Dosen Pengampu:
Dhian Ririn Lestari., Ns., M.Kep
Oleh:
Kelompok 3
Anggota:
Alhamdulillah kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat, taufik serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
komunikasi kelompok dalam keperawatanuntuk memenuhi tugas pada mata
kuliah komunikasi keperawatan dengan dosen pengampuDhian Ririn Lestari.,
Ns.,M.Kep. Berkat dari kerjasama kelompok yang baik kami dapat dengan lancar
menyelesaikan makalah ini.Semoga makalah tentang komunikasi kelompok dalam
keperawatanini dapat dipergunakan dengan semestinya dan memberikan
pengetahuan bagi para pembaca. Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang
membangun akan kami terima untuk menjadi lebih baik kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
verbal maupun non verbal yang dilakukan dengan perawat sedikit banyak
akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan klien. Keperawatan
mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga klien, antar sesama perawat
dan profesi kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan komunitas. Kualitas
komunikasi yang dimiliki oleh perawat merupakan faktor yang menentukan
dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas. Sudah
seharusnya seorang perawat yang profesional memiliki kualitas komunikasi
yang baik saat berhadapan dengan klien, keluarga klien, maupun siapa saja
yang membutuhkan informasi mengenai masalah keperawatan yang terkait
dengan kesehatan klien.
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam
hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih
bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan
proses keperawatan. Dalam dunia keperawatan komunikasi kelompok
digunakan sebagai metode untuk mengatasi masalah-masalah kejiwaan atau
psikologis yang dialami oleh klien.
Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas
kita sehari-hari.Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder,
merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan
keinginannya berbagi informasi dalam hampir semua aspek kehidupan.
2
1.4 Manfaat Penulisan
1. Dengan kita membaca dan mempelajari isi dari makalah ini membuat
bertambahnya pengetahuan serta wawasan mengenai komunikasi
kelompok dalam keperawatan.
2. Memberikan literatur tambahan bagi para mahasiswa selanjutnya yang
memerlukan materi terkait komunikasi kelompok dalam keperawatan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
1. Komunikasi merupakan cara untuk membina hubungan yang
terapeutik. Dalam proses komunikasi terjadi penyampaian
informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran.
2. Maksud komunikasi adalah mempengaruhi perilaku orang lain.
Berarti, keberhasilan intervensi keperawatan bergantung pada
komunikasi karena proses keperawatan ditujukan untuk merubah
perilaku dalam mencapai tingkat kesehatan yang normal.
3. Komunikasi adalah berhubungan. Hubungan perawat dan klien
yang terapeutik tidak mungkin dicapai tanpa komunikasi.
5
Gibson : kumpulan yang terdiri dari dua individu atau lebih yang
berinteraksi dan saling bergantungan, yang saling berhubungan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Jenis Kelompok :
6
2.1.3 Dinamika Kelompok
Komunikasi yang berlangsung antar anggota dikenal dengan
dinamika kelompok. Tata cara komunikasi ini akan ditentukan oleh
sejumlah variable dan faktor yang saling terkait. Setiap anggota
kelompok akan memberikan pengaruh pada dinamika kelompok,
didasarkan pada motivasi mereka dalam berpartisipasi, kesamaan
mereka dengan kelompok lain, kedewasaan anggota kelompok dalam
mengekspresikan perasaan mereka dalam tujuan kelompok tersebut.
2.1.4 Tipe Kelompok Layanan Kesehatan
7
TABEL 1.1 Perbandingan kelompok yang efektif dan tidak efektif.(Kozier,.et
all.,2010).
Tujuan Tujuan, tugas, dan hasil lebih mudah Tujuan tidak jelas, disalah
dipahami, dimengerti, dan mengerti dan dipaksakan
dimodifikasi agar anggota kelompok
dapat berkomitmen terhadap tujuan
melalui kerjasama.
Pemecahan Tinggi: kritik yang mebangun sering Rendah: kritik tidak membangun,
masalah dilontarkan. Jujur, relatif nyaman, muncul dalam bentuk serangn
dan diorientasikan untuk pemecahan pribadi yang terang terangan atau
masalah. tersembunyi.
8
2.2 Komunikasi Kelompok
2.2.1 Pengertian
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat,
pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael
Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi
kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau
lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi,
menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya
dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain
secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai
kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki
susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
2.2.2 Tujuan
Komunikasi kelompok dapat digunakan untuk bermacam-macam
tugas atau untuk memecahkan masalah. Tetapi, dari semua tujuan itu
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu :
a. Tujuan Personal
Tujuan personal adalah
1. Hubungan Sosial
Komunikasi ini dilakukan agar kita dapat bergaul dengan
orang lain. Tujuannya adalah memperkuat hubungan
interpersonal dan menaikkan kesejahteraan Kita.
2. Penyaluran
Tujuan ini biasa dilakukan dalam suasana yang mendukung
adanya pertukaran pikiran atau atau dalam diskusi keluarga,
dimana keterbukaan diri sangat dibutuhkan. Tujuan ini juga
cenderung memfokuskan komunikasi kepada masalah
personal daripada hubungan interpersonal
9
3. Kelompok Terapi
Komunikasi kelompok ini juga dapat bertujuan untuk
terapi.Biasanya digunakan untuk memabantu orang
menghilangkan sikap-sikap buruk mereka, atau tingkah
laku dalam beberapa aspek kehidupan mereka.Misalnya,
suatukelompok terapi mencakup orang-orang yang suka
minum-minum keras, obat-obatan atau masalah
lainnya.Biasanya kelompok terapi ini dibimbing oleh
tenaga profesional yang terlatih untuk melakukan
psikoterapi kelompok atau bimbingan dengan baik. Dalam
keperawatan hal ini dilakukan untuk mengupayakan
kepulihan klien yang dirawat di RSJ oleh perawat yang
sudah terlatih
4. Belajar
Tujuan belajar ini digunakan oleh seseorang untuk belajar
dari orang lain. Belajar terjadi dalam bermacam-macam
setting dan paling biasa dalam kelas.Asumsi yang
mendasari daribelajar kelompok, adalah ide dari dua kepala
atau lebih
b. Tujuan yang Berhubungan Dengan Pekerjaan
1. Pembuatan Keputusan
Orang-orang berkumpul bersama dalam kelompok untuk
membuat keputusan mengenai sesuatu.Bila orang
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, mereka lebih
suka menerima hasil kerjanya dan melakukannya dengan
baik.
2. Pemecahan masalah
Kelompok adalah cara yang terbaik dalam memecahkan
masalah. Sehingga dapat pula menyempurnakan hubungan
yang kurang baik.
10
Sedangkan tujuan komunikasi menurut Effendy (2006) antara lain:
a. Perubahan sikap (attitude change)
b. Perubahan pendapat (opinion change)
c. Perubahan perilaku (behavior change)Perubahan sosial
(social change)
a. Komunikator
b. Komunikan
c. Pesan
11
yang dijalin secara lisan); (2) written (komunikasi yang dijalin
secara tulisan).Pesan bersifat non verbal (non verbal
communication): (1) gestural communication (menggunakan sandi-
sandi bidang kerahasiaan)
e. Efek komunikasi
f. Umpan balik
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas
pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Pada komunikasi
yang dinamis, komunikator dan komunikan terus-menerus saling
bertukar peran
2.2.4 Penggunaan komunikasi kelompok
komunikasi digunakan sebagai awal dalam membina rasa percaya
antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, yaitu perawat
dengan perawat, perawat dengan klien, klien dengan klien yang lainnya.
Dengan begitu seorang yang kita ajak berbicara bisa dengan tenang dan
tidak ragu dalam mengeksplor perasaannya, mengungkapkan segala
masalah yang dihadapinya sehingga tiap-tiap klien mau saling berbagi
12
kepada anggota kelompoknya dengan demikian klien akan merasa lebih lega
dan merasa beban masalah yang dihadapi lebih ringan.
Dengan berkolompok seseorang akan lebih mudah menyelesaikan
tugas yang diberikan karna segala sesuatu yang dikerjakan secara bersama-
sama akan lebi ringan daripada dikerjakan sendiri-sendiri.
Selain itu hidup berkelompok juga bisa Untuk kelangsungan hidup,
memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan.Sejak lahir, kita tidak
dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus
berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita
seperti makan dan minum, dan memnuhi kebutuhan psikologis kita seperti
sukses dan kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita
sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah,
adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa
terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain.
Abraham Moslow menyebutkan bahwa manusia punya lima kebutuhan
dasar: kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan diri,
dan aktualisasi diri.
2.2.5 Manfaat komunikasi kelompok dalam keperawatan
Komunikasi antar kelompok dalam keperawatan sangatlah
penting. Komunikasi kelompok ini terjadi pada saat penyerahan tugas
dari dinas pagi ke dinas siang, dari dinas siang ke dinas malam dan
sebagainya untuk kepentingan pelayanan klien. Adapun manfaat dari
komunikasi kelompok dalam keperawatan, antaralain adalah:
a. Untuk pemberian asuhan keperawatan selanjutnya
13
f. Menghindari terjadinya kesalahpahaman atau diskomunikasi
antara klien maupun keluarga pada saat menyampaikan informasi
mengenai kesehatan klien
14
o Seluruh anggota tim harus bebas mengemukakan dan menjelaskan
pandangan mereka dan harus didorong untuk bertindak seperti itu.
o Sebuah pesan atau komunikasi, baik lisan maupun tertulis harus
dinyatakan dengan jelas dan dalam bahasa atau ungkapan yang dapat
dimengerti
o Komunikasi mempunyai 2 unsur yaitu mengirim dan menerima, bila
pesan yang dikirim tidak diterima komunikasi tidak berjalan. Dengan
demikian pemimpin tim harus selalu meggunakan suatu cara untuk
memeriksa apakah efek yang diharapkan terjadi.
o Perselisihan atau pertentangan adalah normal dalam hubungan antar
manusia, hal ini sudah diatur sedemikian sehingga dapat mencapai
hasil yang konstruktif.
Pengaturan ruangan untuk membantu komunikasi cobalah dengan
mengatur ruangan, kantor kelas dan ruangan kelompok, pendidikan lainnya
sehingga komunikasi dapat berjalan dengan efektif. Diagram dibawah
menunjukkan pengaturan komunikasi dengan 1 pemimpin dan 4 anggota. (WHO,
1999. )
15
Ada 3 sarana komunikasi kelompok dalam keperawatan yang sering
dilakukan oleh para perawat :
a. Pendelegasian
1. Pemberian Tugas
2. Menjelaskan Rasional Tugas
3. Menjelaskan Tujuan: Spesifik, dapat diukur, dapat dicapai,dan waktu
4. Memberi delegasi penuh
Untuk melakukan pendelegasian yang efektif ada lima konsep yang perlu
diperhatikan, yaitu:
16
1. Delegasi bukanlah sistem penurunan tanggung jawab. Delegasi merupakan
cara untuk membuat tanggung jawab lebih bermakna
2. Tanggung jawab dan kewenangan harus didelegasikan secara setara
3. Delegasi harus diikuti pemantauan untuk melihat apakah proses
pendelegasian berjalan efektif dan seberapa jauh pencapaian tujuan yang
diharapkan
4. Konsep pemberdayaan diterapkan pada segenap kompenen tim perawatan
5. Perawat pemberi pelayanan harus mengambil peran aktif dalam memberi
pendelegasian perawatan klien
17
pemberian asuhan keperawatan, dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan
dalam mengangani kasus.Case conference juga digunakan untuk
mengembalikan konflik dalam kolaborasi (Arnold & Boggs, 2007), yaitu
dengan cara mengutarakan inisiatif untuk mendiskusikan masalah,
menggunakan keterampilan mendengar aktif, menyediakan dokumentasi data
yang relevan terhadap isu, mengajukan resolusi, menciptakan iklim dimana
para pertisipan memandang negosiasi sebagai sebuah usaha kolaborasi,
membuat ringkasan yang jelas terhadap hasil feedback, merekam semua
keputusan dalam sebuah catatan. Kegiatan case conference ini harus melalui
tahap persiapan sebelumnya.
Case conference sebagai salah satu kegiatan penting dalam proses
kolaborasi antara tim kesehatan. Kolaborasi merupakan proses kompleks yang
membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan dan menjadi tanggung
jawab bersama untuk merawat pasien. Kolaborasi dalam case conference ini
meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif
kepada seluruh kolaborator tentang suatu permasalahan dalam asuhan
keperawatan.Efektifitas hubungan kolaborasi profesional membutuhkan
mutual respek baik setuju atau ketidaksetujuan yang dicapai dalam interaksi
tersebut.Partnership kolaborasi merupakan usaha yang baik sebab dapat
menghasilkan outcome yang lebih baik bagi pasien.
18
didiagnosa diabetes pulang kerumah, perawat dan dokter bersama-sama
mengajarkan klien dan keluarga begaimana perawatan diabetes di
rumah.Selain itu komunikasi antara perawat dengan dokter dapat terbentuk
saat visit dokter terhadap pasien, disitu peran perawat adalah memberikan
data pasien meliputi TTV, anamnesa, serta keluhan-keluhan dari
pasien,dan data penunjang seperti hasil laboraturium sehingga dokter
dapat mendiagnosa secara pasti mengenai penyakit pasien.Pada saat
perawat berkomunikasi dengan dokter pastilah menggunakan istilah-istilah
medis, disinilah perawat dituntut untuk belajar istilah-istilah medis
sehingga tidak terjadi kebingungan saat berkomunikasi dan komunikasi
dapat berjalan dengan baik serta mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Komunikasi Antara Perawat Dengan Perawat
Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien komunikasi
antar tenaga kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting.
Kesinambungan informasi tentang klien dan rencana tindakan yang telah,
sedang dan akan dilakukan perawat dapat tersampaikan apabila hubungan
atau komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.Hubungan perawat
dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dapat
diklasifikasikan menjadi hubungan profesional, hubungan struktural dan
hubungan intrapersonal.
Hubungan profesional antara perawat dengan perawat merupakan
hubungan yang terjadi karena adanya hubungan kerja dan tanggung jawab
yang sama dalam memberikan pelayanan keperawatan.Hubungan
sturktural merupakan hubungan yang terjadi berdasarkan jabatan atau
struktur masing- masing perawat dalam menjalankan tugas berdasarkan
wewenang dan tanggungjawabnya dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
Laporan perawat pelaksana tentang kondisi klien kepada perawat
primer, laporan perawat primer atau ketua tim kepada kepala ruang tentang
perkembangan kondisi klien, dan supervisi yang dilakukan kepala ruang
kepada perawat pelaksana merupakan contoh hubungan
struktural.Hubungan interpersonal perawat dengan perawat merupakan
19
hubungan yang lazim dan terjadi secara alamiah. Umumnya, isi
komunikasi dalam hubungan ini adalah hal- hal yang tidak terkait dengan
pekerjaan dan tidak membawa pengaruh dalam pelaksanaan tugas dan
wewenangnya.
3. Komunikasi antara perawat dengan Ahli terapi respiratorik
Ahli terapi respiratorik ditugaskan untuk memberikan pengobatan yang
dirancang untuk peningkatan fungsi ventilasi atau oksigenasi klien.
Perawat bekerja dengan pemberi terapi respiratorik dalam bentuk
kolaborasi. Asuhan dimulai oleh ahli terapi (fisioterapis) lalu dilanjutrkan
dengan dievaluasi oleh perawat. Perawat dan fisioterapis menilai
kemajuan klien secara bersama-sama dan mengembangkan tujuan dan
rencana pulang yang melibatkan klien dan keluarga. Selain itu, perawat
merujuk klien ke fisioterapis untuk perawatan lebih jauh.
Contoh. Perawat merawat seseorang yang mengalamai penyakit paru berat
dan merujuk klien tersebut pada ahli terapis respiratorik untuk belajar
latihan untuk menguatkaan otot-otot lengan atas, untuk belajar bagaimana
menghemat energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dan belajar
teknik untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.
4. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Farmasi
Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin
untuk merumuskan dan mendistribusikan obat-obatan.Ahli farmasi dapat
bekerja hanya di ruang farmasi atau mungkin juga terlibat dalam
konferensi perawatan klien atau dalam pengembangan sistem pemberian
obat.Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan
mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif jika
membutuhkan pengobatan.Dengan demikian, perawat membantu klien
membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan,
mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung
jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga
kesehatan lainnya.Perawat harus selalu mengetahui kerja, efek yang dituju,
dosis yang tepat dan efek smaping dari semua obat-obatan yang
diberikan.Bila informasi ini tidak tersedia dalam buku referensi standar
20
seperti buku-teks atau formula rumah sakit, maka perawat harus
berkonsultasi pada ahli farmasi.
Saat komunikasi terjadi maka ahli farmasi memberikan informasi
tentang obat-obatan mana yang sesuai dan dapat dicampur atau yang dapat
diberikan secara bersamaan.Kesalahan pemberian dosis obat dapat
dihindari bila baik perawat dan apoteker sama-sama mengetahui dosis
yang diberikan. Perawat dapat melakukan pengecekkan ulang dengan tim
medis bila terdapat keraguan dengan kesesuaian dosis obat. Selain itu, ahli
farmasi dapat menyampaikan pada perawat tentang obat yang dijual bebas
yang bila dicampur dengan obat-obatan yang diresepkan dapat berinteraksi
merugikan, sehingga informas ini dapat dimasukkan dalam rencana
persiapan pulang.Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang
mendapat izin untuk merumuskan dan mendistribusikan obat-obatan.Ahli
farmasi dapat bekerja hanya di ruang farmasi atau mungkin juga terlibat
dalam konferensi perawatan klien atau dalam pengembangan sistem
pemberian obat.
5. Komunikasi Antara Perawat Dengan Ahli Gizi
Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM).Pelayanan
gizi di RS merupakan hak setiap orang dan memerlukan pedoman agar
tercapai pelayanan yang bermutu.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga
orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi
informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya
dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.
3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karenanya bagi pembaca dan
penulis disarankan untuk mencari referensi lain yang lebih lengkap.
Diharapkan penulis lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3596
http://www.lusa.web.id/unsur-unsur-komunikasi/
23