Anda di halaman 1dari 8

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar belakang

Pemberian obat topikal ialah obat yang diberikan melalui kulit dan membran mukosa
pada prinsipnya menimbulkan efek lokal.

Pemberian topikal dilakukan dengan mengoleskan di suatu daerah kulit, memasang


balutan lembab, merendam bagian tubuh dengan larutan, atau menyediakan air yang
dicampur obat.

Selain dikemas untuk diminum dan diinjeksikan,berbagai jenis obat dikemas dalam
bentuk obat luar seperti lotion, liniment, pasta dan bubuk yang biasa dipakai untuk
pengobatan gangguan dermatologis , misalnya gatal-gatal , kulit kering, infeksi dan lain-lain.
Obat topikal juga dikemas dalam bentuk obat tetes (INSTILASI) yang dipakai untuk tetes
mata, telinga atau hidung.

Dalam memberikan pengobatan kita sebagai perawat harus mengingat dan memahami
prinsip yang benar agar kita terhindar dari kesalahan dalam memberikan obat, namun ada
sebaiknya kita mengetahui peran masing-masing propesi yang terkait dengan upaya
pengobatan.

1.2 Tujuan

- Untuk mengetahui pengertian pemberian medikasi topikal dan suppositorial

- Untuk mengetahui bagaimana teknik-teknik dan cara pemberian obat topical pada
kulit,mata,dan telinga.

- Untuk menegetahui tujuan pemberian suppositorial

1
BAB II
Tunjangan Teoritis
2.1Pengertian obat Topikal dan supositoria

Topikal adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, tetes
telinga dan lain-lain.

Pemberian obat pada kulit merupakan cara dengan mengoleskan dengn tujuan
mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau
mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol,
dan sprei.

Pemberian obat telinga diberikan dengn cara memberikan obat pada telinga dengan
tetes telinga atau salep,obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi
telinga khususnya pada telinga tengah (OTOTIS MEDIA), dapat berupa obat anti biotik.

Pemberian obat pada mata diberikan dengan cara memberikan obat pada mata dengan
tetes mata atau salep mata, obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur
internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara
melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk iritasi mata.

Bentuk obat supositoria rektal berbeda dari obat supositoria vagina. Bentuk obat
supositoria rektal lebih tipis dan bulat. Bentuk obat yang ujungnya bulat mencegah trauma
anal ketika obat dimasukkan. Obat supositoria rektal mengandung obat yang memberikan
efek lokal, misalnya meningkatkan defekasi, atau efek sistemik, misalnya mengurangi rasa
mual dan menurunkan suhu tubuh. Obat supositoria rektal disimpan di dalam lemari es
sebelum diberikan.
Selama memberikan obat perawat harus memasukkan obat supositoria melewati
sfingter anal dalam dan menyentuh mukosa rektal. Obat supositoria tidak boleh dipaksa
masuk ke dalam massa atau materi feses.

2.2 Macam-macam pemberian obat topikal

1.Pemberian obat topikal pada kulit

Tujuan pemberian obat secara topikal pada kulit adalah untuk memperoleh reaksi
lokal dari obat tersebut.

Standar operasional prosedur pemberian obat topical pada kulit:

Persiapan alat

a) Obat topical sesuai yang dipesankan (krim, lotion, aerosol, bubuk, spray)
b) Buku obat
c) Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)

2
d) Handscoon bersih dan baki
e) Lidi kapas atau tongue spatel
f) Baskom dengan air hangat, waslap, handuk dan sabun basah) Kassa balutan, penutup
plastic dan plester (sesuai kebutuhan).

Teknik Pemberian obat pada kulit (dermatologis)


Obat dapat diberikan pada kulit dengan cara digosokkan, ditepukkan, disemprotkan,
dioleskan dan iontoforesis (pemberian obat pada kulit dengan listrik).Prinsip kerja pemberian
obat pada kulit antara lain meliputi:
a) Gunakan teknik steril bila ada luka pada kulit.
b) Bersihkan kulit sebelum memberikan obat (bahan pembersih ditentukan oleh dokter).
c) Ambil obat kulit dari tempatnya dengan batangh spatel lidah dan bukan dengan tangan.
d) Bila obat perlu digosok, gunakan tekanan halus.
e) Oleskan obat tipis-tipis kecuali ada petunjuk lain.
f) Obat dalam bentuk cair harus diberikan dengan aplikator.
g) Bila digunakan kompres atau kapas lembab maka pelembab harus steril.
h) cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.
i) Cuci tangan
j) Atur peralatan disamping tempat tidur klien
k) Tutup gorden atau pintu ruangan
l) Identifikasi klien secara tepat
m) Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan
diberi obat
n) Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan kerak pada kulit
o) Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
p) Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topical
q) Gunakan sarung tangan bila ada indikasi
r) Oleskan agen topical :

(1) Krim, salep dan losion yang mengandung minyak


Cara pemberian obat pada kulit
(1) lotion
a) Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di telapak tangan kemudian lunakkan
dengan menggosok lembut diantara kedua tangan
(b) Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah pertumbuhan
bulu.
(c) Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian

(2) Lotion mengandung suspense


(a) Kocok wadah dengan kuat
(b) Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau bantalan kecil
3
(c) Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering.

(3) Bubuk
(a) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
(b) Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu jari atau bagian bawah
lengan
(c) Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan

(4) Spray aerosol


(a) Kocok wadah dengan keras
(b) Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray menjauhi area (biasanya
15-30 cm)
(c) Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk memalingkan wajah
dari arah spray.
(d) Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang sakit
e) Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang sudah tidak
digunakan pada tempat yang sesuai.
f) Cuci tangan

2.Pemberian obat pada mata


Pengertian
Pemberian obat melalui mata adalah memberi obat kedalam mata berupa cairan dan salep.
Tujuan pemberian obat pada mata
a) Untuk mengobati gangguan pada mata
b) Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan ‘struktur internal mata
c) Untuk melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
d) Untuk mencegah kekeringan pada mata

3.Pemberian obat pada telinga


Tujuan pemberian obat pada telinga;
a) Untuk memberikan efek terapi lokal (mengurangi peradangan, membunuh organisme
penyebab infeksi pada kanal telinga eksternal)
b) Menghilangkan nyeri

2.3Tujuan Pemberian Supositoria


1. Memberikan efek lokal dan sistemik.

4
2. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat supositoria yang bertujuan untuk

mendapatkan efek terapi obat.


3. Menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
4. Pemberian obat ini diberikan tepat pada dinding rektal yang melewati sfingter ani interna.

2.4 Indikasi
1. Mengobati gejala-gejala rematoid, spondistis ankiloksa, gout akut dan osteoritis.
2. Untuk pengobatan konstivasi, wasir.
3. Untuk efek sistematik seperti mual dan muntah.

2.5 Kontra Indikasi


1. Hipersensitif terhadap ketoprofen, esetosal dan ains lain.
2. Pasien yang menderita ulkus pentrikum atau peradangan aktif (inflamasi akut) pada

saluran cerna.
3. Bionkospasme berat atau pasien dengan riwayat asma bronchial atau alergi.
4. Gagal fungsi ginjal dan hati yang berat.
5. Supositoria sebaiknya tidak di gunakan pada penderita piotitis atau hemoroid.
6. Pembedahan rektal.

2.6 Pelaksanaan
1. Persiapan Alat
a) Supositoria rektal atau tube salep dan aplikator salep
b) Catatan pasien dan daftar obat pasien
c) Bantalan kassa ukuran 10 cm x 10cm
d) Sarung tangan
e) Pelumas dalam larutan air
f) Pilihan : pispot
2. Persiapan Pasien
a) Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.
b) Memebritahukan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
c) Beri tahu pasien untuk tetap berbaring/miring selama kurang lebih 5 menit.
d) Menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel bila perlu.
e) Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan.
3. Prosedur Tindakan
a) Periksa kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan waktu, jumlah dan dosis

obat.
b) Siapkan pasien
c) Identifikasi pasien dengan tepat dan tanyakan namanya
d) Berikan penjelasan pada pasien dan jaga privasi pasien
e) Atur posisi pasien dalam posisi sim dengan tungkai bagian atas fleksi ke depan
f) Tutup dengan selimut mandi, panjangkan area parineal saja
g) Kenakan sarung tangan
h) Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatan dengan jeli, beri

pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dan tangan dominan anda.

5
i) Minta pasien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelaksasikan

sfingterani. Mendorong supositoria melalui spinter yang kontriksi menyebabkan timbulnya

nyeri.
j) Regangkan bokong pasien dengan tangan dominan, dengan jari telunjuk yang tersarungi,

masukan supusitoria ke dalam anus melalui sfingterani dan mengenai dinding rektal 10 cm

pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak.


k) Anak supositoria harus di tetapkan pada mukosa rectum supaya pada pasiennya di serap

dan memberikan efek terapeutik


l) Tarik jari anda dan bersihkan areal anal pasien dcngan tisu.
m) Anjurkan pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit untuk

mencegah keluarnya suppositoria


n) Jika suppositoria mengandung laktosit atau pelunak fases, letakan tombol pemanggil

dalam jangkauan pasien agar pasien dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke

kamar mandi
o) Buang sarung tangan pada tempatnya dengan benar
p) Cuci tangan
q) Kaji respon pasien
r) Dokumentasikan seluruh tindakan.

BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Obat topical adalah obat yang diberikan dengan cara mengoleskan dan memberikan
efek local missal pada kulit yang bertujuan untuk memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut,

6
pada mata yang yang biasa berbentuk tetes mata yang bertujuan untuk mengobati gangguan
pada mata, untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan ‘struktur internal mata, untuk
melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata,untuk mencegah kekeringan
pada mata dan juga pemberian obat topical pada telinga yang bertujuan untuk memberikan
effek terapi lokal (mengurangi peradangan, membunuh organisme penyebab infeksi pada
kanal telinga eksternal), menghilangkan nyeri.
Tujuan Pemberian Supositoria yaitu Memberikan efek lokal dan sistemik, Tindakan
pengobatan ini disebut pemberian obat supositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek
terapi obat, Menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar, Pemberian
obat ini diberikan tepat pada dinding rektal yang melewati sfingter ani interna

DAFTAR PUSTAKA

Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.

Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC

Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester
Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.

http://www.slideshare.net/4nakmans4/prinsip-dan-teknik-pemberian-obat-oral-sublingual-ic-
sc-dan-im

7
http://staff.ui.ac.id/internal/132051049/material/TERAPIINHALASIASMABRONKIAL.p
df

Anda mungkin juga menyukai