Di Susun Oleh :
Kelompok 8
KATA PENGANTAR.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Tujuan..........................................................................................................................5
C. Sasaran...............................................................................................................................6
A. Karakteristik Sasaran......................................................................................................7
B. Prinsip Bermain...............................................................................................................7
A. Deskripsi Bermain.........................................................................................................10
B. Tujuan Permainan.........................................................................................................10
D. Jenis Permainan.............................................................................................................11
E. Alat Bermain.................................................................................................................12
F. Proses Bermain..............................................................................................................12
G. Waktu Pelaksanaan........................................................................................................13
J. Perorganisasian..............................................................................................................14
System evaluasi....................................................................................................................15
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................15
1
A. Kesimpulan...................................................................................................................16
Daftar Pustaka..........................................................................................................................17
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini denga tepat waktu.
Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
memberikan pelita kehidupan untuk umat muslim, atas izinnyalah kami dapat menyelesaikan
proposal terapi bermain ini tepat pada waktunya.
Penulis sangat berharap Proposal ini dapat bermanfaat untuk kita semua khususnya
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan sebagai tahap pembelajaran awal. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, Penulis berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan proposal yang penulis
buat masa mendatang, mengingat bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya
saran.
Semoga proposal sederhana yang penulis buat ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekian dari kami apabila terdapat kesalahan mohon dimaafkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang,
makanan,perawatan, dan lain-lainnya, karena dapat memberi kesenangan
dan pengalamanhidup yang nyata. Bermain juga merupakan unsur penting untuk
perkembangan anakbaik fisik, emosi, mental, sosial, kreativitas serta intelektual.
Oleh karena itu bermainmerupakan stimulasi untuk tumbuh kembang anak
(Hidayat, 2008).
4
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan
tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu,
dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa
sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar
dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak
seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada
saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Media playdough merupakan salah satu alat permainan edukatif karena dapat
mendorong imajinasi anak (Dwirosanty, 2008). Media playdough akan membuat
anak lebih suka berkreasi untuk membuat atau menciptakan benda sesuai dengan
imajinasinya sehingga dapat mengembangkan kreativitasnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
5
c) Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan.
d) Anak tidak cemas dan takut akibat hospitalisasi.
e) Mempererat hubungan antara perawat dan anak
C. Sasaran
6
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A. Karakteristik Sasaran
Peserta yang mengikuti terapi bermain ini adalah anak usia 4 tahun (pre-
school) yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Mereka dengan sakit fraktur
pada ekstremitas bawah dengan kesadaran compos mentis, kooperatif dan keadaan
umum baik.
B. Prinsip Bermain
1. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan
3. Kelompok umur yang sama
4. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak
5. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak
6. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak menjadi terampil
7. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain
8. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit
C. Karekteristik Permainan
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang
lainyang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Todler.
2. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-
masingmempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya
7
tidak adainteraksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak
preschool. Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang sama
tetapibelum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas,
anak bermainsesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi
danterencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolah Adolesen.
3. Puzzle
4. Bermain peran
9
D. Fungsi Bermain
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris dan motorik,
perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri,
perkembangan moral dan bermain sebagai terapi (Soetjiningsih, 2015).
1. Perkembangan Sensoris-motorik
Pada saat melakukan permainan aktivitas sensoris-motoris merupakan
komponen terbesar yang digunakan anak sehingga kemampuan pengindera
ananak dimulai meningkat dengan adanya stimulasi-stimulasi yang diterima anak
seperti: stimulasi visual, stimulasi pendengaran, stimulasi taktil (sentuhan)
danstimulasi kinetik.
2. Perkembangan Intelektual (Kognitif)
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan memanipulasi segala sesuatu
yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran,
tekstur dan membedakan objek.
3. Perkembangan Sosial
Ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui
kegiatan bermain, anak akan belajar memberi danmenerima. Bermain dengan
orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan sosial dan
belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut.
4. Perkembangan Kreativitas
Dimana melalui kegiatan bermain anak akan belajar mengembangkan
kemampuannya dan mencoba merealisasikan ide-idenya.
5. Perkembangan Kesadaran diri
Melalui bermain, anak akan mengembangkan kemampuan dan membandingkan
dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba peran-peran baru
dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Anak mempelajari nilai yang benar dan salah dari lingkungan, terutama dariorang
tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapat
kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima
dilingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok
yangada dalam lingkungannya.
10
7. Bermain sebagai Terapi
Pada saat anak dirawat dirumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan
yang sangat tidak menyenangkan seperti : marah, takut, cemas, sedih dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stresor yang ada di lingkungan rumah sakit. Untuk itu,
dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan, anak akan dapat mengalihkan
rasa sakitnya pada permainannya (distraksi).
E. Kategori berrmain
1. Bermain aktif
Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan anak, apakah
dalam bentuk kesenangan bermain alat misalnya mewarnai gambar, melipat kertas
origami, puzzle dan menempel gambar. Bermain aktif juga dapat dilakukandengan
bermain peran misalnya bermain dokter-dokteran dan bermain dengan menebak
kata (Hurlock, 1998).
2. Bermain pasif
Dalam bermain pasif, hiburan atau kesenangan diperoleh dari kegiatan orang
lain.Pemain menghabiskan sedikit energi, anak hanya menikmati temannya
bermain atau menonton televisi dan membaca buku. Bermain tanpa mengeluarkan
banyak tenaga, tetapi kesenangannya hampir sama dengan bermain aktif (Hurlock,
1998)
11
BAB III
Metodologi Bermain
A. Deskripsi Bermain
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi
kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berpilaku dewasa. (aziz alimul,
2009). Johnson (1999, dalam Tedjasaputra, 2001) mengungkapkan bahwa istilah
bermain merupakan konsep yang tidak mudah untuk dijabarkan. Banyak pendapat
berbeda tentang pengertian bermain. Santrock (2007) mengatakan bahwa bermain
adalah aktivitas yang mennyenangkan yang dilakukan untuk bersenang-senang.
Sedangkan menurut KBBI, bermain adalah melakukan kegiatan untuk
menyenangkan hati, dengan menggunakan alat-alat tertentu maupun tidak.
Bermain konstruktif adalah kegiatan dimana anak mencoba untuk membangun
sesuatu, seperti benteng yang dibuat dari balok atau gambar rumah yang dibuat
dengan kertas dan pensil warna (Forman & Hill, 1980; Forman, 1998; Scarlet,
dkk, 2005).
Terapi bermain yang akan diberikan ialah Plastisin yaitu media bermain
berupa adonan lunak yang mempunyai berbagai warna yang dapat dibuat menjadi
berbagai bentuk sesuai dengan keinginan kita. Permainan yang akan dilakukan
hanya membuat karakter dari plastisin dan menempelkan plastisin pada gambar
buah yang telah disediakan. Bermain plastisin adalah aktivitas yang mudah dan
menyenangkan. Bermain plastisin dapat memberikan kesenangan dan kepuasan
pada anak-anak. Setelah itu dilanjut dengan mengajarkan anak gerakan memcuci
tangan 6 langkah dengan di iringi nyanyian.
12
Menumbuhkan sportivitas.
Mengembangkan kepercayaan diri
Mengembangkan kreativitas.
Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide-idenya.
Permainanadalah media yang sangat efektif untuk mengekspresikan
berbagai perasaan yangtidak menyenangkan.
Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
D. Jenis Permainan
Bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain aktif
dan yang pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif kesenangan
diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif
kesenangan didapatkan dari orang lain.
1. Bermain aktif
Bermain mengamati /menyelidiki (Exploratory play)
Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-
ngocok apakah ada bunyi mencuim, meraba, menekan, dan kadang-kadang
berusaha membongkar.
Bermain konstruksi (construction play). Pada anak umur 3 tahun, misalnya
dengan menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan. Dll.
2. Bermain drama (dramatik play)
Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan saudara-
saudaranya atau dengan teman-temannya, Bermain bola, tali, dan
sebagainya
3. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan
mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah
bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya.
Contohnya:
a) Melihat gambar- gambar dibuku- buku/ majalah
b) Mendengarkan cerita atau music
13
c) Menonton televise tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolah Adolesen.
E. Alat Bermain
Alat permainan yang dianjurkan :
Lilin yang dapat dibentuk
Kertas bergambar : buah buahan
Handscrub
2 Meja lipat
F. Proses Bermain
a) Mengikuti
a) Menyiapkan
Kegiatan bermain b) Menanggapi
mainan c) Mengikuti
( 20 menit )
b) Bermain menebak
warna dan
membentuk benda
c) Meminta anak
mencocokkan
warna yang sesuai
d) Meminta anak
mengekspresikan
perasaannya
e) Memberikan
Evaluasi reward jika anak
a) Memperhatikan
( 10 menit )
berhasil b) Menanggapi
a) Mengakhiri
permainan
b) Melakukan
evaluasi
14
G. Waktu Pelaksanaan
Pokok Bahasa : Terapi Bermain Pada anak di Instalasi Keperawatan
anak
J. Perorganisasian
Jumlah leader 1 orang, fasilitator 2 orang dan 2 orang observer dengan susunan
sebagai berikut:
Leader : Aulia noor azizah
Observer : Lutfi dwi anggreani
: Ismia ningrum
: Cindy karmila
15
a. Peran Leader
Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat
dalam kegiatan
b. Peran Fasilitator
Mempertahankan kehadiran peserta
Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar
maupun dari dalam kelompok.
c. Peran Observer
Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy
Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan
Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan play therapy
Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi
K. System Evaluasi
a) Evaluasi struktur yang diharapkan
Alat-alat yang digunakan lengkap
Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti
kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saatanak
sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Setelah dilakukan tindakan terapi bermaian ini diharapkan anak dapat melanjutkan
tumbuh kembang yang mormal pada saat sakit, mengekspresikan perasaan, keinginan
dan fantasi serta ide-idenya, mengembangkan kreativitas dan kemampuan
memecahkan masalah, dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena
sakit dan di rawat di RS, serta mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang
dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi.
17
Daftar Pustaka
18