Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TERAPI BERMAIN PUZZLE

DI RUANG CB 2 RA RUMAH SAKIT PANTI RAPIH PANTI RAPIH


YOGYAKARTA

Disusun Oleh:

1. Maria Yulia Dewi Kurniasari (202254026)


2. Oktavianus Yobel Novikosari (202254031)
3. Tricia Margartha Yoslin (202254036)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH
YOGYAKARTA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
terapi bermain puzzle ini dengan tepat waktu dan tanpa halangan suatu apapun.
Tugas ini penulis susun sebagai pemenuhan tugas praktik Keperawatan Anak dan
sebagai bentuk pertanggungjawaban penulis dalam kegiatan praktik pada semester
II Profesi Ners di ruang CB2 RA Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

Penyusunan laporan terapi aktivitas kelompok ini, penulis mengucapkan


terima kasih kepada Ibu Ch. Ririn Widianti, M.Kep., Ns., Sp.Kep.An. selaku
dosen pembimbing akademik praktik klinik Keperawatan Anak dan Ibu Tri
Winarti, S.Kep., Ns. selaku dosen pembimbing klinik Praktik Keperawatan Anak
atas segala bimbingan dan dampingannya dalam proses pembelajaran. Atas peran
sertanya dalam mendampingi dan membantu penulis belajar Keperawatan Anak,
sehingga penulis mampu menyelesaikan menyelesaikan proposal terapi bermain
puzzle dengan baik dan lancar. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak.

Demikian laporan terapi aktivitas kelompok ini penulis buat, semoga


makalah ini dapat memenuhi penugasan praktik mata kuliah Keperawatan Anak
yang telah diberikan. Terima kasih.

Yogyakarta, 12 Juni 2023

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Tujuan......................................................................................................5
1.3 Manfaat....................................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN TEORI...................................................................................6
2.1 Konsep Anak............................................................................................6
2.2 Konsep Terapi Bermain..........................................................................6
2.3 Konsep Permainan Puzzle......................................................................8
BAB 3 PELAKSANAAN KEGIATAN..............................................................10
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan........................................10
3.2 Sasaran...................................................................................................10
3.3 Metode Terapi Bermain Puzzle............................................................10
3.4 Alat..........................................................................................................10
3.5 Pengorganisasian Terapi Bermain Puzzle..........................................10
3.6 Prosedur Terapi Bermain Puzzle.........................................................11
3.7 Rencana Kegiatan..................................................................................11
3.8 Pelaksanaan Terapi Bermain...............................................................12
3.9 Antisipasi Masalah................................................................................13
3.10 Kriteria Penilaian..................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit karena
suatu alasan yang berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk
tinggal dirumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan
kembali kerumah. Ketika anak menjalani perawatan dirumah sakit, biasanya
mereka akan dilarang untuk banyak bergerak dan harus banyak beristirahat
sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kecemasan. (Wowiling, Ismanto &
Babakal, 2014 yang disitasi oleh Leni, 2020).

Selain itu, perawatan anak di rumah sakit memaksa anak untuk berpisah dari
lingkungan yang dirasakannya aman, penuh kasih sayang dan menyenangkan,
yaitu lingkungan rumah, lingkungan permainan dan teman sepermainannya.
Anak usia prasekolah tersebut menunjukkan reaksi terhadap perpisahan yaitu
dengan menolak makan, sering bertanya, menangis walaupun secara perlahan
dan tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan. Perawatan anak di rumah
sakit juga membuat anak kehilangan kontrol terhadap dirinya. Perawatan di
rumah sakit mengharuskan adanya pembatasan aktivitas anak sehingga anak
merasa kehilangan kekuatan diri (Rahayu, 2018).

Salah satu alternatif untuk mengalihkan perhatian anak yang dirawat di rumah
sakit adalah diberikannya dukungan sarana bermain. Bermain merupakan
media yang baik untuk belajar, karena dengan bermain anak-anak akan
berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan,
melakukan apa yang dapat dilakukannya dan mengenai waktu jarak serta suara
(Wong, 2001 dalam Adriana, 2011 yang disitasi oleh Rahayu, 2018).

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
melaksanakan terapi tentang bermain puzzle terhadap tingkat kecemasan pada

4
anak usia prasekolah (3-6 tahun) dalam menghadapi hospitalisasi di ruang
CB2 RA RS Panti Rapih Yogyakarta.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak selama perawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Anak menjadi nyaman dan tidak bosan selama menjalani perawatan
1.2.2.2 Kecemasan yang dirasakan oleh anak berkurang
1.2.2.3 Mengembangkan imajinasi anak
1.3 Manfaat
Dapat menjadi alternatif perawat di ruang CB2RA RS Panti Rapih Yogyakarta
dalam menghilangkan kejenuhan dan kecemasan anak selama perawatan.

5
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Anak


2.1.1 Definisi Anak
Anak merupakan individu yang unik dan bukan orang dewasa. Anak juga
bukan merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara
sosial ekonomi, anak adalah individu yang bergantung pada orang dewasa
dan lingkunganya, dimana dapat memfasilitasi dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri (Supartini, 2013 yang
disitasi oleh Purnamasari, 2020).
2.1.2 Stimulasi Tumbuh Kembang
Menurut Nursalam (2005) yang disitasi oleh Nurbaniah (2018), stimulasi
merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak yaitu asah. Dengan
mengasah kemampuan anak secara terus-menerus, kemampuan anak akan
semakin meningkat, pemberian stimulus dapat dilakukan dengan latihan
dan bermain. Anak yang memperoleh stimulus yang terarah akan lebih
cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang memperoleh stimulus.

2.2 Konsep Terapi Bermain


2.2.1 Definisi Terapi Bermain
Aktivitas bermain yang dilakukan anak-anak merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial. Bermain juga
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain
anakanak akan berkatakata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri
dengan lingkungan, melakukan apa yang dilakukannya, dan mengenal
waktu, jarak serta suara (Wong, et al 2008 yang disitasi oleh Madyastuti,
2017).

Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah
satu alat paling efektif untuk mengatasi stres anak. Karena hospitalisasi

6
menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan sering disertai stres
berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut
dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stres
(Wong, et al, 2008 yang disitasi oleh Madyastuti, 2017).
2.2.2 Tujuan Bermain
Secara umum tujuan bermain dapat di klasifikasikan menjadi beberapa
bentuk sebagai berikut (Ananda (2021):
2.2.2.1 Eksplorasi anak, yaitu mengeluarkan atau mencurahkan seluruh
kemampuan yang dimiliki. Jiwa anak adalah suka berpetualang. Anak
suka melakukan hal-hal baru yang diinginkan dan dianggap menarik
baginya. Dalam konteks ini bermain merupakan salah satu tempat untuk
bereksplorasi, sehingga rasa keingintahuannya dapat terpenuhi sesuai yang
diinginkan.
2.2.2.2 Eksperimen anak, bermain sebagai eksperimen anak memiliki makna
bahwa melalui bermain anak dapat melakukan uji coba-uji coba untuk
mendapatkan informasi pengetahuan atau pengalaman yang baru.
2.2.2.3 Imitation anak, bermain merupakan suatu bentuk peniruan anak-anak
terhadap permainan yang dimainkan.
2.2.2.4 Adaptasi anak, tujuan lain dari kegiatan bermain ialah untuk melatih
adaptasi anak-anak dengan lingkungan sekitar. Adaptasi sendiri bermakna
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Maksudnya manakala anak
bermain bersama teman-teman sebayanya secara otomatis akan melatih
anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
2.2.3 Prinsip Bermain di Rumah Sakit
Meskipun anak sedang sakit atau dirawat di rumah sakit, tugas
pekembangan tidaklah terhenti. Hal ini bertujuan, melanjutkan tumbuh dan
kembang selama perawatan, sehingga kelangsungan tumbuh kembang
dapat berjalan, dapat mengembangkan kreativitas dan pengalaman, anak
akan mudah beradaptasi terhadap stress karena penyakit yang dialami.
Prinsip bermain di rumah sakit yaitu:
2.2.3.1 Tidak banyak mengeluarkan energi diberikan secara singkat dan
sederhana.

7
2.2.3.2 Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang.
2.2.3.3 Kelompok usia yang sebaya.
2.2.3.4 Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan.
2.2.3.5 Melibatkan orang tua atau keluarga (Suriadi & Rita, 2010 yang disitasi
oleh Rahayu, 2018).

2.3 Konsep Permainan Puzzle


2.3.1 Definisi
Puzzle merupakan alat bermain yang dapat membantu perkembangan
psikososial pada anak (Ball, 2012 yang disitasi oleh ). Puzzle merupakan
permainan yang dapat memfasilitasi permainan asosiatif dimana pada usia
prasekolah anak senang bermain dengan anak yang lain sehingga puzzle
dapat dijadikan sarana bermain anak sambil bersosialisasi. Bermain puzzle
merupakan salah satu 17 alat bermain yang dapat membantu
perkembangan psikososial pada anak (Fitriyani, 2017).
2.3.2 Manfaat Terapi Bermain Puzzle
2.3.2.1 Meningkatkan Ketrampilan Kognitif
Keterampilan kognitif berhubungan dengan kemampuan dalam belajar dan
memecahkan masalah. Dengan bermain Puzzle anak akan mencoba
memecahkan masalah yaitu menyusun gambar.
2.3.2.2 Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Keterampilan motorik halus
berkaitan dengan kemampuan anak menggunakan otot-otot kecilnya
khusunya tangan dan jari-jari tangan
2.3.2.3 Meningkatkan Ketrampilan Sosial
Keterampilan social berkaitan dengan kemampuan berinteraksi dengan
orang lain. Bermain Puzzle dapat dilakukan secara individu namun dapat
juga dilakukan secara kelompok atau bersama.
2.3.2.4 Melatih Koordinasi Mata dan Tangan
Anak menjadi belajar mencocokan keeping-keping puzzle dan
menyusunya menjadi satu gambar. Ini merupakan langkah penting menuju
pengembangan ketrampilan membaca.
2.3.2.5 Melatih Logika

8
Melalui puzzle anak dilatih menggunakan logikanya. Misalnya puzzle
bergambar manusia, anak akan dilatih menyimpulkan letak kepala, tangan
dan kaki sesuai logika.
2.3.2.6 Melatih kesabaran
Bermain puzzle membutuhkan kesabaran, ketekunan dan memerlukan
waktu untuk berfikir dalam menyelesaikan tantangan (Leni, 2020).

9
BAB 3

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan


3.1.1 Hari, tanggal : Selasa, 13 Juni 2023
3.1.2 Waktu : 09.00 – 10.00 WIB
3.1.3 Tempat : Ruang CB2RA Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

3.2 Sasaran
Sasaran terapi bermain ini untuk anak usia 3 sampai 7 tahun di ruang CB2RA
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

3.3 Metode Terapi Bermain Puzzle


3.3.1 Diskusi
3.3.2 Bermain Puzzle

3.4 Alat
Puzzle bergambar

3.5 Pengorganisasian Terapi Bermain Puzzle


3.5.1 Leader
Tugas:
3.5.1.1 Memimpin terapi, membuka kegiatan, dan memperkenalkan anggota
3.5.1.2 Melakukan kontrak waktu
3.5.1.3 Menjelaskan tujuan terapi bermain
3.5.2 Observer
Tugas:
3.5.2.1 Mengamati jalannya kegiatan
3.5.2.2 Melakukan evaluasi
3.5.3 Fasilitator
Tugas:

10
3.5.3.1 Memfasilitasi kegiatan
3.5.3.2 Memotivasi peserta agar dapat mengikuti kegiatan

3.6 Prosedur Terapi Bermain Puzzle


3.6.1 Persiapan:
3.6.1.1 Menyiapkan puzzle yang akan digunakan sebagai alat terapi bermain
3.6.1.2 Menyiapkan tempat yang akan digunakan untuk terapi bermain
3.6.2 Cara Bermain:
3.6.3 Meletakkan puzzle didepan anak
3.6.4 Memisahkan setiap kepingan atau potongan puzzle
3.6.5 Memberi contoh pada anak cara menyusun puzzle
3.6.6 Meminta pada anak untuk mencobanya
3.6.7 Memberikan pujian apabila anak berhasil dalam menyusun puzzle
3.6.8 Apabila anak masih ingin bermain, mengulangi permainan dengan puzzle
yang lain

3.7 Rencana Kegiatan

Perawat Respon Pasien Penanggung Waktu


Jawab

Persiapan: Fasilitator 1 menit


Menyiapkan alat yang
-
akan digunakan dalam
kegiatan terapi
Pembukaan: Menjawab salam, Leader 5 menit
1. Salam pembuka memperhatikan
2. Melakukan
perkenalan
3. Menjelaskan
tujuan kegiatan
4. Melakukan
kontrak waktu

11
Fase kerja: Mengikuti kegiatan Leader, 15 – 19
1. Memberikan dengan kooperatif Observer menit
puzzle
2. Memperagakan
cara bermain
3. Mengajak anak
bermain puzzle
yang sudah
diberikan

Penutup: Menyampaikan Leader 5 menit


1. Melakukan perasaan yang
evaluasi perasaan dirasakan,
anak menyampaikan
2. Memberikan salam penutup
pujian atas
keberhasilan anak
3. Memberikan
salam penutup

3.8 Pelaksanaan Terapi Bermain

Keterangan:

Leader :
Fasilitator :
Observer :
Pasien :

12
3.9 Antisipasi Masalah
3.9.1 Penanganan anak yang tidak kooperatif saat terapi aktivitas bermain:
meminta bantuan orang tua untuk menemani atau mendampingi anak.
3.9.2 Bila anak jenuh pada aktivitas bermain: fasilitator menghibur anak dengan
cara membujuk.
3.9.3 Bila anak belum mau bermain, memberikan alternatif waktu pelaksanaan.

3.10 Kriteria Penilaian


3.10.1 Evaluasi struktur
3.10.1.1 Peralatan permainan telah disipakan
3.10.1.2 Lingkungan kegiatan mendukung pelaksanaan bermain
3.10.1.3 Waktu pelaksanaan sesuai dengan yang telah ditetapkan
3.10.2 Evaluasi proses
3.10.2.1 Leader dapat memimpin jalannya permainan
3.10.2.2 Fasilitator dapat memfasilitasi, dan memotivasi anak dalam pelaksanaan
terapi
3.10.2.3 Observer dapat mengamati dan menuliskan hambatan atau evaluasi dari
pelaksanaan terapi
3.10.2.4 Anak dapat mengikuti pelaksanaan terapi secara aktif hingga akhir
permainan
3.10.3 Evaluasi hasil
3.10.3.1 Diharapkan pelaksanaan terapi dapat terlaksana
3.10.3.2 Diharapkan 100% anak merasa senang dan puas
3.10.3.3 Diharapkan 75% anak dapat mengikuti pelaksanaan terapi

13
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, D. (2021). Implementasi Terapi Bermain dalam Meningkatkan


Kreativitas Anak di TK Nurul Ilmi Kelurahan Paccinongan Kecamatan
Somba Opu Kabupaten Gowa (Doctoral dissertation, Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar). Retrieved from http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/

Leni, P. (2020). Efektifitas Pemberian Terapi Bermain Puzzle dan Terapi Bermain


Menggambar Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah (3-
6 Tahun) Dalam Menghadapi Hospitalisasi di RSU Darmayu
Ponorogo (Doctoral dissertation, STIKES BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN). Retrieved from http://repository.stikes-bhm.ac.id/

Madyastuti, L. (2017). Keperawatan Dasar Anak. retrieved from


http://elibs.unigres.ac.id/

Nurbaniah, I. (2018). Asuhan Keperawatan Hospitalisasi Pada Anak Prasekolah


Dengan Penerapan Terapi Bermain Mewarnai Gambar Di Rumah Sakit
Roemani Semarang (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Semarang). Retrieved from http://repository.unimus.ac.id/2922

Purnamasari, S. (2020). Pengaruh Permainan popsicle stick Terhadap


Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 4–5 Tahun di TK Sunan
Ampel Kecamatan Dampit Kabupaten Malang (Doctoral dissertation,
Poltekkes RS dr. Soepraoen). Retrieved from http://repository.itsk-
soepraoen.ac.id/575/

Rahayu, F. S. (2018). Penerapan Terapi Bermain Puzzle terhadap Tingkat


Kecemasan Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah di Bangsal Dahlia
RSUD Wonosari (Doctoral dissertation, poltekkes kemenkes yogyakarta).
Retrieved from http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/

Suprapto, A. R. (2021). Efektifitas Terapi Bermain Puzzle Dan Mewarnai


Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah Selama Proses Perawatan di

14
Ruang Rawat Inap Bougenvile RSUD Dr. Soeroto Ngawi (Doctoral
dissertation, STIKES BHAKTI HUSADA MULIA). Retrieved from
http://repository.stikes-bhm.ac.id/

15

Anda mungkin juga menyukai