Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

“Pemberian Obat Parenteral”

Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan


Dosen Pembimbing : Seri Wahyuni, SST.,M.Kes.

Disusun Oleh
Supiana Wilda

(PO62.24.2.19.229)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


PRODI DIII-KEBIDANAN
REGULER XXI-B
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul “Pemberian Obat
Parenteral” tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas praktek Ibu Seri Wahyuni, SST.,M.Kes. pada mata kuliah Keterampilan Dasar Klinik
Kebidanan. Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam perbuatan laporan ini. Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
senang hati saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki laporan
ini. Akhir kata saya berharap semoga laporan pendahuluan yang berjudul “Pemberian Obat
Parenteral” dapat memberikan manfaat serta memberi informasi terhadap pembaca.

Palangkaraya, 23 April 2020

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
2.1 Pemberian Obat Parenteral........................................................................................2
2.2 Pemberian Obat secara Intracutan.............................................................................2-4
2.3 Pemberian Obat secara Subkutan..............................................................................4-5
2.4 Pemberian Obat secara Intravena..............................................................................5-9
2.5 Pemberian Obat secara Intramuskular......................................................................9-11
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................12
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah. Obat
bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien
dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi
menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan
anjuran yang sebenarnya.
Salah satu bentuk sediaan steril adalah injeksi. Injeksi adalah sediaan steril berupa
larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih
dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau
melalui kulit atau selaput lendir. Dimasukkan ke dalam tubuh dengan menggunakan alat suntik.
Suatu sediaan parenteral harus steril karena sediaan ini unik yang diinjeksikan atau disuntikkan
melalui kulit atau membran mukosa ke dalam kompartemen tubuh yang paling dalam. Sediaan
parenteral memasuki pertahanan tubuh yang memiliki efesiensi tinggi yaitu kulit dan membran
mukosa sehingga sediaan parenteral harus bebas dari kontaminasi mikroba dan bahan-bahan
beracun dan juga harus memiliki kemurnian yang dapat diterima.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pemberian Obat Parenteral?
2. Sebutkan Pemberian Obat Parenteral!
3. Apa yang dimaksud dengan Pemberian Obat secara Intracutan, Subkutan, Intravena,
Intramuskular?
4. Apa tujuan Pemberian Obat secara Intracutan, Subkutan, Intravena, Intramuskular?
5. Bagaiman cara Pemberian Obat secara Intracutan, Subkutan, Intravena, Intramuskular?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pemberian Obat Parenteral .
2. Untuk mengetahui Pemberian Obat secara Intracutan.
3. Untuk mengetahui Pemberian Obat secara Subkutan.
4. Untuk mengetahui Pemberian Obat secara Intravena.
5. Untuk mengetahui Pemberian Obat secara Intramuskular.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemberian Obat Parenteral
Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui injeksi atau infuse.
Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan melalui beberapa rute
pemberian, yaitu IntraVena (IV), IntraMuskular (IM), Subcutan (SC), dan IntraCutan (IC). Obat
yang diberikan secara parenteral akan di absorbs lebih banyak dan bereaksi lebih cepat
dibandingkan dengan obat yang diberikan secara topical atau oral. Perlu juga diketahui bahwa
pemberian obat parenteral dapat menyebabkan resiko infeksi.
Resiko infeksi dapat terjadi bila perawat tidak memperhatikan dan melakukan tekhnik
aseptic dan antiseptic pada saat pemberian obat. Karena pada pemberian obat parenteral, obat
diinjeksikan melalui kulit menembus system pertahanan kulit. Komplikasi yang sering terjadi
adalah bila pH osmolalitas dan kepekatan cairan obat yang diinjeksikan tidak sesuai dengan
tempat penusukan sehingga dapat mengakibatkan kerusakan jaringan sekitar tempat injeksi. Pada
umumnya pemberian obat secara parenteral di bagi menjadi 4, yaitu :
1) Pemberian Obat secara Intracutan
2) Pemberian Obat secara Subkutan
3) Pemberian Obat secara Intravena : Intra Vena Langsung dan tak langsung
4) Pemberian Obat secara Intramuskular

2.2 Pemberian Obat secara Intracutan


a) Pengertian Intracutan
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit. Intra kutan
biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas tubuh terhadap obat yang disuntikkan.
b) Tujuan
Pemberian obat intra kutan bertujuan untuk melakukan skintest atau tes terhadap reaksi
alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intra kutan ini dilakukan
di bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian
ventral.
c) Hal-hal Yang Perlu Di Perhatikan Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Tempat injeksi
2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan
3. Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
4. Kondisi atau penyakit klien
5. Pasien yang benar
6. Obat yang benar
7. Dosis yang benar
8. Cara atau rute pemberian obat yang benar
9. Waktu yang benar
d) Indikasi dan Kontra Indikasi- Indikasi :
bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi. Lokasinya yang ideal adalah
lengan bawah dalam dan pungguang bagian atas. Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi
kulit.
e) Alat dan Bahan
1. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit 1 cc/spuit insulin
4. Cairan pelarut
5. Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit)
6. Bengkok
7. Perlak dan alasnya.
f) Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien.
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang terbuka dan
keatasan.
4. Pasang perlak/pengalas dibawah bagian yang akan disuntik.
5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades. Kemudian ambil
0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.
7. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik. Lakukan penusukan dengan lubang
jarum suntik menghadap ke atas dengan sudut 15-20 derajat di permukaan kulit.
8. Suntikkkan sampai terjadi gelembung.
9. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
10. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan jenis obat.
g) Daerah Penyuntikan :
1. Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau 2/3 dari pergelangan
tangan pada kulit yang sehat, jauh dari PD.
2. Di lengan atas : 3 jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah muskulus deltoideus.

2.3 Pemberian Obat secara Subcutan


a) Pengertian Subcutan
Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat dilakukan
pada daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian dari bahu, paha sebelah luar,
daerah dada dan sekitar umbilicus (abdomen).
b) Tujuan

Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan dengan program
pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin
terdapat 2 tipe larutan yaitu jernih dan keruh karena adanya penambahan protein sehingga
memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat.
c) Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Tempat injeksi.
2. Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan.
3. Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi.
4. Kondisi atau penyakit klien.
5. Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat.
6. Obat yang akan diberikan harus benar.
7. Dosis yang akan diberikan harus benar.
8. Cara atau rute pemberian yang benar.
9. Waktu yang tepat dan benar
d) Indikasi dan kontra indikasi
 Indikasi : bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama, karena
tidak memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang larut dalam air.
 Kontra indikasi : obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak larut dalam air atau
minyak.
e) Alat dan bahan
1. Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit insulin
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok perlak dan alasnya
f) Prosedur kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian. Apabila
menggunakan pakaian, maka buka pakaian dan di keataskan.
4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan. Setelah itu tempatkan pada
bak injeksi.
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
6. Regangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan).
Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat dari
permukaan kulit.
7. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah, suntikkan secara perlahan-lahan hingga habis.
8. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai masukkan ke dalam
bengkok.
9. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis serta dosis obat.
10. Cuci tangan.
g) Daerah Penyuntikan :
1. Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ; yang tepat adalah 1/3 bagian dari
Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang ekor (os coxygeus)
2. Otot paha bagian luar (muskulus quadriceps femoris)
3. Otot pangkal lengan (muskulus deltoideus)

2.4 Pemberian Obat secara Intravena


Pemberian Obat secara IntraVena langsung
a) Pengertian IntraVena langsung

Cara memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena mediana kubiti/vena
cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai), vena jugularis (leher), vena frontalis/temporalis
(kepala).
b) Tujuan
pemberian obat intra vena secara langsung bertujuan agar obat dapat bereaksi langsung
dan masuk ke dalam pembuluh darah.
c) Hal-hal yang diperhatikan
1. setiap injeksi intravena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70 detik lamanya.
2. Tempat injeksi harus tepat kena pada daerah vena.
3. Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
4. Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
5. Kondisi atau penyakit klien.
6. Obat yang baik dan benar.
7. Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
8. Dosis yang diberikan harus tepat.
9. Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi harus benar.
d) Indikasi dan kontra indikasi
 Indikasi : bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena
tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.
 Kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan
endapan dengan protein atau butiran darah.
e) Alat dan bahan
1. daftar buku obat/catatan dan jadwal pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit sesuai dengan jenis ukuran
4. Kapas alcohol dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut (aquades).
6. Bak injeksi.
7. Bengkok.
8. Perlak dan alasnya.
9. Karen pembendung.
f) Prosedur kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan pakaian pada daerah
penyuntikan, apabila tertutup, buka dan ke ataskan.
4. Ambil obat pada tempatnya sesuai dosis yang telah ditentukan. Apabila obat dalam bentuk
sediaan bubuk, maka larutkan dengan aquades steril.
5. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan injeksi.
6. Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi.
7. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
8. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas daerah yang akan
dilakukakn pemberian obat atau minta bantuan untuk membendung daerah yang akan
dilakukan penyuntikan dan lakukan penekanan.
9. Ambil spuit yang berisi obat.
10. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh
darah.
11. Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung semprotkan
hingga habis.
12. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan dan lakukan masase pada
daerah penusukan dengan kapas alcohol, spuit yang telah digunakan di masukkan ke dalam
bengkok.
13. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
14. Cuci tangan.
Pemberian Obat secara IntraVena tidak Langsung.
a) Pengertian IntraVena tidak Langsung
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke
dalam wadah cairan intra vena.
b) Tujuan
pemberian obat intravena secara tidak langsung bertujuan untuk meminimalkan efek
samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
c) Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Injeksi intravena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan obat ke dalam
botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-hati.
2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
3. Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
4. Obat yang baik dan benar.
5. Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang tepat dan benar.
6. Dosis yang diberikan harus tepat.
7. Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi tidak langsung harus tepat dan benar.
d) Indikasi dan kontra indikasi
 Indikasi : bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena
tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.
 Kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan
endapan dengan protein atau butiran darah.
e) Alat dan bahan
1. Spuit dan jarum sesuai ukuran
2. Obat dalam tempatnya.
3. Wadah cairan (kantung/botol).
4. Kapas alcohol dalam tempatnya.
f) Prosedur kerja
1. cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah baiknya penyuntikan pada
kantung infuse ini dilakukan pada bagian atas kantung/botol infuse.
Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung/botol dan kunci aliran infuse.
Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan
masukkan obat secara perlahan-lahan ke dalam kantong/botol infuse/cairan.
5. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantung cairan dengan
perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang lain.
6. Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan obat di dalamnya.
Kemudian gantungkan pada tiang infuse.
7. Periksa kecepatan infuse.
8. Cuci tangan.
Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian.
g) Daerah Penyuntikan :
 Pada Lengan (v. mediana cubiti / v. cephalika)
 Pada Tungkai (v. Spahenous)
 Pada Leher (v. Jugularis)
 Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak-anak

2.5 Pemberian Obat secara Intramuskular


a) Pengertian Intramuskular
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat
dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan posisi ventrogluteal (posisi berbaring),
dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid).
b) Tujuan
Agar obat di absorbs tubuh dengan cepat.
c) Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Tempat injeksi.
2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
3. Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
4. Kondisi atau penyakit klien.
5. Obat yang tepat dan benar.
6. Dosis yang diberikan harus tepat.
7. Pasien yang tepat.
8. Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.
d) Indikasi dan kontra indikasi
 Indikasi : bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena
tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan
parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.
 Kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di
bawahnya.
e) Alat dan bahan
1. Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit da jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk dewasa panjangnya 2,5-3 cm, untuk
anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm.
4. Kapas alcohol dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut.
6. Bak injeksi.
7. Bengkok.
f) Prosedur kerja
1. cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu letakkan dalam
bak injeksi.
4. Periksa tempat yang akan di lakukan penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan).
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.
6. Lakukan penyuntikan :
 Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara, anjurkan pasien untuk berbaring
telentang dengan lutut sedikit fleksi.
 Pada ventrogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang
dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan
fleksi.
 Pada daerah dorsogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut di
putar kea rah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan diletakkan di depan tungkai
bawah.
 Pada daerah deltoid (lengan atas) dilakukan dengan cara, anjurkan pasien untuk duduk
atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.
7. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit, bila tidak ada darah yang tertarik dalam spuit,
maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara perlahan-lahan hingga habis.
9. Setelah selesai, tarik spuit dan tekan sambuil di masase daerah penyuntikan dengan kapas
alcohol, kemudian spuit yang telah di gunakan letakkan dalam bengkok.
Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian.
10. Cuci tangan
g) Daerah Penyuntikan :
 Bagian lateral bokong (vastus lateralis)
 Butoks (bagian lateral gluteus maksimus)
 Lengan atas (deltpid)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara sesuai dengan kondisi pasien, diantaranya :
subcutan, intracutan, intramuscular, dan intravena. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu
diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jenis obat
tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.
3.2 Saran
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak baik
jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya
bisa fatal. Oleh karena itu, kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa
menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
L, Kee Joyce & R, Hayes evelyn ; farmakologi Pendekatan proses Keperawatan, 1996 ; EGC;
Jakarta.
Priharjo, Robert; Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, 1995; EGC; Jakarta.
Aziz, Azimul;Kebutuhan dasar manusia II.Bouwhuizen, M; Ilmu Keperawatan Bagian 1; 1986;
EGC; Jakarta.
Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
WHO, (1998 ), Nursing care of the sick: A guide for nurses working in small rural hospitals.
Departemen kesehatan RI, dirjenyanmed, 1991. Prosedur keperawatan Dasar, Direktorat rumah
sakit dan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai