMMI Bogor, khususnya teman-teman seperjuangan kami di


Program Studi Sarjana Keperawatan, atas semua dukungan, semangat, serta
kerjasamanya.

Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya


sehingga akhirnya laporan proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
bidang pendidikan dan penerapan di lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih
lanjut.

Bogor, 8 Maret 2023

Peneliti

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul. ……………………………………………………… i


Halaman Persetujuan ……………………………………………….... ii
Halaman Pengesahan ………………………………………………… iii
Kata Pengantar ………………………………………………………. iv
Daftar Isi……………………………………………………………… v
Daftar Tabel……………………..………………………………….. . vi
Daftar Gambar …………..…………………………………………… vii
Daftar Singkatan …………………………………………………….. viii
Glosarium…………………………………………………………….. ix
Daftar Lampiran……………………………………………………… x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………….… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 4
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………. 5
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 5
E. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………. 6
F. Keaslian Penelitian………………………………………………... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ……………………………………………………. 11
B. Kerangka Teori …………………………………………………... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep ………………………………………………… 36
B. Hipotesis Penelitian ……………………………………………… 36
C. Desain Penelitian ………………………………………………… 37
D. Tempat dan Waktu Penelitian …..……………………………..… 37
E. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………..…... 38
F. Variabel Penelitian …………………………………………….... 38
G. Definisi Operasional ……………………………………............... 39
H. Instrumen Penelitian ……………………………………………… 42
I. Uji Validitas dan Reliabilitas ……………………………………... 42
J. Metode Pengumpulan Data ………………………………………. 45
K. Metode Pengolahan Data Dan Analisa Data ……………………... 46
L. Etika Penelitian ……………………………………………...…… 48

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 50


Lampiran
Tabel

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ……….………………………………..… 35


Gambar 3.1 Kerangka Konsep…………….………………………..…. 36

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Halaman Judul Proposal Penelitian

2. Lampiran 2 Halaman Judul Skripsi

3. Lampiran 3 Halaman sampul Proposal Penelitian

4. Lampiran 4 Halaman sampul Skripsi

5. Lampiran 5 Halaman Pengesahan Proposal

6. Lampiran 6 Halaman Pengesahan Skripsi

7. Lampiran 7 Halaman Persetujuan Proposal

8. Lampiran 8 Halaman Persetujuan Skripsi

9. Lampiran 9 Daftar Isi

10. Lampiran 10 Daftar Tabel

11. Lampiran 11 Daftar Gambar/Grafik/Skema

12. Lampiran 12 Daftar lampiran

13. Lampiran 13 Daftar Singkatan/Glosarium

14. Lampiran 14 Lembar Deklarasi Orisinalitas

15. Lampiran 15 Lembar Academic Property

16. Lampiran 16 Halaman Persembahan

17. Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup

18. Lampiran 18 Abstrak

19. Lampiran 19 Lembar Pernyataan Bebas Plagiarism

20. Lampiran 20 Lembar Audience ( menghadiri ujian proposal)

21. Lampiran 21 Lembar Konsultasi

vii
22. Lampiran 22 Surat Pengajuan Judul

23. Lampiran 23 Surat Ijin Studi Pendahuluan dan Penelitian

24. Lampiran 24 Surat balasan Ijin Studi Pendahuluan dan Penelitian

25. Lampiran 25 Lembar Checklis SAK

26. Lampiran 26 Lembar kuesioner

viii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Pasal 38 Undang-Undang Keperawatan Tahun 2014,

seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keahlian yang ketat

disebut perawat. Pendokumentasian proses asuhan keperawatan yang baik

harus akurat, lengkap, dan sesuai kode. Penting untuk memverifikasi bahwa

tindakan tindakan tindakan telah dilakukan dengan cara yang cukup andal

jika proyek tindakan tersebut tidak didokumentasikan dengan cara yang andal

dan komprehensif (Pancaningrum, 2015).

Perawat beranggapan bahwa pelayanan kepada pasien lebih penting

dibandingkan dengan melakukan pendokumentasi asuhan keperawatan. Ini

adalah hasil dari kurangnya pengetahuan perawat tentang pentingnya

dokumentasi asuhan keperawatan. Hal ini sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang telah dilakukan bahwa pendidikan adalah salah satu faktor

penyumbang teratas untuk dokumentasi keperawatan yang berkualitas, selain

itu, pengawasan terhadap perawat dalam melaksanakan pendokumentasi

asuhan keperawatan serta kurangnya kepercayaan diri dan motivasi dalam

melakukan dokumentasi keperawatan juga merupakan factor yang

mempengaruhi kualitas pendokumentasi asuhan keperawatan (Kamil,

Rachmah, & Wardani, 2018).

Pendokumentasian asuhan keperawatan sangat penting bagi perawat

sebagai komunikasi antara tenaga medis lain. beberapa item yang telah
2

ditetapkan oleh Departemen Kesehatan mulai dari pengkajian, diagnosa,

rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi. Tapi Sayangnya masih banyak

perawat yang kurang melengkapi dokumentasi keperawatannya. Penelitian

yang di lakukan oleh Anang kurniawan dkk (2018) tentang

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang ranap inap RSUD Wiradadi

dengan 58 Responden, menjelaskan kelengkapan dokumentasi Asuhan

keperawatan tidak lengkap sebesar 21 Responden (36,2 %). Hal ini

menunjukkan bahwa dalam melengkapi pendokumentasian perawat belum

sepenuhnya dapat mencapai data yang optimal. Selanjutnya Penelitian yang

di lakukan oleh etlidawati dkk (2020) tentang pendokumentasian asuhan

keperawatan di ruang rawat inap RS Hj. Anna Lasmanah Banjar negara

dengan 65 Responden. menjelaskan kelengkapan dokumentasi Asuhan

keperawatan tidak lengkap sebesar 63 Responden (96,92 %). Melakukan

Pendokumentasian keperawatan adalah salah satu alat ukur untuk

mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan

keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit (Setiadi, 2012). Kurangnya

pendokumentasian asuhan keperawatan dapat disebabkan oleh beberapa

faktor. Salah satunya adalah faktor beban kerja, Menurut Noorkasiani,

Gustina (2015) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara beban kerja perawat dan pendokumentasian proses

keperawatan. Lebih lanjut lagi dalam penelitian tersebut menerangkan bahwa

beban kerja yang berat dapat mengakibatkan pada pendokumentasian yang

tidak lengkap,
3

Beban kerja yang tidak seimbang akan mempengaruhi kerja dan

layanan keperawatan sehingga layanan keperawatan akan kurang maksimal

dan perawat akan mengabaikan tugasnya. Salah satu tugas yang sering

diabaikan oleh perawat adalah dokumentasi keperawatan. Faktor terbesar

yang menghambat beban kerja perawat dalam menyelesaikan tugas adalah

kurangnya waktu kerja yang memadai. Seperti harus melaksanakan observasi

pasien secara ketat selama jam kerja, beragamnya jenis pekerjaan yang harus

dilakukan demi kesehatan dan keselamatan pasien, dan kontak langsung

perawat klien secara terus menerus selama 24 jam, sehingga menyebabkan

diperlukannya banyak sekali waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

(Mayasari, I, 2016)

Berdasarkan hasil penelitian Purba (2018) dengan judul hubungan

beban kerja perawat dengan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan

rawat inap di rumah sakit awal Bros Tangerang 2018 dengan Hasil Analisa

Univariat dokumentasi tidak lengkap sebanyak 67,2% dan beban kerja

perawat 55.7% memiliki beban kerja berat. Menurut hasil analisis

menggunakan Koefisien Phi dan Cramer, terdapat hubungan antara jumlah

jam kerja per pekerja dengan kualitas dokumentasi pendukung dengan nilai P

0,008. Akibatnya, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara beban kerja

dengan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan. Perlunya

memperhatikan perbandingan antara jumlah perawat dengan pasien sehingga

dokumentasi asuhan keperawatan terlaksana dengan efektif.


4

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada Bulan

Oktober 2022 di Ruang Rawat Jalan RS UMMI Bogor. Peneliti mendapatkan

data jumlah perawat sebanyak 21 perawat dengan 21 poliklinik Tersebar di

tiga lantai yaitu lantai satu, lantai dua dan lantai tiga. dengan berbagai

bidang keahlian dokter Spesialis. Adapun jumlah kunjungan pasien perhari

rata-rata 600-700 pasien. Sistem kerja sifting pagi, sore dan midle shift,

Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan peneliti terhadap lima

perawat di Ruang Rawat jalan tersebut mengatakan bahwa beban kerja

perawat pada setiap shift dirasa cukup berat karena harus membantu

mengerjakan kelengkapan dokumen medis,melayani kunjungan pasien dalam

jumlah yang besar dengan jam praktek dokter yang panjang kemudian masih

harus lanjut asisten dokter melakukan tindakan penunjang diagnostik yang

memerlukan waktu cukup lama. Sehingga tidak mempunyai waktu untuk

mengisi dan melengkapi dokumentasi keperawatan. Kemudian hasil observasi

dari 10 rekam medis yang ada di teramedik peneliti menemukan dokumentasi

keperawatan pengkajian awal pada form 48 tidak tercatat. Berdasarkan

fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

hubungan beban kerja perawat dengan kelengkapan dokumentasi pengkajian

awal di Ruang Rawat Jalan RS UMMI Bogor. Dengan harapan hasil

penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas asuhan

keperawatan dan kualitas pelayan keperawatan.

B. Rumusan Masalah
5

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka ditetapkan rumusan

masalah penelitian “Adakah hubungan beban kerja perawat dengan

kelengkapan dokumentasi pengkajian awal di ruang Rawat Jalan RS UMMI

Bogor tahun 2023?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat dengan

kelengkapan dokumentasi pengkajian awal di ruang Rawat jalan RS

UMMI Bogor tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi beban kerja perawat di ruang Rawat Jalan RS

UMMI Bogor tahun 2023.

b. Mengidentifikasi kelengkapan dokumentasi pengkajian awal di ruang

Rawat Jalan RS UMMI Bogor tahun 2023.

c. Menganalisa hubungan beban kerja perawat dengan kelengkapan

dokumentasi pengkajian awal di ruang Rawat jalan RS UMMI Bogor

tahun 2023.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat Penelitian


6

Sebagai pertimbangan dan perbaikan bagi rumah sakit dalam masalah

beban kerja perawat dengan kelengkapan dokumentasi pengkajian awal di

Ruang Rawat jalan RS UMMI Bogor

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau

kepustakaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa

tentang beban kerja perawat dengan kelengkapan dokumentasi pengkajian

awal dan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan mampu menjadi

khazanah dan referensi keilmuan dalam bidang kesehatan dan dapat

dijadikan bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan

penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara beban kerja perawat

dengan kelengkapan dokumentasi pengkajian awal.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat

dengan kelengkapan dokumentasi pengkajian awal di ruang Rawat jalan RS

UMMI Bogor tahun 2023. Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret-April

tahun 2023. Sampel pada penelitian ini adalah di ruang Rawat Jalan RS

UMMI Bogor. Penelitian ini dilakukan karena kurangnya kelengkapan

dokumentasi pengkajian awal di ruang Rawat jalan RS UMMI dikarenakan

beban kerja yang cukup banyak. Data penelitian yang digunakan yaitu primer
7

yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Desain penelitian yang

digunakan dengan cara cross sectional. Dianalisis secara Univariat dan

Bivariat dengan program SPSS versi 21.

F. Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu yang

mempunyai karakteristik yang relatif sama dalam hal tema kajian, meskipun

berbeda dalam hal kriteria subjek, jumlah dan posisi variabel penelitian atau

metode analisis yang di gunakan


8

Tabel 1. 1
Keaslian penelitian

No Penulis & tahun Judul Rancangan Penelitian Variabel Hasil Perbedaan


1 Kuliyah, Zahid Fikri Hubungan antara Penelitian ini Beban kerja Ada hubungan antara Penelitian ini dilakukan
( 2021). beban kerja perawat menggunakan desain perawat dan beban kerja perawat dengan tempat yang
dengan kelengkapan cross sectional. Tehnik kelengkapan dengan kelengkapan berbeda, dengan jumlah
dokumentasi pengambilan sampel dokumentasi dokumentasi sampel dan responden
keperawatan di ruang menggunakan keperawatan keperawatan yang berbeda
rawat inap RS Swasta purporsive sampling
Kabupaten Malang dengan jumlah sampel
42 responden.
Instrumen
menggunakan kuesioner

2 Purba,CWO (2019 ) Hubungan beban kerja Penelitian ini Beban kerja Ada hubungan antara Penelitian ini dilakukan
perawat dengan menggunakan dengan beban kerja dengan dengan tempat yang
kelengkapan pendekatan kuantitatif kelengkapan kelengkapan berbeda, dengan jumlah
dokumentasi asuhan dengan desain kolerasi dokumentasi dokumentasi asuhan sampel dan responden
keperawatan pasien deskriptif. Sampel asuhan keperawatan yang berbeda
ruang rawat inap di berjumlah 61 orang keperawatan
Rumah Sakit Awal perawat rawat inap.
Bros Tangerang Tehnik pengambilan
sample secara total
sampling

3 Etlidawati,Ulva Arini Hubungan beban kerja Penelitian ini Beban kerja Ada hubungan yang Penelitian ini dilakukan
(2020) perawat dengan menggunakan perawat dan signifikan antara beban dengan tempat yang
penerapan kuantitatif desain penerapan kerja perawat dengan berbeda, dengan jumlah
pendokumentasian di deskriptif korelasi pendokumenta penerapan sampel dan responden

8
9

Ruang inap RSUD Hj pendekatan cross sian pendokumentasian yang berbeda


Anna Lasmanah sectional.Sampel di
Banjarnegara ambil dengan total
sampling 65 perawat.

4 Anang Kurniawan, Hubungan Beban Metodologi penelitian Beban Kerja Ada hubungan antara Penelitian ini dilakukan
Tri sumarni, Maria Kerja Dengan ini bersifat kuantitatif Dan beban kerja dengan dengan tempat yang
Paulina Irma susanti Kelengkapan dengan fokus pada Kelengkapan kelengkapan pengisian berbeda, dengan jumlah
(2018) Pengisian analisis lintas negara. Pengisian dokumentasi asuhan sampel dan responden
Dokumentasi Asuhan Populasi dalam Dokumentasi keperawatan di ruang yang berbeda
Keperawatan Di penelitian ini terdiri Asuhan rawat inap RSU
Ruang Rawat Inap dari 58 responden dan Keperawatan Wiradadi Husada
RSU Wiradadi Husada 58 perawat yang hadir
Purwokerto di ruang wawancara di
ruang kelas RSU
Wiradadi Husada.
Total sampling
digunakan sebagai
teknik pengambilan
sampel dan 58 rekam
medis
5 Nadila, Herry Beban Kerja dengan Desain penelitian Beban Kerja Adanya hubungan Penelitian ini dilakukan
Setiawan, Ichsan Kualitas mengggunakan cross dan Kualitas pada beban kerja dengan tempat yang
Rizany (2020) Pendokumentasian sectional melibatkan Pendokument perawat penanggung berbeda, dengan jumlah
Asuhan 22 perawat asian Asuhan jawab asuhan (PPJA) sampel dan responden
yang berbeda
Keperawatan sesuai penanggung jawab Keperawatan dengan kualitas
SNARS asuhan (PPJA) sesuai pendokumentasian
dengan teknik total SNARS asuhan keperawatan
sampling dan 84 perawat penanggung
perawat pelaksana jawab asuhan (PPJA)

9
10

dengan teknik sesuai SNARS


stratified random
sampling

10
11

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Teori Beban Kerja

a. Pengertian

Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan oleh seorang perawat yang merujuk pada sejumlah prosedur

baik itu tindakan keperawatan maupun pemeriksaan saat dokter

berkunjung ke pasien selama bertugas di suatu unit pelayanan

keperawatan. Bisa juga diartikan jumlah total waktu keperawatan baik

secara langsung atau tidak langsung dalam memberikan pelayanan

keperawatan yang di perlukan oleh pasien dan jumlah perawat yang

diperlukan untuk memberikan pelayanan tersebut (Kurniadi, 2013).

Beban kerja perawat dapat dilihat sebagai dimensi seluruh kegiatan atau

aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu

unit pelayanan keperawatan (Nursalam, 2012). Beban kerja perawat

merupakan seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan olerawat

selama tugas disuatu unit pelayanan (Efendy, 2009 dalam Kifly, Mario,

Wendan, 2019).

Untuk mencapai beban kerja normal dalam arti volume pekerjaan

yang sesuai dengan kemampuan kerja cukup sulit, sehingga selalu

terjadi ketidakseimbangan meskipun penyimpangannnya kecil. Beban

kerja bisa bersifat kuantitatif bila yang dihitung berdasarkan


12

banyaknya/jumlah tindakan keperawatan yang diberikan untuk

memenuhi kebutuhan pasien. Beban kerja bersifat kualitatif bila

pekerjaan keperawatan menjadi tanggung jawab yang harus

dilaksanakan sebaik mungkin/profesional (Kurniadi, 2013).

b. Tujuan Perhitungan Beban Kerja

Tujuan dilakukan perhitungan beban kerja yaitu :

1) Mengkaji status kebutuhan perawatan pasien

2) Menentukan dan mengelola staff keperawatan, kondisi kerja serta

kualitas asuhan keperawatan

3) Menentukan dan mengeluarkan biaya alokasi sumber daya yang

adekuat

4) Mengukur hasil intervensi keperawatan (Kurniadi, 2013)

c. Faktor-faktor Beban Kerja

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi beban kerja perawat antara

lain:

1) Jumlah pasien yang dirawat tiap hari, tiap bulan, tiap tahun.

2) Kondisi atau tingkat ketergantungan pasien.

3) Rata-rata hari perawatan tiap pasien.

4) Pengukuran tindakan keperawatan langsung dan tidak langsung.

5) Frekwensi tindakan keperawatan yang di butuhkan.

6) Rata-Rata waktu keperawatan langsung dan tidak langsung

Adapun Faktor-faktor eksternal yang bisa mempengaruhi beban kerja

perawat antara lain:


13

1) Masalah komunitas

Keadaan di masyarakat pada saat ini yaitu jumlah penduduk yang

padat atau lonjakan jumlah penduduk yang berlebihan , kurangnya

kesadran masyarakat akan kebersihan lingkungan serta kebiasaan

hidup yang tidak sehat.

2) Disaster

Terjadinya bencana alam yang mempengaruhi kebijakan rumah sakit,

karena rumah sakit akan menyediakan tenaga keperawatan tambahan

untuk membantu menangani keadaan bencana tersebut.

3) Hukum atau undang-undang dan kebijakan

Undang- undang merupakan pedsoman utama dalam menjalankan

praktik keperawatan.

4) Politik

Kebijakan pemerintah yang mempunyai kuasa mempengaruhi

kondisi kinerja rumah sakit seperti banyaknya pasien karena

kecelakaan akibat demonstrasi.

5) Pengaruh Cuaca

Perubahan cuaca mempengaruhi jenis penyakit sehingga

mempengeruhi jumlah tenaga keperawatan.

6) Ekonomi

Situasi krisis ekonomi mengakibatkan pendapatan menurun sehingga

pendapatan rumah sakit menurun, hal ini berimbas pada rasionalisasi

jumlah tenaga keperawatan.


14

7) Pendidikan Konsumen

Tingkat pendidikan masyarakat semakin tinggi sehingga tenaga

perawat harus profesional.

8) Kemajuan Ilmu teknologi

Perawat dituntut mampu memiliki kompetensi internasional

(Kurniadi,2013)

d. Mengukur Beban Kerja

Proses analisa beban kerja adalah analisa jumlah jam kerja (man

hours) yang digunakan untuk menyelesaikan beban kerja tertentu, jumlah

jam karyawan dan menentukan jumlah karyawan yang di butuhkanUntuk

mengurangi perputaran karyawan, terapkan sistem klasifikasi pasif. Ini

akan memenuhi standar keadilan dan kehati-hatian serta keterampilan

yang diperlukan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang efektif.

Adapun dalam membuat sistem klasifikasi pasien harus memenuhi

beberapa kategori yaitu :

1) Staffing, yaitu untuk mengukur waktu yang di butuhkan pasien dan

jumlah perawat yang di butuhkan secara kuantitas dan kualitas.

Program perumusan biaya dan anggaran keperawatan yaitu

mencerminkan biaya untung-rugi pelayanan keperawatan yang nyata.

2) Kebutuhan perawatan pasien, yaitu membagi tugas pelayanan

keperawatan dengan mengatur intensitas keperawatan dan tindakan.

3) Mengukur nilai produktifitas, yaitu mengukur output dengan input

dimana prokduktifitas adalah indeks beban kerja perawat. Menentukan


15

kualitas, yaitu mengatur waktu dan jenis kebutuhan pasien dengan

mengalokasikan jenis dan jumlah perawat yang tepat. (Kurniadi,

2013)

e. Tingkat Ketergantungan Pasien

Menurut Swanburgh & Swanburgh dalam (Kurniadi, 2013), tingkat

ketergantungan pasien dibagi menjadi 4 kategori yaitu :

a. Kategori I-Self Care atau perawatan mandiri, yang memiliki kriteria:

1) Aktivitas srhari-hari yang bisa dilakukan adalah makan sendiri

atau bantuan seperlunya, merawat diri sendiri, BAB/BAK

sendiri, bidsa membuat rasa nyaman sendiri.

2) Kesehatan umum baik, membutuhkan pemeriksaan rutin, ada

pembedahan minor/sederhana yang tidak membutuhkan

debridement.

3) Pendidikan kesehatan rutin untuk prosedur sederhana dan sudah

ada perencanaan pulang/discharge planing, dukungan

emosional : tidak ada emosi yang berlawanan dengan respon,

perlu orientasi waktu, tempat/staf perawat.

4) Perawatan dan pengobatan sederhana atau tidak ada, memerlukan

waktu perawatan 20-30 menit/shift.

b. Kategori II-Minimal Care/perawatan minimal, yang memiliki kriteria

:
16

1) Aktivitas sehari-hari yang bisa dilakukan adalah makan disuapi

atau bantuan sedikit, merwat diri sendiri atau bantuan sedikit,

BAB/BAK dibantu, bisa membuat rasa nyaman dibantu sedikit.

2) Kesehatan umum tampak sakit rungan, membutuhkan

pemantauan tanda-tanda vital, terpasang infus atau kateter, atau

drainase tidak komplek.

3) Pendidikan kesehatan membutuhkan waktu 5-10 menit tiap shift,

tampak sedikit bingung, merasa tertekan, agitasi dapat dikontrol

dengan obat, perlu diberikan bantuan orientasi. Perawatan dan

pengobatan minimal, memerlukan waktu perawatan 20-30

menit/shift dan evaluasi sering untuk pengobatannya dan

observasi status mental tiap 2 jam.

c. Kategori III-Moderate Care/perawatan moderat, yang memiliki

kriteria:

1) Aktivitas sehari-hari yang bisa dilakukan adalah makan disuapin,

tapi bisa mengunyah dan menelan sendiri, merawat diri sendiri

perlu 13 bantuan penuh, BAB/BAK dibantu di atas tempat tidur,

membuat rasa nyaman dibantu sepenuhnya.

2) Kesehatan umum tampak gejala akut, membutuhkan pemantauan

tanda-tanda vital tiap 2-4 jam, terpasang infus atau kateter, atau

terpasang drainase perlu dimonitor tiap 1 jam.


17

3) Pendidikan kesehatan membutuhkan waktu 10-30 menit tiap

shift, tampak pusing, agitasi kurang dapat di kontrol dengan obat,

perlu diberikan bantuan orientasi dan penjagaan ketat.

4) Perawatan dan pengobatan memerlukan waktu perawatan 30-60

menit/shift,ada reaksi alergi terhadap obat dan observasi status

mental tiap 1 jam.

d. Kategori IV-Extensif Care/perawatan total, yang memiliki kriteria:

1. Aktivitas sehari-hari yang bisa dilakukan adalah tidak bisa

makansendiri tapi dipasang NGT, merawat diri sendiri perlu

bantuan penuh, BAB/BAK inkontinen dibantu penuh, tidak bisa

membuat rasa nyaman dibantu sedikitnya 2 orang.

2. Kesehatan umum tampak sakit berat, gejala akut, kehilangan

banyak cairan/darah, ada gangguan pernafasan, membutuhkan

pemantauan khusus.

3. Pendidikan kesehatan membutuhkan waktu 30 menit tiap shift,

bantuan penuh karena gejala berat dan ada agitasi berat,pusing

tidak terkontrol oleh pemberian obat dan harus ada pembatasan

gerak.

4. Perawatan dan pengobatan memerlukan waktu perawatan 60

menit/tiap shift dan observasi membutuhkan 2 orang dan status

mental dipantau tiap 1 jam (Kurniadi, 2013)

f. Menurut Teori Douglas


18

Douglas membagi tingkat ketergantungan pasien menjadi 3 jenis yaitu

mandiri, intermediate dan total.

a. Minimal care, memerlukan waktu perawatan 1-2 jam/hari.

Kategori I yaitu minimal care/perawatan minimal. Kegiatan seharihari

dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada

reaksi emosional, klien memerlukan orientasi waktu, tempat dan

pergantian shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan sederhana,

dengan kriteria sebagai berikut:

1) Pasien mandiri / tidak memerlukan bantuan : naik turun tempat

tidur, berjalan sendiri dengan pengawasan, makan dan minum

sendiri, mandi sendiri atau dengan pengawasan yang longgar,

memelihara kebersihan mulut sendiri, berpakaian dan berdandan

sendiri, melakukan BAB dan BAK dengan pengawasan yang

longgar.

2) Status psikologis stabil.

3) Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik untuk memastikan

kepulangan.

4) Operasi ringan yang bisa sembuh normal

b. Partial care, memerlukan waktu perawatan 3-4 jam/hari

Kategori II yaitu partial care / perawatan sebagian. Kegiatan sehari-

hari klien yang memerlukan bantuan tapi sebagian, kriterianya adalah

sebagai berikut:
19

1) Pasien memerlukan bantuan sebagian dari perawat dalam kegiatan

sehari-hari.

2) Sudah melewati fase akut dari tindakan

3) Gangguan emosional ringan.

4) Klien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran dimonitor

tiap shif.

5) Klien dengan infus, persiapan pengobatan memerlukan prosedur

tidak khusus.

c. Total care, memerlukan waktu perwatan 5-7 jam/hari.

Kategori III yaitu Total care / perawatan total. Kebutuhan seharihari

tidak bisa dilaksanakan sendiri, semua dibantu oleh perawat, dengan

kriteria sebagai berikut:

1) Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dalam kegiatan

sehari-hari , baik untuk kebutuhan nutrisi maupun eliminasi.

2) Post operasi mayor 24 jam yang lalu.

3) Pasien tidak sadar.

4) luka bakar.

5) Perawatan kolostomi.

6) Menggunakan alat bantu pernafasan.

7) Menggunakan WSD.

8) Irigasi kandung kemih secara terus-menerus.

9) Menggunakan alat traksi.

10) Fraktur atau pasca operasi tulang belakang.


20

11) Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi.

12) Ada tindakan suction. (Kurniadi, 2013)

g. Menurut Situmorang

Tindakan keperawatan dibagi menjadi 3 kategori:

a. Kegiatan keperawatan langsung (Direct care) Semua kegiatan yang

difokuskan langsung/dirasakan langsung oleh pasien dan keluarga,

seperti mengukur tanda vital, tindakan keperawatan, tindakan

kolaborasi, termasuk pendidikan kesehatan.

b. Kegiatan keperawatan tidak langsung (indirect care) Kegiatan

keperawatan yang tidak langsung dirasakan pasien atau sebagai

pelengkap tindakan keperawatan langsung, seperti dokumentasi

tindakan keperawatan atau hasil pemeriksaan, diskusi pre/post

conference, visite dokter/tenaga kesehatan lain, konsultasi/koordinasi

dengan bagian lain, pengambilan alat dan bahan pemeriksaan

c. Kegiatan non keperawatan Semua kegiatan perawat yang tidak ada

hubungannya dengan pasien, seperti makan, minum, ke toilet, sholat,

stand by di nurse station.

h. Perhitungan Beban Kerja

1) Work sampling

Tehnik penghitungan yang dilakukan dengan mengamati kegiatan apa

saja yang akan dilakukan perawat pada saat jam kerja. Pada metode

work sampling dapat diamati hal-hal spesifik tentang pekerjaan antara

lain:
21

a) Aktivitas apa yang sedang dilakukan perawat pada saat jam kerja.

b) Apakah aktivitas perawat masih ada hubungan dengan tugas

pokoknya pada saat jam kerja.

c) Bisa membandingkan berapa proporsi kerja produktif dan kerja non

produktif.

d) jenis beban kerja yang digunakan dikaitkan dengan waktu dan jadwal

kerjanya.

2) Time and task frequency

Tehnik penghitungan beban kerja untuk mengetahui kualitas pekerjaan

yang dilakukan seorang perawat dan waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan satu tindakan keperawatan dengan baik dan benar.

Langkah-langkah untuk menghitung adalah sebagai berikut:

a) Menentukan jumlah sampel perawat yang akan diambil

b) Membuat formulir kegiatan yang akan dipakai mengamati serta ada

kolom untuk menulis waktunya

c) Menentukan observer yang bisa mengidentifikasi kualitas pekerjaan

yang akan diamati

d) Tiap satu observer akan mengamati satu orang perawt selama bekerja

sesuai shiftnnya

i. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat

1) Teori Gillies Perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan jumlah

tindakan keperawatan.
22

Menurut gillies tindakan keperawatan dibagi 3 yaitu tindakan

keperawatan langsung, tindakan keperawtan tidak langsung dan

pendidikan kesehatan. Kebutuhan jam keperawatan sebagai berikut:

a) Waktu keperawatan langsung: pasien mandiri = 2 jam/hari, pasien

partial = 3jam/hari, pasien total= 6jam/hari. 18

b) Waktu keperawtan tidak langsung: 60 jam/pasien/hari.

c) Waktu keperawatan untuk pendidikan kesehatan: 15 menit/pasien/hari.

Teori ini untuk mengetahui kebutuhan jumlah perawat tiap hati, tiap

shift atau jumlah keseluruhan satu unit ruangan. Rumus teori gillies

adalah jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan tiap tahun dibagi

dengan jumlah jam keperawatan yang diberikan oleh perawat tiap

tahun.

2) Teori PPNI Teori perhitungan ini tidak berbeda dengan yang

dikembangkan oleh Gillies, hanya saja satuan hari adalah diubah menjadi

minggu. Selanjutnya jumlah hari kerja efektif juga dihitung dalam minggu

sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja per hari selama 40 jam per minggu.

2. Konsep Dokumentasi Keperawatan

a. Pengertian Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi keperawatan adalah catatan tertulis yang memuat seluruh data

yang di butuhkan untuk informasi relevan legal mengenai status pasien,

perawatan medis, dan cara asuhan keperawatan serta memunculkan standar

perawatan/asuhan (Subekti, I., Hadi, S., & Ngesti, 2012). Dokumentasi


23

keperawatan merupakan penerapan manajemen asuhan keperawatan

profesional dalam bentuk catatan otentik/tertulis (Nursalam, 2017).

Dokumentasi yang banyak, mendetail, dan memakan waktu. Menurut

penelitian, diperlukan waktu antara 35 hingga 40 menit untuk

mendokumentasikan jam kerja setiap shift, tergantung pada kondisi pasien

yang sedang terjadi. Perawat paling banyak menghabiskan waktunya dalam

pencatatan duplikatif, pengulangan perawatan rutin dan observasi. Sebagai

akibat terlalu sering observasi atau dialog spesifik yang signifikan tidak

dicatat karena keterbatasan waktu.(Subekti, I., Hadi, S., & Ngesti, 2012)

b. Tujuan Dokumentasi Keperawatan

Tujuan utama dari dokumentasi asuhan keperawatan adalah untuk:

1) Mendokumentasikan asuhan keperawatan (pendekatan proses

keperawatan)

a) Mendokumentasikan pengkajian keperawatan.

b) Mendokumentasikan diagnosa keperawatan.

c) Mendokumentasikan perencanaan keperawatan.

d) Mendokumentasikan pelaksanaan keperawatan.

e) Mendokumentasikan evaluasi keperawatan.

2) Mendokumentasikan pengelolaan logistik dan obat.

3) Mendokumentasikan HE (health education) melalui kegiatan

perencanaan pulang.

4) Mendokumentasi timbang terima (pergantian shif/jaga/operean shif).

5) Mendokumentasi kegiatan supervisi.


24

6) Mendokumentasikan kegiatan penyelesaian kasus melalui ronde

keperawatan. (Nursalam, 2017)

c. Manfaat Dokumentasi Keperawatan

Manfaat dokumentasi keperawatan secara administratif adalah sebagai

berikut :

1) Mendefinisikan fokus keperawatan bagi klien atau kelompok

2) Membedakan tanggung gugat perawat dari tanggung gugat anggota tim

pelayanan kesehatan lain

3) Untuk memberikan kriteria penalaahan dan pengevaluasian asuhan

(perbaikan kualitas).

4) Memberikan justifikasi terhadap reimbursemen

5) Memberikan data untuk tinjauan administratif dan legal

6) Memenuhi persyaratan hukum, akreditasi, dan professional.

7) Memberikan data penelitian dan tujuan pendidikan.

Manfaat dokumentasi keperawatan secara klinis adalah untuk membimbing

pemberi perawatan dan untuk mencatat status klien atau respons klien

(Subekti, I., Hadi, S., & Ngesti, 2012). Menurut (Nursalam, 2017) manfaat

dokumentasi asuhan keperawatan antara lain :

1) Menjadi alat komunikasi antar perawat dan dengan tenaga kesehatan

lain.

2) Dapat di pergunakan sebagai dokumentasi legal dan mempunyai nilai

hukum.

3) Dapat Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.


25

4) Menjadi acuan / sebagai referensi pembelajaran dalam peningkatan ilmu

keperawatan.

5) Memiliki nilai riset penelitian dan pengembangan keperawatan.

d. Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan dokumentasi asuhan

keperawatan:

1) Lama kerja

Makin lama seseorang bekerja makin terampil dan berpengalaman

melaksanakan pekerjaannya. Lama kerja menjadi sangat penting karena

dapat mencerminkan tingkat kepuasan akhir yang dapat dicapai oleh

karyawan.

2) Ruang dinas dan tipe kelas yang tinggi tidak selalu menunjukkan

pendokumentasian keperawatannya lebih bagus dari ruang dinas dan

tipe kelas yang lebih rendah.

3) Pelatihan

Pelatihan merupakan bagian dari proses pendidikan untuk peningkatan

pengetahuan dan keterampilan kerja. Perawat yang telah melaksanakan

pelatihan akan berpengaruh positif terhadap kelengkapan

pendokumentasian keperawatan.

4) Pengetahuan terkait dokumentasi keperawatan

Pengetahuan tinggi tidak selalu menunjukkan pelaksanaan dokumentasi

keperawatan yang lengkap.

5) Pelaksanaan dokumentasi keperawatan


26

Perawat yang baik dalam melaksanankan dokumentasi keperawatan

sangat bermanfaat bagi pasien yaitu pasien mendapatkan pelayanan

keperawatan yang bermutu, efektif dan efisien. Manfaat bagi perawat

sendiri yaitu mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan teknis serta

meningkatkan citra perawat di mata masyarakat. Sedangkan manfaat

bagi rumah sakit yaitu meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit

sehingga banyak masyarakat yang mempercayai yang berdampak pada

keuntungan bagi rumah sakit.

6) Usia

Pekerja yang memiliki usia lebih tua dianggap lebih cakap secara teknis,

lebih banyak pengalaman dan lebih bijaksana dalam pengambilan

keputusan.(Noorkasiani, Gustina, 2015).

Selain faktor – faktor di atas dibawah ini juga merupakan faktor-faktor

yang mempengaruhi kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan antara

lain sebagai berikut

1) Motivasi perawat

Motivasi perawat sangat di butuhkan dalam pekerjaan perawat karena

dengan motivasi yang baik bisa menumbuhkan semangat untuk bekerja.

Motivasi yang tinggi akan memberikan pendokumentasian asuhan

keperawatan pada pasien juga akan lebih baik.

2) Masa kerja

Perawat yang masa kerja lebih lama memiliki kemampuan yang lebih

untuk pendokumentasian asuhan keperawatan, sehingga memberi


27

peluang perawat tersebut untuk meningkatkan pendokumentasian asuhan

keperawatan.

3) Usia perawat

Semakin tinggi usia seseorang maka pengalamannya juga akan tinggi.

Perawat yang berusia lebih tua memiliki kematangan berfikir untuk

pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukannya.

4) Beban kerja

Seseorang yang memiliki beban kerja yang berat akan mempengaruhi

pendokumentasian asuhan keperawatan yang lengkap pada pasien karena

disebabkan oleh faktor kelelahan, tidak konsentrasi pada

pendokumentasian asuhan keperawatan pasien.

5) Pendidikan perawat

Seseorang yang mempunyai pendidikan yang tinggi, maka mempunyai

pengalaman yang tinggi pula, dan memiliki pola pikir yang lebih matang

sehingga mampu memberikan pendokumentasian yang lengkap pada

asuhan keperawatan pada pasien yang berada diruangan. Menurut Hurst

(2005) dalam (Amalia, Herawati, & Studi Ilmu Keperawatan STIKes

Perintis Padang, 2018)

e. Atribut Dokumentasi Keperawatan

Menurut (Subekti, I., Hadi, S., & Ngesti, 2012) sistem dokumentasi

keperawatan mempunyai beberapa komponen, terutama memfokuskan pada

pendokumentasian hal-hal berikut:

1) Pengkajian
28

Pengumpulan data yang cermat tentang klien, keluarga, atau kelompok .

Perawat mendapatkan data dengan melakukan wawancara yaitu semua

ungkapan klien, tenaga kesehatan, atau orang lain yang berkepentingan

termasuk keluarga, teman, dan orang terdekat klien. Observasi yaitu

metode pengumpulan data melalui pengamatan visual dengan

menggunakan panca-indra, dan pemeriksaan.

Ada dua jenis pengkajian:

a) Pengkajian data dasar

Wawancara penerimaan atau data dasar terdiri atas dua bagian: pola

fungsional dan pengkajian fisik. Wawancara penerimaan ini

memfokuskan pada penentuan status kesehatan klien yang sekarang

dan kemampuan untuk berfungsi kemampuan untuk mandi sendiri.

Pemeriksaan fisik menggunakan ketrampilan inspeksi, auskultasi,

dan palpasi untuk mengkaji berbagai area dan fungsi sistem tubuh

klien.

b) Pengkajian fokus

Pengkajian fokus meliputi seperti data tertentu atau spesifik seperti

yang di tentukan oleh perawat dan klien atau keluarga, atau yang di

tunjukkan oleh kondisi klien .

2) Perencanaan

Perencanaan adalah berupa arahan asuhan keperawatan awal berasal baik

dari keperawatan maupun kedokteran.

3) Sistem perencanaan keperawatan


29

Sistem perencanaan perawatan yang efisien, profesional, dan berguna

adalah hal yang sangat mungkin. Sistem ini menggunakan standar

perawatan, daftar masalah klien, dan rencana perawatan baku dan ad-

dendum (tambahan). Sistem ini kompatibel dengan manajemen kasus

dan jalur kritis.

4) Dokumentasi Evaluasi

Perawat bertanggung jawab untuk mengevaluasi status dan kemajuan

klien terhadap pencapaian hasil setiap hari. Evaluasi status dan kemajuan

klien adalah berbeda untuk masalah kolaboratif versus diagnosa

keperawatan. Pada diagnosa keperawatan yang dilakukan perawat antara

lain:

a) Mengkaji status klien

b) Membandingkan respon ini pada kriteria hasil

c) Menyampaikan bila klien mengalami kemajuan pada pencapaian

hasil.

f. Standart Dokumentasi Keperawatan

Menurut (Nursalam, 2017) standar dokumentasi keperawatan meliputi :

1) Pengkajian keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang

bertujuan untuk memperoleh informasi atau data dari klien, sehingga

masalah keperawatan klien dapat dirumuskan secara akurat.

Pengumpulan data dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi


30

keadaan kesehatan klien sekarang dan masa lalu.(Subekti, I., Hadi, S., &

Ngesti, 2012).

Tahap - tahap dalam pengkajian:

a. Pengumpulan data mempunyai kriteria: legal, lengkap, akurat,

relevan, dan baru (LLARB). Tujuannya mengumpulkan,

mengorganisasikan, dan mencatat data-data yang menjelaskan respon

tubuh manusia yang diakibatkan oleh masalah kesehatan.

b. Pengelompokan data mempuyai kriteria sebagai berikut:

1. Data biologis: didapatkan hasil dari observasi tanda-tanda vital

dan pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki, dari

pemeriksaan diagnostik/penunjang, yaitu laboratorium dan

rontgen.

2. Data psikologis, sosial, dan spiritual melalui wawancara.

3. Format pengkajian data awal menggunakan model ROS (review

of sistem) yang meliputi data demografi pasien, riwayat

keperwatan, observasi dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan

penunjang/diagnostik.

2) Diagnosis keperawatan antara lain sebagai berikut:

1. Status kesehatan dibandingkan dengan standar untuk menentukan

kesenjangan.

2. Diagnosis keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan

dan pemenuhan kebutuhan pasien.

3. Diagnosis keperawatan dibuat sesuai dengan wewenang perawat.


31

4. Komponen diagnosis terdiri atas P-E- (Problem-Etiologi-Simptom ).

Diagnosa keperawatan sesuai dengan Standar Diagnosa Keperawatan

Indonesia (SDKI, SLKI dan SIKI dalam Tim Pokja SDKI DPP

PPNI 2017)

3) Perencanaan

Komponen perencanaan keperawatan terdiri atas:

a. Prioritas masalah

1) Masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas utama.

2) Masalah yang mengancam kesehatan seseorang merupakan

prioritas kedua.

3) Masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas

ketiga.

b. Tujuan asuhan keperawatan,

memenuhi syarat SMART (Spesific Measurable achievable

Reasonable Time)

1) Tujuan dirumuskan secara singkat.

2) Disusun berdasarkan diagnosis keperawatan.

3) Spesifik pada diagnosis keperawatan.

4) Dapat diukur.

5) Dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

6) Ada target waktu pencapaian

c. Rencana tindakan didasarkan pada SDKI, SLKI dan SIKI yang

ditetapkan oleh instansi pelayanan setempat. Jenis rencana tindakan


32

keperawatan mengandung tiga komponen, meliputi

Diagnostik/observasi, Edukasi, Tindakan independen, dependen, dan

inerdependen (DET). Kriteria meliputi hal sebagai berikut:

1) Berdasarkan tujuan asuhan keperawatan.

2) Merupakan alternatif tindakan secara tepat.

3) Melibatkan pasien/keluarga.

4) Mempertimbangkan latar belakang sosial budaya pasien/keluarga

5) Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku.

6) Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien.

7) Disusun dengan mempertimbangkan lingkungan, sumber daya,

dan fasilitas yang ada.

8) Harus berupa kalimat instruksi, ringkas, tegas, dan penulisan

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

9) Menggunakan formulir yang baku.

d. Intervensi/Implementasi

Intervensi merupakan pelaksanaan rencana tindakan yang di tentukan

dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal yang

mencakup aspek peningkatan, pemeliharaan, dan pemulihan

kesehatan dengan mengikut sertakan pasien dan keluarga. Intervensi

keperawatan berorientasi pada 15 komponen dasar keperawatan yang

dikembangkan dengan prosedur teknis nersan. Kriteria meliputi:

1) Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperwatan

2) Mengamati keadaan bio-psiko-sosio-spiritual pasien


33

3) Menjelaskan setiap tindakan keperawatan kepada pasien/keluarga

4) Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

5) Menggunakan sumber daya yang ada

6) Menunjukkan sikap sabar dan ramah dalam berinteraksi dengan

pasien/keluarga

7) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan

keperawatan

8) Menerapkan prinsip-prinsip aseptik dan antiseptik

9) Menerapkan etika keperawatan

10) Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy, dan

mengutamakan keselamatan pasien

11) Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respons pasien

12) Merujuk dengan segera terhadap masalah yang mengancam

keselamatan pasien

13) Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan

14) Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan

15) Melaksanakan tindakan keperawatan pada prosedur teknis yang

telah ditentukan

16) Prosedur keperawatan umum maupun khusus dilaksanakan

sesuai dengan prosedur tetap yang telah disusun (Nursalam,

2017)

e. Evaluasi
34

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi

dilakukan secara periodik, sistematis dan berencana untuk menilai

perkembangan pasien setelah tindakan keperawatan. Kriteria

meliputi:

1) Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi

2) Evaluasi hasil menggunakan indikator perubahan fisiologis dan

tingkah laku pasien

3) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan untuk diambil

tindakan selanjutnya

4) Evaluasi melibatkan klien dan tim kesehatan lain

5) Evaluasi dilakukan dengan standar (tujuan yang ingin dicapai

dan standar praktik keperawatan).

Komponen evaluasi, mencakup aspek K-A-P-P (Kognitif-Afektif-

Psikomotor-Perubahan biologis), yaitu sebagai berikut :

1) Kognitif (pengetahuan klien tentang penyakit dan tindakan).

2) Afektif (sikap) klien terhadap tindakan yang dilakukan.

3) Psikomotor (tindakan/perilaku) klien dalam upaya penyembuhan.

4) Perubahan biologis (tanda vital, sitem, dan imunologi).

Keputusan dalam evaluasi adalah sebagai berikut:

1) Masalah teratasi, jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan

standar yang telah ditentukan.

2) Masalah tidak teratasi, jika klien hanya menunjukan sedikit

perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali serta dapat timbul
35

masalah baru harus dilakukan pengkajian dan perencanaan

tindakan ulang.

3) Masalah teratasi sebagian, perlu modifikasi dan rencana

tindakan.

4) Timbul masalah baru

B. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang mepengaruhi


Kelengkapan dokumentasi Asuhan Keperawatan
1. Motivasi perawat
2. Masa kerja
3. Usia perawat Dokumentasi Asuhan
keperawatan
4. Beban kerja
a. Pengkajian
5. Pendidikan perawat b. Diagnosa
c. Perencanaan
Sumber : Kurniadi (2013), Subekti.I,Hadi S dan ngesti
d. Pelaksanaan
(2012),
Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja e. Evaluasi

A. Faktor Internal Sumber : Nursalam(2017),


1. Jumlah pasien yang di rawat tiap
hari/bulan/tahun
2. Tingkat ketergantungan pasien
3. Rata-rata hari perawatan tiap pasien
4. Pengukuran tindakan keperawatan
langsung/tidak langsung
5. Frekuensi tindakan keperawatan yang di
butuhkan
6. Rata-rata waktu perawatan yang di butuhkan
B. Faktor Eksternal
1. Masalah komunitas
2. Disaster
3. Hukum atau undang-undang dan kebijakan
4. Politik
5. Pengaruh cuaca
6. Ekonomi
7. Pendidikan konsumen
8. Kemajuan ilmu teknologi
36

Keterangan :

Di teliti

Tidak di teliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang

akan dilakukan (Notoatmodjo, 2018). Berdasarkan teori yang telah dijelaskan

pada tinjauan pustaka dan uraian latar belakang diatas maka kerangka konsep

penelitian ini dapat divisualisasikan dalam Gambar 3.1 sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

kelengkapan dokumentasi
pengkajian awal
Beban Kerja Perawat
37

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Notoatmodjo, 2018). Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka konsep yang

telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : Ada hubungan antara beban kerja perawat dengan kelengkapan

dokumentasi pengkajian awal di ruang Rawat jalan RS UMMI Bogor

tahun 2023

Ho : Tidak Ada hubungan antara beban kerja perawat dengan kelengkapan

dokumentasi pengkajian awal di ruang Rawat jalan RS UMMI Bogor

tahun 2023

C. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan

menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan pendekatan cross sectional

dimana suatu penelitian ini dengan cara observasi dan pengumpulan data

pada variabel independen dan dependen yang dikumpulkan secara bersamaan

dan dalam waktu penelitian ini berlangsung.


38

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara beban

kerja perawat dengan kelengkapan dokumentasi pengkajian awal di ruang

Rawat jalan RS UMMI Bogor tahun 2023.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan diruang Rawat Jalan RS UMMI yang

beralamat di, Jl Empang II no 2 Kecamatan Bogor Selatan Kotamadya

Bogor Provinsi Jawa Barat.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret-April 2023

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perawat yang

ada diruang Rawat Jalan RS UMMI Bogor yang berjumlah 21 perawat

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Notoatmodjo, 2018). Metode


39

pengambilan sampel dalam penelitian ini secara Total sampling. Dimana

sampel ditentukan berdasarkan jumlah populasi perawat yang ada diruang

Rawat Jalan RS UMMI Bogor sebanyak 21 perawat.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Penelitian

ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel bebas (independen) dan variabel

terikat (dependen).
39

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(Sugiyono, 2017). Sebagai variabel bebas (independen) dalam penelitian

ini adalah beban kerja perawat.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017). Sebagai

variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini yaitu kelengkapan

dokumentasi pengkajian awal.

G. Definisi Operasional
40

Tabel 3. 2
Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Indikator Alat ukur Skala Ukur Score

Variabel Independen

1. Beban kerja Seluruh kegiatan atau aktivitas 1. Aktivitas pekerjaan Kuesioner yang di Ordinal di ubah Beban kerja berat
perawat yang dilakukan oleh seorang 2. Kegiatan yang isi oleh responden menjadi Nominal score = 56
perawat dalam memberikan dilakukan (Nursalam, 2017 (untuk memenuhi Beban kerja sedang
asuhan keperawatan kepada 3. Penggunaan waktu syarat uji chi score = 26 - 55
pasien rawat jalan RS UMMI kerja (Nursalam, Beban kerja ringan
square
Bogor 2017) score = 0 - 25
Variabel Dependen

2.. Kelengkapan Dokumentasi asuhan keperawatan 1. Pengkajian Observasi dengan Nominal Lengkap score = 71% -
dokumentasi merupakan suatu catatan yang 2. Diagnosa lembar ceklist 100%
pengkajian memuat tindakan keperawatan dan keperawatan instrumen Tidak lengkap score =
3. Perencanaan SAK di ruang 0 % -70%
awal penilaian keperawatan yang di
4. Implementasi rawat jalan RS
sususn secara sistematis yang di 5. Evaluasai UMMI Bogor
laksanakan oleh seorang perawat di 6. Dokumentasi
ruang rawat jalan RS UMMI keperawatan
Bogor
41

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelituan adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan

sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek atau

mengumpulkan data suatu variable (Saputra, 2020).

Adapun teknis pengambilan data dalam penelitian ini melalui kuesioner

dan lembar checklist. kuesioner penelitian terdiri dari tiga kategori data yaitu

data demografi, beban kerja perawat dan kelengkapan dokumentasi

keperawatan. Instrumen untuk mengukur beban kerja perawat menggunakan

lembar kuesioner. Sedangkan instrumen untuk mengukur dokumentasi

keperawatan adalah menggunakan lembar ceklist SAK.

I. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk

mengetahui mengenai valid atau tidak, realibel atau tidaknya instrumen

tersebut. (Arikunto, 2018). Dengan itu sebelum instrumen digunakan

pada penelitian terlebih dahulu melakukan uji coba kuesioner yaitu uji

validitas dan reliabilitas.

2. Pengolahan Uji Coba

Pada pengolahan uji coba instrumen ini agar menentukan uji validitas

dan uji reliabilitas dengan menggunakan alat bantu suatu aplikasi yaitu

menggunakan SPSS Statistic Windows Versi 20.


42

3. Hasil Uji Coba

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk masing-masing pertanyaan dari

variable Kelengkapan dokumentasi keperawatan dan beban kerja

perawat. Ada dua syarat penting yang berlaku pada semua

kuesioner yaitu keharusan sebuah kuesioner untuk valid dan

reliabel. Suatu kuesioner dikatakan valid kalau pertanyaan pada

suatu kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

dengan kuesioner tersebut.

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui validitas suatu

instrumen (dalam hal ini kuesioner) dilakukan dengan cara

melakukan korelasi antar skor masing-masing variabel dengan skor

totalnya. Suatu variabel (pertanyaan) dikatakan valid bila skor

tersebut berkolerasi secara signifikan dengan skor totalnya. Teknik

korelasi yang dilakukan korelasi pearson product moment:

{ n . ∑ XY }−{∑ X . ∑Y }
r=
√ { n ( ∑ X )− ( ∑ X ) } {n ¿ ¿
2 2

Pengambilan keputusan hasil uji validitas:

Jika r hitung > dari pada r tabel maka pertanyaan tersebut

valid, sedangkan jika r hitung < dari pada r tabel maka pertanyaan

tidak valid.

Uji validitas dilakukan pada variabel kelengkapan dokumentasi

keperawatan dan beban kerja perawat menggunakan kuesioner

dilakukan terhadap 20 responden di luar anggota sampel. Skor hasil


43

uji coba tentang kelengkapan dokumentasi keperawatan dan beban

kerja perawat selanjutnya di uji validitasnya dengan menggunakan

uji koefisien korelasi.

b. Uji Reliabilitas

Setelah semua pertanyaan dinyatakan valid, analisis selanjutnya

dilakukan dengan uji reliabilitas dengan Cronbach’s alpha.

Reliabilitas adalah suatu kondisi dimana hasil suatu pengujian

konsisten bila diulang dua kali atau lebih dalam kondisi yang identik

dan dengan alat uji yang identik.

Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu

pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu

pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya

(reliabel). Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama

instrumen pengukuran yang baik. Kadang-kadang reliabilitas disebut

juga sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi,

kestabilan dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep reliabilitas

adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya

sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan

pengukuran ( measurement error ) (Sugiyono,2017). Untuk

mengetahui reliabilitas dilakukan dengan cara melakukan uji

Cronbach Alpha dengan rumus sebagai berikut :

 k   b 
2

 k  1 1  
 t
2
   
r=
44

Keterangan :

k = banyaknya belahan item

Si2 = varians dari item ke-i

S2total= total varians dari keseluruhan item

Keputusan Uji :

1. Bila Cronbach Alpha ≥ 0,6 artinya variabel reliabel.

2. Bila Cronbach Alpha < 0,6 artinya variabel tidak reliabel.

J. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk melakukan

pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian (Hidayat, 2018).

Pelaksanaan pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini data

yang dikumpulkan adalah data primer. Tahapan dalam pengumpulan data

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan studi pendahuluan.

2. Melakukan konsultasi dengan pembimbing.

3. Mengajukan proposal penelitian kepada pembimbing I dan pembimbing

II.

4. Setelah proposal disetujui, peneliti mengajukan Surat Perizinan

Pengambilan Data di Rumah Sakit UMMI Bogor

5. Peneliti melakukan pengambilan data di wilayah kerja Rumah Sakit

UMMI Bogor. Pengambilan data dilakukan selama Tiga hari untuk


45

mencapai kuota sampel yang dibutuhkan yang masuk kedalam kriteria

inklusi dan ekslusi yang telah ditentukan.

6. Setelah seluruh data terkumpul, selanjutnya peneliti mengolah dan

menganalisis data.

K. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau

angka ringkasan dengan menggunakan cara cara atau rumus-rumus tertentu

(Notoatmodjo, 2018). Adapun pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan

melalui enam tahapan yang meliputi:

1. Editing; dilakukan untuk memeriksakan ketepatan dan kelengkapan data.

Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi dengan

mewawancara ulang responden.

2. Coding; data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan

kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual

sebelum diolah dengan komputer.

3. Scoring; memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu diberi

penilaian atau skor.

4. Tabulating; pekerjaan membuat tabel jawaban-jawaban yang telah diberi

kode kemudian dimasukkan kedalam tabel.

5. Entry data; data yang telah dibersihkan kemudian dimasukan kedalam

program komputer dengan menggunakan software komputerisasi.

6. Cleaning; pemeriksaan semua data yang telah dimasukan kedalam.


46

L. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.

Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan

persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2019).

Rumus :

f
P x100
N

Keterangan :

P : Presentase frekuensi

F : Frekuensi tiap kategori

N : Jumlah sampel

2. Analisis Bivariat

Dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkolerasi. Dalam analisis ini dilakukan pengujian statistik dengan Chi

Square. Secara matematis Chi-Square dapat dirumuskan :


2
(O−E)
X =∑
2

Keterangan :

X2 : Chi-Square

O : Nilai hasil pengamatan (Observed)

E : Nilai ekspektasi (Expected)


47

Sebelum pengujian dilakukan maka terlebih dahulu harus tentukan

taraf signifikasinya. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu rencana

pengujian agar diketahui batas-batas untuk menentukan pilihan antara

hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha). Taraf signifikasinya

yang dipilih dan ditetapkan dalam penelitian ini adalah 0,05(α= 0,05)

dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Angka ini dipilih karena

dapat mewakili hubungan variabel yang diteliti dan merupakan suatu

taraf signifikasi yang sering digunakan dalam penelitian di bidang ilmu

kesehatan. Kriteria uji yang digunakan adalah: (Notoadmodjo, 2018)

1) Jika taraf signifikasinya t<(α = 0,05), maka Ho ditolak dan Ha

diterima artinya terdapat hubungan signifikan antara satu variabel

terhadap variabel independen.

2) Jika taraf signifikasinya t>(α = 0,05), maka Ho diterima dan Ha

ditolak artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara satu

variabel terhadap variabel independen.

M. Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan salah satu yang sangat penting bagi peniliti

untuk memperlancar penelitian yang akan dilakukan, maka dari itu peneliti

mengajukan permohonan ijin kepada yang bersangkutan untuk mendapakan

persetujuan melakukan penelitian di Ruang rawat jalan RS UMMI Bogor.

Kemudian peneliti melakukan penenlitian dengan menekankan masalah etika

yang meliputi sebagai berikut:


48

a. Beneficience, peneliti meyakinkan responden bahwa penelitian ini bebas

dari bahaya, tidak bersifat bahaya, tidak bersifat memaksa melainkan

sukarela, manfaat yang dirasakan dan tidak menimbulkan resiko.

b. Mall-efficience, peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak

menimbulkan bahaya pada responden dan responden terlindung dari setiap

resiko.

c. Respect For Human Dignity, reponden berhak untuk menentukan dirinya

sendiri, dan mendapatkan informasi lengkap. Diantaranya mengenai

tujuan, cara penelitian, cara pelaksanaan, manfaat penelitian, dan hal-hal

lain yang berkaitan dengan penelitian.

d. Justice, setiap responden berhak mendapatkan perlakuan adil dan juga

privasinya.

e. Informed Consent, lembar persetujuan yang diberikan kepada responden.

Responden harus memenuhi kriteria yang ditentukan. Lembar informed

concent harus dilengkapi dengan judul penelitian dan manfaat penelitian,

bila responden menolak maka peneliti tidak boleh memaksa dan

menghormati hak-haknya.

f. Anonymity, peneliti tidak mencatumkan nama responden untuk menjaga

kerahasiaan responden.

g. Confidentiality, kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dari subyek

dijamin oleh peneliti, seluruh informasi akan digunakan untuk kepentingan

penelitian dan hanya kelompok tertentu saja yang disajikan atau

dilaporkan sebagai hasil penelitian.


49

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (PT. Rineka


Cipta, 2018).

Fikri, Z. Fikri, Zahid. Journals Ners Community 11, 236–245 (2020).

Hidayat, A. Hidayat, Anwar. Metod. Penelit. Pengertian, Tujuan, Jenis.


(2017).

IMAM SUBEKTI, SUGIANTO HADI, N. W. IMAM SUBEKTI,


SUGIANTO HADI, NGESTI W. in SISTEM DOKUMENTASI
PROSES KEPERAWATAN 163 (2016).

Johnson, A. B., Simonson, C. J. & Besant, R. W. UNDANG-UNDANG


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014. ASHRAE Trans.
104, 1639–1650.

Kamil, H., Rachmah, R. & Wardani, E. Kamil, Hajjul Rachmah, R.


Wardani, Elly. Int. J. Africa Nurs. Sci. 9, 111–114 (2018).

Kurniadi, A. Kurniadi, Anwar. in Manajemen keperawatan dan


prospektifnya: teori, konsep, dan aplikasi (FKUI, 2013).

Kurniawan, A. Kurniawan, Anang. Hub. BEBAN KERJA DENGAN


KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMENTASI ASUHAN
KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT Ina. RSU WIRADADI HUSADA
PURWOKERTO (2018).

Mayasari, T., Kadarohman, A., Rusdiana, D. & Kaniawati, I. Mayasari,


Tantri Kadarohman, Asep Rusdiana, Dadi Kaniawati, Ida. J. Pendidik.
Fis. dan Keilmuan 2, 48 (2016).

Meliza, S. Meliza, Suci. Osfio 1–9 (2020).

Nadila, N., Setiawan, H. & Rizany, I. Beban Kerja dengan Kualitas


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan sesuai SNARS. J. Kepemimp.
dan Manaj. Keperawatan 3, 62 (2020).

Noorkasiani, N., Gustina, G. & Maryam, R. S. Noorkasiani, Noorkasiani


Gustina, Gustina Maryam, R. Siti. J. Keperawatan Indones. 18, 1–8
(2015).
50

Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. (Rineka Cipta, 2018).

Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. (Salemba Medika,


2017).

Nursalam. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan (2018).

Ovan, O. & Saputra, A. Ovan, Ovan Saputra, Andika. JETL (Journal Educ.
Teach. Learn. 5, 244 (2020).

PURBA, C. W. O. CRISTIAR WINDY OCTAVIA PURBA. Carbohydr.


Polym. 6, 5–10 (2019).

Rokhayati, I., Wahyuningsih, E. S. & Kurniawan, S. A. Rokhayati, Isnaeni


Wahyuningsih, Endang Sri Kurniawan, Sofyan Anang. J. MONEX 10,
174–183 (2021).

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (CV


Alfabeta, 2018).

Wati, E. & Arini, U. Wati, Etlida Arini, Ulva. Hum. Care J. 5, 588 (2020).

Waryantini & Maya. Waryantini , Maya. Heal. J. 8, 49–57 (2020).


51

LAMPIRAN 1

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Usia :

Alamat :

Menyatakan telah mendapat penjelasan mengenai penelitian :

” Hubungan beban kerja perawat dengan kelengkapan dokumentasi

pengkajian awal di ruang Rawat jalan RS UMMI Bogor tahun 2023.”

Dengan ini saya menyatakan tidak keberatan menjadi sampel penelitian dan dapat

memberikan tambahan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Bogor, Maret 2023

Menyetujui

Responden
52

LAMPIRAN 2

KUESIONER

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN

DOKUMENTASI PENGKAJIAN AWAL DI RUANG RAWAT JALAN RS

UMMI BOGOR TAHUN 2023

Tujuan:

Kuesioner ini dibuat untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat dengan

kelengkapan dokumentasi pengkajian awal di ruang Rawat jalan RS UMMI

Bogor tahun 2023.

Petunjuk :

1. Bacalah terlebih dahulu pernyataan dan pertanyaan dengan teliti

2. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda silang (x) pada jawaban yang

dianggap paling benar

3. Jawaban pertanyaan diisi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

4. Jawaban yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya

I. Identitas Responden

1. Nomor Responden :

2. Nama Responden :

3. Umur Responden : tahun

4. Jenis kelamin :
53

5. Pendidikan terakhir : D3 Keperawatan

S1 Keperawatan

Ners

6. Lama masa kerja : 1 - 5 Tahun

6 -10 Tahun

>10 Tahun

KUESIONER KELENGKAPAN DOKUMENTASI PENGKAJIAN AWAL

1. Standar Pengkajian keperawatan

Ya Tidak
No Pernyataan Nilai = 1 Nilai = 0
1 Kelengkapan identifikasi pasien (Nama,Tanggal
lahir,No rekam medik, Jenis kelamin )
2 Pengkajian keluhan utama pasien
3 Pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital
4 Pengkajian riwayat psikologi dan ekonomi
5 Pengkajian Riwayat spiritual
6 Pengkajian skala nyeri
7 Skrining risiko jatuh
8 Skrining gizi
9 Penegakan masalah keperawatan
10 Catatan keperawatan SOAP

KUESIONER BEBAN KERJA

Jawablah setiap pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda check list

(√) pada saat satu alternatif jawaban yang disediakan.

TP = Tidak Pernah

P = Pernah

KK = Kadang-kadang
54

S = Sering

SS = Sering sekali

Alternatif Jawaban
No Pernyataan TP P KK S SS
0 1 2 3 4
1 Selama ini saya merasa pekerjaan yang saya
lakukan terlalu banyak
2 Selama ini saya merasa pekerjaan saya terlalu
mudah sampai saya merasa bosan
3 Selama ini saya merasa pekerjaan saya harus
berpacu dengan waktu (deadline)
4 Selama ini saya merasa pekerjaan saya harus
dilakukan secepat mungkin
5 Selama ini saya merasa lelah karena pekerjaan
banyak sekali
6 Saya jenuh harus bersikap ramah setiap hari
7 Selama ini saya merasa keterampilan saya sudah
jarang sekali digunakan
8 Saya merasa senang karena sudah menggunakan
alat terbaru dalam memeriksa pasien sesuai dengan
SOP
9 Selama ini saya merasa ide-ide saya dapat
digunakan dengan baik dalam bekerja
10 Selama ini saya merasa tenaga perawat disini sangat
kurang
11 Saya merasa pasien yang datang terlalu banyak
12 Selama ini saya merasa apa yang saya pelajari pada
masa sekolah/kuliah tidak sesuai dengan pekerjaan
saya
13 Selama ini saya merasa atasan saya memberikan
perintah yang tidak jelas
14 Saya merasa bingung dengan perintah dari atasan
saya

Sumber : Henni Natalia hutagaol (2020). Hubungan Beban Kerja dengan Stres

Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita. Universitas Esa Unggul.


55

Format dokumentasi Pengkajian awal Rawat Jalan (bulan September 2022)


56
57

Anda mungkin juga menyukai