Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL

TERAPI BERMAIN PUZZLE PADA ANAK USIA 7-9 TAHUN

Mata Kuliah

Keperawatan Anak I

Dosen Pengampu:

Christina Ririn Widianti, M.Kep., Ns.Sp.Kep.An dan Tim

Oleh Kelompok 2:

1. Florentina Anggraini Agistyawati (202123022)


2. Gloria Maharani Wulandari (202123023)
3. Grace Kusuma Wardani (202123024)
4. Josepha Tio Tobimg (202123026)
5. Mardiana Putri Gloria Sekti Wulon (202123027)
6. Marietta Mega Puspita (202123028)

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA


2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas mengenai Terapi Bermain pada anak usia 7-9 Tahun.
Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan
Anak I. Selain itu, kami berharap dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah wawasan
bagi para pembaca maupun penulis mengenai terapi bermain pada anak usia 7-9 tahun
khususnya untuk perawat dalam keperawatan anak.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Christina Ririn Widianti, M.Kep.,
Ns.Sp.Kep.An dan Tim selaku dosen pengampu Mata Kuliah Keperawatan Anak I, yang
telah mendampingi kami dalam pembuatan makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih banyak kekurangan serta jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari
berbagai pihak, agar ke depannya kami dapat memperbaiki serta menyusun makalah dengan
baik.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang sudah turun tangan dalam
membantu penyusunan makalah ini mulai dari awal hingga akhir. Jika terdapat kekeliruan
pada kalimat ataupun kata dalam makalah ini, kami mohon maaf.

Yogyakarta, 30 Juni 2023

(Kelompok 2)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I..................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 4
1.2 TUJUAN.................................................................................................................. 5
BAB II.................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Bermain..................................................................................................6
2.2 Fungsi Bermain........................................................................................................ 7
2.3 Klasifikasi Bermain...................................................................................................7
2.4 Manfaat Bermain Pada Anak....................................................................................8
2.5 Jenis Permainan/Karakteristik bermain.......................................................................9
2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain........................................................9
BAB III................................................................................................................................. 10
PERENCANAAN TERAPI BERMAIN.................................................................................10
3.1 Karakter Anak Usia 7-9................................................................................................10
3.2 Bermain Puzzle............................................................................................................11
BAB IV................................................................................................................................. 19
LAPORAN PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN...............................................................19
4.1 EVALUASI SELAMA PROSES BERMAIN.................................................................19
4.2 FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT..........................................................19
BAB V.................................................................................................................................. 20
LAMPIRAN.......................................................................................................................... 20
5.1 LAMPIRAN OBSERVER............................................................................................20
BAB VI................................................................................................................................. 22
PENUTUP............................................................................................................................ 22
6.1 KESIMPULAN............................................................................................................22
6.2 SARAN........................................................................................................................ 22
LAMPIRAN DOKUMENTASI.............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terapi bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak
baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Anak yang mendapat
kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman,
kreatif dan cerdas bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang
mendapat kesempatan bermain. Bermain juga merupakan kegiatan secara sukarela
yang dilakukan untuk kesenangan dan tidak ada paksaaan serta tidak tergantung pada
usia, tetapi tergantung pada kesehatan dan kesenangan yang diperoleh. Anak
terkadang tidak dapat melalui masa kanak kanak nya dengan mulus. Ada sebagian
yang dalam proses tumbuh kembangnya mengalami gangguan kesehatan sehingga
anak harus menjalani perawatan di rumah Sakit ( Soetjiningsih,2008 ) Fenomena
perpisahan dan pengalaman anak yang menjalani rawat inap menunjukkan bahwa
anak yang di lakukan perawatan di rumah sakit akan mengalami perubahan status
emosional, begitu juga pada orang tua. Fenomena perpisahan tersebut menyebabkan
anak berperilaku kurang baik, seperti menangis, agresif, menarik diri dan dan
hipoaktif ( pressley, 2011).

Anak usia pra sekolah membutuhkan informasi dan bimbingan untuk


mengorientasi diri dalam situasi yang tidak diketahui dan berpartisipasi dalam
keputusan mengenai kehidupan sehari-hari. Anak memerlukan waktu untuk bermain
sehingga perlu diajarkan strategi koping yang memberikan kesempatan anak untuk
berperan aktif. Aktivitas bermain disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak karena pada dasarnya permainan adalah alat stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan. Jenis permainan yang sesuai untuk anak usia pra
sekolah adalah “ Associative play, Dramatic play dan Skill Play. Permainan yang
menggunakan kemampuan motorik ( Skill Play ) banyak di pilih anak usia pra
sekolah. Mainan yang dianjurkan salah satunya adalah rangkaian konstruksi kayu dan
plastik( Donna L,2008).

Pada penelitian Fradianto (2014), ia menggunakan terapi bermain lilin sebagai


media atau alat permainannya sehingga perlu adanya penelitian yang menggunakan
media atau alat permainan berbeda. Mengingat bermain adalah salah satu aspek
penting dalam kehidupan anak dan alat paling penting dalam managemen stress
sehingga bermain menjadi kebutuhan perkembangan mental mereka dan tidak akan
berhenti ketika anak sakit atau masuk rumah sakit. Untuk mengatasi dampak
hospitalisasi bagi anak, diperlukan media yang dapat mengekspresikan perasaan
tersebut dan mampu bekerja sama dengan petugas kesehatan selama dalam perawatan,

4
media yang paling efektif adalah melalui kegiatan permainan. Terapi bermain
terhadap anak yang mengalami hospitalisasi mendapatkan hasil bahwa terapi bermain
di rumah sakit tidak hanya akan memberian rasa senang pada anak tetapi juga akan
membantu anak anak untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran cemas, takut,
sedih, tegang, nyeri dan anak akan lebih kooperatif terhadap tindakan keperawatan
yang di berikan sehingga di harapkan dapat mempercepat proses
penyembuhan( Hale,M.A,Tjahjono,2014).

1.2 TUJUAN
1. 2.1 Tujuan Umum
Diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembang , mengembang aktivitas dan
kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap sakit
yang di alami.

1. 2.2 Tujuan Khusus


1.2.2.1 Memfasilitasi anak untuk mengekspresikan perasaannya
1.2.2.2 Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan anak
1.2.2.3 Menciptakan atau meningkatkan hubungan yang sehat
1.2.2.4 Meningkatkan kreatifutas bermain
1.2.2.5 Membuat anak memiliki tingkat kesabaran yang tinggi
1.2.2.6 Mengurangi kejenuhan selama di rawat di RS

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bermain


Bermain adalah keinginan alami yang muncul pada setiap manusia. Semua
manusia memiliki naluri untuk merasakan kegembiraan, kepuasan, kenikmatan,
kegembiraan dan kebahagiaan dalam hidup. Bermain mengacu pada situasi atau
kondisi tertentu dimana seseorang mencari kesenangan atau kepuasan melalui
aktivitas atau kegiatan bermain. Bermain adalah kegiatan yang bertujuan untuk
memperoleh keterampilan tertentu dengan membuat seseorang bahagia. Parten
melihat aktivitas bermain sebagai sarana sosialisasi secara mapan dan lebih bebas.
Kami ingin bermain menjadi kesempatan bagi anak-anak dan siswa untuk
mengeksplorasi, menemukan, mengekspresikan emosi, berkreasi, dan belajar melalui
bermain. Menurut Battelheim, permainan adalah aktivitas di mana tidak ada aturan
selain yang ditetapkan oleh pemain itu sendiri, dan tidak ada realitas eksternal yang
memberikan hasil akhir. (Mujib, Ramawati, 2011:25-27). Belajar tidak dapat
dipisahkan dari bermain karena bermain dapat meningkatkan kecerdasan anak. Game
telah digunakan untuk belajar sejak zaman kuno. Tidak hanya menarik perhatian anak,
tetapi juga mudah dipahami oleh anak. Permainan ini menawarkan pengalaman
belajar yang otentik dan mudah dipahami oleh anak-anak. (Hakim, 2015:05) Menurut
Smith dan Pelegrini 2008, modul 1 (PAUD4201:1.5) menyatakan bahwa bermain
adalah aktivitas yang menyenangkan, tidak berorientasi pada hasil, fleksibel, aktif,
egois positif. Oleh karena itu, bermain adalah faktor yang menyenangkan diri sendiri
dan bukan yang menyenangkan orang lain. Gim ini menyenangkan dan dilakukan
dengan cara yang dinikmati pemain. Ketika anak-anak bermain game, mereka tidak
memikirkan hasil dari permainan tersebut, tetapi mereka hanya membutuhkan proses
yang panjang, bukan tujuan akhir. Bermain tidak bersifat kaku atau pasif, tetapi
bermain bersifat aktif dan anak tidak berpura-pura aktif. Game juga memiliki dampak
positif karena membuat Anda banyak tertawa saat bermain dan menikmati apa yang
Anda lakukan. Bermain dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan atau tekanan dari
luar. Permainan anak-anak memungkinkan anak-anak untuk dengan bebas
memanfaatkan berbagai objek di sekitarnya dan memanipulasi objek lain tanpa
menyelesaikannya.
Bermain merupakan kegiatan spontan anak-anak. Artinya, tidak ada
peraturan yang mengikat atau syarat-syarat tertentu. Menurut Rosdiani (2012:114)
bermain adalah kegiatan yang dirancang untuk memberikan kesenangan, kegembiraan
dan kebahagiaan. Menurut Yulianty (2012:8), bermain merupakan kebutuhan
perkembangan bagi anak baik dalam perkembangan motorik maupun kognitif.
Bermain juga dapat meningkatkan tingkat stimulasi perkembangan anak dan
meningkatkan kecerdasan anak. Menurut beberapa ahli yang telah disebutkan di atas,
dapat disimpulkan bahwa bermain adalah suatu bentuk kegiatan anak yang bertujuan
6
untuk kesenangan, kesenangan dan kesejahteraan serta baik untuk perkembangan
motorik dan kognitif. . Selain itu, bermain dapat meningkatkan tingkat stimulasi
perkembangan anak dan meningkatkan kecerdasan anak.

2.2 Fungsi Bermain


2.2.1 Merangsang perkembangan kognitif
Melalui permainan sensorimotor, anak belajar mengenali permukaan yang
lunak, halus, kasar atau keras, sehingga mengembangka kemampuannya
untuk mengabstraksi (fantasi, imajinatif) dan mengenali struktur besar dan
kecil, atas dan bawah, dan benar-benar kosong. Melalui permainan, Anda
dapat memahami aturan, urutan, dan logika.
2.2.2 Membangun Struktur Kognitif
Permainan memberikan informasi lebih banyak kepada anak, sehingga
pengetahuan dan pemahaman mereka menjadi lebih kaya dan mendalam.
Seorang anak memperoleh pengetahuan baru jika informasi baru ini
ternyata berbeda dengan yang ia ketahui sebelumnya. Melalui permainan,
struktur kognitif anak menjadi lebih dalam, lebih kaya, dan lebih lengkap.
2.2.3 Membangun keterampilan kognitif
Keterampilan kognitif meliputi kemampuan untuk mengidentifikasi,
mengklasifikasikan, mengklasifikasikan, mengamati, memprediksi
kausalitas, dan menarik kesimpulan. Permainan ini dapat mengasah
kepekaan anak Anda terhadap urutan, urutan, dan lainnya. Keterampilan
logis Anda akan meningkat seiring waktu.
2.2.4 Belajar bagaimana memecahkan masalah
Bermain game memungkinkan anak-anak menanggung kesulitan jauh
sebelum masalah yang mereka hadapi terselesaikan. Proses pemecahan
masalah ini melibatkan imajinasi aktif anak dan mencegah kebosanan (dan
menjadi sumber kegembiraan bagi anak).
2.2.5 Mengembangkan area fokus
Anak-anak cenderung tidak bermain (meniru dokter, orang tua, atau guru)
untuk waktu yang lama jika mereka kurang konsentrasi atau rentang
perhatian. Ada hubungan erat antara imajinasi dan konsentrasi. Imajinasi
dapat membantu Anda fokus. Anak-anak yang kurang imajinasi memiliki
rentang perhatian yang pendek dan cenderung berperilaku berbeda dan
bingung.

2.3 Klasifikasi Bermain


2.3.1 Klasifikasi Bermain Menurut Isi
2.3.1.1 Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan,misalnya orang tua berbicara,

7
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak
diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2.3.1.2 Sense of pleasure play
Anak memproleh kesenangan dari satu obyek yang ada
disekitarnya, dengan bermain dapat merangsang perabaan alat,
misalnya bermain air atau pasir.
2.3.1.3 Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh
ketrampilan tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-
ulang misalnya mengendarai sepeda.
2.3.1.4 Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah
atau ibu
2.3.2 Klasifikasi Menurut Karakteristik Sosial
3. 1 Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada
beberapa orang lain yang bermai disekitamya. Biasa dilakukan
oleh anak balita todler.
3. 2 Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-
masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan
yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung,
biasanya dilakukan oleh anak preischool contoh : bermain balok
3. 3 Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas
yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada
pembagian tugas, anak bermain sesukanya.
3. 4 Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang
terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Bissanya
dilakukanoleh anak usia sekolah Adolesen

2.4 Manfaat Bermain Pada Anak


2.4.1 belajar memecahkan masalah
2.4.2 mengembangkan konsentrasi
2.4.3 mengasah kemampuan imajinasi dan kreativitas anak
2.4.4 membangun kecerdasan sosial emosional
2.4.5 belajar terampil dalam berbahasa dan berkomunikasi
2.4.6 belajar berorganisasi
2.4.7 meningkatkan potensi rasa percaya diri

8
2.5 Jenis Permainan/Karakteristik bermain
2.5.1 Puzzle
2.5.2 menggambar dan mewarnai
2.5.3 alat masak
2.5.4 mainan kayu
2.5.5 lego
2.5.6 pasir kinetik
2.5.7 mainan elektronika
2.5.8 monopoli

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


2.6.1 Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan
2.6.2 Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu
2.6.3 Jenis kelamin
2.6.4 Lingkungan → lokasi, negara, kultur
2.6.5 Alat permainan senang dapat menggunakan
2.6.6 Intelegensia dan status social ekonomi

9
BAB III

PERENCANAAN TERAPI BERMAIN

3.1 Karakter Anak Usia 7-9

3.1.1 Motorik kasar


3.1.1.1 Aktif melakukan olahraga yang membutuhkan koordinasi tubuh seperti
berenang dan memanjat
3.1.1.2 Mulai bisa menggunakan gunting dengan baik
3.1.2 Motorik halus
3.1.2.1 Bisa menulis nama sendiri
3.1.2.2 Mampu menggambar tubuh orang dengan lengkap
3.1.3 Bahasa
3.1.3.1 Anak sudah bisa membaca dengan baik walau masih terbatas
3.1.3.2 Anak mulai memiliki kosakata yang sudah dipahami
3.1.3.3 Senang bercerita
3.1.3.4 Membesar-besarkan kejadian adalah hal yang wajar
3.1.3.5 Menulis surat atau mengirim pesan pada teman
3.1.3.6 Menggunakan ucapan populer yang sering diucapkan temannya (manis,
keren, dll)
3.1.4 Personal sosial
3.1.4.1 Anak mulai peduli terhadap apa yang dipikirkan orang lain
3.1.4.2 Anak mulai dekat dengan orang lain (dekat dengan guru, teman, orang
tuanya, dll)

10
3.2 Bermain Puzzle
3.2.1 Pengertian Bermain Puzzle
Puzzle adalah suatu permainan di mana suatu gambar atau benda yang telah
dipecah dalam beberapa bagian disusun kembali. Cara bermainnya adalah dengan
memisahkan kepingan-kepingan yang terpisah dan menggabungkannya kembali
untuk membentuk gambar. Puzzle merupakan permainan yang bertujuan
menyatukan pecahan-pecahan keping menjadi gambar.
Selain itu, puzzle juga dapat digunakan sebagai alat permainan edukatif yang
berguna bagi anak-anak. Ini dapat membantu melatih konsentrasi dan
meningkatkan daya ingat anak. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa puzzle merupakan alat permainan edukatif yang melibatkan proses
membongkar pasang untuk membentuk suatu gambar yang utuh.

3.2.2 Tujuan Bermain Puzzle


Tujuan penggunaan media puzzle yaitu:
3.2.2.1 Mengenalkan anak beberapa strategi sederhana dalam menyelesaikan
masalah.
3.2.2.2 Melatih kecepatan, kecermatan, dan ketelitian dalam menyelesaikan
masalah.
3.2.2.3 Menanamkan sikap pantang menyerah dalam menghadapi masalah.

11
3.2.3 Cara Bermain Puzzle
3.2.3.1 Pilih permukaan datar dan keras misalnya meja. Pastikan area cukup besar
untuk menampung semua keping puzzle.

3.2.3.2 Tuangkan isi kotak puzzle ke area meja. (Balikkan semua keping sehingga
menghadap ke atas, di saat yang sama, pilih semua keping potongan tepi
gambar dan sisihkan semua ke satu tempat)

3.2.3.3 Susun semua kepingan tepi gambar

3.2.3.4 Susun semua keping menjadi beberapa kelompok warna

3.2.3.5 Coba susun kelompok-kelompok warna puzzle tersebut. Hasilnya dapat


berupa sepetak besar bagian puzzle (misalnya bagian gambar langit) atau
gambar objek, misalnya rumah atau hewan

3.2.3.6 Taruh bagian puzzle yang dirangkai di lokasi puzzle lengkap akan berada

3.2.3.7 Teruskan “mengisi kekosongan” puzzle. Coba sambungkan bagian-bagian


yang sudah jadi dan berada di tempatnya yang benar

3.2.3.8 Teruskan sampai anak menyelesaikan puzzle.

3.2.4 Rencana Pelaksanaan


3.2.4.1 Tempat Bermain
Ruang Monica

3.2.4.2 Waktu Bermain


50 menit

3.2.4.3 Pembagian Kelompok


Pengorganisasian
3.2.4.3.1 Melakukan kontrak dengan anak dan orang tua
3.2.4.3.2 Mengumpulkan anak pada ruangan terapi bermain
3.2.4.3.3. Menyiapkan alat yang diperlukan
3.2.4.3.4 Kegiatan dipimpin oleh Leader dibantu dengan fasilitator dan
observer
3.2.4.3.5 Mengobservasi kondisi pasien selama terapi bermain
Berlangsung

12
3.2.4.4 Pembagian Tugas

Leader Fasilitator
(Rietta, Putri dan Gista) Observer
(Gloria)
(Joseva dan Grace)

Tugas : Tugas: Tugas :

1. Membuka Acara 1. Memfasilitasi peserta 1. Mengamati dan


selama permainan mengevaluasi permainan
2. Memimpin Jalannya
berlangsung
permainan 2. Mengamati tingkah laku
2. Mendampingi anak anak
3. Memberi semangat
selama bermainan
kepada peserta 3. Memberikan kritik dan
3. Memberikan semangat saran
4. Menciptakan suasana
dan motivasi
menjadi meriah

5. Mengambil Keputusan

6. Memberikan Reward

3.2.5 Sasaran dan Analisa Kondisi Anak

Kegiatan Bermain ini diikuti peserta dengan kriteria sebagai berikut:

3.2.5.1 Kriteria Inklusi


3.2.5.1.1 Anak usia 7-9 tahun
3.2.5.1.2 Anak tidak mengalami peningkatan suhu tubuh
3.2.5.1.3 Tidak terpasang alat-alat invasif (NGT, Kateter)
3.2.5.1.4 Tidak Bedrest
3.2.5.1.5 Tidak Infeksi
3.2.5.2 Kriteria Eksklusi
3.2.5.2.1 Suhu tubuh meningkat (>38°C)

13
3.2.5.2.2 berpasang alat-alat invasif
3.2.5.2.3 Bedrest
3.2.5.2.4 Infeksi
3.2.5.3 Analisa Kondisi Anak

3.2.5.3.1 Agave :

- Anak sakit kanker leukemia


- Anak aktif bertanya
- Anak aktif
3.2.5.3.2 Agnes :
- Anak sakit hipertiroid
- Anak kooperatif
- Anak aktif bertanya
3.2.5.3.3 Alfonsa :
- Anak sakit asma
- Anak aktif
3.2.5.3.4 Anggun :
- Anak sakit hipertiroid
- Anak kooperatif
- Anak pendiam
3.2.5.3.5 Ariesta :
- Anak sakit asma
- Tidak kooperatif
3.2.5.3.6 Arviana :
- Anak sakit kanker leukemia
- Anak yang pendiam

3.2.5.3.7 Tyas :

- Anak sakit hipertiroid


- Anak pemalu, mudah menangis, pasif

14
3.2.6 Setting Ruangan

3.2.7 Langkah terapi Bermain

3.2.7.1 Terapis menyiapkan bentuk utuh puzzle sesuai jumlah anak


3.2.7.2 Terapis menjelaskan cara menyusun puzzle.
3.2.7.3 Terapis membagikan bentuk utuh puzzle kepada masing-masing anak.
3.2.7.4 Terapis menjelaskan cara menyusun puzzle.

15
3.2.7.5 Terapis meminta anak untuk melakukan kegiatan puzzle.
3.2.7.6 Anak mulai menumpahkan bentuk utuh puzzle agar terlepas dari tempatnya.
3.2.7.7 Anak dipersilahkan untuk mencari dan memasangkan atau mencocokkan
kembali satu persatu kepingan sehingga menjadi bentuk yang utuh.
3.2.7.8 Ketika anak sudah selesai menyusun puzzle, terapis memberi pujian kepada
anak.
3.2.8 Antisipasi Masalah
3.2.8.1 Permainan bervariasi atau tidak monoton
3.2.8.2 Jadwal bermain disesuaika
3.2.8.3 Melihatkan perawat
3.2.8.4 Konsultasi dengan pembimbing
3.2.8.5 Terlebih dahulu memberikan penjelasan pada anak dan orang tua
3.2.8.6 Membatasi waktu bermain

3.2.9 Rencana Evaluasi


3.3.9.1 Selama Proses Terapi Bermain

3.2.9.1.1 Anak bersedia mengikuti terapi bermain


3.2.9.1.2 Anak mengikuti kegiatan sampai selesai
3.2.9.1.3 Anak mengikuti instruksi yang diberikan
3.2.9.1.4 Anak berperan aktif dalam permainan
3.2.9.1.5 Anak bisa melakukan permainan dengan mandiri
3.2.9.1.6 Anak dapat menyelesaikan permainan sampai selesai
3.2.9.1.7 Anak merasa senang mengikuti terapi bermain
3.2.9.2 Peran dan Fungsi Terapis
3.2.9.2.1 Anak dapat mengenal warna
3.2.9.2.2 Anak dapat mengenal bentuk
3.2.9.2.3 Anak dapat mengontrol kesabarannya
3.2.9.2.4 Anak dapat memainkan nalarnya
3.2.9.2.5 Anak dapat memecahkan masalah
3.2.9.3.1 Peralatan
Alat-alat yang digunakan lengkap
3.2.9.3.2 Waktu
Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana

16
3.2.9.3.3 Tempat
Tempat yang nyaman dan penerangan yang cukup

Pelaksanaan Terapi Bermain

No Kegiatan Metode Alat Peraga d Waktu dan Penanggung J


an Media awab
1. Orientasi pada pasien :  ceramah Alat : 5 menit
1. memberikan salam - Speaker (leader : gloria )
2. Doa pembuka
3. memperkenalkan
diri peserta
4. menjelaskan
tujuan dari terapi
bermain
5. melakukan
kontrak waktu
6. menjawab
pertanyaan dari
peserta
2. Ice Breaking Alat : 5 menit
- Laptop TIM
- Speaker
3. Penjelasan cara  Audiens : Media : 10 menit (fasilitator :
bermain : - Mendengarkan Puzzle putri, Rietta dan Gista)
1. Menjelaskan cara - Bertanya jika Alat :
melakukan terapi kurang jelas - Speaker
puzzle
2. Memberikan
contoh pada
peserta

17
3. Menjelaskan alat
yang digunakan

4. Evaluasi :  Audiens : Media : 20 menit (observer :


1. Perawat - Menjawab Puzzle Grace dan jose)
memberikan pertanyaan Alat :
pertanyaan terkait - Speaker
terapi yang
diberikan
2. Memberikan
pertanyaan dan
perasaan yang
dirasakan
5. Ice Breaking Games Alat : 10 menit
- Speaker TIM
6. Terminasi :  Audiens : Alat : 10 menit (leader :
1. Perawat - Mendengarkan - Speaker gloria )
memberikan - Bertanya jika
renforcement tidak jelas
positif - Memberikan
2. Melakukan salam
kontrak
waktu
3. Memberikan
salam
penutup
4. Doa penutup
5. Dokumentasi

18
BAB IV

LAPORAN PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

4.1 EVALUASI SELAMA PROSES BERMAIN


4.1.1 Evaluasi struktur yang diharapkan
4.1.2 Evaluasi proses yang diharapkan
4.1.3 Evaluasi hasil yang diharapkan

4.2 FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT


4.1.4 Faktor pendukung
4.1.5 Faktor penghambat

19
BAB V

LAMPIRAN

5.1 LAMPIRAN OBSERVER

No Aspek yang dinilai Ya Tidak

I Struktur Media Permainan


1. Persiapan media terapi bermain
a. Puzzle

2. Kelengkapan jumlah mahasiswa


a. Leader (1)
b. Fasilitator (3)
c. Observer dan dokumentasi (2)

II Proses Terapi Bermain Ular Tangga

1. Pembukaan, Leader :
a. Bertanggung jawab atas jalannya terapi
bermain
b. Membuka acara terapi bermain dengan doa
dan salam

2. Pelaksanaan
a. Menjelaskan bagaimana pelaksanaan terapi
bermain puzzle oleh Fasilitator

3. Fasilitator
a. Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain
b. Mempersiapkan alat yang diperlukan dalam
terapi bermain puzzle
c. Mendampingi anak selama terapi bermain
berlangsung

20
d. Membantu anak yang mengalami kesulitan
selama permainan

4. Evaluasi, Observer :
a. Mengobservasi, mengamati, dan mencatat
jalannya terapi bermain
b. Mencatat perilaku verbal dan nonverbal anak
selama kegiatan berlangsung
c. Memantau kelancaran acara dan
perkembangan serta karakteristik anak

5. Terminasi, Leader :
a. Memberikan afirmasi positif kepada anak-
anak
b. Memberikan reward kepada anak - anak
c. Menutup kegiatan (doa, salam penutup, dan
ucapan terima kasih)

III Hasil Terapi Bermain Ular Tangga


Peserta terapi bermain :
a. Anak antusias mengikuti kegiatan terapi bermain
puzzle
b. Anak mengikuti terapi bermain hingga selesai
c. Anak mampu menyelesaikan puzzle secara tepat
waktu

21
BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
Bermain adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh keterampilan
tertentu dengan membuat seseorang bahagia. Bermain mengacu pada situasi atau
kondisi tertentu dimana seseorang mencari kesenangan atau kepuasan melalui
aktivitas atau kegiatan bermain. bermain menjadi kesempatan bagi anak-anak dan
siswa untuk mengeksplorasi, menemukan, mengekspresikan emosi, berkreasi, dan
belajar melalui bermain. Fungsi terapi bermain untuk anak adalah agar dapat
merangsang perkembangan kognitif, membangun Struktur Kognitif, membangun
keterampilan kognitif, belajar bagaimana memecahkan masalah, mengembangkan
area fokus. klasifiksi bermain pada anak dinagi menjadi 2 yaitu Klasifikasi Bermain
Menurut Isi yang didalamnya terdiri dari Social affective play, Sense of pleasure play,
Skill play, Dramatika play role play dan yang kedua ada Klasifikasi Menurut
Karakteristik Sosial. Jenis permainan yang sesuai dengan anak usia 7-9 tahun adalah
puzzle, menggambar dan mewarnai, alat masak, mainan kayu, lego. Terapi bermain
juga dapat dipengaruhi oleh bebrapa faktor seperti contoh Tahap perkembangan,
Status kesehatan, Jenis kelamin, Lingkungan.

6.2 SARAN

Kepada orangtua, calon tenaga kesehatan, maupun tenaga kesehatan disarankan


untuk bisa lebih memperdalam dan mengasah kemampuan dalam memantau
perkembangan anak, dan dapat memilah mengenai terapi bermain pada anak yang
sesuai dengan umur anak, sehingga dapat terjadi manfaatan baik bagi pertumbuhan
anak.

22
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Konsultasi 1

Konsultasi 2

23
DAFTAR PUSTAKA

Mardison, s. (2016). Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
(SD/Mi). jurnal Tarbiyah Al-Awlad, IV(02), 635-643.

Nurani, Y., & Mayangasri, T. (2017). Pengembangan Model Kegiatan Sentra Bermain Dalam
Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 11(2), 386-400.

Yanti, E., & Fridalni, N. (2020). Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak
usia prasekolah. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 11(2), 225-236.

https://www.academia.edu/30940484/PROPOSAL_TERAPI_BERMAIN_ANAK

Kurnia, R. (2012). Konsepsi Bermain dalam menumbuhkan kreativitas pada anak usia dini.
Jurnal Educhild: Pendidikan dan Sosial, 1(1), 77-85.

Eliasa, E. I. (2012). Pentingnya bermain bagi anak usia dini. Psikologi Pendidikan Dan
Bimbingan, FIP UNY.

Astari, N. D., & Nugrahanta, G. A. (2023). Meningkatkan Karakter Kecerdasan Sosial


Dengan Permainan Tradisional Pada Anak Usia 7-9 Tahun. Jurnal Sitakara, 8(1), 79-93.

Sari, M. K., & Nugrahanta, G. A. (2022). Peran Permainan Tradisional Untuk Pendidikan
Karakter Tanggung Jawab Sosial Anak Usia 7-9 Tahun. EDUKATIF: JURNAL ILMU
PENDIDIKAN, 4(6), 7653-7665.

24

Anda mungkin juga menyukai