Kontusio
Kerusakan sel otak
Laserasi
Mual, muntah
O2 gangguan metabolisme
tek. hidrostatik Asupan nutrisi kurang
Asam laktat
Kebocoran cairan kapiler
Gangguan perfusi jaringan Oedema paru
Cerebral
Difusi O2 terhambat
Penentuan Diskripsi
keparahan
Minor / GCS 13 – 15
Ringan Hilang kesadaran atau amnesia < 30 menit,
tidak ada fraktur tengkorak, tidak ada kontusio
serebral, hematom
Sedang GCS 9 – 12
Hilang kesadaran atau amnesia > 30 menit ttp <
24 jam, dapat mengalami fraktur tengkorak
Berat GCS 3 – 8 Hilang kesadaran atau amnesia > 24
jam. Juga meliputi kontusio serebral, laserasi,
atau hematom intra kranial.
PRINSIP
• CEDERA PENATALAKSANAAN
KEPALA RINGAN :
- Pasien dapat dipulangkan tanpa perlu
dilakukan CT Scan bila memenuhi
kriteria:
* Hasil pemeriksaan neurologis dalam
keadaan normal (status mental, gaya
jalan)
* Foto cervical normal
* Ada orang yang bertanggung jawab
mengamati
CEDERA KEPALA SEDANG
• Tekanan intrakranial
• Umur
Tipe trauma kepala
A. Trauma terbuka
Karena benda tajam atau peluru.
B. Trauma tertutup
1. Komutio / gegar otak
2. Edema serebri
3. Kontusio serebri
4. Perdarahan intracerebral
a. perdarahan epidural ( dura dan calvaria )
b. perdarahan sub dural ( dura dan arachnoid )
c. perdarahan sub arachnoid ( didalam ruang
subarachnoid)
TIPE – TIPE CEDERA KEPALA
OTAK 80%
DARAH 10%
CAIRAN SEREBROSPINAL 10% 80%
10%
Jika salah satu meningkat maka akan
terjadi kenaikan TIK kecuali salah satu
10%
komponen mengurangi volumenya.
5. SISTEM INTEGUMEN
- Risiko kerusakan integritas kulit
akibat imobilisasi - Kaji integritas kulit
- Risiko terjadi iritasi membran
mukosa akibat pemasangan
intubasi
6. SISTEM PERKEMIHAN
- Risiko terjadi perubahan urine - Kaji intake dan out put
out put - Kaji turgor kulit
- Risiko terjadi inkontinensia
Batasan Karakteristik :
• Dispneu, Penurunan suara nafas
• Orthopneu
• Cyanosis
• Kelainan suara nafas (rales, wheezing)
• Kesulitan berbicara
• Batuk, tidak efekotif atau tidak ada
• Mata melebar
• Produksi sputum
• Gelisah
• Perubahan frekuensi dan irama nafas
Kriteria Hasil :
• Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah,
tidak ada pursed lips)
• Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam
rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
• Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang
dapat menghambat jalan nafas
NIC :
Airway suction
• Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
• Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.
• Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
• Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.
• Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
memfasilitasi suksion nasotrakeal
• Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan
• Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah
kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
• Monitor status oksigen pasien
• Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
• Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien
menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
Airway Management
• Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
• Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
• Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan
• Pasang mayo bila perlu
• Lakukan fisioterapi dada jika perlu
• Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
• Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
• Lakukan suction pada mayo
• Berikan bronkodilator bila perlu
• Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
• Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
• Monitor respirasi dan status O2
Pola Nafas tidak efektif
Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuat
Batasan karakteristik :
• Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
• Penurunan pertukaran udara per menit
• Menggunakan otot pernafasan tambahan
• Nasal flaring , Dyspnea, Orthopnea
• Perubahan penyimpangan dada , Nafas pendek
• Pernafasan pursed-lip
• Peningkatan diameter anterior-posterior
• Pernafasan rata-rata/minimal
• Bayi : < 25 atau > 60
• Usia 1-4 : < 20 atau > 30
• Usia 5-14 : < 14 atau > 25
• Usia > 14 : < 11 atau > 24
• Kedalaman pernafasan
• Dewasa volume tidalnya 500 ml saat istirahat,Bayi volume
tidalnya 6-8 ml/Kg
• Timing rasio
• Penurunan kapasitas vital
Faktor yang berhubungan :
• Hiperventilasi
• Deformitas tulang
• Kelainan bentuk dinding dada
• Penurunan energi/kelelahan
• Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal
• Obesitas
• Posisi tubuh
• Kelelahan otot pernafasan
• Hipoventilasi sindrom
• Nyeri
• Kecemasan
• Disfungsi Neuromuskuler
• Kerusakan persepsi/kognitif
• Perlukaan pada jaringan syaraf tulang belakang
• Imaturitas Neurologis
NOC :
• Respiratory status : Ventilation
• Respiratory status : Airway patency
• Vital sign Status
Kriteria Hasil :
• Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
• Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
• Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)
NIC :
Airway Management
• Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust
bila perlu
• Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
• Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan
• Pasang mayo bila perlu
• Lakukan fisioterapi dada jika perlu
• Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
• Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
• Lakukan suction pada mayo
• Berikan bronkodilator bila perlu
• Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
• Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
• Monitor respirasi dan status O2
• Terapi Oksigen
– Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
– Pertahankan jalan nafas yang paten
– Atur peralatan oksigenasi
– Monitor aliran oksigen
– Pertahankan posisi pasien
– Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
– Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
oksigenasi
Vital sign Monitoring
• Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
• Catat adanya fluktuasi tekanan darah
• Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
• Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
• Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
• Monitor kualitas dari nadi
• Monitor frekuensi dan irama pernapasan
• Monitor suara paru
• Monitor pola pernapasan abnormal
• Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
• Monitor sianosis perifer
• Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
• Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
Yaitu : Penurunan jumlah oksigen yang disuplai
kejaringan pada tingkat kapiler.
Tanda :
Bicara abnormal, perubahan reaksi pupil,
ekstrimitas lemah atau lumpuh, perubahan
status mental,kesulitan menelan, perubahan
dalam respon gerak, perubahan prilaku.
NOC :
• Circulation status
• Tissue Prefusion : cerebral
Kriteria Hasil :
mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :
• Tekanan systole dandiastole dalam rentang yang diharapkan
• Tidak ada ortostatik hipertensi
• Tidk ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih
dari 15 mmHg)
• mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan:
• berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
• menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi
• memproses informasi
• membuat keputusan dengan benar
• menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat
kesadaran mambaik, tidak ada gerakan gerakan involunter
NIC :
Intrakranial Pressure (ICP) Monitoring (Monitor tekanan
intrakranial)
• Berikan informasi kepada keluarga
• Set alarm
• Monitor tekanan perfusi serebral
• Catat respon pasien terhadap stimuli
• Monitor tekanan intrakranial pasien dan respon
neurology terhadap aktivitas
• Monitor jumlah drainage cairan serebrospinal
• Monitor intake dan output cairan
• Restrain pasien jika perlu
• Monitor suhu dan angka WBC
• Kolaborasi pemberian antibiotik
• Posisikan pasien pada posisi semifowler
• Minimalkan stimuli dari lingkungan
Peripheral Sensation Management (Manajemen
sensasi perifer)
• Monitor adanya daerah tertentu yang hanya
peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
• Monitor adanya paretese
• Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit
jika ada lesi atau laserasi
• Gunakan sarun tangan untuk proteksi
• Batasi gerakan pada kepala, leher dan
punggung
• Monitor kemampuan BAB
• Kolaborasi pemberian analgetik
• Monitor adanya tromboplebitis
• Diskusikan mengenai penyebab perubahan
sensasi
Nyeri
Definisi :
Kriteria Hasil :
• Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri, mencari bantuan)
• Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri
• Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan
tanda nyeri)
• Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
• Tanda vital dalam rentang normal
NIC :
Pain Management
• Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
• Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
• Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
• Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
• Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
• Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
• Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
• Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
• Kurangi faktor presipitasi nyeri
• Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
• Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
• Ajarkan tentang teknik non farmakologi
• Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
• Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
• Tingkatkan istirahat
• Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
• Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
2. KOLABORASI
• Kelola pemberian cairan sesuai program
• Kelola terapi oksigen
• Kelola pemberian terapi diuretik, kortikosteroid, antikonvulsan,
analgetik, sedativ, antipiretik sesuai program
Gangguan persepsi sensori.
Yaitu :
Perubahan dalam jumlah atau pola dalam
mengintepretasikan stimulus yang datang, menjadi
berkurang, berlebih, menyimpang atau respon yang
salah terhadap stimulus tertentu.
TAnda :
Konsentrasi menurun, pendengaran berkurang, perubahan
respon terhadap stimulus,kelelahan, terjadi perubahan
kepekaan sensori, iritabilitas, disorientasi dalam waktu,
tempat, ruang, perubahan dalam tingkah laku,
perubahan pola komunikasi, halusinasi, komunikasi
berkurang.