Oleh:
Dea Erin Riyanti (P17320313007)
Euis Istiqomah (P17320313067)
Gian Aprilia Syafitri (P17320313041)
Lastri Nurbayanti (P17320313071)
Rahmat Agung (P17320313009)
Rifqi Ben Bany (P17320313049)
Uswatun Hasanah (P17320313060)
Tingkat 1A
1
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................................1
BAB II 2
A. Pengkajian Keperawatan................................................................................................2
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................................10
C. Perencanaan Keperawatan............................................................................................14
D. Pelaksanaan Keperawatan............................................................................................19
E. Evaluasi Keperawatan..................................................................................................28
BAB III 32
A. Pengkajian Keperawatan..............................................................................................32
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................................39
C. Perencanaan Keperawatan............................................................................................40
CATATAN PERKEMBANGAN 43
ii
BAB I
PENDAHULUAN
.A Latar Belakang
.B Tujuan
1
2
2
BAB II
TINJAUAN TEORETIK (PROSES KEPERAWATAN)
.A Pengkajian Keperawatan
.1 Pengertian Pengkajian
Pengkajian adalah fondasi dari proses keperawatan pengumpulan data yang
akurat mengarah pada indentifikasi status kesehatan, kekuatan, dan masalah klien
guna penegakan diagnosis keperawatan, yang memberikan arahan untuk
implementasi keperawatan dan menguragi masalah-masalah klien.
American Nurses Association(1980) menyebutkan bahwa keperawatan
adalah diagnosis dan terapi dari respons manusia terhadap masalah kesehatan
yang aktual atau potensial. Oleh karenanya fokus utama dari pengumpulan data
adalah respon klien terhadap kekhawatiran atau masalah kesehatan. Respon-
respon ini dapat bersifat biofisik, sosio kultural, psikologis, atau spiritual dengan
kata lain, perawat mempertimbangkan klien dengan cara multifokal. Individu,
keluarga, dan komunitas mempunyai banyak aspek yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi.
Semua aspek atau area respon potensial ini dipertimbangkan untuk
memastikan suatu pengkajian yang komprehensif dan akurat. Untuk dapat
mencapai pengkajian yang komprehensif dan akurat ini, perawat membutuhkan
pengetahuan yang kuat yang didasarkan pada berbagai dsiplin. Pengetahuan
tentang teori, norma, dan standar perilaku serta fungsi memberikan landasan
untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dari klien, menganalisis data
secara kritis dan membuat penilaian yang masuk akal tentang kesehatan mereka.
Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien, yang dapat
memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapinya. Contoh data yang didapat dari hasil wawancara langsung
dengan klien.
.b Sumber data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data-data yang diumpulkan dari orang terdekat
klien (keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan
dekat dengan klien.
.c Sumber data lainnya
Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat
penyakit dan perawatan klien di masa lalu.
.4 Pengumpulan Data
a) Informasi Biografi
Informasi biografi adalah data demografi faktual tentang klien. Usia klien,
alamat, pekerjaan dan status pekerjaan, status perkawinan dan tipe asuransi yang
ditanggung harus dimasukkan.
b) Harapan Klien.
Pengkajian harapan klien tidak sama dengan seperti halnya alasan untuk
mencari perawatan kesehatan, meskipun kadang hal tersebut sering berkaitan. Ini
menjadi lebih penting bagi perawat untuk mengetahui apa yang penting bagi klien
yang mencari perawatn kesehatan.
Jika ada suatu penyakit, perawat mengumpulkan data yang penting dan
berkaitan tentang awaitan gejala. Perawat menentukan kapan gejala mulai timbul
secara mendadak atau bertahap, dan apakah gejala selalu tibul atau hilang dan
tibul. Pada bagian tentang riwayat penyakit saat ini, perawat mencatat informasi
spesifik seperti letak, intensitas dan kualitas gejala.Berguna juga mempelajari
harapan klien tentang pemberi perawatan kesehatan. Harapan yang demikian
memberikan perawat informasi tentang persepsi klien mengenai pola penyakit
atau perubahan dalam gaya hidup.
e) Riwayat Keluarga.
f) Riwayat Psikososial.
g) Kesehatan Spiritual.
h) Tinjauan Sistem.
1. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci
kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena
terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data
(data yang diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : `Pak, saya akan
menghitung nafas bapak dalam satu menit` —- kemungkinan besar data yang
diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk
mengatur nafasnya.
.a Pemeriksaan fisik
.5 Validasi Data
Validasi data merupakan perbandingan data subjektif dan data objektif yang
di kumpulkan dari sumber primer (klien) dan sekunder (misal: catatan kesehatan)
dengan standar dan nilai normal yang diterima. Suatu standar atau nilai
merupakan aturan atau ukuran yang lazim dipakai.Perawat membandingkan
komentar klien, data subjektif, dengan data obyektif klien yang dapat diukur.
Perawat memeriksa apakah data objektif memvalidasi data subjektif. Perawat
memeriksa apakah nilai klien, subjektif dan objektif, terletak dalam rentang nilai
dan standar normal yang lazim dipakai, seperti tanda-tanda vital yang normal,
nilai laboratorium, pemeriksaan diagnostic, kelompok makanan dasar,
pertumbuhan dan perkembangan yang normal.Referensi mencatat standard dan
nilai yang lazim dipakai untuk temuan laboratorium, pemeriksaan diagnostic,
pemeriksaan fisik dan tingkah laku.
.B Diagnosa Keperawatan
.3 Kategori Diagnosa
Diagnosis keperawatan dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu aktual, risiko,
kemungkinan, sehat dan sejahtera, serta sindroma.
.a Diagnosis keperawatan aktual
Diagnosis keperawatan aktual menurut NANDA adalah menyajikan keadaan
secara klinis yang telah divalidasi melalui batasan karakteristik – karakteristik
utama yang diidentifikasikan. Diagnosis keperawatan aktual terdiri atas
pernyataan masalah (problem, P), pernyataan penyebab (etiologi, E), dan
peryataan tanda dan gejala (Symtom, S).
.C Perencanaan Keperawatan
.1 Pengertian
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. (Potter & Perry, 2005)
.3 Menetapkan Tujuan
Setelah mengkaji, mendiagnosis, dan menetapkan prioritas tentang
kebutuhan perawatan kesehatan klien, perawat merumuskan tujuan dan hasil yang
diperkirakan dengan klien untuk setiap diagnosa keperawatan (Gordon,1994).
Maksud dari penulisan tujuan dan hasil yang diperkirakan ada dua.
a) tujuan dan hasil yang diperkirakan memberikan arahan untuk intervensi
keperawatan yang individual.
b) tujuan dan hasil yang diperkirakan untuk menentukan keefektifan intervensi.
Bulechek & McCloskey (1985), mendefinisikan tujuan sebagai “petunjuk
untuk pemilihan intervensi keperawatan dan kriteria dalam evaluasi intervensi
keperawatan”.
Tujuan jangka pendek adalah sasaran yang diharapkan tercapai dalam
periode waktu yang singkat, biasanya kurang dari satu minggu (Carpenito, 1995).
Sedangkan tujuan jangka panjang adalah sasaran yang diperkirakan untuk
dicapai sepanjang periode waktu yang lebih lama, biasanya lebih dari satu minggu
atau berbulan-bulan (Carpenito, 1995).
Tujuan jangka panjang dapat dilanjutkan saat pemulangan ke fasilitas
keperawatan terampil, lingkungan rehabilitasi, atau kembali ke rumah.
Penetapan tujuan menegakkan kerangka kerja untuk rencana asuhan
keperawatan. Melalui tujuan, perawat mampu untuk memberikan asuhan yang
bersinambungan dan meninngkatkan penggunaan waktu serta sumber yang
optimal.
.5 Intervensi Keperawatan
Intervensi, strategi, atau tindakan keperawatan dipilih setelah tujuan dan hasil
yang diharapkan ditetapkan. Intervensi keperawatan adalah tindakan yang
dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke
tingkat kesehatan yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan (Gordon, 1994).
Tipe intervensi terbagi 3, yaitu :
a. Intervensi perawat
Intervensi perawat adalah respons perawat terhadap kebutuhan perawatan
kesehatan dan diagnose keperawatan klien. Sebagai contoh, intervensi untuk
meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi yang adekuat atau aktivitas
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan higiene adalah tindakan
keperawatan mandiri. Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dari dokter
atau profesi lainnya.
b. Intervensi dokter
Intervensi dokter didasarkan pada respons dokter terhadap diagnose medis,
dan perawat menyelesaikan instruksi tertulis dokter (Bulechek & McCloskey,
1994). Sebagai perawat untuk menyelesaikan insruksi tersebut dan untuk
mengkhususkan pendekatan tindakan. Setiap intervensi dokter membutuhkan
tanggung jawab keperawatan spesifik dan pengetahuan keperawatan tehnik
spesifik.
c. Intervensi kolaborasi
Intervensi kolaborasi adalah terapi yang membutuhkan pengetahuan,
keterampilan, dan keahlian dari berbagai professional perawatan kesehatan.
Intervensi perawat, dokter dan kolaborasi membutuhkan penilaian keperawatan
yang kritis dan pembuatan keputusan. Ketika menghadapi intervensi dokter, atau
intervensi kolaboratif, perawat tidak secara otomatis mengimplementasikan terapi,
tetapi harus menentukan apakah intervensi yang diminta sesuai untuk klien.
.6 Pemilihan intervensi
Ketika memilih intervensi, perawat menggunakan keterampilan membuat
keputusam klinis yang menunjukkan tentang enam faktor untuk memilih
intervensi keperawatan pada klien spesifik, yaitu :
.a Karakteristik diagnosa keperawatan
).1 Intervensi harus diarahkan pada pengubahan etiologi atau tanda dan gejala
yang berkaitan dengan label diagnostik.
).2 Intervensi diarahkan pada pengubahan atau menghilangakan faktor-faktor
risiko yang berkaitan dengan diagnosa keperawatan faktor risiko.
.e Keberterimaan klien
).1 Rencana tindakan harus selalu dengan tujuan klien dan nnilai perawatan
kesehatan klien.
).2 Tujuan keperawatan yang diputuskan secara mutual.
).3 Klien harus mampu melakukan perawatan diri atau mempunyai orang yang
dapat membantu dalam perawatan kesehatan tersebut.
Kemampuan untuk berfungsi dalam lingkungan dan secara efektif dan efisien
menggunakan sumber perawatan kesehatan.
.D Pelaksanaan Keperawatan
.1 Pengertian Implementasi
.2 Tujuan Implementasi
.a Membantu klien untuk mencapai tujuan yang diinginkan
.b Mencakup dalam peningkatan kesehatan
.c Mencakup pencegahan penyakit
.d Mencakup pemulihan kesehatan
.e Memfasilitasi klien
.4 Proses Implementasi
Sumber daya suatu fasilitas mencakup peralatan dan personel yang memiliki
keterampilan. Organisasi peralatan dan personel akan membuat perawatan klien
menjadi lebih tepat waktu, efisien, dan penuh keterampilan. Persiapan pemberian
asuhan juga meliputi persiapan lingkungan dan klien untuk intervensi
keperawatan.
).1 Peralatan
Resiko pada klien berasal dari penyakit dan terapi. Sebagai perawat, awasi
dan kenali resiko tersebut, sesuaikan intervensi dengan situasi, evaluasi
keuntungan terapi terhadap resiko dan akhirnya mulailah tindakan pencegahan
resiko. Perawat merupakan pihak pertama yang mendeteksi perubahan kondisi
klien. Pada penelitiannya, Benner (1948) menunjukkan bahwa perawat ahli belajar
mengantisipasi perburukan klien sebelum tanda diagnostic yang mengonfirmasi
hal tersebut timbul.
.5 Keterampilan
.a Keterampilan Kognitif
.6 Perawatan Langsung
Teknik perawatan fisik rutin dilakukan saat merawat klien. Contohnya adalah
mengganti posisi, melakukan prosedur invasive, memberikan obat, dan
meningkatkan rasa nyaman bagi klien. Teknik fisik melibatkan pelaksanaan
prosedur keperawatan (memasang kateter urine, latihan gerak, dan penyuntikan)
secara aman dan kompeten. Metode umum untuk melakukan teknik perawatan
fisik yaitu: melindungi diri dan klien dari cedera, menerapkan praktik
pengendalian infeksi, mengorganisasi klien, dan mengikuti pedoman praktik.
.d Konseling
.e Pengajaran
Reaksi negatif merupakan efek yang berbahaya dan tidak disengaja dari suatu
obat, pemeriksaan diagnostic, atau intervensi terapeutik. Reaksi negatif dapat
terjadi setelah berbagai intervensi keperawatan. Oleh karena itu, selalu melakukan
antisipasi dan ketahui reaksi yang dapat terjadi. Tindakan keperawatan dalam
mengendalikan reaksi negatif bertujuan menurunkan atau melawan reaksi tersbut.
.g Tindakan Preventif
Tindakan keperawatan preventif mempromosikan kesehatan dan pencegahan
penyakit untuk menghindari kebutuhan pelayanan akut atau rehabilitatif.
Pencegahan meliputi pengkajian dan promosi potensi kesehatan klien, pemberian
tindakan yang diresepkan (contoh: imunisasi), pengajaran kesehatan, dan
identifikasi faktor resiko dari suatu penyakit dan/atau trauma.
.E Evaluasi Keperawatan
.1 Pengertian evaluasi
.2 Tujuan Evaluasi
.a Tujuan umum :
).1 Menjamin asuhan keperawatan secara optimal
).2 Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
.b Tujuan khusus :
).1 Mengakhiri rencana tindakan keperawatan
).2 Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
).3 Meneruskan rencana tindakan keperawatan
).4 Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
).5 Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum
tercapai
.3 Manfaat Evaluasi
.a Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien
.b Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan keperawatan yang
diberikan
.c Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
.d Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam
proses keperawatan
.e Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan
keperawatan
.4 Kriteria Evaluasi
.a Kriteria Proses (evaluasi proses) : menilai jalannya pelaksanaan proses
keperawatan sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan klien. Evaluasi
proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan
dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan.
.b Kriteria keberhasilan (evaluasi hasil/sumatif) : menilai hasil asuhan
eperawatan yang diperlihatkan dengan perubahan tingkah laku klien. Evaluasi
ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna.
.5 Teknik Penilaian
.a Wawancara
.b Pengamatan
.c Studi dokumentasi
.6 Langkah-langkah Evaluasi
.a Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi
.b Mengumpulkan data baru tentang klien
.c Menafsirkan data baru
.d Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku
.e Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
.f Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan
.8 Hasil Evaluasi
.a Tujuan tercapai : jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan
.b Tujuan tercapai sebagian : jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari
standar dan kriteria yang telah ditetapan
.c Tujuan tidak tercapai : jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan
sama sekali dan bahkan timbul masalah baru.
.d
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN BAPAK “R”
.A Pengkajian Keperawatan
.1 Identitas
.a Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Nama : Ny SM
Umur : 45th
Pasien pernah mengalami penyakit seperti : panas, pilek, batuk dan maag.
.b Pernah dirawat
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi, baik alergi terhadap obat
dan makanan
).1 Riwayat Penyakit Keluarga
).2 Pasien Mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
keturunan , seperti: Hipertensi , DM ,dan Jantung
).3 Kebiasaan
Pasien mengatakan mempunyai kebiasaan minum kopi 2 x sehari
.4 Diagnosa Medis dan Therapy
.a Diagnosa Medis : Thypoid fever……….???
.b Therapy : - RL 20 tts/mnt mempunyai fungsi untuk mengatasi
kehilangan cairan ektraseluler abnormal yang akut
- PCT 3x350 mg mempunyai fungsi sebagai anagesik dan
antipeuretik dengan sedikit efek anti inflamasi dan juga
dapat menghilangkan rasa sakit dan suhu tubuh yang
tinggi.
.c Pola Kebutuhan Dasar
).1 Pola Bernafas
BAB
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya BAB 1x sehari , pada pagi hari
dengan konsistensi lembek , berwarna kuning dan bau khas feses, tidak
terdapat darah dalam feses.
BAK
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya BAK ± 4-6 kali dengan warna
kekuningan dan bau khas urine dengan jumlah urine tiap berkemih ± 300 ml
Badan teraba panas, kulit terlihat kusam dan kotor, dan wajah nampak
kemerahan.
.e Analisa Data
DATA INTERPRETASI MASALAH
Ds : Px mengatakan Hipertermi
badannya panas
Do : - Px terlihat lemas
- Badan px teraba
panas
- TD : 110/70 mmHg
- Suhu : 39 oC
- RR : 20 x/mnt
- Nadi : 78 x/mnt
Ds : - Px mengatakan Ketidakseimbangan
mual dan muntah nutrisi kurang
- Px mengatakan tidak dari kebutuhan
nafsu makan tubuh
- Px mengatakan
bahwa mampu
menghabiskan
setengah porsi
Do : - BB sebelum
sakit : 55 kg
- BB saat sakit :
50 kg
- TB : 160 cm
- IMT : 19,53
( underweight )
- konjungtiva anemis
.B Diagnosa Keperawatan
CATATAN PERAWATAN
JAM
07 Nov 1) Mengkaji porsi makan klien S : Klien mengatakan dapat menghabiskan
2) Memberi tahu klien tentang
2 perlunya konsumsi nutrisi yang porsi makan
adekuat
0 3) Memberikan makanan dalam
jumlah sedikit tapi sering
1 4) Memberikan porsi makan yang O: Pasien terlihat tidak pucat dan tidak lemas
tinggi kalori dan protein.
3 5) Mengkolaborasi dengan ahli gizi
untuk menetapkan kebutuhan
kalori A: Masalah teratasi sebagian, berat badan
6) Menimbang berat badan klien
belum naik
P : Lanjutkan interverensi
P: Hentikan Intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN
O: Skala nyeri 2
P : Lanjutkan interverensi
I:
9 P: Lanjutkan intervensi
I:
P: Lanjutkan intervensi
I:
muntah.
4. 1 April S: Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi
0 81/menit
0 A: Masalah teratasi
9 P: Hentikan intervensi
I: -
2 bertambah
0 A : Masalah teratasi
9 P: Hentikan intervensi
Klien pulang
3 3 April S : Klien sudah tidak merasa mual ketika makan dan tidak
9 A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Klien pulang.
BAB IV
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca umumnya
DAFTAR PUSTAKA
Inayah Iin, 2004, Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
pencernaan, edisi pertama, Jakarta, Salemba Medika.
Suryono Slamet, et al, 2001, buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 2, edisi , Jakarta,
FKUI