Anda di halaman 1dari 19

M A K A L A H FA R M A K O L O G I I N J E K S I

 BERANDA
 PERIHAL

PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (INJEKSI)


22 MEI 2015 | KRISTINAWATI

MAKALAH TENTANG PEMBERIAN OBAT SECARA


PARENTERAL
(INJEKSI)

Di Susun Oleh Kelompok 8:


Indah lailatul
Ifa khoridotul
Jayyidul Fikri
Kristinawati
Leilita Fatmawati

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


Program DIII Keperawatan
2014/2015

Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-nya
penulis telah berhasil menyusun makalah tentang Pemberian obat secara
parenteral. Makalah ini di buat untuk menunjang proses pembelajaran
keperawatan. Sesuai dengan kurikulum terbaru program DIII keperawatan,
yaitu pembelajaran berbasis kompetensi. Maka makalah ini sudah
mengarahkan mahasiswa untuk belajar dengann kurikulum terbaru sehingga
lebih memudahkan mahasiswa untuk mempelajari makalah ini.

Pada penulisan makalah ini kami menggunakan bahasa sederhana dan mudah
dimengerti sehingga dapat dengan mudah dicerna dan di ambil intisari dari
materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Makalah ini juga di harapkan dapat diguunakan oleh mahasiswa DIII


keperawatan karena kami telah berusaha melengkapi materi makalah sesuai
dengan kebutuhan materi pembelajaran yang di sempurnakan.

Demikian kami sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi


tercapai suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang mata
pelajaran farmakologi.

Banyuwangi, 23 Maret 2015

Penyusun

Daftar Isi
Kata
pengantar………………………………………………………………………
…………….i
Daftar
isi………………………………………………………………………………
………………ii

Bab I
Pendahuluan……………………………………………………………………
…………..1

 Latar
Belakang……………………………………………………………………
…………1
 Rumusan

masalah……………………………………………………………………
…….1
 Tujuan

masalah……………………………………………………………………
………..1
Bab II
Pembahasan……………………………………………………………………
…………..2

2.1 Pemberian obat secara


parenteral……………………………………………………..2

2.2 Pemberian obat via jaringan intra


kutan………………………………………………2

2.3 Pemberian obat via jaringan


subkutan………………………………………………..4
2.4 Pemberian obat via intra
vena…………………………………………………………. 6

2.5 Pemberian Obat Via Intra


Muskular…………………………………………………..10

Bab III
Penutup………………………………………………………………………
……………12

3.1
Kesimpulan……………………………………………………………………
…………..12

3.2
Saran…………………………………………………………………………
………………12

Daftar
pustaka…………………………………………………………………………
……….13

BAB I
PENDAHULUAN
 Latar Belakang

Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah member obat yang aman
dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati
klien yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik
yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal,
beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi
menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak
sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.

Salah satu bentuk sediaan steril adalah injeksi. Injeksi adalah sediaan steril
berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan dengan
cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
Dimasukkan ke dalam tubuh dengan menggunakan alat suntik.

Suatu sediaan parenteral harus steril karena sediaan ini unik yang
diinjeksikan atau disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke dalam
kompartemen tubuh yang paling dalam. Sediaan parenteral memasuki
pertahanan tubuh yang memiliki efesiensi tinggi yaitu kulit dan membran
mukosa sehingga sediaan parenteral harus bebas dari kontaminasi mikroba
dan bahan-bahan beracun dan juga harus memiliki kemurnian yang dapat
diterima.

 Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan pemberian obat parenteral ?

 Apa tujuan Pemberian secara parenteral ?

 Bagaimana caranya memberikan ?

 Mengenal tindakan sesuai SOP

1.3 Tujuan Masalah


Tujuan disusunnya makalah mengenai cara pemberian obat secara Parenteral
ini adalah :

1. Menjelaskan bagaimana harua melakukan persiapan pemberian obat


parenteral.
2. Menjelaskanmacam-macamcarapemberianobat
3. Menjelaskanindikasidankontraindikasi
4. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dan cara pemberiannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL


Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui injeksi
atau infuse. Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini
diberikan melalui beberapa rute pemberian, yaitu Intra Vena (IV), Intra
Spinal (IS), Intra Muskular (IM), Subcutaneus (SC), dan Intra Cutaneus (IC).
Obat yang diberikan secara parenteral akan di absorbs lebih banyak dan
bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan obat yang diberikan secara topical
atau oral. Perlu juga diketahui bahwa pemberian obat parenteral dapat
menyebabkan resiko infeksi.
Resiko infeksi dapat terjadi bila perawat tidak memperhatikan dan melakukan
tekhnik aseptic dan antiseptic pada saat pemberian obat. Karena pada
pemberian obat parenteral, obat diinjeksikan melalui kulit menembus system
pertahanan kulit. Komplikasi yang seringv terjadi adalah bila pH osmolalitas
dan kepekatan cairan obat yang diinjeksikan tidak sesuai dengan tempat
penusukan sehingga dapat mengakibatkan kerusakan jaringan sekitar tempat
injeksi.

Pada umumnya pemberian obat secara parenteral di bagi menjadi 4, yaitu :


A. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan

1. Pemberian Obat Via Jaringan Subkutan


2. Pemberian Obat Via Intra Vena : Intra Vena Langsung dan tak langsung
3. Pemberian Obat Via Intramuskular
2.2 Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan
1. 1. Pengertian Intra Kutan
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit.
Intra kutan biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas tubuh terhadap
obat yang disuntikkan.
2. Tujuan
Pemberian obat intra kutan bertujuan untuk melakukan skintest atau tes
terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat
melalui jaringan intra kutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis,
secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.

3. Hal-hal Yang Perlu Di Perhatikan Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah


:
1. Tempat injeksi
2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan
3. Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
4. Kondisi atau penyakit klien
5. Pasien yang benar
6. Obat yang benar
7. Dosis yang benar
8. Cara atau rute pemberian obat yang benar
9. Waktu yang benar
A.4. Indikasi dan Kontra Indikasi- Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien
yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk
diberikan obat secara oral, tidak alergi. Lokasinya yang ideal adalah lengan
bawah dalam dan pungguang bagian atas. – Kontra Indikasi : luka, berbulu,
alergi, infeksi kulit

A.5. Alat dan Bahan

 Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.


 Obat dalam tempatnya
 Spuit 1 cc/spuit insulin
 Cairan pelarut
 Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit)
 Bengkok
 Perlak dan alasnya.
A.6. Prosedur Kerja

1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
3. Bebaskan daerha yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan
panjang terbuka dan keatasan
4.Pasang perlak/pengalas dibawah bagian yang akan disuntik

5.Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades.


Kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan
siapkan pada bak injeksi atau steril.

6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan


suntikan.
7.Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
8. Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas
dengan sudut 15-20 derajat di permukaan kulit.

9. Suntikkkan sampai terjadi gelembung.


10. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
11. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan
jenis obat.
v Daerah Penyuntikan :

o Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau
2/3 dari pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari PD.

o Di lengan atas : 3 jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah muskulus


deltoideus.
2.3 Pemberian Obat Via Jaringan SubKutan.
B.1. Pengertian

Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat
dilakukan pada daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian
dairi bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan sekitar umbilicus (abdomen).

B. 2. Tujuan

Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan
dengan program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar
gula darah. Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan yaitu jernih dan keruh
karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorbs obat
atau juga termasuk tipe lambat.

B.3. Hal-hal yang perlu diperhatikan

 Tempat injeksi
 Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan

 Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi

 Kondisi atau penyakit klien

 Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat

 Obat yang akan diberikan harus benar

 Dosisb yang akan diberikan harus benar

 Cara atau rute pemberian yang benar

 Waktu yang tepat dan benar

B.4. Indikasi dan kontra indikasi

– Indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama, karena tidak memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas
dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di
bawahnya, obat dosis kecil yang larut dalam air.

– Kontra indikasi : obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak
larut dalam air atau minyak.

5. 5. Alat dan bahan


 Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat

 Obat dalam tempatnya

 Spuit insulin

 Kapas alcohol dalam tempatnya

 Cairan pelarut

 Bak injeksi

 Bengkok perlak dan alasnya

B.6. Prosedur kerja

1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian.
Apabila menggunakan pakaian, maka buka pakaian dan di keataskan.
4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan. Setelah itu
tempatkan pada bak injeksi.
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
6. Regangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan
subkutan).
7. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan
sudut 45 derajat dari permukaan kulit.
7. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah, suntikkan secara perlahan-lahan
hingga habis.
8. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai
masukkan ke dalam bengkok.
9. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis serta dosis
obat.
10. Cuci tangan.
v Daerah Penyuntikan :

o Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ; yang tepat adalah
1/3 bagian dari Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang ekor (os coxygeus)

o Otot paha bagian luar (muskulus quadriceps femoris)

o Otot pangkal lengan (muskulus deltoideus)

2.4 Pemberian Obat Via Intra Vena :


1. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena langsung
2. a. 1. Pengertian
Cara memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena mediana
kubiti/vena cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai), vena jugularis
(leher), vena frontalis/temporalis (kepala).

C.a. 2. Tujuan

pemberian obat intra vena secara langsung bertujuan agar obat dapat bereaksi
langsung dan masuk ke dalam pembuluh darah.

C.a. 3. Hal-hal yang diperhatikan

 setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70


detik lamanya.
 Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha vena.
 Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
 Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
 Kondisi atau penyakit klien.
 Obat yang baik dan benar.

 Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.

 Dosis yang diberikan harus tepat.

 Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi harus benar.

4. a. 4. Indikasi dan kontra indikasi


– indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral
dan steril.

– kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.

5. a. 5. Alat dan bahan


 daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat.

 Obat dalam tempatnya.

 Spuit sesuai dengan jenis ukuran

 Kapas alcohol dalam tempatnya.

 Cairan pelarut (aquades).

 Bak injeksi.

 Bengkok.

 Perlak dan alasnya.

 Karen pembendung.

6. a. 6. Prosedur kerja
7. cuci tangan.
8. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
9. Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan pakaian
pada daerah penyuntikan, apabila tertutup, buka dan ke ataskan.
10. Ambil obat pada tempatnya sesuai dosi yang telah ditentukan. Apabila
obat dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan aquades steril.
11. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
injeksi.
12. Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi.
13. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
14. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas daerah
yang akan dilakukakn pemberian obat atau minta bantuan untuk
membendung daerah yang akan dilakukan penyuntikan dan lakukan
penekanan.
15. Ambil spuit yang berisi obat.
16. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan
memasukkan ke pembuluh darah.
17. Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan
langsung semprotkan hingga habis.
18. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan dan
lakukan masase pada daerah penusukan dengan kapas alcohol, spuit yang
telah digunakan di masukkan ke dalam bengkok.
19. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
20. Cuci tangan.
21. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena Secara tidak Langsung.
22. b. 1. Pengertian
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan
obat ke dalam wadah cairan intra vena.

C.b. 2. Tujuan

pemberian obat intra vena secara tidak langsung bertujuan untuk


meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam
darah.

C. b. 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan


 injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan
obat ke dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-
hati.
 Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
 Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
 Obat yang baik dan benar.
 Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang
tepat dan benar.
 Dosis yang diberikan harus tepat.
 Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi tidak langsung harus tepat
dan benar.
C. b. 4. Indikasi dan kontra indikasi

– indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral
dan steril.

– kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.

5. b. 5. Alat dan bahan


 Spuit dan jarum sesuai ukuran

 Obat dalam tempatnya.

 Wadah cairan (kantung/botol).

 Kapas alcohol dalam tempatnya..

6. b. 6. Prosedur kerja
7. cuci tangan.
8. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
9. Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
10. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah baiknya
penyuntikan pada kantung infuse ini dilakukan pada bagian atas
kantung/botol infuse.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung/botol dan kunci
aliran infuse.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga
menembus bagian tengah dan masukkan obat secara perlahan-lahan ke
dalam kantong/botol infuse/cairan.
11. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan
kantung cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang lain.
12. Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan
obat di dalamnya. Kemudian gantungkan pada tiang infuse.
13. Periksa kecepatan infuse.
14. Cuci tangan.
15. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian.
v Daerah Penyuntikan :

o Pada Lengan (v. mediana cubiti / v. cephalika)

o Pada Tungkai (v. Spahenous)

o Pada Leher (v. Jugularis)

o Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak – anak

2.5 Pemberian Obat Via Intra Muskular


1. 1. Pengertian
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi
penyuntikan dapat dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan
posisi ventrogluteal (posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau
lengan atas (deltoid).

D. 2. Tujuan
Agar obat di absorbs tubuh dengan cepat.

3. 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan


 Tempat injeksi.

 Jenis spuit dan jarum yang digunakan.

 Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.

 Kondisi atau penyakit klien.

 Obat yang tepat dan benar.

 Dosis yang diberikan harus tepat.

 Pasien yang tepat.

 Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.

4. 4. Indikasi dan kontra indikasi


– indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral,
bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras
besar di bawahnya.
– kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau
saraf besar di bawahnya.

5. 5. Alat dan bahan


 Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat.

 Obat dalam tempatnya.

 Spuit da jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk dewasa panjangnya

2,5-3 cm, untuk anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm.


 Kapas alcohol dalam tempatnya.

 Cairan pelarut.

 Bak injeksi.

 Bengkok.

6. 6. Prosedur kerja
7. cuci tangan.
8. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
9. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah
itu letakkan dalam bak injeksi.
10. Periksa tempat yang akan di lakukan penyuntikan (perhatikan lokasi
penyuntikan).
11. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan
injeksi.
12. Lakukan penyuntikan :
ü Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara, anjurkan pasien untuk
berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi.

ü Pada ventrogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk miring, tengkurap


atau telentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan
penyuntikan dalam keadaan fleksi.

ü Pada daerah dorsogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk tengkurap


dengan lutut di putar kea rah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan
diletakkan di depan tungkai bawah.

ü Pada daerah deltoid (lengan atas) dilakukan dengan cara, anjurkan pasien
untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.

7. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.


8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit, bila tidak ada darah yang
tertarik dalam spuit, maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara
perlahan-lahan hingga habis.
9. Setelah selesai, tarik spuit dan tekan sambuil di masase daerah
penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian spuit yang telah di gunakan
letakkan dalam bengkok.
10. Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian.
8. Cuci tangan
v Daerah Penyuntikan :
o Bagian lateral bokong (vastus lateralis)

o Butoks (bagian lateral gluteus maksimus)

o Lengan atas (deltpid)

BAB III
PENUTUP
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi
pasien, diantaranya : sub kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra vena.
Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan
kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak
bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.
3.2 Saran.

Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping
yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat
menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita
sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-
baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita
sendiri maupun oranglain.
DAFTAR PUSTAKA
L, Kee Joyce & R, Hayes evelyn ; farmakologi Pendekatan proses
Keperawatan, 1996 ; EGC; Jakarta.
Priharjo, Robert; Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, 1995; EGC;
Jakarta.

Aziz, Azimul;Kebutuhan dasar manusia II.Bouwhuizen, M; Ilmu


Keperawatan Bagian 1; 1986; EGC; Jakarta.

Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
WHO, (1998 ), Nursing care of the sick: A guide for nurses working in small
rural hospitals.

Departemen kesehatan RI, dirjenyanmed, 1991. Prosedur keperawatan Dasar,


Direktorat rumah sakit dan pendidikan.

http: // arsegofconfb.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai