Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan meningkatnya
strata pendidikan keperawatan di Indonesia, disamping akses informasi yang sangat
cepat di seluruh dunia. Hal itu membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti di
keperawatan (Jasun, 2006). Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai
kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan askep sesuai standar, yaitu dari
mulai pengkajian sampai dengan evaluasi. Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan, maka perlu dibuat suatu mekanisme pendokumentasian
yang mudah dan cepat berkaitan dengan dokumentasi proses keperawatan.
Lingkungan kesehatan terus berubah dan berkembang. Perawat membuat langkah
besar untuk menyesuaikan diri dengan perubahan ini dalam upaya memenuhi tuntutan
perawatan kesehatan yang kompleks. Transisi ke dokumentasi elektronik adalah satu
perubahan teknologi yang memiliki implikasi signifikan bagi profesi keperawatan dan
keseluruhan sistem perawatan kesehatan. Metode dokumentasi ini dapat membantu
perawat dalam menangani masalah yang terjadi sebagai hasil dokumentasi berbasis
kertas. Hal ini juga dapat meningkatkan akurasi dan kelengkapan informasi pasien dan
meningkatkan asuhan keperawatan berkualitas.
Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan meningkatnya
strata pendidikan keperawatan di Indonesia dan akses informasi yang sangat cepat di
seluruh dunia. Hal itu membawa dampak pada kemajuan proses keperawatan, termasuk
dalam dokumentasi keperawatan. Dokumentasi Keperawatan yang sebelumnya manual,
bergeser kearah komputerisasi. Komputerisasi bukan hanya membantu dalam
dokumentasi keperawatan, tetapi digunakan juga untuk sistem informasi manajemen
rumah sakit. Aktivitas asuhan keperawatan dapat termonitor dalam sebuah data base
rumah sakit
Perawat merupakan salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan. Perawat mempunyai peran penting dalam upaya peningkatan
mutu pelayanan kesehatan. Perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi termasuk

1
dokumentasinya. Dokumentasi Keperawatan merupakan hal penting yang dapat
menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 2007).
Dokumentasi Keperawatan juga merupakan bukti akontabilitas tentang apa yang
telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Pendokumentasian yang benar
merupakan bukti secara profesional dan legal yang dapat dipertanggung jawabkan.
Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah sakit di
Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis Pendokumentasian
tertulis ini sering membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi
pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya.
Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga
sering form pendokumentasian tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan
manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa
lembaran-lembaran kertas sering terselip. Pendokumentasian secara tertulis juga
memerlukan tempat penyimpanan dan menyulitkan untuk pencarian kembali jika
sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau
terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat
menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum, sehingga perawat berada pada
posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dokumentasi keperawatan ?
2. Bagaimana perkembangan dokumentasi keperawatan berbasis komputer?
3. Apa saja tujuan dibuatnya dokumentasi keperawatan ?
4. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk dokumentasi keperawatan
berbasis komputer?
5. Apa saja manfaat dokumentasi keperawatan ?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari dokumentasi keperawatan manual dan
berbasis komputer ?
7. Apa pendapat kelompok mengenai Pendokumenasian keperawatan berbasis
komputer?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian dokumentasi keperawatan
2. Mengetahui perkembangan dokumentasi berbasis komputer
2
3. Mengetahui tujuan dibuatnya dokumentasi keperawatan
4. Mengetahui sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan untuk dokumentasi
keperawatan
5. Mengetahui manfaat dokumentasi keperawatan
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dokumentasi keperawatan berbasis
dokumentasi
7. Mengetahui pendapat kelompok tentang pendokumentasian keperawatan berbasis
komputer

1.4. Manfaat Penulisan


1. Menambah wawasan tentang pendokumentasian keperawatan berbasis komputer
2. Sebagai salah satu sumber pembelajaran
3. Menjadi acuan untuk pendokumentasian keperawatan berbasis komputer

BAB II

3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dokumentasi Keperawatan
Menurut Moorhead, S & Delaney, C (1998) Dokumentasi Keperawatan
merupakan alat ukur untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan asuhan
keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit. Dokumentasi keperawatan yang
lengkap adalah prasyarat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang baik, efesiensi
dari kerjasama dan komunikasi antar profesi kesehatan dalam pelayanan kesehatan
professional. Dokumentasi keperawatan yang lengkap dan akurat akan memudahkan
disiplin ilmu lain untuk menggunakan informasi di dalamnya. Dokumentasi diperlukan
untuk memudahkan alur dan koordinasi dalam perawatan pasien. Dokumentasi
merupakan bukti tertulis yang didalamnya mencerminkan data-data akurat tentang klien
dan mempunyai makna penting dalam aspek hokum (Widjayanti, 2011).
Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan suatu proses pembuatan catatan
mengenai data, status kesehatan, serta prosedur keperawatan pasien. Pencatatan tersebut
dapat dilakukan secara tertulis atau menggunakan sistem komputer. (Kozier, dkk, 2004).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dokumentasi keperawatan adalah tindakan mencatat
setiap data yang didapat untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan asuhan
keperawatan.
Dokumentasi keperawatan berbasis komputer adalah pencatatan yang dilakukan
oleh perawatan dengan menggunakan perangkat komputer yang sudah disediakan
perangkat lunak yang sesuai kebutuhan dari rumah sakit.

B. Perkembangan Pendokumentasian Keperawatan Berbasis Komputer


Proses mendokumentasikan perawatan pasien telah dilakukan sejak jaman Florence
Nightingale. Florence menulis tentang pentingnya komunikasi diantara pemberi layanan
keperawatan dan merupakan pelopor dalam pengembangan format yang digunakan
dalam memfasilitasi proses komunikasi tersebut. format perencanaan disusun dari waktu
ke waktu untuk sesuai dengan kebutuhan akan pelayanan kesehatan, pendokumentasian
asuhan keperawatan berbasis komputerisasi baru diperkenalkan pada akhir abad ke 20.
Penggunaan komputer dalam dokumentasi asuhan keperawatan diperkenalkan pada
akhir tahun 1960-an dan awal tahu 1970-an (Dawn Gapko, 2005).
Pesatnya kemajuan teknologi saat ini telah menjadikan teknologi di segala bidang
sebagai basic/dasar penggerak kegiatan operasional seluruh aspek dan institusi serta

4
perusahaan. Pelayanan juga memegang peranan paling penting dalam strategi pemasaran
seluruh aspek bisnis.
Teknologi informasi yang ‘computerized’ yang mutlak diperlukan dalam berbagai
aspek kehidupan, salah satunya yakni dalam bidang kesehatan dalam hal ini rumah sakit.
Perkembangan teknologi di bidang kesehatan telah melahirkan pemikiran bahwa
dokumentasi asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan lebih cepat, mudah dan
sistematis. Dengan ini maka efisiensi akan didapat dan aktivitas pendokumentasian
asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan benar oleh setiap perawat. Dengan adanya
pendokumentasian asuhan keperawatan yang benar, legal dan sistematis tersebut, maka
setiap tindakan keperawatan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Selain itu, pendokumentasian asuhan keperawatan yang benar, legal dan sistematis dapat
digunakan sebagai data untuk merencanakan asuhan keperawatan yang akan datang,
sehingga asuhan yang diberikan dapat menjadi lebih efektif dan efisien.
Rumah sakit-rumah sakit di negara maju telah menyikapi kondisi tersebut dengan
menggunakan komputer dalam pendokumentasian asuhan keperawatan klien. Sistem
pencatatan dengan menggunakan komputer diterapkan pertama kali di rumah sakit El
Camino, California pada akhir tahun 1960-an. Di masa itu, komputer digunakan untuk
mengolah seluruh data klien yang diperoleh selama klien dirawat di rumah sakit. Tahun
1970-an banyak institusi kesehatan yang mengembangkan Sistem Informasi
Manajemennya (SIM) dengan menggunakan komputer. Seiring perkembangan praktik
keperawatan, pada tahun 1980-an dibuat software khusus keperawatan untuk
mempermudah pendokumentasian yang dikenal dengan istilah Computer-based Patient
Record System (CPRS). Di tahun tersebut, microcomputer atau Personal Computer (PC)
juga diciptakan. Hal tersebut menjadikan penggunaan komputer lebih mudah digunakan
oleh perawat maupun praktisi kesehatan lainnya. (Saba&McCormick, 1996 disitasi dari
Craven&Hirnle, 2000)
Dokumentasi asuhan keperawatan yang terkomputerisasi memungkinkan perawat
untuk memasukkan data pengkajian lebih spesifik, mengirimkan data secara otomatis ke
dalam laporan yang berbeda, dan membuat rencana tindakan keperawatan dengan mudah.
Selain itu, dokumentasi asuhan keperawatan dengan komputer juga menjamin legal aspek
dan kerahasiaan dari data pasien. Sebab setiap perawat yang akan memasukkan data
pasien harus memasukkan password dan ID perawat serta menutup file sebelumnya yang
ada di komputer, sehingga dapat teridentifikasi dengan mudah identitas perawat yang
melakukan dokumentasi. Hal ini berguna jika pada suatu saat terjadi masalah yang
5
menyebabkan perawat yang bersangkutan harus menyerahkan bukti tertulis tentang
catatan pasien yang secara hukum dapat dipertanggungjawabkan. (Potter&Perry, 2001)
Pendokumentasian asuhan keperawatan dengan komputer juga menjamin
akuntabilitas pencatatan asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat. Hal ini
dikarenakan setiap tindakan yang telah dimasukkan tidak dapat diubah, baik ditambah
ataupun dikurangi oleh perawat lain yang tidak berwenang, sehingga hal ini dapat
menjadi legitimasi bagi setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat. (Potter&Perry,
2001)
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi aktivitas
pengelolaan data dan informasi di bidang keperawatan serta memunculkan istilah baru
yaitu informatika keperawatan. Informatika keperawatan merupakan integrasi ilmu
keperawatan, Ilmu komputer, dan ilmu informasi untuk mengelola dan
mengkomunikasikan data, informasi, pengetahuan, dan kebijaksanaan dalam praktek
keperawatan. memfasilitasi integrasi data, informasi, pengetahuan, dan kebijaksanaan
untuk mendukung pasien, perawat, dan penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan
di semua peran pengaturan. Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan struktur informasi,
Proses informasi, dan teknologi informasi (ANA, 2008).

C. Tujuan Pendokumentasian Keperawatan


Tujuan pendokumentasian asuhan keperawatan antara lain (Kozier, 2004) :
1. Komunikasi
Dokumentasi atau catatan pasien merupakan sarana komunikasi antar tim kesehatan
dalam memberikan pelayanan medis atau asuhan keperawatan kepada pasien. Hal ini
berguna untuk mencegah terjadinya penanganan yang berulang atau tertunda.
2. Perencanaan asuhan kepada pasien
Melalui catatan pasien, petugas kesehatan dapat menyusun rencana asuhan kepada
pasien. Perawat menggunakan catatan ini juga untuk mengevaluasi keefektifan
asuhan keperawatan yang telah diberikan.
3. Pendidikan
Mahasiswa bidang kesehatan sering menggunakan catatan pasien sebagai salah satu
sumber pembelajaran. Hal ini dikarenakan catatan pasien merupakan catatan yang
berisikan data pasien secara komprehensif, jenis penyakit yang dialami, faktor-faktor
yang menyebabkan penyakit, serta strategi perawatan terhadap pasien.
4. Penelitian
6
Informasi yang terdapat pada catatan pasien dapat menjadi sumber data untuk
penelitian. Sebagai contoh, perawatan pada sejumlah pasien dengan masalah yang
sama dapat menjadi informasi bahwa perawatan tersebut juga mungkin efektif
diberikan kepada pasien lainnya.
5. Pengauditan oleh institusi kesehatan
Pengauditan catatan pasien oleh institusi bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan kepada pasien. Institusi mengaudit catatan pasien untuk
melihat apakah asuhan yang diberikan kepada pasien sudah memenuhi standar
institusi.
6. Dokumen legal
Catatan pasien merupakan dokumen legal yang dapat menjadi bukti sah secara hukum
di pengadilan. Pada beberapa kasus, catatan pasien tidak dapat dipakai menjadi bukti
di pengadilan jika pasien yang bersangkutan merasa keberatan, karena data pasien
bersifat rahasia.
7. Analisis asuhan keperawatan Informasi yang terdapat pada catatan pasien dapat
membantu perawat untuk menganalisis apakah terjadi penggunaan berlebih atau
berkurang terhadap pelayanan institusi kesehatan. Dalam hal ini, catatan pasien
digunakan untuk menghitung keuntungan dan kerugian yang dapat dialami institusi.
8. Pembayaran
Catatan pasien juga bermanfaat bagi institusi untuk mendapat bayaran dari pemerintah
atau asuransi kesehatan dari pasien yang menggunakan jasa asuransi tersebut. Catatan
tersebut harus dengan jelas mencantumkan asuhan yang diberikan kepada pasien.

D. Sarana dan Prasarana Pendokumentasian Berbasis Komputer


Dalam penerapan pendokumtasian keperawatan berbasis komputer diperlukan sarana
dan prasarana untuk menunjang berlangsungnya pendokumentasian dengan baik.
Biasanya rumah sakit akan menyediakan sarana berupa :
1. Perangkat keras komputer ,
2. Perangkat lunak komputer ,
3. Para spesialis informasi : Analisis sistem, Pengelolah database, spesialis jaringan,
programmer, operator ,
4. Pemakai sebagai pihak pemakai sistem,
5. Fasilitas.

7
Tidak hanya sampai disana, penyediaan sarana juga perlu di imbagi dengan
prasarana yaknik sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan sarana-sarana yang
telah di sediakan. Biasanya rumah sakit akan menuntun pegawainya untuk melakukan
pembelajaran penggunaan kompurter. Sehingga sanggat diperlukan kemauan dan
keinginana yang besar dari setiap perawat ntuk mengembangkan kemampuan dan
pengetahuannya.

E. Manfaat Pendokumentasian Keperawatan Berbasis Komputer


Suatu studi Dokumentasi Keperawatan Berbasis Tehnologi Komputer yang
diselenggarakan di University medical center Heidelberg selama 18 bulan. Hasil dari
studi menunjukkan adanya suatu peningkatan yang sangat baik dari sisi kuantitas dan
kualitas dokumentasi . Aspek positif meliputi kelengkapan dari dokumentasi keperawatan
, aspek yang formal dan peningkatan kualitas hubungan antar perawat. Aspek yang
negatif adalah berkaitan dengan contens dari rencana keperawatan (Cornelia,et all ,2007).
Menurut Gurlay, L (2008) dokumentasi keperawatan berbasis komputer memiliki
manfaat sebagai berikut yaitu :
1. Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan.
2. Tidak perlu gudang yang besar dalam penyimpanan arsip.
3. Penyimpanan data (Record )pasien menjadi lebih lama.
4. EMR yang dirancang dengan baik akan mendukung ototnomi yang dapat
dipertanggung jawabkan.
5. Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu dalam
pengambilan keputusan yang cepat juga.
6. Meningkatkan produktivitas bekerja.
7. Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan pencatatan.

F. Kelebihan dan Kekurangan Pendokumentasian Keperawatan Berbasis Komputer


Pendokumentasian Keperawatan berbasis tehnologi komputer memberi banyak
manfaat dan keuntungan bagi asuhan keperawatan walaupun merupakan tantangan yang
besar bagi dunia keperawatan di Indonesia. Pemanfaatan tehnologi komputer khususnya
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Indonesia sampai saat ini masih sangat
minim. Pada saat ini sebagian kecil rumah sakit telah menggunakan dokumentasi proses
8
keperawatan berbasis tehnologi komputer tetapi hasil evaluasi terhadap keberhasilan
tersebut belum disosialisasikan secara global.
Menurut Holmas (2003, dalam Sitorus 2006) terdapat beberapa keuntungan utama
dari Dokumentasi Keperawatan Berbasis Tehnologi Komputer yaitu :
1. Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik sesuai standar yang mudah dan cepat
diketahui.
2. Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu
perawat berfokus pada pemberian asuhan.
3. Accessibility dan legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik tentang
semua pasien dan suatu lokasi.
Sebelum suatu instansi rumah sakit menggunakan pendokumentasian keperawatan
yang terkomputerisasi ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, yaitu penyediaan
hardware dan software komputer itu sendiri dan kemampuan perawat dalam
menggunakan tehnologi informasi ini. Sebuah studi di Medical Center Taiwan
menunjukkan bahwa permasalahan perawat yang menggunakan sistem informasi
keperawatan adalah :
1. pelatihan yang tidak cukup,
2. perhatian terhadap keamanan data,
3. stress karena adanya tambahan beban kerja dan kerjasama antar disiplin rendah. (Ting
Ting Lee .2007)
G. Pendapat Kelompok Tentang Pendokumentasian Keperawatan Berbasis Komputer
Berdasarkan apa yang kami pelajari dan lihat di beberapa rmah sakit dan puskesmas
yang ada di sekitar kami penggunaan komputer untuk mendokumentasiakan data
keperawatan masih dianggap sulit oleh sabagian tenaga perawat. Menuut kami hal ini
disebabkan karena bervariasinya tingkat pendidikan dan pengetahuan perawat terhadap
konten atau isi dari dokumentas keperawatan masih merupakan problem yang belum
terpecahkan. Untuk menghadapi masalah ini mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari
organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi pelyanan kesehatan untuk dapat
mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :
1. Perlu adanya peningkatan pengetahuan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan
2. Perlu adanya pelatihan dalam penggunaan computer terutama berkaitan dengan tehnis
pencatatan dan software yang digunakan.
3. Perlunya kerja sama dengan pihak luar (swasta) terutama bagi rumah sakit pemerintah
dalam hal penyediaan komputer.
9
BAB III
JURNAL PENDUKUNG
A. Jurnal Penelitian

Analisis Rencana Penerapan Sistem Informasi Dalam Pendokumentasian Asuhan


Keperawatan Di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura

10
(Analysis Of Implementation Of Information System In Documenting Nursing Care At
Hospital Of Tanjungpura University
Arizal*, Ichsan Budiharto**, Arina Nurfianti**
*Mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura
**Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura
e-mail : rizal@student.untan.ac.id
Abstrak
Latar belakang: Sistem informasi dalam keperawatan merupakan komponen kunci dalam
pemberian asuhan keperawatan modern dan sebagai kunci untuk meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan. Rumah Sakit Universitas Tanjungpura memiliki fasilitas dan sumber
daya manusia dalam yang mendukung dalam menggunakan sistem informasi dalam proses
asuhan keperawatan berbasis komputer.
Tujuan: Untuk menganalisis proses penerapan sistem informasi dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura.
Metode: Desain kualitatif deskriptif pendekatan fenomenologi, diambil dengan wawancara
mendalam. Hasil penelitian dianalisis menggunakan metode Miles dan Huberman.
Hasil: Penelitian ini teridenfikasi empat tema yaitu Pelaksanaan pendokumentasian
terintegrasi dengan dua kategori yaitu orientasi terhadap dokumentasi dan kelemahan paper
base, Pemahaman tentang pendokumentasian berbasis komputerisasi dengan dua kategori
yaitu kemudahan terhadap komputerisasi dan pengetahuan, Persiapan perawat dalam proses
penerapan SIMRS dengan tiga kategori yaitu persepsi perawat terhadap penerapan SIMRS,
wacana publik dan pengembangan perawat, dan Penghambat dalam penerapan sistem
informasi dalam pendokumentasian asuhan keperawatan dengan tiga kategori yaitu sumber
daya manusia tenaga ahli IT, fasilitas dan ketidaksamaan visi dalam birokrasi.
Kesimpulan: Rencana penerapam sistem informasi dalam pendokumentasian keperawatan
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura dipengaruhi oleh perawat, manfaat dalam
peningkatkan kinerja dan mutu pelayanan dan pengetahuan perawat, selanjutnya didukung
dengan tenaga infomatika, fasilitas dan manajemen rumah sakit.
Kata Kunci: Pendokumentasian, sistem informasi, keperawatan

11
(Analysis Of Implementation Of Information System In Documenting Nursing Care At
Hospital Of Tanjungpura University
Arizal*, Ichsan Budiharto**, Arina Nurfianti**
Department of Nursing, Faculty of Medicine, Tanjungpura University, Indonesia
Correesponding Author’s Email : rizal@student.untan.ac.id
ABSTACT
Background: The information system in nursing is a key component in the provision of
modern nursing care and as a key to improve the quality of nursing services. Tanjungpura
University Hospital has facilities and human resources power in supporting in using
information system in process of computer based nursing care.
Aim: To analyze the process of applying information systems in documenting nursing care at
Tanjungpura University Hospital.
Method: The descriptive qualitative design of the phenomenological approach, taken with in-
depth interviews. The results were analyzed using Miles and Huberman methods.
Results: This study identified four themes: Implementation of integrated documentation in
two categories: orientation to documentation and weakness of paper base, understanding of
computerized documentation in two categories: ease of computerization and knowledge,
nurse preparation in SIMRS implementation process with three categories, nurse's perception
on application SIMRS, public discourse and nurse development, and barriers in the
application of information systems in documenting nursing care with three categories namely
human resources IT experts, facilities and unequal vision in the bureaucracy.
Conclusion: The plan for applying information system in documentation process nursing of
Tanjungpura University Hospital is influenced by the nurses, the benefits in improving the
performance and the quality of service and knowledge of the nurse, then supported by the
infomative staff, facilities and hospital management.
Keywords: Documenting, information systems, nursing

1. PENDAHULUAN
12
Sistem informasi secara luas dianggap sebagai kunci untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan1. Kegunaan sistem informasi yaitu menyimpan data tentang semua
kegiatan yang tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan, memulihkan atau
mempertahankan kesehatan2. Sistem informasi dalam keperawatan merupakan dasar
ilmu pengetahuan yang mengintegrasikan ilmu komputer dalam mengelola data, dan
pengetahuan dalam praktek keperawatan3. Sistem informasi dalam keperawatan
merupakan komponen kunci dalam pemberian asuhan keperawatan modern 4.
Pengaruh sistem informasi keperawatan pada kualitas pengolahan informasi
keperawatan, hasil survey pertama diperoleh sebanyak 75% perawat merasa nyaman
dalam menggunakan komputer dan survey kedua mengalami peningkatan menjadi
93%, kemudian dilakukan survey sebelum dan sesudah, diperoleh perawat mengatakan
sangat penting dokumentasi berbasis komputer. Dilakukan selanjutnya survey sebelum
berdasarkan pengenalan komputer maka diperoleh perawat menghabiskan waktu ¼ dari
waktu mereka untuk dokumentasi. Setelah dilakukan pelatihan secara signifikan
meningkat menjadi 41%.
Berdasarkan efisiensi diperoleh, bahwa sebelumnya perawat merasa khawatir dapat
mengurangi efesiensi, dilakukan survey sesudah terjadi peningkatan kualitas
pengolahan informasi dalam keperawatan yaitu lebih cepat akses informasi, mudah
merubah rencana keperawatan, menghindari dokumentasi tumpang tindih, dan
penggunaan lebih mudah5.
Orlando menggunakan istilah proses keperawatan untuk menjelaskan asuhan
keperawatan. Langkah-langkah dalam proses ini dikaitkan dengan metode ilmiah,
seperti:pengumpulan data (pengkajian) merumuskan diagnosis, intervensi,
implementasi dan evaluasi6. Kerangka kerja yang menghubungkan komponen
fundamental keperawatan, proses keperawatan, dengan prinsip-prinsip interaksi
perawat dengan komputer. Diperoleh hasil, bahwa pengguna sistem informasi berperan
dalam lintasan perawat dengan pasien dapat mengurangi hambatan klinis, seperti alur
kerja, efesiensi dan kualitas pelayanan pasien rawat inap dapat meningkat7.
Sistem Informasi diperlukan untuk memberikan, mengordinasikan, dan juga
mengintegrasikan pelayanan rumah sakit. Hal ini meliputi ilmu pengasuhan pasien
secara individual, asuhan yang diberikan. dan kinerja staf klinis. Sistem Informasi
merupakan sumber daya yang harus dikelola secara efektif oleh pimpinan rumah sakit
seperti halnya sumber daya manusia, material, dan finansial. Setiap rumah sakit
berupaya mendapatkan, mengelola, dan menggunakan informasi untuk meningkatkan/
13
memperbaiki hasil asuhan pasien, kinerja individual, serta kinerja rumah sakit secara
keseluruhan. Pengelolaan pendokumentasian dan Sistem informasi adalah menunjang
tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit
yang didukung oleh suatu sistem pengelolaan pendokumentasian yang cepat, tepat,
bernilai, dapat dipertanggungjawabkan, serta berfokus pada pasien dan keselamatan
pasien secara terintegrasi8. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Januari 2018 diperoleh bahwa Rumah Sakit
memiliki fasilitas yang mendukung dalam menggunakan sistem informasi dalam proses
asuhan keperawatan berbasis computer. Fenomena yang ada pada saat ini, setiap
ruangan memiliki unit computer, jaringan internet, namun jumlah SDM Perawat yang
dimiliki belum memadai dalam melaksanakan asuhan keperawatan berbasis sistem
informasi/computerisasi. Hal ini dikarenakan dari 94 jumlah perawat, baru 10-15%
yang sudah mengikuti pelatihan pendokumentasian asuhan keperawatan secara non
sistem/bukan berbasis sistem informasi (SI) dan belum ada yang mendapatkan
pelatihan pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis sistem informasi serta rumah
sakit juga belum menerapkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, yaitu tentang proses
pelaksanaan asuhan keperawatan dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi, evaluasi di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura, maka
diperoleh proses pendokumentasian belum optimal. Pada bagian assessment/pengkajian
perawat hanya melakukan pengkajian sesuai keluhan pasien saja. Tahap Intervensi
perawat hanya menulis rencana sesuai instruksi dokter saja tanpa ada intervensi sesuai
standar Nursing Intervention Clasificstion (NIC). Pendokumentasian implementasi
keperawatan, perawat sering melakukan kesalahan. Adanya catatan perkembangan yang
sudah ditulis sebelum waktunya dan duplikasi catatan perkembangan hari demi hari.
Perawat tidak mendokumentasikan hal-hal apa saja yang dilakukan, sehingga terjadi
kesenjangan antara dokumentasi dan implementasi yang telah dilaksanakan. Pada tahap
evaluasi di bagian assesment, banyak perawat yang tidak menganalisis mengapa
masalah yang muncul tetap ada, sehingga pada tahap Perencanaan perawat tidak
memodifikasi intervensi yang ada.
Dalam menuliskan diagnosa masih belum memenuhi/sesuai dengan standar
NANDA sehingga tak standar asuhan keperawatan. Pengisian pendokumentasian
asuhan keperawatan yang tidak optimal disebabkan oleh perawat yang multifungsi,
dimana perawat melakukan tindakan yang bukan tindakan keperawatan dan kurang
14
memahami dalam proses pendokumentasian sehingga asuhan keperawatan tidak
didokumentasian secara rinci.
Berdasarkan uraian fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Analisis Rencana Penerapan Sistem Informasi dalam Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura.

2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Lokasi di Rumah
Sakit Universitas Tanjungpura. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2018. Jumlah
partisipan seluruhnya adalah tujuh orang yang terdiri dari semua perempuan. Usia
partisipan berkisar antara 26 tahun hingga 32 tahun. Partisipan yang dijadikan reponden
dalam penelitian ini adalah kepala bidang keperawatan, tiga kepala ruangan, dua kepala
tim keperawatan dan satu perawat pelaksana
Data dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam semi terstruktur dengan
waktu 15-30 menit dan direkam dengan alat perekam. Hasil wawancara di
transkripsikan kemudian dianalisis menggunakan metode Miles and Huberman dengan
menggunakan tiga unsur yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan kriteria
keabsahan data. Untuk menetapkan keabsahan suatu data, diperlukan teknik
pemeriksaan yang didasarkan 4 kriteria yaitu uji credibility, confirmabilit,
dependability dan transferability9.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pelaksanaan pendokumentasian terintegrasi
Kegiatan pendokumentasian keperawatan berdampak pada peningkatan mutu
pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan. Pendokumentasian keperawatan
bermanfaat untuk meningkatkan kinerja perawat, meningkatkan kualitas pemberian
asuhan keperawatan. Jika pendokumentasian dilaksanakan sesuai dengan standar dan
format akan berdampak bagi kualitas pemberian asuhan keperawatan salah satunya
meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan ke pasien, selain itu juga untuk
mengontrol asuhan keperawatan yang diberikan juga dapat dipertanggungjawabkan
secara moral dan hukum pada perawat yang melaksanakan pendokumentasian.

15
(P4)…..” kalau misal dari rumah sakit ini sih dalam masalah dokumentasi kami masih
melalui ini metode tertulis yang ee formatnya yang diberi kan oleh sesuai rumah sakit
eee segala sesuatu sih di isi di situ yang kita lakukan ke pasien, apa yang mau kita
rencanakan, e semuanya di tulis di dalam format itu”.
(P5)…..” Waktu dan pasti akan ada loss !....... Loss informasi dan akhirnya nanti paling
kita feedback ulang lagi itu”.
Faktor sarana penunjang yang disediakan rumah sakit termasuk format
dokumentasi (naratif atau checklist) dan faktor perawat sebagai pelaksana10.
Lingkungan fisik termasuk fasilitas (format dokumentasi) dapat memberikan dampak
signifikan terhadap kinerja perawat10. Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat
akan memberikan kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah
klien dan mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi, hal ini akan membantu
meningkatkan mutu pendokumentasian asuhan keperawatan11.
Berdasarkan hasil analisis data penggunakan sistem pendokumentasi
menggunakan metode paper base atau menulis tersebut membutuhkan waktu yang
lama untuk menulis status pasien sehingga mempengaruhi kinerja dan pelayana
keperawatan. Hal ini di karenakan instrument/format status pasien yang banyak dari
pengkajian sampai evaluasi tindakan sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menulis
status pasien memakan waktu yang lama.
Perawat menghabiskan waktu ¼ dari waktu mereka untuk menulis
dokumentasi5. Pengguna sistem informasi berperan dalam lintasan perawat dengan
pasien dapat mengurangi hambatan klinis, seperti alur kerja, efesiensi dan kualitas
pelayanan pasien rawat inap dapat meningkat12. 7. Penggunaan proses keperawatan
sebagai kerangka kerja yang bermanfaat bagi pasien dan perawat
Pendokumentasian dengan paper base dilaksanakan terus menerus akan
berdampak bagi kualitas pemberian asuhan keperawatan salah satunya dapat
menurunkan mutu pelayanan yang diberikan dengan kata lain pihak manajemen Rumah
Sakit harus memperhatikan dan dapat mengatasi faktor yang memengaruhi lamanya
waktu dalam pendokumentasian seperti yang telah disebutkan di atas, maka waktu kerja
perawat akan efisien, meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan mutu pelayanan.

Pemahaman dalam pendokumentasian berbasis komputerisasi


Pemahaman tentang pendokumentasian berbasis komputerisasi sangatlah
berpengaruh dalam pelayanan keperawatan khususnya dalam menerapkan sistem
16
informasi pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis komputerisasi di rumah
sakit, seperti yang dikutip dalam wawancara berikut ;
(P5)…..”Sudah waktu praktek profesi… kitanya hanya klik-klik di kotak sampingnya
kita mau ngunakan yang mana-mana udah”
(P6)…..“ndak tahu karena kita belum ada perbandingan, siapa tahu dengan
komputerisasi malah tambah ribet”.
Kualifikasi perawat di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura sudah banyak
lulusan Ners sehingga tingakat pemahaman dan pengetahuan terhadap manfaat dan cara
kerja program pendokumentasian berbasis komputerisasi oleh perawat rumah sakit
Universitas Tanjungpura sudah siap untuk di terapkan sistem ini.
Ditinjau dari perawat sudah pernah lihat, mendengar dan melakukan sistem
komputerisasi dalam pendokumentasian. Pendokumentasian berbasis komputerisasi
bahwa penggunaan sistem informasi berperan dalam lintasan perawat dengan pasien
dapat mengurangi hambatan klinis, seperti alur kerja, efesiensi dan kualitas pelayanan
pasien dapat meningkat.
Sistem informasi dalam keperawatan merupakan komponen kunci dalam
pemberian asuhan keperawatan modern4. Sistem informasi dalam keperawatan
merupakan dasar ilmu pengetahuan yang mengintegrasikan ilmu komputer dalam
mengelola data, dan pengetahuan dalam praktek keperawatan3.
Komputer akan membuat pekerjaan perawat menjadi lebih mudah dan
memberikan kesempatan untuk mengerjakan tugas-tugas professionalnya, serta
mengurangi resiko pencatatan berulang14. Penggunaan Electronic Health Records
(EHR) mempunyai hubungan yang signifikan dengan kualitas dan kepuasan perawat
terhadap electronic medical records (EMR)15. Kegunaan sistem informasi yaitu
menyimpan data tentang semua kegiatan yang tujuan utamanya adalah untuk
mempromosikan, memulihkan atau mempertahankan kesehatan2.
Hasil dari analisis data menunjukan pandangan perawat terhadap sistem
pendokumentasian berbasis komputerisasi itu memudahkan dalam pelaksaan
pendokumentasian keperawatan baik dari keefisienan waktu, pencaatan yang rapi
dalam dokumentasi tindakan dan perkembangan pasien. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan bahwa tingkat pengentahuan partisipan di Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura terhadap pendokumentasian berbasis komputerisasi sudah baik di
karenakan ada beberapa partisipan yang sudah mendengar, melihan bahkan pernah
melakukan pendokumentasian berbasis komputerisasi.
17
Persiapan Perawat Dalam Proses Penerapan SIMRS
Penerapan pendokumentasian berbasis komputerisasi sangat penting untuk
meningkatkan kualitas mutu pelayanan, kinerja perawat dan keefisienan waktu dalam
proses dokumentasi. Harapan partisipan agar Rumah Sakit ini dapat segera
mengrelasasikan aplikasi pendokumentasasian berbsis komputerisasi sehingga beban
kerja perawat berkurang dan waktu untuk ke pasien lebih banyak dalam pemberian dan
tindakan asuhan keperawatan ke pasien. seperti yang dikutip dalam wawancara
berikut ;
(P1)…..”bahwa kedepannya saya ingin sekali bahwa,,,, iya menggunakan sistem
informasi. SIMRS itu”.
(P5)…..”kami dari keperawatan pasti akan mendukung sekali sistem informasi rumah
sakit terutama bidang untuk pendokumentasian keperawatanya karena bertujuan juga
untuk kenyamanan untuk kita berkerja, terus tu waktu bukti kita berkerja, terus untuk
perlindungan hukum untuk kita nanti saat berkerja”.
Pelayanan keperawatan yang berkualitas hanya dapat diwujudkan dengan
pemberian pelayanan yang professional17. Pelatihan merupakan faktor yang dominan
mempengaruhi perawat dalam kelengkapan dokumentasi18. 16
. Sistem informasi
merupakan salah satu atribut yang bermanfaat dalam meringankan proses dokumentasi
dalam perawatan sekaligus menciptakan sejumlah tantangan dokumentasi baru
Hasil dari analisa data, partisipan mengatakan diperlukannya pelatihan-
pelatihan khusus untuk pendokumentasian berbasis komputerisasi untuk
meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan.
Partisipan mengatakan memang perlu dilakukan pelatihan khusus untuk
pendokumentasian berbasis komputerisasi, guna untuk mengetahui uraian dan tahap
pengoprasian program. Pelatihan juga diharapkan dapat untuk menyeragamkan
pemahaman dalam pelaksanaan pendokumentasian, sehingga antara perawat satu
tidak ada yang tidak mengerti dalam pengoprasikan program. Artinya semakin sering
diadakan pelatihan dan pengembangan yang dilakukan pengelola Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura maka semakin siap perawat akan pelaksaan dan
pengimplementasian pendokumentasian berbasis komputer
Penghambat Dalam Penerapan Sistem Informasi Dalam Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan
Sumber daya manusia dalam bidang Informasi Teknologi (IT), Fasilitas dan
Kebijakan merupakan bagian terpenting dalam penerapan pendokumentasian berbasis
18
komputerisasi. Penerapan sistem informasi dalam pendokumentasian dapat
mempengaruhi mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit. hambatan dalam
penerapan sistem informasi dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah
Sakit Universitas Tanjungpura ini disebabkan karena Rumah Sakit ini kekurangan
tenga ahli teknik informatika untuk dijadikan sebagai Informasi Teknologi (IT) rumah
sakit, fasilitas yang masih kurang mendukung selain itu juga belum adanya kebijakan
dalam bentuk peraturan mengikat (SK penerapan sistem informasi dalam
pendokumentasian), ketidaksaaan visi dalam birokrasi Rumah Sakit dan anggaran,
seperti di kutip dalam wawancara berikut ;
(P7)…..”kita tidak punya IT”.
(P3)…..”Kalau mau terapkan itu sih pasti fasilitasnya ya agak susah…… walaupun
komputer setiap ruangan ada tapi kan kalau memang sudah menggunakan itu kan
tetap harus jaringan internetnya harus kuat juga”
(P2)…..”pengajuan apa-apa itu lambat proses, panjang,,, harus memiliki alasan
yang kuat baru bisa terACC dan ini dana yang besar juga jadi ndak dengan mudah
kita minta”.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatakan kepuasan perawat adalah
dengan mempersiapkan sarana dan prasarana untuk penerapan sistem dan
mengembangkan sistem pengawasan Hospital Acquired Infections HAIs Agar dapat
terintegrasi dengan sistem di Rumah Sakit18. Penggunaan Electronic Health Records
(HER) mempunyai hubungan yang signifikan dengan kualitas dan kepuasan perawat
terhadap Electronic Medical Records (EMR)15. Selain teknologi, strategi pula
dibutuhkan dalam meningkatkan kinerja, strategi membutuhkan akurasi informasi baik
dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang, karena informasi merupakan dasar
untuk dapat menentukan arah maupun menjadi alat pemetaan untuk menentukan
strategi tindakan yang akan dilakukan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dapat
memenuhi kebutuhan Rumah Sakit dalam mempercepat pelayanan, menyajikan data
dan merekam data yang benar sehingga memperlancar pelayanan pasien. Akan tetapi
disini entry data kadang-kadang dilakukan secara bergantian baik oleh dokter oleh
perawat yang dimana pengisian datanya tidak lengkap mengingat petugas khusus
hanya terdapat 1 orang. SIMRS di Rumah Sakit seperti ketersediaan infrastruktur,
keorganisasian, dukungan manajemen dan pendanaan, kebijakan nasional dan
ketersediaan sumber daya manusia. Dukungan SDM teknis menjadi salah satu kunci
keberhasilan penerapan SIMRS yang berkesinambungan
19
Hambatan pelaksanaan penerapan sistem komputerisasi ialah belum ada nota
kesepakatan penerapan SIMRS antara pihak rektorat dan manajemen Rumah Sakit
baik pengadaan aplikasi, fasilitas, sumber daya manusia dan pengembangan perawat
dengan rutin melakukan dan mengikuti pelatihan dan workshop. Pendokumentasian
merupakan hal yang penting, karena merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang
dimiliki perawat untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi. Pada hal ini seharusnya
menjadi pendukung dalam pelaksanaan penerapan sistem informasi dalam
pendokumentasian namun sebaliknya malah menjadi penghambat, yang menghambat
penerapannya.

4. KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian yaitu :
a. Permahaman mengenai pendokumentasian terintegrasi di Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura ialah orientasi terhadap dokumentasi dan kelemahan paper base
b. Pemahaman tentang penerapan dalam pendokumentasien berbasis komputerisasi
terhadap manfaat dan pengoprasiannya aplikasi dalam mengurangi beban kerja
c. Persiapan Perawat dalam proses penerapan SIMRS ialah persepsi perawat terhadap
SIMRS, wacana publik dan pengembangan perawat sehingga mengharapkan
SIMRS segera terelasasikan karena lebih efisien dalam meningkatkan mutu dan
kinerja perawat karena tidak merepotkan perawat saat berkerja.
d. Penghambat dalam penerapan sistem informasi dalam pendokumentasi asuhan
keperawatan ialah sumber daya manusia tenaga ahli informasi teknologi (IT),
Fasilitas dan ketidaksamaan visi dalam birokrasi.

5. DAFTAR PUSTAKA
Palvia, P., Lowe, K., Nemati, H., & Jacks, T. Information technology issues in health
care:
hospital CEO and CIO perspectives. Journal Information Technology Issues in
Health Care, 2014; 30 (1), 294-312. Ramadhan, B. M., Ssenyonga, T., & Sumil, R.
N. Development and implementation of patient management information system of
Kampala International University Teaching Hospital (KIU-TH), Bushenyi District,
Uganda.An Open Access International Journal, 2014; 4, 77-83.
Daniel, O. G., & Oyetunde, O. M. Nursing informatics: A key to improving nursing
practice in Nigeria. Journal International of Nursing and Midwifery, 2013; 5, 91-98.
20
While, A., & Dewsbury, G. Nursing and information and communication technology
(ICT): Adiscussion of trends and future directions. Journal International of Nursing
Studies, 2013; 48, 1302-1320.
Ammenwerth, E., Rauchegger, F., Ehlers, F., Hirsch, B., & Schaubmay, C. Effect of a
nursing information system on the quality of information processing in nursing: An
evaluation study using the HIS-monitor instrument. International Journal of Medical
Informatics, 2011; 80, 25-38.
Vieira J, L., Salviano M, E, M., Goncalves L., Chianca M, C, T., Carvalho, D, V., &
Nascimento T, B. Strategis for the deployment of systematization of strategis of
nursing in a university hospital. Journal of Nursing, 2014; 8, 2186 2193.
Alexander, G. L. The nurse-patient trajectory framework. Journal Technology Health
Care, 2007; 2, 1-9.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit. Ed.1.
KARS-Dirjen BUK. 2017.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Wahyudi, Udi., Rejeki, Sri., & Ulliya, Sarah. Pengaruh Penggunaan Format
Dokumentasi Keperawatan Berbasis Checklist Terhadap Mutu Dokumentasi Asuhan
Keperawatan. Jurnal Keperawatan Notokusumo, 2017; Volume V No 1. ISSN 2338-
4514.
Kasim, Mohamad., Abdurrouf, Muh. Peningkatan Kualitas Pelayanan Dan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Dengan Metode Tim. NurseLine Journal,
2016; Vol. 1 No. 1. ISSN 2540-7937.
Aly, E. S., Wafaa N., & Besely, A. Utilization of nursing process in clinical practices:
Nurses knowledge and barriers. Journal of American Science, 2013; 1568-574.
Daly, G. Nursing perceptions of electronic documentation. (Order No. 1521616,
California State University, Long Beach). ProQuest Dissertations and Theses. 2012;
66.
Gillies, DA. Manajemen Keperawatan, suatu Pendekatan Sistem. Philadephia : W.B.
Saunders Company. 2009.
Top, M., & Gider, Ö. Nurses' views on electronic medical records (EMR) in turkey:
An analysis according to use, quality and user satisfaction. Journal of Medical
Systems. 2012; 36 (3), 1979–1988.

21
Siswanto, L. H., Hariyati, R. T. S., & Sukihananto, S. Faktor-Faktor yang
berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan. Jurnal
Keperawatan Indonesia. 2013. 16 (2), 77–84.
Cruz, Sandra., Antonio Luis Carvalho., Pedro Barbosa., Barbara. Morse fall scale
user’s manual: Quality in Supervision and in nursing practice. Procedia, 2015; 334-
339.
Nwosisi, E., Carl, L., & Christopher. A meta-analysis summary of information
technology lack of connectivity and usability in patient centered care. International
Journal of Engineering and Technology, 2012; 4 (5), 512-517.
Setyaningrum, Ikawati., Hariyati, R. T. S., Novieastari, Enie. Peningkatan
Kelengkapan Dokumentasi Dan KepuasanPerawat Pada Pengawasan Hospital
Acquired Infections (Hais) Berbasis Komputer. Jurnal Keperawatan Indonesia. 2016.
Volume 19 No.1, pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203.
Sudarianto. Modifikasi Aplikasi Sisfomas Dalam Rangka Penerapan Rekam
Kesehatan Elektronik Di Sulawesi Selatan. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan. download.portalgaruda.org. 2008.
Setyawan, Dedy. Analisis Implementasi Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (Simrs) Pada Rsud Kardinah Tegal. Indonesian Journal on Computer
and Information Technology. 2016. Vol 1 No 2.
Hariyana, Evy., et.al. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(Simrs) Di DIY: SESINDO. 2013.

B. Bedah Jurnal
1. Judul :
Analisis Rencana Penerapan Sistem Informasi Dalam PendokumentasianAsuhan
Keperawatan Di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura

2. Penulis :
Arizal*, Ichsan Budiharto**, Arina Nurfianti**
*Mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura
**Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura

3. Tahun Terbit :
2017
22
4. Tujuan Penelitan :
Untuk menganalisis proses penerapan sistem informasi dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura.

5. Metode :
Desain kualitatif deskriptif pendekatan fenomenologi, diambil dengan wawancara
mendalam. Hasil penelitian dianalisis menggunakan metode Miles dan Huberman

6. Hasil :
Penelitian ini teridenfikasi empat tema yaitu Pelaksanaan pendokumentasian
terintegrasi dengan dua kategori yaitu orientasi terhadap dokumentasi dan kelemahan
paper base, Pemahaman tentang pendokumentasian berbasis komputerisasi dengan
dua kategori yaitu kemudahan terhadap komputerisasi dan pengetahuan, Persiapan
perawat dalam proses penerapan SIMRS dengan tiga kategori yaitu persepsi perawat
terhadap penerapan SIMRS, wacana publik dan pengembangan perawat, dan
Penghambat dalam penerapan sistem informasi dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan dengan tiga kategori yaitu sumber daya manusia tenaga ahli IT, fasilitas
dan ketidaksamaan visi dalam birokrasi.

7. Kesimpulan :
Rencana penerapam sistem informasi dalam pendokumentasian keperawatan Rumah
Sakit Universitas Tanjungpura dipengaruhi oleh perawat, manfaat dalam peningkatkan
kinerja dan mutu pelayanan dan pengetahuan perawat, selanjutnya didukung dengan
tenaga infomatika, fasilitas dan manajemen rumah sakit.

8. Kelebihan dan Kekurangan :


b. Kelebihan :
1) Jurnal membahas secara terperinci mengenai pendapat perawat tentang
pendokumentasian keperawatan berbasis komputer
2) Abstrak membahas secara terperinci mengenai keseluruhan isi jurnal
3) Jurnal yang terbit dalam rentang tahun terbaru ini membuat data lebih update
c. Kekurang :
23
1) Jurnal tidak membahas tentang seberapa besar sampel penelitian yang
dilakukan
2) Penelitian hanya dilakukan disatu rumah sakit sehingga tidak ada pembanding
untuk data yang diperoleh

BAB IV
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa system informasi dokumentasi asuhan
keperawatan berbasis komputer merupakan solusi yang bagus untuk mengatasi
pendokumentasian asuhan keperawatan dan merupakan komponen yang tepat untuk
pengambilan keputusan yang efektif serta praktek keperawatan berkualitas tinggi
informasi dan pengetahuan yang diperoleh melalui informatika keperawatan dengan
sepenuhnya memelihara perspektif klinik dan mempromosikan penelitian yang secara
langsung mendukung peningkatan layanan pasien.

1.2. Saran

24
Untuk mendukung sistem ini diperlukan pelatihan terhadap perawat dan dibuat suatu
software yang baku untuk dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkan standar. Rumah
sakit dan instansi kesehatan yang terkait juga diharapkan mampu menyediakan sarana
dan prasarana yang memadai agar dapat memenuhi kebutuhan program
pendokumentasian keperawatan berbasis komputer.

DAFTAR PUSTAKA

Desy afriyanti. Wahjoe pangestoeti. Alfiandri. 2014. Kualitas pelayanan keperawatan di

rumah sakit umum daerah (rsud) tanjung uban provinsi kepulauan riau.

Tanjungpinang. Universitas maritim raja ali haji. http://jurnal.umrah.ac.id/wp-

content/uploads/gravity_forms/1ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2015/06/JUR

NAL-DESYYYY.pdf. Diakses pada tanggal 01 oktober 2016.

Fatmawati, andi. 2010. Sistem informasi kesehatan melalui metode prototyping sebagai

solusi dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit. Jakarta,

25
universitasindonesia.https://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=eb&cd=13&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi8pmv

zsHPAhVFuY8KHQo_Coo4ChAWCC0wAg&url=https%3A%2F

%2Fdigilib.uns.ac.id%2Fdokumen%2Fdownload%2F13238%2FMjc4NDA%3D

%2FSistem-informasi-pelayanan-kesehatan-di-Rumah-Sakit-Umum-Daerah-RSUD-

Kabupaten-Cilacap-

abstrak.pdf&usg=AFQjCNFxnACx3t4XPoozKGWrceFlpDya8g&bvm=bv.13449576

6,d.c2I. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2016.

Kasim, Felix dr. 2008. Case manager dan aplikasinya di rumah sakit. Bandung.

Seminar dan Lokakarya Nasional Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Program Pendidikan Keperawatan. http://repository.maranatha.edu/2541/1/Case

%20Manager%20dan%20Aplikasinya%20di%20Rumah%20Sakit.pdf. . Diakses pada

tanggal 20 oktober 2016.

Perkasa, muhammad dika. 2015. Pengembangan sistem menggunakan Metode

prototype pada sistem keuangan Azzahra salon dan spa muslimah. Yogyakarta.

Universitas islam negeri sunan kalijaga. Http://digilib.uin-

suka.ac.id/16321/2/08650091_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf. Diakses pada

tanggal 20 oktober 2016.

(makalah yang dianalisis)

Peraturan menteri kesehatan republik indonesia Nomor 10 tahun 2015. 2015.

Standar pelayanan keperawatan di rumah sakit khusus. Menteri kesehatan republik

indonesia. Http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/pmk%20no.

%2010%20ttg%20standar%20pelayanan%20keperawatan%20di%20rs

%20khusus.pdf. Diakses pada tanggal 20 oktober 2016.

Wajirah, 2010. Sistem informasi pelayanan kesehatan di rumah sakit umum daerah

26
(rsud)kabupaten cilacap. Surakarta, universitas sebelas maret.

https://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=13&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi-

8pmvzsHPAhVFuY8KHQo_Coo4ChAWCC0wAg&url=https%3A%2F

%2Fdigilib.uns.ac.id%2Fdokumen%2Fdownload%2F13238%2FMjc4NDA%3D

%2FSistem-informasi-pelayanan-kesehatan-di-Rumah-Sakit-Umum-Daerah-RSUD-

Kabupaten-Cilacap-

abstrak.pdf&usg=AFQjCNFxnACx3t4XPoozKGWrceFlpDya8g&bvm=bv.1344957

66,d.c2I. Diakses pada tanggal 01 oktober 2016.

27

Anda mungkin juga menyukai