BERANDA
PERIHAL
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-nya
penulis telah berhasil menyusun makalah tentang Pemberian obat secara
parenteral. Makalah ini di buat untuk menunjang proses pembelajaran
keperawatan. Sesuai dengan kurikulum terbaru program DIII keperawatan,
yaitu pembelajaran berbasis kompetensi. Maka makalah ini sudah
mengarahkan mahasiswa untuk belajar dengann kurikulum terbaru sehingga
lebih memudahkan mahasiswa untuk mempelajari makalah ini.
Pada penulisan makalah ini kami menggunakan bahasa sederhana dan mudah
dimengerti sehingga dapat dengan mudah dicerna dan di ambil intisari dari
materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Penyusun
Daftar Isi
Kata
pengantar………………………………………………………………………
…………….i
Daftar
isi………………………………………………………………………………
………………ii
Bab I
Pendahuluan……………………………………………………………………
…………..1
Latar
Belakang……………………………………………………………………
…………1
Rumusan
masalah……………………………………………………………………
…….1
Tujuan
masalah……………………………………………………………………
………..1
Bab II
Pembahasan……………………………………………………………………
…………..2
Bab III
Penutup………………………………………………………………………
……………12
3.1
Kesimpulan……………………………………………………………………
…………..12
3.2
Saran…………………………………………………………………………
………………12
Daftar
pustaka…………………………………………………………………………
……….13
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah member obat yang aman
dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati
klien yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik
yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal,
beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi
menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak
sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.
Salah satu bentuk sediaan steril adalah injeksi. Injeksi adalah sediaan steril
berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan dengan
cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
Dimasukkan ke dalam tubuh dengan menggunakan alat suntik.
Suatu sediaan parenteral harus steril karena sediaan ini unik yang
diinjeksikan atau disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke dalam
kompartemen tubuh yang paling dalam. Sediaan parenteral memasuki
pertahanan tubuh yang memiliki efesiensi tinggi yaitu kulit dan membran
mukosa sehingga sediaan parenteral harus bebas dari kontaminasi mikroba
dan bahan-bahan beracun dan juga harus memiliki kemurnian yang dapat
diterima.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan pemberian obat parenteral ?
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
3. Bebaskan daerha yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan
panjang terbuka dan keatasan
4.Pasang perlak/pengalas dibawah bagian yang akan disuntik
o Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau
2/3 dari pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari PD.
Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat
dilakukan pada daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian
dairi bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan sekitar umbilicus (abdomen).
B. 2. Tujuan
Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan
dengan program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar
gula darah. Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan yaitu jernih dan keruh
karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorbs obat
atau juga termasuk tipe lambat.
Tempat injeksi
Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan
– Indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama, karena tidak memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas
dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di
bawahnya, obat dosis kecil yang larut dalam air.
– Kontra indikasi : obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak
larut dalam air atau minyak.
Spuit insulin
Cairan pelarut
Bak injeksi
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian.
Apabila menggunakan pakaian, maka buka pakaian dan di keataskan.
4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan. Setelah itu
tempatkan pada bak injeksi.
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
6. Regangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan
subkutan).
7. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan
sudut 45 derajat dari permukaan kulit.
7. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah, suntikkan secara perlahan-lahan
hingga habis.
8. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai
masukkan ke dalam bengkok.
9. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis serta dosis
obat.
10. Cuci tangan.
v Daerah Penyuntikan :
o Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ; yang tepat adalah
1/3 bagian dari Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang ekor (os coxygeus)
C.a. 2. Tujuan
pemberian obat intra vena secara langsung bertujuan agar obat dapat bereaksi
langsung dan masuk ke dalam pembuluh darah.
Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
– kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
Bak injeksi.
Bengkok.
Karen pembendung.
6. a. 6. Prosedur kerja
7. cuci tangan.
8. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
9. Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan pakaian
pada daerah penyuntikan, apabila tertutup, buka dan ke ataskan.
10. Ambil obat pada tempatnya sesuai dosi yang telah ditentukan. Apabila
obat dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan aquades steril.
11. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
injeksi.
12. Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi.
13. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
14. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas daerah
yang akan dilakukakn pemberian obat atau minta bantuan untuk
membendung daerah yang akan dilakukan penyuntikan dan lakukan
penekanan.
15. Ambil spuit yang berisi obat.
16. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan
memasukkan ke pembuluh darah.
17. Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan
langsung semprotkan hingga habis.
18. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan dan
lakukan masase pada daerah penusukan dengan kapas alcohol, spuit yang
telah digunakan di masukkan ke dalam bengkok.
19. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
20. Cuci tangan.
21. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena Secara tidak Langsung.
22. b. 1. Pengertian
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan
obat ke dalam wadah cairan intra vena.
C.b. 2. Tujuan
– indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral
dan steril.
– kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
6. b. 6. Prosedur kerja
7. cuci tangan.
8. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
9. Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
10. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah baiknya
penyuntikan pada kantung infuse ini dilakukan pada bagian atas
kantung/botol infuse.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung/botol dan kunci
aliran infuse.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga
menembus bagian tengah dan masukkan obat secara perlahan-lahan ke
dalam kantong/botol infuse/cairan.
11. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan
kantung cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang lain.
12. Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan
obat di dalamnya. Kemudian gantungkan pada tiang infuse.
13. Periksa kecepatan infuse.
14. Cuci tangan.
15. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian.
v Daerah Penyuntikan :
o Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak – anak
D. 2. Tujuan
Agar obat di absorbs tubuh dengan cepat.
Cairan pelarut.
Bak injeksi.
Bengkok.
6. 6. Prosedur kerja
7. cuci tangan.
8. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
9. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah
itu letakkan dalam bak injeksi.
10. Periksa tempat yang akan di lakukan penyuntikan (perhatikan lokasi
penyuntikan).
11. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan
injeksi.
12. Lakukan penyuntikan :
ü Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara, anjurkan pasien untuk
berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi.
ü Pada daerah deltoid (lengan atas) dilakukan dengan cara, anjurkan pasien
untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.
BAB III
PENUTUP
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi
pasien, diantaranya : sub kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra vena.
Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan
kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak
bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.
3.2 Saran.
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping
yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat
menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita
sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-
baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita
sendiri maupun oranglain.
DAFTAR PUSTAKA
L, Kee Joyce & R, Hayes evelyn ; farmakologi Pendekatan proses
Keperawatan, 1996 ; EGC; Jakarta.
Priharjo, Robert; Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, 1995; EGC;
Jakarta.
Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
WHO, (1998 ), Nursing care of the sick: A guide for nurses working in small
rural hospitals.
http: // arsegofconfb.blogspot.com