Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ABORSI, KLONING DAN BAYI TABUNG SERTA MEROKOK


DALAM PANDANGAN ISLAM

KELOMPOK III :

1. KHAERUL AMIN TRISETYO


2. ISKI FATIMAH

PRODI D-IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah merupakan ucapan pertama yang kami ucapkan kepada
sang Pencipta atas semua rahmat, taufiq dan hidayah serta inayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan dengan baik tanpa adanya halangan yang melanda. Tak lupa sholawat dan
salam tetap tercurahkan limpakan kepada Rasulullah S.A.W yang telah menyelamatkan kita
dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Islam. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Aborsi, Kloning dan Bayi Tabung Serta
Merokok Dalam Pandangan Islam Makalah ini diharapkan untuk dibaca oleh semua
mahasiswa pada umumnya sebagai penambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi
tersebut.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung


dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kepada para pembaca, penulis mengharapkan saran dan
kritik demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa dan para penyaji khususnya.
Aamiin yaa Robbal ‘alaamin.

Purwokerto, 23 Desember 2018

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
A. Aborsi .............................................................................................................................. 6
B. Pandangan Islam Mengenai Kloning Dan Bayi Tabung............................................... 18
C. Pandangan Islam Mengenai Rokok .............................................................................. 20
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 26

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aborsi dalam bahasa Arab disebut “ijhadh”, yang memiliki beberapa sinonim yakni;
isqath (menjatuhkan), ilqa’ (membuang), tharah (melempar) dan imlash
(menyingkirkan)) . Aborsi menirit agama-agama sebelum islam adalah termasuk yang
diharamkan. Dalam Agama Yahudi aborsi dianggap haram,tidak diperbolehkan dan
pelakunya mendapatkan hukuman. Akan tetapi hukumannya tidaklah ditentukan.
Demikian pula dalam agama nasrani, aborsi dianggap haram dan sanksinya adalah
eksekusi mati
Kita telah ditakdirkan untuk melihat berbagai keajaiban dalam hidup ini. Mulai dari
radio, televisi, komputer, perang angkasa, sampai internet. Lalu kita juga menyaksikan
revolusi ilmu pengetahuan yang sangat dahsyat. Yaitu, revolusi dalam ilmu genetika
yang dilakukan dengan mempekaya variasi flora(tumbuh-tumbuhan). Dilanjutkan dengan
melakukannya pada fauna(dunia binatang) dalam kadar yang lebih sempit, lalu
dikhawatirkan akan terjadi pada manusia.
Banyak orang merasa khawatir terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Jika ilmu
pengetahuan berjalan dengan sendirinya tanpa iman dan akhlak, maka pada saat itu ilmu
pengetahuan merupakan bahaya bagi manusia, bukan nikmat.
Merokok memang merupakan salah satu fenomena sosial yang cukup unik. Meski
sudah tahu bahwa rokok mengancam kesehatan tapi tetap saja rokok mendapat dukungan
yang besar terutama dari kalangan perokok sendiri. Para perokok bukan tidak tahu
dampak dari merokok bahkan seharusnya mereka yang paling tahu karena pada setiap
bungkus telah ditulis dengan jelas dampak merokok. Jika demikian bukankah berarti
merokok sama dengan bunuh diri. Para perokok beragumen bahwa merokok dapat
merangsang imajinasi kreatif, ada pula yang mengatakan merokok dapat menenangkan.
Meski tidak sedikit yang mengatakan bahwa merokok merupakan perbuatan yang sia-sia.
Bagi sebagian orang, rokok sudah semacam kebutuhan primer yang harus dipenuhi.
Bahkan muncul stetmen yang mengatakan dari pada tidak merokok, lebih baik tidak
makan. fenomena semacam ini tentu merupakan salah satu bentuk pergeseran rokok
dalam kehidupan manusia yang pada awalnya hanya merupakan kebutuhan sekunder
sekarangberubah menjadi kebutuhan primer. tidak dapat kita pungkiri bahwa salah satu
kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat ditemui hampir si setiap kalangan masyarakat
adalah perilaku merokok. rokok tidaklah suatu hal yang yang baru dan asing lagi
dimasyarakat, baik itu laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda. orang merokok
mudah ditemui seperti dirumah, kantor , cafe, tempat-tempat umum, di dalam kendaraan,
bahkan hingga di sekolah-sekolah

4
B. Rumusan Masalah
a) Aborsi
a. Apakah yang dimaksud dengan aborsi?
b. Bagaimana menurut pandangan Islam dan KUHP Indonesia mengenai aborsi?
c. Bagaimana hukum aborsi dalam Islam?
d. Apa pendapat mahzab-mahzab mengenai aborsi?
e. Apa saja yang termasuk aborsi yang dilarang dan dihalalkan dalam Islam?
f. Bagaimana menurut kaidah Fikih yang mendukung aborsi yang dihalalkan?
g. Bagaimana tinjauan aborsi menurut hukum Islam?
h. Apa saja alasan-alasan dilakukannya aborsi?
i. Apa saja hikmah mengenai larangan melakukan aborsi?
b) Bagaimanakah pandangan Islam mengenai kloning dan bayi tabung?
c) Bagaimanakah Pandangan islam mengenai Rokok?

C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pandangan Islam terhadap aborsi.
b. Mengetahui pandangan Islam terhadap kloning dan bayi tabung.
c. Mengetahui pandangan Islam terhadap aborsi.
d. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

5
BAB II PEMBAHASAN

A. Aborsi
a. Definisi Aborsi
Aborsi dalam bahasa Arab disebut “ijhadh”, yang memiliki beberapa sinonim
yakni; isqath (menjatuhkan), ilqa’ (membuang), tharah (melempar) dan imlash
(menyingkirkan) . Aborsi secara terminology adalah keluarnya hasil konsepsi (janin,
mudgah) sebelum bisa hidup sendiri (viable) atau Aborsi didefenisikan sebagai
berakhirnya kehamilan, dapat terjadi secara spontan akibat kelainan fisik wanita /
akibat penyakit biomedis intenal atau sengaja melalui campur tangan manusia) .
Berbeda dengan aborsi yang disengaja atau akibat campur tangan manusia,
yang jelas-jelas merupakan tindakan yang “menggugurkan” yakni; perbuatan yang
dengan sengaja membuat gugurnya janin. Dalam hal ini, menggugurkan menimbulkan
kontroversi dan berbagai pandangan tentang “boleh” dan “tidak boleh” nya
menggugurkan kandungan.
Terdapat sejumlah pendapat yang berbeda mengenai aborsi, diantaranya adalah:
1) Fact About Abortion, info Kit on Woman’s Health, mendefinisikan aborsi
sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah
dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai usia 20
minggu
2) Terjadinya keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan
pengguguran (dengan sengaja karena tidak menginginkan bakal bayi yang
dikandung itu).
3) Secara umum, istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu
dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja ataupun tidak.
Sedangkan di dalam hukum pidana Islam, aborsi yang dikenal sebagai suatu
tindak pidana atas janin atau pengguguran kandungan terjadi apabila terdapat
suatu perbuatan maksiat yang mengakibatkan terpisahnya janin dari ibunya.
Definisi aborsi secara etimologi dan terminologi, yakni :
1) Adapun secara etimologi : Aborsi adalah menggugurkan anak, sehingga dia
tidak hidup.
2) Adapun secara terminologi : Aborsi adalah praktek seorang wanita yang
menggugurkan janinnya, baik dilakukan sendiri ataupun orang lain.

Aborsi secara umum adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat


tertentu) sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan

1) Ensiklopedia Indonesia memberikan pengertian aborsi sebagai berikut:


“Pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi 28 minggu atau sebelum janin
mencapai berat 1.000 gram.”

6
2) Definisi lain menyatakan, aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
3) Aborsi merupakan suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi
kesempatan untuk bertumbuh.

Dari definisi diatas, bisa disimpulkan bahwa tidak semua aborsi merupakan
perbuatan yang bertentangan dengan moral dan kemanusiaan dengan kata lain tidak
semua aborsi merupakan kejahatan. Aborsi yang terjadi secara spontan akibat
kelainan fisik pada perempuan (Ibu dari janin) atau akibat penyakit biomedis internal
disebut “keguguran”, yang dalam hal ini tidak terjadi kontroversi dalam masyarakat
atau dikalangan fuqaha, sebab dianggap terjadi tanpa kesengajaan yang terjadi di luar
kehendak manusia. Aborsi yang merupakan suatu pembunuhan terhadap hak hidup
seorang manusia jelas merupakan suatu dosa besar.

Merujuk pada surat Al-Maidah ayat 32 yaitu : Al Ma'idah, yang artinya: “Oleh
Karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barang siapa yang
membunuh seorang manusia, bukan Karena orang itu (membunuh) orang lain, atau
bukan Karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan dia Telah
membunuh manusia seluruhnya. dan barangsiapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, Maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. dan Sesungguhnya Telah datang kepada mereka rasul-rasul kami dengan
(membawa) keterangan-keterangan yang jelas, Kemudian banyak diantara mereka
sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka
bumi”.

b. Aborsi Dalam Pandangan Islam


Aborsi menurut agama-agama sebelum Islam adalah termasuk yang
diharamkan.Dalam agama Yahudi aborsi dianggap haram, tidak diperbolehkan dan
pelakunya mendapatkan hukuman.Akan tetapi hukumannya tidaklah ditentukan.
Dr. Abdurrahman Al Baghdadi (1998) dalam bukunya Emansipasi Adakah
Dalam Islam halaman 127-128 menyebutkan bahwa aborsi dapat dilakukan sebelum
atau sesudah ruh (nyawa) ditiupkan. Jika dilakukan setelah setelah ditiupkannya ruh,
yaitu setelah 4 (empat) bulan masa kehamilan, maka semua ulama ahli fiqih (fuqoha)
sepakat akan keharamannya. Tetapi para ulama fiqih berbeda pendapat jika aborsi
dilakukan sebelum ditiupkannya ruh.Sebagian memperbolehkan dan sebagaimana
mengharamkan nya.Yang memperbolehkan aborsi sebelum peniupan ruh, antara lain
Muhammad Ramli (w. 1596 M) dalam kitabnya An Nihayah dengan alasan karena
belum ada makhluk yang bernyawa. Ada pula yang memandangnya makruh, dengan
alasan karena janin sedang mengalami pertumbuhan.

7
Yang mengharamkan aborsi sebelum peniupan ruh antara lain Ibnu Hajar (w.
1567 M) dalam kitabnya At Tuhfah dan Al Ghazali dalam kitabnya Ihya` Ulumiddin.
Pendapat yang disepakati fuqoha, yaitu bahwa haram hukumnya melakukan aborsi
setelah ditiupkannya ruh (empat bulan), didasarkan pada kenyataan bahwa peniupan
ruh terjadi setelah 4 (empat) bulan masa kehamilan. “Sesungguhnya setiap kamu
terkumpul kejadiannya dalam perut ibumu selama 40 hari dalam bentuk ‘nuthfah’,
kemudian dalam bentuk ‘alaqah’ selama itu pula, kemudian dalam bentuk
‘mudghah’selama itu pula . kemudian ditiupkan ruh kepadanya.” [HR. Bukhari,
Muslim, Abu Dawud, Ahmad, dan Tirmidzi].
Dalil syar’i yang menunjukkan bahwa aborsi haram bila usia janin 40 hari atau
40 malam adalah hadits Nabi Saw berikut : “Jika nutfah (gumpalan darah) telah lewat
empat puluh dua malam, maka Allah mengutus seorang malaikat padanya, lalu dia
membentuk nutfah tersebut ; Dia membuat pendengarannya, penglihatannya, kulitnya,
dagingnya, dan tulang belulangnya. Lalu malaikat itu bertanya (kepada Allah), ‘Ya
Tuhanku, apakah dia (akan Engkau tetapkan) menjadi laki-laki atau perempuan?’
Maka Allah kemudian memberi keputusan…” [HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud r.a.].
Dalam riwayat lain, Rasulullah Saw bersabda: “(jika nutfah telah lewat) empat puluh
malam.
Firman Allah SWT : Takwiir [81]: 8-9) yang artinya : “Dan apabila bayi-bayi
yang dikubur hidup-hidup itu ditanya karena dosa apakah ia dibunuh.” (Qs. at-
Takwiir [81]: 8-9)
Jika aborsi dilakukan setelah 40 (empat puluh) hari, atau 42 (empat puluh dua)
hari dari usia kehamilan dan pada saat permulaan pembentukan janin, maka
hukumnya haram. Dalam hal ini hukumnya sama dengan hukum keharaman aborsi
setelah peniu¬pan ruh ke dalam janin. Sedangkan pengguguran kandungan yang
usianya belum mencapai 40 hari, maka hukumnya boleh (ja’iz) dan tidak apa-apa.
Namun demikian, dibolehkan melakukan aborsi baik pada tahap penciptaan
janin, ataupun setelah peniupan ruh padanya, jika dokter yang terpercaya menetapkan
bahwa keberadaan janin dalam perut ibu akan mengakibatkan kematian ibu dan
janinnya sekaligus.Dalam kondisi seperti ini, dibolehkan melakukan aborsi dan
mengupayakan penyelamatan kehidupan jiwa ibu. Menyelamatkan kehidupan adalah
sesuatu yang diserukan oleh ajaran Islam, sesuai firman Allah SWT : Al Ma'idah yang
artinya : “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh)
orang lain. atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan
dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara
kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan
manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami

8
dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara
mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan
dimuka bumi..” (QS. al-Ma’idah [5]:32) .
Di samping itu aborsi dalam kondisi seperti ini termasuk pula upaya
pengobatan.Sedangkan Rasulullah Saw telah memerintahkan umatnya untuk berobat.
Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla setiap kali
menciptakan penyakit, Dia ciptakan pula obatnya. Maka berobatlah
kalian!”[HR.Ahmad].
Berdasarkan kaidah ini, seorang wanita dibolehkan menggugurkan
kandungannya jika keberadaan kandungan itu akan mengancam hidupnya, meskipun
ini berarti membunuh janinnya. Memang mengggugurkan kandungan adalah suatu
mafsadat. Begitu pula hilangnya nyawa sang ibu jika tetap mempertahankan
kandungannya juga suatu mafsadat. Namun tak syak lagi bahwa menggugurkan
kandungan janin itu lebih ringan madharatnya daripada menghilangkan nyawa ibunya,
atau membiarkan kehidupan ibunya terancam dengan keberadaan janin tersebut (Dr.
Abdurrahman Al Baghdadi,1998).
Demikian pula pandangan Syariat Islam yang secara umum mengharamkan
praktek aborsi. Hal itu tidak diperbolehkan karena beberapa sebab :
1) Syariat Islam datang dalam rangka menjaga adhdharuriyyaat al-khams,lima hal
yang urgen, seperti telah dikemukakan
2) Aborsi sangat bertentangan sekali dengan tujuan utama pernikahan.Dimana
Tujuan penting pernikahan adalah memperbanyak keturunan.
3) Tindakan aborsi merupakan sikap buruk sangka terhadap Allah.

Anda akan menjumpai banyak diantara manusia yang melakukan aborsi


karena didorong rasa takut akan ketidak mampuan untuk mengemban beban
kehidupan,biaya pendidikan,dan segala hal yang berkaitan dengan konseling dan
pengurusan anak.Ini semua merupakan sikap buruk sangka terhadap Allah. Padahal,
Allah telah berfirman : “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberi rezkinya”

Maka, syariat Islam memandang bahwa hukum aborsi adalah haram kecuali
beberapa kasus tertentu yang insya Allah akan diterangkan.

c. Hukum Aborsi dalam Islam

Para ulama (para fuqaha) sepakat bahwa pengguguran janin sesudah ditiupkan
ruh adalah haram.Namun, dalam hal janin yang belum ditiupkan ruh mengenai
penggugurannya, para fuqaha berbeda pendapat, ada yang membolehkan, ada

9
berpendapat mubah dan ada yang mengharamkan. Dalam hal ini, penulis hanya akan
membahas pendapat para fuqaha yang mengharamkan aborsi.

Tentang ini Al-Qur'an menguraikan : Al An'aam ayat 151 yang rtinya:


"Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu
yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah
terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu
karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka,
dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di
antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah melainkan dengan sesuatu yang benar ". Demikian itu yang
diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami" (QS. Al-An’am : 151).

Firman Allah SWT : Al-Israa' ayat 33 yang artinya: “Dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah , melainkan dengan suatu yang benar . Dan
barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi
kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas
dalam membunuh.Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.” (QS.
Al- Israa’ :33).

Kata “la taqtulu” berasal dari kata “qatala”, yang artinya janganlah kamu
membunuh. Tapi, dalam bahasa Arab “qatala” memiliki beberapa makna :

1) “Jadikanlah ia seperti orang yang terbunuh dan mati”


2) “Batalkanlah dan jadikanlah seperti orang yang sudah mati”
3) “Menghilangkan”

Jika dipakai arti “menghilangkan” dan “membatalkan” yang kedua kata


tersebut bersinonim, maka surat Al-An’am dan Al-Israa’ tersebut dapat diartikan:
“dan janganlah kamu menghilangkan jiwa yang Allah telah haramkan
(mengharamkannya), melainkan dengan (jalan) hak”

Aborsi (menggugurkan), bermakna menghilangkan dari rahim.Karena itu,


aborsi bisa dimasukkan kedalam ayat tersebut. Firman Allah SWT : Al-Israa’: 31
yang artinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut
kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (QS. Al-Israa’ :
31).

Dalam ayat Al-Qur’an tersebut, tidak secara kontekstual dikatakan tentang


pelarangan aborsi.Namun, yang jelas dilarang adalah membunuh seorang
manusia.Jika dianalogikan bahwa janin yang belum ditiupkan ruh adalah salah satu

10
tahap sebelum terlahirnya manusia, bahkan memiliki kemungkinan yang sangat besar
untuk terbentuknya manusia, maka pengguguran janinpun termasuk perbuatan yang
dilarang.

Allah SWT berfirman : Al- Mumtahanah: 12 yang artinya: “Hai Nabi, apabila
datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji
setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan
berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka
ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam
urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan
kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al-Mumtahanah: 12).

Menurut imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i, pelaku dibebani pertanggung
jawaban atas sesuatu yang keluar dari rahim seorang perempuan, apabila sesuatu itu
telah jelas bentuknya walaupun belum lengkap (belum sempurna).Menurut
pernyataan diatas, pengguguran janin yang belum sempurna menuntut pertanggung
jawaban bagi pelakunya.Janin yang belum sempurna adalah fase embrio, fase dimana
ruh belum ditiupkan terhadap janin tersebut.Pengguguran difase ini, menuntut adanya
pertanggung jawaban, hal tersebut mengimplikasikan bahwa pengguguran janin
walaupun belum ditiupkan ruh adalah suatu tindak kejahatan (jinayah).

Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2005, tentang Aborsi


menetapkan ketentuan hukum Aborsi sebagai berikut;

1) Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim
ibu (nidasi).
2) Aborsi dibolehkan karena adanya uzurpabila tidak melakukan sesuatu yang
diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.
3) Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.

Pendapat Mazhab-Mazhab Tentang Aborsi

Dalam studi hukum Islam, terdapat perbedaan pendapat tentang aborsi di


dalam empat mazhab besar Islam, yaitu:

1) Mazhab Hanafi, mazhab ini merupakan paham yang paling fleksibel. Sebelum
masa empat bulan kehamilan, aborsi bisa dilakukan apabila mengancam
kehidupan si perempuan (orang yang mengandung).
2) Mazhab Maliki melarang aborsi setelah terjadinya pembuahan.
3) Menurut mazhab Syafii, apabila setelah terjadi fertilisasi zygote tidak boleh
diganggu, dan intervensi terhadapnya adalah sebagai kejahatan.

11
4) Mazhab Hambali menetapkan bahwa aborsi adalah suatu dosa, dengan adanya
pendarahan yang menyebabkan miskram sebagai petunjuk bahwa aborsi itu
haram.
5) Dengan melihat perbandingan mazhab diatas, secara garis besar bahwa perbuatan
aborsi tanpa alasan yang jelas, dalam pandangan hukum Islam tidak
diperbolehkan dan merupakan suatu dosa besar karena dianggap telah membunuh
nyawa manusia yang tidak bersalah dan terhadap pelakunya dapat diminta
pertanggungjawaban atas perbuatannya tersebut.
6) Sedangkan menurut mazhab Hanafi, ketentuannya lebih fleksibel yang mana
aborsi hanya dapat dilakukan apabila kehamilan tersebut benar-benar mengancam
atau membahayakan nyawa si wanita hamil dan hal ini hanya dibenarkan untuk
dilakukan terhadap kehamilan yang belum berumur empat bulan.
d. Aborsi yang Dilarang dalam Islam

Tidak ada pernyataan tunggal dalam Kitab Suci Al Qur'an atau dalam
perkataan (hadist/ sunnah) dari Nabi Muhammad SAW, yang memungkinkan aborsi.
Sebaliknya, ada ayat-ayat dalam Kitab Suci Al Qur'an yang jelas terhadap
pembunuhan setiap anak yang belum lahir atau anak, laki-laki atau perempuan,
dengan cara apapun, untuk alasan apapun dan pada setiap tahap kehamilan (Bab 6,
ayat 151, Pasal 17, ayat 31, Bab 5, ayat 31, Pasal 60, ayat 12). Perempuan Muslim
dijelaskan dalam Al-Qur'an Al sebagai (antara lain) orang-orang yang (Bab 60, ayat
12) "tidak membunuh anak-anak mereka."

Dalam Islam kita diminta untuk menikah, hamil dan mempertahankan


kehamilan sampai akhir alam sebagai ditetapkan oleh ALLAH, dan menghasilkan
banyak anak.Konsepsi Setiap sah dan setiap kehamilan yang diinginkan dan ingin.
Dalam Islam tidak ada hal seperti “kehamilan yang tidak diinginkan”. Setiap anak
dianggap sebagai karunia besar dari Tuhan.

Islam juga telah menyatakan dengan jelas hak-hak janin, hak untuk hidup dan
perlindungan dari bahaya apapun, hak untuk keturunan, hak untuk dukungan dari
keluarga, hak untuk status hukum dan warisan.

Ibnu Taimiyyah, salah satu ulama besar Islam, mengatakan: "Ini adalah
konsensus dari semua fuqaha (ulama terkenal) bahwa aborsi dilarang."

Al Ghazali, seorang ulama besar Islam, menunjukkan bahwa itu adalah


kejahatan untuk mengganggu telur dibuahi dari manusia.

12
Telur yang telah dibuahi (dasar setiap manusia), yang disebut nutfa AMSHAJJ
dalam Al Qur'an, adalah sepenuhnya dilindungi dan dihormati!. Semua penelitian
embrio merusak bertentangan dengan ajaran Islam.

Setiap telur dibuahi mengandung gen, warisan dari kedua orang tua dengan
jenis kelamin yang jelas baik laki-laki atau perempuan.

Imam Malik (seorang sarjana terkenal Muslim) menyatakan, aborsi tidak


diperbolehkan pada setiap tahap kehamilan dari konsepsi. Bukan hanya itu, tetapi
hukum Islam menetapkan hukuman bagi siapa saja melakukan atau membantu dalam
aborsi : Al-Gurrah (uang darah) dibayarkan jika bayi dibatalkan mati. (Pada harga
saat ini akan menjadi sekitar £ 1000) Kendali Diyyah (uang darah, sekitar £ 20.000)
dibayarkan jika bayi dibatalkan hidup.

e. Aborsi yang Dihalalkan Dalam Islam


Aborsi atau menggugurkan bayi ternyata masih menjadi praktek yang banyak
terjadi di Indonesia.Dari salah satu sumber menyebutkan bahwa jumlah aborsi dalam
satu tahun di Indonesia mencapai 2 sampai 3 juta kasus aborsi.Dimana 50% aborsi
tersebut dilakukan oleh remaja.Sungguh data yang sangat menyesakkan dada melihat
tingginya “pembunuhan” bayi ini.Hal ini bisa merefleksikan semakin rendahnya
moral anak muda bangsa dalam menyikapi budaya free sex dari Barat.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) memperbolehkan praktek aborsi atau
menggugurkan bayi dalam kandungan dengan sejumlah syarat tertentu. Korban
perkosaan dan kondisi kandungan yang membahayakan ibu hamil merupakan serta
kondisi bayi yang sudah diketahui akan cacat yang tidak bisa disembuhkan yang
memberikan hukum aborsi boleh dilakukan. Dengan catatan bahwa aborsi ini
dilakukan sebelum usia kandungan 40 hari.
Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa pengguguran kandungan atau
aborsi diperbolehkan(mubah) dalam islam karena alasan kesehatan/keselamatam jiwa,
seperti :
1) Usia ibu hamil
Bila ibu yang sedang mengandung berusia di bawah 20 tahun atau di atas 35
tahun , maka tingkat resiko kematiannya lebih tinggi. Untuk mencegah kematian
nya sang ibu pada ssat persalinan karena adanya suatu masalah , maka tindakan
aborsi boleh dilakukan.
2) Jarak kehamilan
Bila ada tempo waktu , kurang dari 2 tahun maka sang ibu akan mengalami
peningkatan resiko terhadap terjadinya pendarahan karena belum pulihnya rahim ,
plasenta previa,anemia dan ketuban pecah dini, pertumbuhan janin kurang baik
,persalinan lama/sulit,serta melahirkan bayi dengan berat rendah.

13
3) Telah memiliki 4 orang anak lebih
Ibu yang telah memiliki 4 orang anak/lebih beresiko untuk melahirkan
kembali.Bila saat melahirkan ada tanda-tanda yang membahayakan jiwa sang ibu,
maka di perbolehkan melakukan tindakan aborsi.
f. Kaidah Fikih Yang Mendukung Aborsi yang Dihalalkan

Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa aborsi memang merupakan


problem sosial yang terkait dengan paham kebebasan (freedom/liberalism) yang lahir
dari paham sekularisme, yaitu pemisahan agama dari kehidupan (Abdul Qadim
Zallum, 1998).

Terlepas dari masalah ini, hukum aborsi itu sendiri memang wajib dipahami
dengan baik oleh kaum muslimin, baik kalangan medis maupun masyarakat
umumnya. Sebab bagi seorang muslim, hukum-hukum Syariat Islam merupakan
standar bagi seluruh perbuatannya. Selain itu keterikatan dengan hukum-hukum
Syariat Islam adalah kewajiban seorang muslim sebagai konsekuensi keimanannya
terhadap Islam. Allah SWT berfirman : An-Nisaa' ayat 65 yang artinya: “Maka demi
Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
(Muhammad) sebagai pemutus perkara yang mereka perselisihkan di antara mereka.”
(Qs. an-Nisaa` [4]: 65).

Allah SWT berfirman Al-Ahzab ayat 36 yang artinya: “Dan tidak patut bagi
seorang mu`min laki-laki dan mu`min perempuan, jika Allah dan Rasul-Nya telah
menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka.” (QS. Al-Ahzab [33]: 36).

Namun demikian, dibolehkan melakukan aborsi baik pada tahap penciptaan


janin, ataupun setelah peniupan ruh padanya, jika dokter yang terpercaya menetapkan
bahwa keberadaan janin dalam perut ibu akan mengakibatkan kematian ibu dan
janinnya sekaligus. Dalam kondisi seperti ini, dibolehkan melakukan aborsi dan
mengupayakan penyelamatan kehidupan jiwa ibu.Menyelamatkan kehidupan adalah
sesuatu yang diserukan oleh ajaran Islam.

Di samping itu aborsi dalam kondisi seperti ini termasuk pula upaya
pengobatan.Sedangkan Rasulullah Saw telah memerintahkan umatnya untuk berobat.
Rasulullah Saw bersabda : “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla setiap kali
menciptakan penyakit, Dia ciptakan pula obatnya.Maka berobatlah kalian!” [HR.
Ahmad].

Kaidah fiqih dalam masalah ini menyebutkan :

“Idza ta’aradha mafsadatani ru’iya a’zhamuha dhararan birtikabi akhaffihima”

14
“Jika berkumpul dua madharat (bahaya) dalam satu hukum, maka dipilih yang
lebih ringan madharatnya.”(Abdul Hamid Hakim, 1927, Mabadi` Awaliyah fi Ushul
Al Fiqh wa Al Qawa’id Al Fiqhiyah, halaman 35).

Berdasarkan kaidah ini, seorang wanita dibolehkan menggugurkan


kandungannya jika keberadaan kandungan itu akan mengancam hidupnya, meskipun
ini berarti membunuh janinnya. Memang mengggugurkan kandungan adalah suatu
mafsadat. Begitu pula hilangnya nyawa sang ibu jika tetap mempertahankan
kandungannya juga suatu mafsadat. Namun tak syak lagi bahwa menggugurkan
kandungan janin itu lebih ringan madharatnya daripada menghilangkan nyawa ibunya,
atau membiarkan kehidupan ibunya terancam dengan keberadaan janin tersebut (Dr.
Abdurrahman Al Baghdadi, 1998).

g. Tinjuan Aborsi menurut Hukum Islam


Syari’at Memandang Aborsi
Melihat klasifikasi yang ada di atas, dapat dilihat bahwa :
1) Jenis pertama tidak masuk dalam kemampuan dan kehendak manusia, sehingga
tentunya masuk dalam firman Allah Ta’ala : Al Baqarah ayat 286 yang artinya
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
[QS. Al-Baqarah/ 2 : 286]
Dan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam : “Dimaafkan dari umatku
kesalahan (tanpa sengaja), lupa, dan keterpaksaan.” [HR. al-Baihaqi dalam
Sunannya dan di-shahih-kan Syail al-Albani dalam Shahihul-Jami' no. 13066]
2) Jenis kedua tidaklah dilakukan kecuali dalam keadaan darurat yang menimpa
sang ibu, sehingga kehamilan dan upaya mempertahankannya dapat
membahayakan kehidupan sang ibu. Sehingga aborsi menjadi satu-satunya cara
mempertahankan jiwa sang ibu; dalam keadaan tidak mungkin bisa
mengupayakan kehidupan sang ibu. Sehingga aborsi menjadi satu-satunya cara
mempertahankan jiwa sang ibu; dalam keadaan tidak mungkin bisa
mengupayakan kehidupan sang ibu dan janinnya bersama-sama. Dalam keadaan
seperti inilah mengharuskan para medis spesialis kebidanan mengedepankan
nyawa ibu daripada janinnya. Memang nyawa janin sama dengan nyawa sang ibu
dalam kesucian dan penjagaannya, namun bila tidak mungkin menjaga keduanya
kecuali dengan kematian salah satunya, maka hal ini masuk dalam kaedah
“Melanggar yang lebih ringan dari dua madharat untuk menolak yang lebih berat
lagi.” [Irtikabul Akhaffi ad-Dhararain Lidaf'i A'lahuma]
Di sini jelaslah kemaslahatan mempertahankan nyawa sang ibu didahulukan
daripada kehidupan sang janin, karena ibu adalah induk dan tiang keluarga.
Dengan takdir Allah Ta’ala, ia bisa melahirkan berulang kali, sehingga

15
didahulukan nasib sang ibu dari janinnya. Permasalahan yang penting dalam
pembahasan ini adalah hukum aborsi jenis ketiga, yaitu Al-Ijhadh al-Ijtima-i yang
dinamakan juga al-Ijhadh al-Jina-i atau al-Ijrami (Abortus Provokatus
Kriminalis).
h. Alasan dilakukannya Aborsi

Banyak dalih yang dijadikan alasan untuk melakukan aborsi, beberapa alasan
tersebut antara lain :

1) Terdapat kemungkinan janin lahir dengan cacat yang diturunkan secara genetik.
Penyakit kelainan genetik biasanya disebut “down syndrome”, yang diturunkan
melalui gen orang tuanya. Pada umumnya ini terjadi karena kedua orang tuanya
bersaudara artinya mereka memiliki hubungan famili dekat, sehingga
kemungkinan besar memiliki gen bawaan yang sama yang ketika dikawinkan
akan melahirkan kelainan genetic
2) Ditakuti atau dicurigai adanya cacat bawaan lahir).Retardasi mental
(keterbelakangan mental), yang dibawa sejak lahir banyak ditimbulkan oleh
kebiasaan si Ibu mengkonsumsi alcohol.Maka, jelas kebiasaan Si Ibulah yang
harus diubah dan dibenarkan, bukan janin yang harus digugurkan.
3) Suatu diagnosis kandung kemih terhadap janin menunjukkan adanya kelainan
parah yang tidak sesuai dengan kehidupan seperti kehilangan penglihatan atau
kerusakan otak. Hal ini disebabkan oleh Ibu yang mememiliki penyakit STD
(Penyakit kelamin menular), penyakit kelamin menular ditimbulkan dari
hubungan yang berganti-ganti pasangan.Mengugurkan kandungan dengan alasan
inipun tidak dibenarkan. Ada dua alasan lain yang dikemukakan oleh yayasan
kesehatan perempuan dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
dalam hal menyuarakan perlunya legalisasi aborsi diIndonesia melalui RUU
perubahan UU No. 23/1992.

Pertama, demi mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) akibat aborsi yang
tidak aman/illegal oleh tenaga-tenaga medis yang tidak memiliki kualifikasi yang
memadai yang sering menimbulkan kematian.Maka, aborsi yang tidak aman
harus diubah menjadi aborsi yang aman (safe abortion) yang dilakukan oleh
tenaga medis yang professional bukan oleh tenaga medis yang tidak professional)
Yang menjadi permasalahan seharusnya bukanlah yang membantu melakukan
aborsi/ terkualifikasi atau tidaknya pembantu pelaku aborsi, tapi “Aborsi” itu
sendiri, yang jelas-jelas melanggar hak si janin untuk hidup dan terlahir sebagai
manusia.

16
Kedua, yang menjadi alasan perlunya aborsi dilegalkan adalah kebutuhan
untuk adanya alternative bagi warga Negara dalam menghadapi masalah
kehamilan yang tidak diinginkan.

firman Allah SWT dalam QS.Al-Isra':32 yang artinya : "Dan janganlah


kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji.Dan suatu jalan yang buruk".

Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama
mereka yang hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak.
Ada orang yang menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa yang
mereka lakukan. Mereka tidak tahu akan keajaiban-keajaiban yang dirasakan
seorang calon ibu, saat merasakan gerakan dan geliatan anak dalam
kandungannya. Alasan-alasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di
Indonesia yang mencoba meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada di
dalam kandungannya adalah boleh dan benar.Semua alasan-alasan ini tidak
berdasar.Sebaliknya, alasan-alasan ini hanya menunjukkan ketidak pedulian
seorang wanita, yang hanya mementingkan dirinya sendiri.

i. Hikmah Larangan melakukan Aborsi

Allah SWT berfirman : QS. Al-Hajj: 5 yang artinya : "Hai manusia, jika kamu
dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya
Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam
rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian
Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu
sampailah kepada kedewasaan…"(QS. Al-Hajj: 5)
Allah SWT berfirman : QS. Al-Israa': 33 yang artinya : "Dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu
(alasan) yang benar…"(QS. Al-Israa': 33)
Ayat-ayat di atas menegaskan larangan membunuh jiwa yang diharamkan oleh
Allah, kecuali jiwajiwa yang dibolehkankan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk
dibunuh sebagaimana telah dijelaskan oleh para Ulama berdasarkan dalil-dalil dari al-
Qur'an dan sunnah seperti pembunuh (qishah), orang muhsan yang berzina dan lain-
lain.

17
B. Pandangan Islam Mengenai Kloning Dan Bayi Tabung
Berikut ini adalah beberapa pendapat organisasi besar yang ada di Indonesia
mengenai hukum tentang kloning terhadap manusia dan bayi tabung

a. Majelis Ulama Indonesia(MUI)


1) Kloning terhadap manusia
Jelas kloning terhadap manusia hukumnya haram dengan cara bagaimanapun.
Karena akan banyak menimbulkan negatifnya. Kerancuan hidup. Menghilangkan
sunnah Allah, menciptakan manusia itu bervariasi.

2) Bayi tabung
Hukumnya dengan catatan sebagai berikut :
a) Jika yang dicampurkan itu adalah dari pasangan suami istri yang sah. Maka
hukumnya mubah(boleh). Karena hal ini termasuk ikhtiar berdasarkan
kaidah-kaidah agama.
b) Jika bayi tabung itu diambil dari sperma dan ovum yang selain suami istri
yang sah, maka hukumnya haram. Karena itu statusnya sama saja
berhubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan(zina).

b. Nahdhatul Ulama (NU)


1) Kloning terhadap manusia
NU jelas berpendapat haram pula, begitu pula Muhammadiyah. Karena setiap
penetapan hukum yang dimusyawarahkan oleh MUI itu tidak lepas dari kedua
organisasi ini. Berikut adalah alasan NU mengapa kloning terhadap manusia itu
haram hukumnya :
a) Karena disitu proses tanasulnya (berketurunan) tidak melalui pernikahan
yang secara syar’i.
b) Akan mengakibatkan kerancuan nasab.
c) Penanamannya kembali ke dalam rahim tidak dapat dilakukan tanpa melihat
aurat besar.
2) Bayi tabung
Hukum bayi tabung itu juga dapat ditafsil (dirincikan) sebagai berikut :
a) Apabila mani yang ditabung dan yang dimasukkan kedalam rahim wanita
tersebut ternyata bukan mani suami istri, maka hukumnya haram.
b) Apabila mani yang ditabung itu adalah mani suami istri, serta dimasukkan ke
dalam rahim istrinya sendiri, maka hukumnya mubah(boleh).
c. Muhammadiyah
Setelah saya analisis tentang pendapat dan penetapan hukum tentang kloning
terhadap manusia dan bayi tabung itu tidak jauh beda dengan MUI dan NU. Seperti

18
yang saya bilang setiap penetapan hukum yang dimusyawarahkan oleh MUI itu
pasti ada organisasi besar yang diundang seperti Muhammadiyah. Jadi tidak perlu
rasanya saya rincikan lagi dalam makalah ini. Karena hanya akan mengulang-
ngulang kata-kata itu saja.
Jelas Muhammadiyah pun menetapkan hukum kloning terhadap manusia
hukumnya haram. Begitu pula tentang bayi tabung hukumnya ada yang mubah
(boleh) dan haramdengan penjelasan yang sama dengan MUI dan NU.

19
C. Pandangan Islam Mengenai Rokok
a. Pengertian Rokok

Rokok adalah jenis barang yang unik terutama caramengkonsumsinya. Rokok


secara definisi adalah silinder darikertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau yang telah dicacah.Merokok adalah membakar tembakau kemudian dihisap
baikmenggunakan rokok maupun pipa.

Allah berfirman, QS. An-Nisa 29 yang artinya: “Hai orang orang yang
beriman! janganlah kamusaling memakan harta sesamamu denjalan yang bathil
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha penyayang
kepadamu.” (QS. An-Nisa 29)

b. Apa bahaya (madarat) dari merokok?


Berikut beberapa dampak yang diakibatkan rokok, dampak FISIOLOGIS dan dampak
Psikologi menurut para peneliti bidang kesehatan dan para ahli
1) Dampak Fisiologis
a) Merokok menurunkan system kekebalan sehinggatubuh lebih mudah
terserang penyakit-penyakit seperti lufus entomatus yang menyebabkan
kerontokan rambut.
b) Merokok dipercaya dapat menyebabkan gangguan padamata. Para perokok
mempunyai resiko, 25 lebih tinggi terkena katarak, yaitu buramnya lensa
mata sehingga masuknya cahaya, bahkan dapat menyebabkan kebutaan.
c) Merokok akan menimbulkan efekpada pembuluh darah, sehingga aliran
darah ke telinga dalam menurun.Dengan demikian, perokok dapat
kehilangan pendengaran lebih awal dibanding dengan bukan perokok.
d) Merokok menggangu mulut karena adanya bahan-bahankimia. Bahan-bahan
kimia itu akan menimbulkan plak pada gigi kuning, sehingga berpotensi
merusak gigi. Perokok berpeluang satu setengah kali lebih mudah kehilangan
gigi dibanding bukan perokok.
e) Merokok mengakibatkan 25% kematian akibat penyakit jantung koroner.
Merokok menyebabkan serangan jantung 3 kali lebih sering pada perokok
dibanding bukan perokok.
f) Perokok dua sampai tiga kali lebih mudah terkena psoriasis suatu proses
inflamasi kulit yang terasa gatal dan meninggalkan guratan merah pada
seluruh tubuh. walaupun penyakit ini tidak menular tetapi meningkatkan
peluang timbulnya melanoma (kanker kulit).

20
g) Merokok dapat merubah bentuk sperma dan merusak DNA juga mengurangi
jumlah sperma dan menurunkan aliran darah penis sehingga menyebabkan
impotensi dengan demikian perokok menjadi lebih mudah mengalami
kemandulan.
h) Perokok pasif walaupun tidak merokok tetapi terpaksa menghisap asap rokok
disekitarnya akan menderita sakit karena terpapar bahan berbahaya dalam
asap rokok. Perokok pasif mempunyai kemungkinan terkena kanker 30%
lebih tinggi dibanding yang tidak terpapar asap rokok.
i) Dampak rokok terhadap wanita
 Kanker rahim dan keguguran
 Efek kosmetik & kulit keriput, rambut kaku matamerah, bau tidak
sedap, gigi berwarna kuning, suara serak, dan lain-lain
 Kesuburan berkurang menopeuse dini kalsium tulang menurun
sehingga menyebabkan tulang keropos dan mudah patah.
2) Dampak Psikologis
Dampak psikologis dari merokok adalah timbulnya pengaruh terhadap pikiran,
perasaan dan perilaku perokok. Dampak psikologis tersebut adalah :
a) Adiksi (ketagihan) Nikotin dalam asap rokok merupakan bahan yang
menimbulkan efek ketagihan (adiktif) sebagaimana kelompok zat adiktif
lainnya sepertiheroin, (putau), morfin, cannabis, ganja, ampetamin, alcohol
dan psikotropika lainnya.
b) Toleransi dan dependensi efek ketagihan akan berkembang secara psikologis
menjadi efek psikologis menjadi efek toleransi (penambah dosis). orang
yangsudah bertahun-tahun menjadi perokok kadar toleransi nikotin dalam
tubuhnya telah cukup tinggi. Pada akhirnya secara psikologis merokok akan
menimbulkan efek dependensi (ketergantungan) yang menyebabkan perokok
mengalami reaksi putus zat apabila dihentikan secara mendadak. tanda dari
putus zat badan lemah, sakit kepala, gangguan pencernaan, kurang
konsentrasi, lesu, sulit berpikir, batuk dan lain-lain. Demikian hebatnya efek
ketagihan dan ketergantungan pada rokok.
c. Dalil Rokok Haram, Makruh, Dan Mubah
1) Dalil rokok haram
Allah Ta’ala berfirman, QS. Al Baqarah: 195 “Dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”.
Dari ayat diatas jelas allah melarang kita untuk menjatuhkan diri kedalam
kebinasaan, sebagian orang beranggapan bahwa jika merokok itu dapat membawa
kepada kebinasaan, rokok dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh, dengan
adanya penyakit maka kehidupan kita akan terganggu.

21
Dengan terganggunya hidup maka secara otomatis akan mengurangi tingkat
produktifitas kita, dan hal ini sangat berbahaya karena dapat membawa kita
kepada kebinasaan.
Allah Ta’ala juga berfirman, QS. An Nisaa: 29 “Dan janganlah kamu membunuh
dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.
Dari ayat diatas jelas bahwa manusia tidak buleh membunuh dirinya sendiri, dan
ini dijadikan sebagai dalil haramnya rokok, kata membunuh ini pun tertulis jelas
dalam kemasan rokok yaitu “Merokok membunuhmu”. Saya rasa sudah jelas dan
banyak pakar kesehatan mengatakan untuk tidak merokok.
Sebagai wujud rasa syukur kita karena Allah telah memberikan kita tubuh yang
dapat berfungsi adalah dengan menjaganya dari berbagai macam hal yang dapat
merusaknya, salah satu wujud syukurnya yaitu dengan meninggalkan rokok dan
beralih dengan hal positif lain.
Nabi SAW juga bersabda, “Tidak boleh memulai memberi dampak buruk
(mudhorot) pada orang lain, begitu pula membalasnya.”
Bagi sebagian orang menganggap bahwasanya merokok itu hanya memberi
dampak buruk bagi tubuh, diantaranya dapat menimbulkan berbagai penyakit
organ dalam tubuh, dan ini memang benar karena sudah jelas tertulis dalam
kemasan rokok itu sendiri.
Pendapat Ulama mazhab Syafi’i Tentang Rokok
Qalyubi (Ulama mazhab Syafi’I wafat: 1069 H) ia berkata dalam kitab Hasyiyah
Qalyubi ala Syarh Al Mahalli, jilid I, hal. 69, “Ganja dan segala obat bius yang
menghilangkan akal, zatnya suci sekalipun haram untuk dikonsumsi. Oleh karena
itu para Syaikh kami berpendapat bahwa rokok hukumnya juga haram, karena
rokok dapat membuka jalan agar tubuh terjangkit berbagai penyakit berbahaya”
2) Dalil Rokok Makruh
Shaykh Hazim Abu Ghazalah, ulama Yordania, menganggap rokok itu makruh.
Berikut fatwanya : Hukum Islam dalam soal merokok adalah tidak ada dalil
eksplisit (qath’i) dalam Quran atau Sunnah (hadits) Nabi. Yang ada adalah firman
Allah dalam QS Al A’raf 7:157. Ayat ini sangat umum dan sama sekali tidak
mengarah pada rokok. Ayat ini merujuk pada apa yang terdapat pada perkara-
perkara yang diharamkan seperti minum khamr (minuman keras), judi, zina, riba,
dan lain-lain.
Oleh karena itu, saya tidak bisa menetapkan hukum yang pasti untuk
mengharamkan rokok, untuk menghukumi makruh tahrim. Saya hanya bisa
menganjurkan saudara-saudara kita yang perokok agar meninggalkan kebiasaan
buruk ini.

22
3) Dalil Rokok Mubah
Prof Dr Wahbah Az-Zuhailiy di dalam Al Fiqh Al Islamiy wa Adillatuh (Cet. III,
Jilid 6, hal. 166-167) dengan sepotong teks, sebagai berikut: Masalah kopi dan
rokok; penyusun kitab Al ‘Ubab dari madzhab Asy-Syafi’i ditanya mengenai
kopi, lalu ia menjawab: (Kopi itu sarana) hukum, setiap sarana itu sesuai dengan
tujuannnya. Jika sarana itu dimaksudkan untuk ibadah maka menjadi ibadah,
untuk yang mubah maka menjadi mubah, untuk yang makruh maka menjadi
makruh, atau haram maka menjadi haram. Hal ini dikuatkan oleh sebagian ulama’
dari madzhab Hanbaliy terkait penetapan tingkatan hukum ini. Syaikh Mar’i ibn
Yusuf dari madzhab Hanbaliy, penyusun kitab Ghayah Al Muntaha mengatakan:
Jawaban tersebut mengarah pada rokok dan kopi itu hukumnya mubah, tetapi
bagi orang yang santun lebih utama meninggalkan keduanya.

23
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN

1. Aborsi adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat tertentu sebelum janin mampu
hidup di luar kandungan. Aborsi menurut Agama Islam haram, tetapi menjadi
dibolehkan jika keberadaan janin dalam perut ibu akan mengakibatkan kematian ibu
dan janinnya. Dengan catatan bahwa aborsi ini dilakukan sebelum usia kandungan 40
hari. Kemaslahatan mempertahankan nyawa ibu didahulukan daripada kehidupan janin,
karena ibu adalah induk dan tiang keluarga. Hikmah adanya larangan aborsi adalah
resiko dan bahaya yang ditimbulkan secara psikologis dan social.
2. Bila kita cermati mengenai kloning dan bayi tabung, sudah jelas bahwa dari kesekian
penjelasan yang diberi oleh Islam itu sendiri, tidak jauh lebih hanya untuk memberikan
kepada manusia kehidupan yang tentram dan damai. Islam tidak memaksakan sesuatu.
Apabila sesuatu itu baik, lebih banyak manfaatnya, bahkan tidak ada meemberikan
mudharat sama sekali, itulah yang diperbolehkan oleh Islam.
3. Banyak remaja sekarang yang belum cukup umur tetapi sudah berani merokok.
Misalnya, anak SD dan SMP sudah banyak yang merokok bahkan di tempat umum
sekalipun. Tidak usah jauh-jauh, di Kediri saja sudah banyak anak seumuran SD dan
SMP yang berani merokok, padahal mereka masih menggunakan seragam sekolah,
bukannya itu hanya akan merusak diri sendiri dan mempermalukan nama sekolah.
Rokok jelas-jelas juga akan mengganggu kesehatan dalam jangka panjang. Mereka
tidak pernah mengetahui bahaya tentang rokok, di Indonesia Merokok telah diharamkan
sehingga perlu adanya materi atau pembelajaran khusus di sekolah dan madrasan
setingkat SD/MI , SMP/MTS. Tentang bahaya merokok. Hal ini untuk mengantisipasi
bagi mereka yang belum tahu tentang bahaya yang terkandung di dalam rokok, karena
terdapat 599 zat tambahan yang digunakan untuk bahan produksi rokok dan daftar zat
tambahan ini adalah rahasia yang telah lama disimpan oleh para produsen rokok. Zat-
zat tambahan ini boleh digunakan untuk makanan, tapi TIDAK UNTUK DIBAKAR.
Dengan membakarnya, maka komposisi yang terkandung di dalamnya dapat berubah
dan menjadi racun kimia atau zat penyebab kanker. Karbon monoksida, nitrogen,
hidrosianiada dan ammonia terdapat di sebatang rokok, begitu juga dengan 43 jenis zat
penyebab kanker dapat terhirup perokok pasif tentu saja aktif.

24
SARAN

1. Saran dari kami sebagai individu dan bagi individu lainnya adalah sebaiknya kita
menjauhi hal-hal yang mengarah pada perbuatan zina agar tidak terjadi kehamilan diluar
nikah, tetapi jika sudah terlanjur terjadi kehamilan diluar nikah, maka kita jangan
melakukan aborsi tetapi seharusnya kita bertanggung jawab dan menjaga kehamilan serta
merawat/ mendidiknya sampai dewasa.
2. Janganlah memaksakan untuk mendapatkan sesuatu yang hanya untuk menuruti
keinginan dengan menghalalkan segala cara yang pada akhirnya dapat membuat manusia
menjadi takabur terhadap Allah SWT seperti bayi tabung dan kloning, kecuali lebih
banyak manfaatnya daripada mudaratnya.
3. Hindarilah rokok dan orang yang sedang merokok karena sama-sama berbahaya bagi
kesehatan kita.
4. Kami banyak berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini.semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca khusus pada penulis.

25
DAFTAR PUSTAKA

Umar, Nasaruddin, Fikih Wanita: untuk Semua, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010

Zuhdi, Masjfuk, Masail Fiqhiyah, Jakarta: Gunung Agung, 1997

Yanggo, Huzaimah Tahido, Masail Fiqhiyah: Kajian Hukum Islam Kontemporer, Bandung:
Angkasa, 2005

Majelis Ulama Indonesia, Surat Keputusan MUI Nomor : Kep-952/MUI/XI/1990 Tentang


Inseminasi dan Bayi Tabung

Fathurin Zen, “Suatu Tinjauan Dari Segi Hukum Mengenai Status Bayi Tabung”, Skripsi
Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum – Universitas Islam Jakarta, 1990

Masjfuk Zuhdi. 1989. Masail Fiqiyah. Malang.

Link:

http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/258/ Diakses pada tanggal 30 Maret 2016 pukul


20:20

https://konsultasi.wordpress.com/2007/01/18/aborsi-dalam-pandangan-hukum-islam/ Diakses
pada tanggal 30 Maret 2016 pukul 20:36

http://hakamabbas.blogspot.co.id/2014/01/aborsi-dalam-perspektif-hukum-islam.html
Diakses pada tanggal 01 April 2016 pukul 21: 28

http://rifanana21.blogspot.co.id/2013/05/makalah-hukum-aborsi-dalam-islam.html Diakses
pada tanggal 01 April pukul 21: 50

http://www.sitepalace.com/ramisa/bahayarokok.htm

http://bahayarokok.blogspot.com/

http://www.e-psikologi.com/remaja

http://www.pjnhk.go.id/content/view/175/31/

http://organisasi.org/efek-bahaya-asap-rokok

http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok

26

Anda mungkin juga menyukai